"Ibu tidak setuju!"Sudah ku duga, tidak mudah meyakinkan Ibu. Selama ini aku diketahui tidak mempunyai teman kencan.Bahkan kehadiran Aditya, pun Ibu tak pernah tahu. Kini tiba-tiba aku mengatakan akan ada lelaki yang datang bersilaturahmi sebagai kekasih.Tentu saja Ibu terkejut nyaris tak percaya. Seakan aku tengah membodohi dia. Faktanya memang begitu. Aku telah membohongi Ibu."Bu, aku bersungguh-sungguh. Dia lelaki baik kok," paparku. Berusaha meyakinkan Ibu yang tengah kecewa terhadapku.Ya, Ibu kecewa padaku, karena merasa tak dihargai. Aku tak jujur padanya soal urusan asmara."Baik katamu? Kalau baik, mengapa selama ini dia tidak pernah menemui Ibu?" sarkas Ibu masih belum percaya.Aku tahu ini pasti akan terjadi. Aku mengalami kesulitan untuk memenangkan kepercayaan Ibu."Bu, ini bukan salahnya, tapi salahku. Aku yang tidak mengizinkan dia menemui Ibu," lirihku."Mengapa? Apa kau malu mempunyai orang tua seperti Ibu?""Astaga, tentu saja tidak, Bu. Kok Ibu seperti itu sih,"
Baca selengkapnya