Share

Ancaman

Penulis: Mom Aish
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-05 23:36:38

Melihat mantan pembantunya datang. Nita melangkah mendekat dan menatapanya dengan tatapan memicing.

"Siapa yang menyuruhmu datang kembali?" tanya Nita menahan amarahnya.

Napas Nita kembang kempis saat melihat orang yang amat dia benci kembali datang. Dirinya tidak akan pernah melupakan bagaimana wanita ini membuat Putranya gila.

"Tiba-tiba aku ingin Pizza mozarella langganan Mama, bisa kau ajak Olivia dan dua anak itu jalan-jalan?" Nita melempar senyum merekahnya ke arah NIcholas dan Olivia.

Nicholas masih membatu. Dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat di hadapannya. Wanita yang selama ini dia rindukan muncul di hadapannya.

Di saat bersamaan Ricky keluar dari pintu dan memberi hormat. Pria paruh baya itu melangkah mendekati Nicholas dan membuka pintu mobil.

"Silahkan Tuan, saya akan mengantar Anda dan Nona Olivia," ucap Ricky membungkukkan badan.

Boy dan gadis sedikit kecewa. Namun wajah mereka kembali cerah saat mendengar akan pergi ke restoran pizza.

Dua anak itu kembali naik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Tatapan menggoda

    Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi. Mungkin kata-kata ini sangat tepat untuk mendeskripsikan suasana hati Olivia saat ini.Sejak melihat kecantikan Flora, jiwa minder dalam hatinya meronta. Sudah satu jam dia berada di kamar gonta-ganti baju kantor yang cocok. Semua jasnya terasa tidak cocok dia pakai."Astaga, Olivia!" Mata Fika melebar melihat kamar Olivia yang sudah seperti pesawat terjun bebas."Semua nggak cocok banget sama aku Tan, lihat ini, yang ini, dan ini juga." Flora menempelkan beberapa jas ke tubuhnya."Cocok kok, kamu cantik." Fika melihat penampilan Olivia."Nggak cocok Tan, ini terlalu mewah!" Olivia menghempaskan tubuhnya ke kasur."Olivia, sudah jam tujuh lebih. Nanti kamu telat ke kantor loh. Bukankah sekarang hari yang kau nantikan?" Fika meraih kas putih dan kemeja hitam lalu menyodorkan ke Olivia."Siap-siap sekarang. Aku jamin kau cocok pakai jas ini. Lima menit, kau mau belum keluar. Tante akan seret kamu! Oke," lanjut Fika keluar kamar.Lima menit berlalu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Lagi dan lagi

    Dua mobil berhenti di sebuah kontruksi yang masih delapan puluh persen penyelesaian. Hanya menunggu dua puluh hari saja bangunan ini bisaberoprasi. Di dalam gedung. Beberapa kios dengan pintu kaca sudah berjajar rapi. Eskalator juga sudah bisa di fungsikan. Olivia melangkah menuju salah satu tempat mall tersebut.Tepat di lantai tiga, terdapat sebuah ruangan seperti aquarium besar. Di dalam aquarium itu sudha di hias demikian rupa sehingga menyerupai dasar laut. Mulai dari terumbu karang dan beberapa ikan kecil."Seperti yang sedang hits belakangan ini, Soetedjo grup akan memiliki seorang putri duyung," ucap Olivia memamerkan senyuman cerahnya."Apakah Nona Olivia sudah mempersiapkan semuanya?" tanya Kenzo ragu."Ya, pemainnya sudah datang. Kita hanya perlu memberinya surat kontrak." Olivia memandang remeh Kenzo.Dia tau pria itu pasti mencari celah untuk menjatuhkannya. Semua konsep sudah tersusun rapi hanya tinggal eksekusi saja. Sejauh ini Kenzo sudah menghancurkan perusahaan deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Masa lalu Max

    Di tempat berbeda, seorang dengan bekas luka di wajahnya meneguk anggur merah. Dia tidak percaya pria itu akan datang menemuinya. "Kau sudah menyimpan bangkai terlalu lama, sudah aku bilang. Habisi dia lebih awal, sekarang lihat! Bahkan kau tidak bisa berbuat apapun." seorang pria bertubuh tegap yang biasa di panggil Jordan menatap remeh Max.Ingatan Max kembali di enam tahun ke belakang. Dimana dia masih menjadi bawahan seorang gangster terkenal. Wajah sang ketua tidak pernah nampak, karena memang itulah ciri khasnya.Setiap tugas akan di berikan ke bawahan dan akan di tuntaskan. Dia hanya perlu mengatur strategi agar permainan berjalan mulus yang yang tentunya menjamin Client tetap aman.Semua berjalan lancar sampai sang bawahan, Max. Merasa dia hanyalah seperti budak yang mengemis belas kasih, sedangkan dia orang yang paling kompeten."Ini untukmu dan ini untukku," ucap Mark membagi pendapat yang tidak seimbang.Max hanya melihat dollar yang di dapat tidak seberapa dengan bagian

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Tiga bulan sekali

    Olivia baru saja membuka matanya. Ujung matanya melihat jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi. Masih sangat pagi untuk bersiap ke kantor.Hembusan angin yang masih sangat dingin membuat tubuhnya enggan untuk beranjak. Namun matanya tidak mau kembali terpejam. Isi kepalanya saling bertabrakan saat ini. Dia tidak tau mengapa hatinya saling berabrakan. Ucapan Nicholas kemarin membuatnya selalu terbayang akan pria tersebut. Dari sekian siksaan yang dia alami dan sejuta dendam yang membara di hatinya sekeika sirna saat itu. Entah iblis apa yang merasukinya saat ini. Tidak mau larut dengan perasaan tidak jelas ini, Olivia beranjak dari kasur dan melangkah menuruni tangga. Dia melihat Fika sedang memasak sarapan pagi.Alis Fika bertaut saat melihat Olivia yang sudah bangun. Hari masih terlalu pagi untuk memasang wajah masam. Olivia duduk di kursi dan menatap Fika penuh arti."Kau bisa kembali tidur, lihat wajahmu itu! Sangat menyebalkan." Fika tersenyum kecut."Apakah kau pernah b

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Makan malam bersama

    Setelah empat jam berlalu, Olivia keluar dari sebuah ruangan. Wanita itu terlihat anggun dengan balutan gaun berwarna emerald yang memperlihatkan tulang selangka dan punggung putih bersih.Rasa kantuk yang membuat berat mata Ricky hilang seketika saat melihat calon Nyonya besarnya. Mata pria paruh baya itu melebar saat Olivia melangkah mendekat.Melihat reaksi Ricky yang berlebihan membuat Olivia terasa kikuk. Sepertinya penampilannya sangat mencolok."Bagaimana kalau aku ganti baju aja? Ini terlalu terbuka," ucap Olivia yang merasa tak nyaman."Tuan suka terbuka, Nona," jawab Ricky tanpa sadar kerena masih terkesima dengan sosok di hadapannya."Apa katamu!" Wajah Olivia memerah karena malu."Maaf Nona, maksud saya ini cocok dengan Anda. Tuan Nicholas memilih gaun ini secara langsung di butik. Saya yakin Tuan menyukai penampilan Anda malam ini," lanjut Ricky segera memperbaiki kalimatnya.Seorang pria berpostur tinggi dengan langkah gemulai mendekati keduanya. Dia mencubit pipi Olivia

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   360° Berbeda

    Mata Olivia berkaca. Sakit hati yang dia rasakan jauh lebih sakit dari pada goresan di lehernya. Cairan merah mulai mengalir di leher, tapi Nicholas tetap tenang."Kau pikir aku bodoh? Tidak usah berpura-pura," ucap Max.Nicholas bangkit dari kursinya dan melangkah mendekati Max yang masih mengunci Olivia. Dengan santainya pria itu menuang anggur dan menyodorkannya pada Max."Bukankah dulu kita teman baik?" Nicholas mengangkat gelas dan tersenyum kecil.Mendengar itu tubuh Max mematung, tangannya mendadak las dan melepaskan Olivia begitu saja. Matanya membulat sempurna menatap Nicholas yang saat ini berdiri tepat di hadapannya."Dulu aku tidak mengerti mengapa aku selalu memimpikan pertempuran. Aku sering melihat darah yang berceceran, pistol, dan beberapa pisau. Tidak hanya itu, aku sering melihat rekanku. Meskipun samar, aku pastikan itu kau. Benarkah!?" Nicholas menatap dalam Max.Nicholas mengambil lap di meja dan membersihkan luka di leher Olivia. Jauh dalam hatinya, dia sangat k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Pernikahan Nicholas

    Nicholas menatap jauh ke arah langit malam bertabur bintang. Dia tidak menyangka di saat hatinya mulia luluh, dunia Tidka berpihak padanya.Seorang wanita memutar ganggang pintu dan masuk. Dia melangkah mendekati Nicholas dan memeluknya dari belakang. Dengan wajah dingin pria itu melepaskan pelukan sang wanita."Bukankah kau sudah berjanji akan jadi milikku setelah aku ungkap semua kebenarannya?" ucap Flora manja."Milikmu bukan berarti kau bisa berbuat sesuka hatimu," jawab Nicholas dingin.Dari arah belakang Ricky datang dan menghentikan langkahnya di ambang pintu. Matanya membulat saat melihat seorang wanita yang memeluk Tuanya. Pria tua itu segera membalikkan badan."Lain kali kau harus menjaga sikapmu!" ucap Flora ketus.Nicholas mengepalkan tangannya, ingin sekali dia menampar wanita ini karena telah berani tidak sopan dengan orang kepercayaannya. Akan tetapi, dia tidak dapat berbuat apapun."Ada apa?" tanya Nicholas mendekat.Ricky membalik badan. Sorot matanya di penuhi dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Ikrar suci

    Di sebuah kamar yang sudah di hias sedemikian rupa, layaknya kamar pengantin. Nicholas masih duduk di sofa dengan dua botol anggur di hadapannya. "Aku tidak percaya gadis itu bisa merubah posisiku dengan cepat." Flora mengusap bibirnya dengan lipstik berwarna merah menyala.Tidak menghiraukan ucapan pengantin wanitanya. Nicholas menuangkan anggur merah ke gelasnya lagi. Wajah putih Nicholas mulai memerah karena mabuk.Melihat ini amarah Flora meledak, dia mendekat dan mengarahkan wajah Nicholas untuk menatapnya. Dia benar-benar tidak percaya cinta yang telah lama dia pupuk elah mati begitu saja."Urusan kita hanya sebagai rekan kerja. Selain itu kau tidak berhak atas hidupku!" Nicholas menatap Flora penuh amarah."Kau bukan Nicholas yang aku kenal," ucap Flora mengeratkan rahangnya."Ya, memang aku bukan Nicholas yang dulu. Dia sudah mati bersama rasa cinta yang kau tinggalkan begitu saja. Pikiran saja bagaimana aku masuk ke Klan itu dan pergi dari hidupku. Jangan buang-buang waktu k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08

Bab terbaru

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   TAMAT

    Malam itu, Olivia duduk di ruang makan besar rumahnya, ditemani nyala lilin yang menerangi meja dengan cahaya hangat. Suasana di ruangan terasa begitu damai, namun ada sesuatu di matanya yang tampak tidak tenang. Di depannya, Dante sedang menuangkan anggur merah ke dalam gelas mereka berdua, senyumnya hangat seperti biasanya.“Sudah cukup lama sejak terakhir kali kita makan malam bersama,” kata Dante sambil menatap Olivia lembut.Olivia mengangguk, tersenyum kecil. “Ya, aku sibuk dengan Leon, dan kau dengan proyek besar itu.”Dante tertawa kecil. “Tapi malam ini tidak ada pekerjaan, tidak ada gangguan. Hanya kita berdua.”---Makan malam dimulai dengan hidangan pasta dan salad segar. Dante, seperti biasa, mulai bercerita tentang kegiatannya. Namun kali ini, dia lebih banyak membicarakan Leon—tentang betapa lucunya bocah itu saat mencoba berbicara dan berjalan.“Kau tahu,” kata Dante sambil menyuapkan makanan ke mulutnya, “Leon sepertinya punya bakat untuk jadi pemimpin. Dia punya tata

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Merahasiakan identitas

    Nicholas duduk di sebuah kafe kecil di tengah kota pegunungan, menikmati secangkir kopi hitam sambil menatap jendela. Bisnis membawanya ke kota ini, tempat yang tidak pernah ia duga akan memutarbalikkan hidupnya. Dia mencoba menikmati momen tenang setelah serangkaian rapat panjang, tapi pikirannya terus melayang pada masa lalu—terutama pada Olivia.Di sudut lain kafe, seorang anak kecil berlari-lari membawa balon warna-warni, diikuti oleh suara lembut seorang wanita yang memanggilnya. “Leon, hati-hati! Jangan terlalu jauh!”Nicholas mengangkat pandangannya, menatap sekilas ke arah suara itu. Namun yang menarik perhatiannya bukan wanita itu, melainkan anak laki-laki kecil dengan rambut hitam dan mata cokelat pekat—mata yang sangat mirip dengannya.---Leon berlari ke arah meja Nicholas, balonnya tersangkut di kursi. Nicholas tersenyum kecil, membantu melepaskan balon itu."Balonmu hampir hilang, Nak," katanya sambil menyerahkannya kembali.Leon menatap Nicholas dengan mata besar dan po

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Kehidupan baru

    Di sebuah rumah tersembunyi di pegunungan yang jauh dari hiruk-pikuk kota, Olivia terbaring di ranjang kayu besar dengan wajah yang pucat namun penuh tekad. Hari itu tiba lebih cepat dari yang dia bayangkan. Kontraksi yang semakin kuat membuat tubuhnya lelah, tetapi pikirannya hanya tertuju pada satu hal: anak yang sedang dia bawa ke dunia ini.Dante berdiri di luar kamar, gelisah dan cemas. Para tenaga medis yang dia datangkan dari kota terus keluar-masuk ruangan, memberikan laporan bahwa proses persalinan ini memerlukan waktu. Olivia tetap tenang, meski rasa sakit tak pernah berhenti.---Olivia menggenggam erat tepi tempat tidurnya, memejamkan mata untuk menahan nyeri yang datang dalam gelombang. Seorang dokter duduk di sisinya, membimbingnya dengan suara lembut. "Olivia, kau kuat. Tarik napas dalam, lalu dorong. Kau hampir sampai."Air mata membasahi pipinya, tetapi bukan hanya karena rasa sakit. Ada kebahagiaan yang perlahan tumbuh di hatinya. Setiap dorongan membawa dia lebih de

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Malam mencekam

    Jeritan kecil keluar dari bibir Olivia saat Angel menarik rambutnya dengan kasar, memaksanya duduk di kursi kayu yang dingin. Ruangan itu gelap dan curam hanya diterangi oleh lampu redup di langit-langit. Di sudut ruangan Max berdiri sampai tersenyum sinis melihat Angel yang tampak menikmati setiap momen."Setelah sekian lama, akhirnya kau ada di tanganku, Olivia. "ujar Angel dengan nada penuh kebencian. "Kau tahu berapa banyak yang telah kau rampas dariku? Aku akan memastikan kau menyesal."Olivia menatap Angel dengan penuh ketakutan, tetapi ia tidak menunjukkan kelemahan. "jika ini yang kau mau, lakukan saja titik tapi aku tidak pernah merebut apapun darimu." katanya dengan suara gemetar tetapi tetap tegas.Angel mendekat , melambaikan tangan untuk menampar Olivia. Tetapi tiba-tiba suara langkah kaki terdengar mendekat dari luar. Suara berat dari sepatu boot yang memenuhi lorong membuat semua orang terdiam.Max segera memberi isyarat kepada anak buahnya untuk bersiap. "siapapun itu,

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Situasi mencekam

    Malam itu gelap dan sunyi, hanya suara angin dan desiran dedaunan yang terdengar di tengah hutan lebat. Rumah persembunyian Olivia yang biasanya aman. Kini menjadi target serangan berbahaya. Max dan Angel memimpin kelompok kecil bersenjata yang bergerak perlahan melalui bayangan pohon, memanfaatkan setiap celah dalam penjagaan ketat."Pastikan kalian tidak membuat suara, "bisik Max pada anak buahnya dia tahu bahwa satu langkah salah akan membawa kehancuran. Angel, di sisinya menatap rumah yang sama terlihat di kejauhan dengan mata penuh kebencian.Olivia sedang membaca buku di ruang tamu sambil meminum teh hangat. Perutnya yang semakin membesar membuatnya cepat lelah, tetapi ia berusaha tetap tenang. Dante telah memastikan semuanya aman, namun rasa cemas tetap menghantui hatinya.Tiba-tiba, seorang penjaga masuk ke ruangan dengan wajah tegang "Nona Olivia, kami mendeteksi gerakan mencurigakan di perimeter luar. Harap anda tetap di dalam."Jantung Olivia berdegup kencang. Dia tahu apa

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Menyerang

    Pagi itu, ruang rapat di salah satu gedung pencakar langit kota dipenuhi aura tegang. Nicholas Ganesha, CEO sekaligus mantan pemimpin dunia hitam, duduk di ujung meja panjang dengan sikap tenang namun berwibawa. Setelan jas hitamnya yang sempurna mempertegas wibawa yang memancar darinya. Tidak ada tanda-tanda pria yang mabuk dan meratapi masa lalu di bar beberapa malam lalu. Dante, yang juga hadir dalam rapat tersebut, memperhatikan perubahan total pada Nicholas. Di hadapannya kini berdiri sosok pria yang dingin dan tak tersentuh, jauh dari pria emosional yang ia temui di bar. "Jadi, Nicholas," kata salah satu peserta rapat, mencoba memulai diskusi, "bagaimana pendapat Anda tentang akuisisi ini?" Nicholas menganggukkan kepala dengan tenang, mengambil beberapa dokumen di hadapannya. Dengan nada datar namun tegas, ia berkata, "Angka-angka ini tidak sesuai dengan target kami. Jika kalian tidak bisa menyesuaikan margin keuntungan menjadi minimal 30 persen, maka kerja sama ini tidak a

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Mulai mengintai

    Di sudut bar yang remang, seorang pria dengan hoodie gelap duduk diam, tampak menyatu dengan kegelapan. Matanya tajam mengamati Nicholas dan Dante yang tengah berbincang. Gelak tawa mereka bercampur dengan denting gelas dan suara musik yang menggema di ruangan. Pria itu tidak pernah melepaskan pandangannya, memperhatikan setiap gerakan, ekspresi, dan bahkan bisikan mereka.Tidak jauh darinya, seorang wanita dengan gaun merah dan riasan mencolok berpura-pura menikmati malam. Dia sesekali melirik ke arah pria itu, memberi tanda bahwa semuanya terkendali. Mereka bekerja sebagai satu tim, mengintai dalam senyap.Setelah beberapa jam, pria itu bangkit perlahan, menyembunyikan wajahnya di balik bayangan hoodie. Dia berjalan menuju pintu belakang bar, bertemu dengan wanita itu di lorong sempit. Tanpa banyak bicara, mereka meninggalkan tempat itu, menyelinap ke dalam kegelapan malam.Pria itu tiba di sebuah apartemen kecil di pinggiran kota. Angel membuka pintu dengan ekspresi penuh rasa ingi

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Pelarian sementara

    Lampu neon berwarna ungu dan biru menerangi suasana bar yang penuh dengan tawa, musik, dan kemewahan. Nicholas dan Dante duduk di area VIP, di sofa kulit hitam yang menghadap langsung ke lantai dansa. Di atas meja kaca, botol anggur merah premium telah terbuka, ditemani beberapa gelas kristal.Wanita-wanita cantik dengan gaun mini yang berkilauan berkumpul di sekitar mereka. Tawa menggema di udara, dan musik yang memekakkan telinga tampak seperti soundtrack sempurna untuk malam yang penuh kebebasan.Nicholas duduk dengan santai, segelas anggur merah di tangannya. Ia tampak menikmati suasana, meskipun matanya sering kali terlihat kosong ketika tidak ada yang memperhatikan. Wanita di sampingnya mencoba menggoda, membisikkan sesuatu di telinganya, tetapi Nicholas hanya tersenyum tipis, memberikan jawaban singkat tanpa benar-benar peduli.Dante memperhatikan itu dari sisi lain sofa. "Kau tampak seperti tidak benar-benar di sini," kata Dante sambil menyesap ang

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Pertemuan tak terduga

    Hari-hari berlalu dengan monoton di vila yang sepi dan jauh dari keramaian. Olivia mulai merasa nyaman dengan rutinitas barunya, meskipun rasa terasing dan terkurung masih menghantuinya. Setiap bulan, mobil pengiriman datang membawa kebutuhan Olivia, mulai dari makanan hingga perlengkapan bayi yang akan segera ia hadapi.Selain itu, seorang tenaga medis juga ditugaskan untuk memantau kesehatan Olivia dan bayi yang dikandungnya. Setiap dua minggu sekali, dokter dan perawat datang untuk memeriksa kondisi Olivia, memastikan semuanya berjalan lancar. Meskipun hal ini memberikan rasa aman, namun dalam hati Olivia, ada perasaan terjebak yang semakin membesar.Dante, yang selalu datang dengan senyum dan kata-kata menenangkan, berusaha menjaga segala sesuatunya tetap berjalan lancar. Setiap kali ada pengiriman atau kunjungan medis, ia memastikan semuanya berjalan sesuai rencana, memastikan bahwa Olivia merasa nyaman dan aman. Namun, ia tidak bisa menyembunyikan kecemasannya setiap kali mobil

DMCA.com Protection Status