Ocha pun kemudian berdiri perlahan, lantas berjalan menuju sofa. Tangisannya sudah mereda. Namun, matanya masih terlihat merah dan bengkak. Ia memang sedih dan terluka, tapi ia juga tak bisa terus berlarut dalam kesedihan. Dia kini duduk di sofa, tangannya sambil mengusap lembut perut yang sudah mulai membesar. Ocha menghela napas dalam-dalam, mencoba untuk terus menenangkan diri.Dengan suara lembut dan sedikit gemetar, ia berbicara, “Nak, maafkan Ibu ya ... Ibu gak bisa mempertahankan Papa buat kamu. Ibu tahu ini pasti sulit untuk kamu nantinya ....” Dia berhenti sejenak, mencoba menahan air mata yang mulai mengalir lagi. Tangannya masih terus mengusap lembut perutnya.“Tapi Ibu janji, akan selalu ada untuk kamu, Nak. Kita akan melewati semua ini bersama. Kamu adalah anugerah terbesar dalam hidup Ibu, dan Ibu akan melakukan apa pun untuk memastikan kamu tumbuh bahagia,” lanjut Ocha dengan penuh cinta. Ki
Read more