Setelah pulang dari bertemu dengan sang ayah. Mahira mendapat pesan dari Birendra agar menyuruhnya pulang dengan cepat karena ada yang akan dibicarakan. Mahira tahu tak ada lagi masalah Sanur.Kini Mahira telah duduk di sofa dengan punggung tegak, tangannya melipat di pangkuan. Wajahnya tenang, tetapi ada bayangan kekhawatiran di matanya. Birendra berdiri tak jauh darinya, mondar-mandir beberapa kali sebelum akhirnya berhenti di hadapannya. Ada ketegangan yang tak terucapkan di udara."Duduklah, Mas. Jangan mondar-mandir terus," titah Mahira merasa pusing dengan tingkah Birendra.Birendra berhenti sejenak di depan Mahira. Dia menarik napas dalam-dalam, kemudian duduk di ujung sofa, memegang tangan Mahira yang dingin. Dia menunduk, menghindari kontak mata.“Mahira, aku harus bicara denganmu. Ini tidak mudah, tapi sudah lama kurenungkan sejak lama. Aku ingin kamu tahu, ini bukan tentang kamu. Ini tentang perasaanku yang sekarang berbeda," ujar Birendra dengan nada suara bergetar dan men
Read more