All Chapters of Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku: Chapter 31 - Chapter 40

56 Chapters

Bayangan masa lalu

Olivia meremas selimutnya. Dia tau persyaratannya tidak mungki di setujui dengan mudah. Tapi tidak ada salahnya untuk usaha bukan?"Apa syaratnya?" Nicholas masih menampakkan wajah dinginnya."Perusahaan Soetedjo Grup sepenuhnya berjalan atas kendaliku. Aku tidak mau kau ikut campur di dalamnya." Olivia menatap icholas penuh keyakinan."Oke!" Nicholas masiih dengan posisinya.Mulut Olivia membulat. Dengan mudahnya p;ria itu menyetujuinya. Ini sangat tidak mungkin. Apakah tugasnya di atas ranjang begitu memuaskannya sampai pria kutub utara ini bertekukk lutut begitu saja.TIdak mau terlihat bodoh, Olivia segera melanjutkan rencana selanjutnya. Jika perusahaan bisa di berikan begitu mudah.Seharusnya permintaannya ini tidaklah sulit bagi Nicholas. Olivia turun dari ranjang dan berdiri di depan Tuannya."Aku ingin kita jaga jarak, aku tidak mau terlalu intim dan melayani ..." Bibir Olivia berhenti seketika."Tidak! Tidak akan,"Alis Olivia berkerut seketika. Nicholas bisa mengorbakan per
Read more

Ancaman

Melihat mantan pembantunya datang. Nita melangkah mendekat dan menatapanya dengan tatapan memicing."Siapa yang menyuruhmu datang kembali?" tanya Nita menahan amarahnya.Napas Nita kembang kempis saat melihat orang yang amat dia benci kembali datang. Dirinya tidak akan pernah melupakan bagaimana wanita ini membuat Putranya gila."Tiba-tiba aku ingin Pizza mozarella langganan Mama, bisa kau ajak Olivia dan dua anak itu jalan-jalan?" Nita melempar senyum merekahnya ke arah NIcholas dan Olivia.Nicholas masih membatu. Dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat di hadapannya. Wanita yang selama ini dia rindukan muncul di hadapannya. Di saat bersamaan Ricky keluar dari pintu dan memberi hormat. Pria paruh baya itu melangkah mendekati Nicholas dan membuka pintu mobil."Silahkan Tuan, saya akan mengantar Anda dan Nona Olivia," ucap Ricky membungkukkan badan.Boy dan gadis sedikit kecewa. Namun wajah mereka kembali cerah saat mendengar akan pergi ke restoran pizza.Dua anak itu kembali naik
Read more

Tatapan menggoda

Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi. Mungkin kata-kata ini sangat tepat untuk mendeskripsikan suasana hati Olivia saat ini.Sejak melihat kecantikan Flora, jiwa minder dalam hatinya meronta. Sudah satu jam dia berada di kamar gonta-ganti baju kantor yang cocok. Semua jasnya terasa tidak cocok dia pakai."Astaga, Olivia!" Mata Fika melebar melihat kamar Olivia yang sudah seperti pesawat terjun bebas."Semua nggak cocok banget sama aku Tan, lihat ini, yang ini, dan ini juga." Flora menempelkan beberapa jas ke tubuhnya."Cocok kok, kamu cantik." Fika melihat penampilan Olivia."Nggak cocok Tan, ini terlalu mewah!" Olivia menghempaskan tubuhnya ke kasur."Olivia, sudah jam tujuh lebih. Nanti kamu telat ke kantor loh. Bukankah sekarang hari yang kau nantikan?" Fika meraih kas putih dan kemeja hitam lalu menyodorkan ke Olivia."Siap-siap sekarang. Aku jamin kau cocok pakai jas ini. Lima menit, kau mau belum keluar. Tante akan seret kamu! Oke," lanjut Fika keluar kamar.Lima menit berlalu,
Read more

Lagi dan lagi

Dua mobil berhenti di sebuah kontruksi yang masih delapan puluh persen penyelesaian. Hanya menunggu dua puluh hari saja bangunan ini bisaberoprasi. Di dalam gedung. Beberapa kios dengan pintu kaca sudah berjajar rapi. Eskalator juga sudah bisa di fungsikan. Olivia melangkah menuju salah satu tempat mall tersebut.Tepat di lantai tiga, terdapat sebuah ruangan seperti aquarium besar. Di dalam aquarium itu sudha di hias demikian rupa sehingga menyerupai dasar laut. Mulai dari terumbu karang dan beberapa ikan kecil."Seperti yang sedang hits belakangan ini, Soetedjo grup akan memiliki seorang putri duyung," ucap Olivia memamerkan senyuman cerahnya."Apakah Nona Olivia sudah mempersiapkan semuanya?" tanya Kenzo ragu."Ya, pemainnya sudah datang. Kita hanya perlu memberinya surat kontrak." Olivia memandang remeh Kenzo.Dia tau pria itu pasti mencari celah untuk menjatuhkannya. Semua konsep sudah tersusun rapi hanya tinggal eksekusi saja. Sejauh ini Kenzo sudah menghancurkan perusahaan deng
Read more

Masa lalu Max

Di tempat berbeda, seorang dengan bekas luka di wajahnya meneguk anggur merah. Dia tidak percaya pria itu akan datang menemuinya. "Kau sudah menyimpan bangkai terlalu lama, sudah aku bilang. Habisi dia lebih awal, sekarang lihat! Bahkan kau tidak bisa berbuat apapun." seorang pria bertubuh tegap yang biasa di panggil Jordan menatap remeh Max.Ingatan Max kembali di enam tahun ke belakang. Dimana dia masih menjadi bawahan seorang gangster terkenal. Wajah sang ketua tidak pernah nampak, karena memang itulah ciri khasnya.Setiap tugas akan di berikan ke bawahan dan akan di tuntaskan. Dia hanya perlu mengatur strategi agar permainan berjalan mulus yang yang tentunya menjamin Client tetap aman.Semua berjalan lancar sampai sang bawahan, Max. Merasa dia hanyalah seperti budak yang mengemis belas kasih, sedangkan dia orang yang paling kompeten."Ini untukmu dan ini untukku," ucap Mark membagi pendapat yang tidak seimbang.Max hanya melihat dollar yang di dapat tidak seberapa dengan bagian
Read more

Tiga bulan sekali

Olivia baru saja membuka matanya. Ujung matanya melihat jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi. Masih sangat pagi untuk bersiap ke kantor.Hembusan angin yang masih sangat dingin membuat tubuhnya enggan untuk beranjak. Namun matanya tidak mau kembali terpejam. Isi kepalanya saling bertabrakan saat ini. Dia tidak tau mengapa hatinya saling berabrakan. Ucapan Nicholas kemarin membuatnya selalu terbayang akan pria tersebut. Dari sekian siksaan yang dia alami dan sejuta dendam yang membara di hatinya sekeika sirna saat itu. Entah iblis apa yang merasukinya saat ini. Tidak mau larut dengan perasaan tidak jelas ini, Olivia beranjak dari kasur dan melangkah menuruni tangga. Dia melihat Fika sedang memasak sarapan pagi.Alis Fika bertaut saat melihat Olivia yang sudah bangun. Hari masih terlalu pagi untuk memasang wajah masam. Olivia duduk di kursi dan menatap Fika penuh arti."Kau bisa kembali tidur, lihat wajahmu itu! Sangat menyebalkan." Fika tersenyum kecut."Apakah kau pernah b
Read more

Makan malam bersama

Setelah empat jam berlalu, Olivia keluar dari sebuah ruangan. Wanita itu terlihat anggun dengan balutan gaun berwarna emerald yang memperlihatkan tulang selangka dan punggung putih bersih.Rasa kantuk yang membuat berat mata Ricky hilang seketika saat melihat calon Nyonya besarnya. Mata pria paruh baya itu melebar saat Olivia melangkah mendekat.Melihat reaksi Ricky yang berlebihan membuat Olivia terasa kikuk. Sepertinya penampilannya sangat mencolok."Bagaimana kalau aku ganti baju aja? Ini terlalu terbuka," ucap Olivia yang merasa tak nyaman."Tuan suka terbuka, Nona," jawab Ricky tanpa sadar kerena masih terkesima dengan sosok di hadapannya."Apa katamu!" Wajah Olivia memerah karena malu."Maaf Nona, maksud saya ini cocok dengan Anda. Tuan Nicholas memilih gaun ini secara langsung di butik. Saya yakin Tuan menyukai penampilan Anda malam ini," lanjut Ricky segera memperbaiki kalimatnya.Seorang pria berpostur tinggi dengan langkah gemulai mendekati keduanya. Dia mencubit pipi Olivia
Read more

360° Berbeda

Mata Olivia berkaca. Sakit hati yang dia rasakan jauh lebih sakit dari pada goresan di lehernya. Cairan merah mulai mengalir di leher, tapi Nicholas tetap tenang."Kau pikir aku bodoh? Tidak usah berpura-pura," ucap Max.Nicholas bangkit dari kursinya dan melangkah mendekati Max yang masih mengunci Olivia. Dengan santainya pria itu menuang anggur dan menyodorkannya pada Max."Bukankah dulu kita teman baik?" Nicholas mengangkat gelas dan tersenyum kecil.Mendengar itu tubuh Max mematung, tangannya mendadak las dan melepaskan Olivia begitu saja. Matanya membulat sempurna menatap Nicholas yang saat ini berdiri tepat di hadapannya."Dulu aku tidak mengerti mengapa aku selalu memimpikan pertempuran. Aku sering melihat darah yang berceceran, pistol, dan beberapa pisau. Tidak hanya itu, aku sering melihat rekanku. Meskipun samar, aku pastikan itu kau. Benarkah!?" Nicholas menatap dalam Max.Nicholas mengambil lap di meja dan membersihkan luka di leher Olivia. Jauh dalam hatinya, dia sangat k
Read more

Pernikahan Nicholas

Nicholas menatap jauh ke arah langit malam bertabur bintang. Dia tidak menyangka di saat hatinya mulia luluh, dunia Tidka berpihak padanya.Seorang wanita memutar ganggang pintu dan masuk. Dia melangkah mendekati Nicholas dan memeluknya dari belakang. Dengan wajah dingin pria itu melepaskan pelukan sang wanita."Bukankah kau sudah berjanji akan jadi milikku setelah aku ungkap semua kebenarannya?" ucap Flora manja."Milikmu bukan berarti kau bisa berbuat sesuka hatimu," jawab Nicholas dingin.Dari arah belakang Ricky datang dan menghentikan langkahnya di ambang pintu. Matanya membulat saat melihat seorang wanita yang memeluk Tuanya. Pria tua itu segera membalikkan badan."Lain kali kau harus menjaga sikapmu!" ucap Flora ketus.Nicholas mengepalkan tangannya, ingin sekali dia menampar wanita ini karena telah berani tidak sopan dengan orang kepercayaannya. Akan tetapi, dia tidak dapat berbuat apapun."Ada apa?" tanya Nicholas mendekat.Ricky membalik badan. Sorot matanya di penuhi dengan
Read more

Ikrar suci

Di sebuah kamar yang sudah di hias sedemikian rupa, layaknya kamar pengantin. Nicholas masih duduk di sofa dengan dua botol anggur di hadapannya. "Aku tidak percaya gadis itu bisa merubah posisiku dengan cepat." Flora mengusap bibirnya dengan lipstik berwarna merah menyala.Tidak menghiraukan ucapan pengantin wanitanya. Nicholas menuangkan anggur merah ke gelasnya lagi. Wajah putih Nicholas mulai memerah karena mabuk.Melihat ini amarah Flora meledak, dia mendekat dan mengarahkan wajah Nicholas untuk menatapnya. Dia benar-benar tidak percaya cinta yang telah lama dia pupuk elah mati begitu saja."Urusan kita hanya sebagai rekan kerja. Selain itu kau tidak berhak atas hidupku!" Nicholas menatap Flora penuh amarah."Kau bukan Nicholas yang aku kenal," ucap Flora mengeratkan rahangnya."Ya, memang aku bukan Nicholas yang dulu. Dia sudah mati bersama rasa cinta yang kau tinggalkan begitu saja. Pikiran saja bagaimana aku masuk ke Klan itu dan pergi dari hidupku. Jangan buang-buang waktu k
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status