Share

Masa lalu Max

Penulis: Mom Aish
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Di tempat berbeda, seorang dengan bekas luka di wajahnya meneguk anggur merah. Dia tidak percaya pria itu akan datang menemuinya.

"Kau sudah menyimpan bangkai terlalu lama, sudah aku bilang. Habisi dia lebih awal, sekarang lihat! Bahkan kau tidak bisa berbuat apapun." seorang pria bertubuh tegap yang biasa di panggil Jordan menatap remeh Max.

Ingatan Max kembali di enam tahun ke belakang. Dimana dia masih menjadi bawahan seorang gangster terkenal. Wajah sang ketua tidak pernah nampak, karena memang itulah ciri khasnya.

Setiap tugas akan di berikan ke bawahan dan akan di tuntaskan. Dia hanya perlu mengatur strategi agar permainan berjalan mulus yang yang tentunya menjamin Client tetap aman.

Semua berjalan lancar sampai sang bawahan, Max. Merasa dia hanyalah seperti budak yang mengemis belas kasih, sedangkan dia orang yang paling kompeten.

"Ini untukmu dan ini untukku," ucap Mark membagi pendapat yang tidak seimbang.

Max hanya melihat dollar yang di dapat tidak seberapa dengan bagian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Tiga bulan sekali

    Olivia baru saja membuka matanya. Ujung matanya melihat jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi. Masih sangat pagi untuk bersiap ke kantor.Hembusan angin yang masih sangat dingin membuat tubuhnya enggan untuk beranjak. Namun matanya tidak mau kembali terpejam. Isi kepalanya saling bertabrakan saat ini. Dia tidak tau mengapa hatinya saling berabrakan. Ucapan Nicholas kemarin membuatnya selalu terbayang akan pria tersebut. Dari sekian siksaan yang dia alami dan sejuta dendam yang membara di hatinya sekeika sirna saat itu. Entah iblis apa yang merasukinya saat ini. Tidak mau larut dengan perasaan tidak jelas ini, Olivia beranjak dari kasur dan melangkah menuruni tangga. Dia melihat Fika sedang memasak sarapan pagi.Alis Fika bertaut saat melihat Olivia yang sudah bangun. Hari masih terlalu pagi untuk memasang wajah masam. Olivia duduk di kursi dan menatap Fika penuh arti."Kau bisa kembali tidur, lihat wajahmu itu! Sangat menyebalkan." Fika tersenyum kecut."Apakah kau pernah b

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Makan malam bersama

    Setelah empat jam berlalu, Olivia keluar dari sebuah ruangan. Wanita itu terlihat anggun dengan balutan gaun berwarna emerald yang memperlihatkan tulang selangka dan punggung putih bersih.Rasa kantuk yang membuat berat mata Ricky hilang seketika saat melihat calon Nyonya besarnya. Mata pria paruh baya itu melebar saat Olivia melangkah mendekat.Melihat reaksi Ricky yang berlebihan membuat Olivia terasa kikuk. Sepertinya penampilannya sangat mencolok."Bagaimana kalau aku ganti baju aja? Ini terlalu terbuka," ucap Olivia yang merasa tak nyaman."Tuan suka terbuka, Nona," jawab Ricky tanpa sadar kerena masih terkesima dengan sosok di hadapannya."Apa katamu!" Wajah Olivia memerah karena malu."Maaf Nona, maksud saya ini cocok dengan Anda. Tuan Nicholas memilih gaun ini secara langsung di butik. Saya yakin Tuan menyukai penampilan Anda malam ini," lanjut Ricky segera memperbaiki kalimatnya.Seorang pria berpostur tinggi dengan langkah gemulai mendekati keduanya. Dia mencubit pipi Olivia

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   360° Berbeda

    Mata Olivia berkaca. Sakit hati yang dia rasakan jauh lebih sakit dari pada goresan di lehernya. Cairan merah mulai mengalir di leher, tapi Nicholas tetap tenang."Kau pikir aku bodoh? Tidak usah berpura-pura," ucap Max.Nicholas bangkit dari kursinya dan melangkah mendekati Max yang masih mengunci Olivia. Dengan santainya pria itu menuang anggur dan menyodorkannya pada Max."Bukankah dulu kita teman baik?" Nicholas mengangkat gelas dan tersenyum kecil.Mendengar itu tubuh Max mematung, tangannya mendadak las dan melepaskan Olivia begitu saja. Matanya membulat sempurna menatap Nicholas yang saat ini berdiri tepat di hadapannya."Dulu aku tidak mengerti mengapa aku selalu memimpikan pertempuran. Aku sering melihat darah yang berceceran, pistol, dan beberapa pisau. Tidak hanya itu, aku sering melihat rekanku. Meskipun samar, aku pastikan itu kau. Benarkah!?" Nicholas menatap dalam Max.Nicholas mengambil lap di meja dan membersihkan luka di leher Olivia. Jauh dalam hatinya, dia sangat k

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Pernikahan Nicholas

    Nicholas menatap jauh ke arah langit malam bertabur bintang. Dia tidak menyangka di saat hatinya mulia luluh, dunia Tidka berpihak padanya.Seorang wanita memutar ganggang pintu dan masuk. Dia melangkah mendekati Nicholas dan memeluknya dari belakang. Dengan wajah dingin pria itu melepaskan pelukan sang wanita."Bukankah kau sudah berjanji akan jadi milikku setelah aku ungkap semua kebenarannya?" ucap Flora manja."Milikmu bukan berarti kau bisa berbuat sesuka hatimu," jawab Nicholas dingin.Dari arah belakang Ricky datang dan menghentikan langkahnya di ambang pintu. Matanya membulat saat melihat seorang wanita yang memeluk Tuanya. Pria tua itu segera membalikkan badan."Lain kali kau harus menjaga sikapmu!" ucap Flora ketus.Nicholas mengepalkan tangannya, ingin sekali dia menampar wanita ini karena telah berani tidak sopan dengan orang kepercayaannya. Akan tetapi, dia tidak dapat berbuat apapun."Ada apa?" tanya Nicholas mendekat.Ricky membalik badan. Sorot matanya di penuhi dengan

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Ikrar suci

    Di sebuah kamar yang sudah di hias sedemikian rupa, layaknya kamar pengantin. Nicholas masih duduk di sofa dengan dua botol anggur di hadapannya. "Aku tidak percaya gadis itu bisa merubah posisiku dengan cepat." Flora mengusap bibirnya dengan lipstik berwarna merah menyala.Tidak menghiraukan ucapan pengantin wanitanya. Nicholas menuangkan anggur merah ke gelasnya lagi. Wajah putih Nicholas mulai memerah karena mabuk.Melihat ini amarah Flora meledak, dia mendekat dan mengarahkan wajah Nicholas untuk menatapnya. Dia benar-benar tidak percaya cinta yang telah lama dia pupuk elah mati begitu saja."Urusan kita hanya sebagai rekan kerja. Selain itu kau tidak berhak atas hidupku!" Nicholas menatap Flora penuh amarah."Kau bukan Nicholas yang aku kenal," ucap Flora mengeratkan rahangnya."Ya, memang aku bukan Nicholas yang dulu. Dia sudah mati bersama rasa cinta yang kau tinggalkan begitu saja. Pikiran saja bagaimana aku masuk ke Klan itu dan pergi dari hidupku. Jangan buang-buang waktu k

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Bangku penuh gelora

    Nita memeluk Olivia. Meskipun dia terkejut dengan apa yang dia dengar. Dia yakin kalau wanita yang berada di depannya adalah orang baik. Ricky masih berdiri di belakang Olivia. Baru kali ini dirinya melihat pemandangan seperti ini."Apapun yang kau lakukan. Kau tetaplah putriku," ucap Nita membelai rambut panjang Olivia dan melepaskan pelukannya."Pergilah! Putraku sudah menunggumu. Aku yakin dia pasti sudah merubah keputusannya saat ini." Nita tersenyum lebar.Olivia hanya tersenyum kecut dan melangkah pergi mengikut langkah Ricky. Entah mengapa jantungnya berdegup kencang. Membayangkan Nicholas berdiri di hadapannya sebagai pengantin orang lain membuatnya sesak."Pak Ricky, bisa aku ke toilet sebentar," ucap Olivia.Hatinya tidak setegar itu. Kakinya mendadak lemas saat ini. Sekarang kabur adalah solusi tepat untuk masalahnya. Toh banyak orang yang sudah bertemu dengannya. Dengan begitu gosip kedekatannya dengan Nicholas bisa di tampik. Ricky tidak langsung menjawab. Dia menatap Ol

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   melepaskannya

    Mobil hitam berhenti di perusahaan Soetedjo grup. Dua penumpang di bangku belakang tidak kunjung turun. Ricky hanya mampu menghela napas panjang. Posisi Olivia memang sulit saat ini."Bukankah kau bilang kita sudah tidak ada hubungan lagi, dan aku bisa berbuat apa yang aku mau?" Mata Olivia masih sembab."Aku melepaskan untuk perusahaan, bukan dengan tubuhmu." Nicholas menyulut api pada nikotin yang terselip di bibirnya."Egois," celetuk Olivia."Semua aku lakukan tidak sebanding dengan apa yang kau berikan. Jadi jangan seolah kau sangat menyedihkan di hadapanku," kekeh Nicholas."Aku menyesal telah percaya padamu sebelumnya. Andai saja waktu dapat di putar, aku tidak akan pernah membuka hatiku untukmu. Karena orang sepertimu tidak akan pernah bisa merasakan ketulusan," lanjut Olivia mulai membuka pintu mobil."Apa aku harus mengingatkan tentang tujuanmu mendekatiku?" Alis Nicholas bertaut."Tidak perlu, aku saja yang salah telah mencintaimu." Olivia turun dari mobil dan menutup pintu

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Maafkan aku Paa

    Mentari pagi mulai bersinar, Olivia baru saja membuka matanya. Dengan malas dia meraih benda pipih yang masih berbunyi nyaring.Jam masih menunjukkan pukul lima pagi. Masih sangat pagi untuk bersiap ke kantor. Olivia menggeser tombol off untuk mematikan alarm. Matanya tertuju pada jendela kamar yang belum tertutup dengan benar.Hembusan angin pagi yang dingin masuk lewat celah jendela. Olivia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya sementara tangan satunya meraih guling dan mendekapnya erat."Gara-gara pria gila itu aku sampai lupa menutup jendela," celetuk Olivia.Wanita tersebut meraih ponselnya kembali dan mulai berselancar di dunia maya. Bukannya mendapatkan semangat pagi, hatinya semakin pedih melihat kabar terbaru pagi ini.Semua berita tidak jauh dari pernikahan Nicholas dan Flora. Banyak sekali komentar yang mendoakan kebahagiaan mereka, hanya sedikit yang menghujat keduanya."Nicholas, pernahkah kau mencintaiku dengan tulus? Bukan hanya karena kenikmatan sesaat itu," ucap Oli

Bab terbaru

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Olivia di culik

    Mata Kenzo masih membulat saat melihat dua orang beridi di hadapannya. Bagaimana ini bisa terjadi? Karena kalut dengan emosinya, dia sampai lupa kalau Nicholas sudah menikah."Siapa wanita yang kau maksud?" tanya Flora menyapa tajam."Bukankah harusnya perusahaanmu sangat sibuk sekarang?" Alis Nicholas bertaut.Tubuh Kenzo kaku tidak bisa di gerakan. Tepukan Ricky pada bahu Kenzo membuat pria itu bangun dari lamunannya. Dengan cepat dia berlutut dan meminta maaf pada wanita yang berdiri di samping Nicholas."Maafkan saya Nyonya, saya tidak tau kalau di dalam adalah Nyonya Flora." Kenzo menundukkan pandangannya.Flora mencoba merendam amarahnya. Dia tau siapa wanita yang di maksud Kenzo. Hanya saja dia tidak mau masalah ini semakin panjang hingga membuat Nicholas berubah pikiran.Tingkat perkembangan hubungan mereka semakin bagus. Belakang ini Flora juga tidak melihat Suaminya menemui prempuan itu.Lalu saat ini, dengan wajah datarnya sang suami yang tidak pernah menerima kehadirannya

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Salah Paham

    Angel membuka matanya. Di hadapannya sudah terlihat pemandangan yang begitu indah. Seorang pria tampan sedang terlelap dengan tenang. Dadanya naik turun beraturan. Wanita itu menarik selimut untuk menutupi dada bidang yang terpampang nyata. Angel mendaratkan kecupan kecil di kening Kenzo dan beranjak dari kasur.Angel memunguti pakaian yang berserakan di lantai. Kamar ini begitu berantakan akibat pertarungan hebat semalam. Setelah semua beres, dia memutuskan untuk membersihkan diri di kamar mandi.Dia memutar kran dan mengisi bath up dengan air hangat. Angel masuk dan duduk di dalam bathtub. Matanya terpejam menikmati kehangatan air yang merendam tubuhnya.Ucapan Kenzo semalam masih terngiang di telinganya. Obsesi? Ini terlalu sederhana jika di katakan sebuah obsesi. Lalu cinta ini? Apakah ini juga bisa di katakan obsesi?Angel bisa melakukan apapun demi Kenzo. Merelakan semua yang dia punya, bahkan harga dirinya hanya demi mewujudkan mimpi kekasihnya tersebut.Tiga puluh menit berla

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Perasaan Kenzo

    Mobil Kenzo melaju melesat melewat jalanan ramai lancar ibu kota. Ujung matanya sesekali mencuri pandang ke sebelah. Melhat keadaan seorang wanita yang sedang menahan amarahnya.Angel menatap jauh ke langit senja yang terlihat indah saat ini. Di berusaha meredam amarahnya. Dia tau bahwa Kenzo hanya bermain-main dengan mantan istrinya. Namun, entah mengapa hatinya tetap diliputi rasa cemburu."Kau masih marah padaku?" tanya Kenzo lembut."Tidak," jawab Angel singkat.Wajahnya masih menatap jendela yang memperlihatkan pemandangan mege merah. Masih terlalu sakit untuk menatap wajah pria yang amat dia cintai.Cinta ... Apakah benar cinta sesakit ini? Setelah apa yang dirinya perbuat. Apakah Kenzo akan meninggalkannya sama dengan dia meninggalkan Olivia? Pertanyaan itu kembali menghantui pikirannya. Terlebih prilaku Kenzo terhadap Olivia tadi sangat natural. Sangat jauh jika di katakan sebuah sandiwara."Maafkan aku, aku tid

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Cinta Flora

    Seorang wanita cantik berkulit sawo matang lengkap dengan seragam baby sister nya melangkah memasuki sebuah kamar. Wanita itu membawa nampan yang berisi sarapan pagi dan segelas susu."Ayo bangun! Kau harus menyisihkan energi dan meminum obatmu," ucap Flora yang menaruh nampan itu di meja.Seorang pria masih menikmati selimut tebalnya. Matanya masih terpejam, wajahnya begitu tenang dan hanyut dalam mimpinya.Flora menyibak rambut ikal yang menutupi sebagian wajah tampannya. Wanita itu tersenyum manis. Jemarinya membelai lembut wajah yang di bingkai kumis tipis terawat itu."Sayang, bangun! Sudah waktunya," bisik Flora.Dengan malas pria yang tertidur itu membuka mata. Dia tersenyum tipis saat melihat wanita yang amat dicintainya.Tangan kekar menarik tubuh Flora dalam dekapan pria itu dan menarik selimut untuk menutupi keduanya. Terdengar tawa canda dari balik selimut tersebut."Nicholas, kamu nakal! Ayo bangun," ucap Fl

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Amarah yang terpendam

    Olivia turun dari taxi. Wanita itu segera melangkah masuk ke dalam gedung megah yang sudah siap untuk beroperasi. Setiap ruangan di pisah oleh dinding kaca tebal. Pintunya juga terbuat dari kaca sehingga Olivia bisa melihat antusias para penjual.Tanpa terasa air mata Olivia menetes. Dia tidak percaya mimpinya akan terwujud. Ingatannya kembali ke lima belas tahun yang lalu. Saat itu dia masih kecil dan nakal."Papa, besok kalau aku besar aku akan membangun mall ku sendiri," ucap Olivia sambil menjilat es krim di tangannya."Oiya, apakah kau tidak puas dengan mall ini?" tanya Tuan Soetedjo."Tidak Paa, aku tidak mau uang Papa habis karena setiap hari kita ke Mall untuk membeli es krim," jawab Olivia polos.Soetedjo tidak percaya dengan ucapan putrinya. Ternyata anak manja seperti dia juga memikirkan uang. "Kau tidak perlu membangun Mall, kita hanya perlu bekerja keras untuk mendapatkan banyak uang untuk beli es krim," jawab Soetedjo meraih tubuh mungil Olivia dan menggendongnya."Pap

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   kerinduan

    Mobil yang membawa Olivia berhenti di sebuah restoran mewah bintang lima. Ricky segera turun dan membuka pintu mobil untuk sang Nona."Apakah semuanya baik-naik saja Pak?" tanya Olivia ragu."Semuanya baik-baik saja Nona, Nyonya besar hanya merindukan Anda," jawab Ricky sambil melempar senyum teduh.Olivia masih menatap pria tua itu penuh curiga. Bagaimana bisa Nyonya Nita mengadakan makan siang bersamanya, sedangkan ada orang yang lebih pantas darinya."Nona tidak perl khawatir. Saya yakin tidak akan ada hal buruk terjadi di dalam," ucap Ricky meyakinkan"Lalu Fora?" tanya Olivia ragu.Persis seperti yang di tebak. Wanita yang sok tidak peduli ini juga cemburu pada wanita yang secara tiba-tiba mengambil posisinya."Nona Flora memiliki kesibukan sendiri. Dia tidak bersama Nonya dan Tuan Nicholas," jawab Ricky.Senyum merekah mengembang di wajah cantiknya saat mendengar penjelasan Ricky. Olivia segera turun dari mobil dan merapikan penampilannya."Aku harap kau tidak berbohong padaku,"

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Tanda milikku

    Olivia duduk di kuris besarnya. Matanya menyapu tiap sudut ruang. Pandangannya berhenti pada sebuh foto yang di bingkai rapi pada pigura yang terbuat dari kayu.Wanita itu bangkit dan meraih foto itu. Terukir senyum tipis di wajah cantiknya. Tanpa terasa buliran bening mulai terjun dari ujung mata.Olivia sangat bahagia bisa berada di posisi ini. Bukan hanya merebut kembali perusahaan Soetedjo Grup, bahkan saat ini dia bisa membuka mall baru di ibu kota.Sayang sekali saat ini dia berada jauh dengan orang yang paling berperan dalam perusahaan ini. Nicholas, meskipun di awal pertemuan sangat menyebalkan. Akan tetapi pria itu memberikan peran yang berarti."Aku juga sangat merindukan Tuan Soetedjo, aku yakin dia sangat bangga padamu," ucap seorang pria yang tiba-tiba masuk ke ruangan Olivia."Ya, Papa dan Mama sangat bangga padaku. Aku juga percaya meraka sangat bahagia saat ini karena melihat putri kesayangannya telah lepas dari ular yang menjeratnya," jawab Olivia sinis.Wanita itu m

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Saran Max

    Mata Olivia membulat sempurna saat melihat pria dihadapannya. Ternyata benar, dia adalah pria sama yang selalu mengganggunya belakangan ini. "Nona Angel, sepertinya kau layak mendapatkan apresiasi. Kinerjamu jauh lemu baik dari atasanmu," Ardian tersenyum manis pada wanita yang duduk di hadapannya. Olivia menarik napas dalam. Sepertinya kedepannya hatinya serasa di dalam neraka. Dia tidak menyangka usahanya dari tadi malah jadi bumerang yang menusuknya. "Terima kasih atas kerja kerasmu, Angel. Karena Tuan Ardian menyukai kinerjamu, kau akan bertanggung jawab pada proyek ini. Selamat bertugas," ucap Olivia melempar senyum dan melangkah pergi. Mata Angel membulat, entah dia harus senang atau sedih. Di sisi lain dia bisa membuktikan pada dunia kalau dia bukan hanya wanita murahan. Tapi di sisi lain dia tidak rela untuk meninggalkan perusahaan ini. Ardian melempar senyum pada Angel sebelum pergi meninggalkan ruangan. Pria itu segera masuk ke dalam lift diikuti oleh enam orang lai

  • Pembalasan untuk Suami dan Sahabatku   Iblis menyebalkan

    Olivia mengayunkan sepeda sangat cepat. Tapi sungguh tidak mungkin jika dia akan tiba tepat waktu. Butuh paling cepat tiga puluh menit untuk mencapai perusahaan.Sebuah mobil menepi, mobil itu membunyikan klakson beberapa kali. Merasa asing dengan mobil tersebut Olivia tetap mengayunkan sepedanya dan melewati mobil tersebut.Mobil itu kembali melaju dan mengikuti Olivia dati belakang. Suara klakson masih begitu bising. Sesekali anak yang di bonceng Olivia menoleh kebelakang."Kak, sepertinya pemilik mobil itu mengenalmu." Anak di bangku belakang menepuk pundak Olivia."Oiya, dia pasti orang gila yang selalu menggoda wanita di jalan," acuh Olivia."Kak, kita tidak boleh memiliki prasangka buruk dulu pada seseorang," jawab anak tersebut."Memang tidak boleh, tapi kita juga harus jaga jarak dengan orang seperti itu. Kadang orang yang terlihat baik belum tentu baik, begitu sebaliknya." Olivia melambatkan kakinya saat mengayunkan sepeda.Bayangan seorang pria terlintas di kepala Olivia. Se

DMCA.com Protection Status