Apa Ebrahim berniat mengadu? Zana membelalak horor, takut jika benar Ebrahim berniat mengadu pada daddynya– di mana tadi, Zana ikut demo. Namun, ketika sudah di ruang tengah, Zana cukup kaget karena ada tamu. Buru-buru Zana melepas alamamaternya agar daddynya tak curiga–menyerahkan almet tersebut pada maid. "Nana, kemari, Sayang." Zana menurut ketika dipanggil oleh sang mommy, dia langsung menatap Ebrahim yang sudah lebih dulu bergabung. 'Pantas saja Kak Ebrahim tak langsung pulang, orang tuanya ada di sini.' Zana menyalam orang-orang di sana kemudian kembali duduk ke tempat semula. Yang membuat mereka tertawa geli adalah ketika dengan polosnya, Zana juga menyalam Ebrahim. Ah, bukan hanya orang tua Ebrahim yang datang. Tetapi juga aunty dan Uncle hum-nya–Ziea dan Reigha. "Wah, Zana cantik sekali yah," puji Lea–Mommy dari Ebrahim. Di mana dia tersenyum lebar, menatap berseri-seri pada Zana. Lama tak bertemu dengan Zana, ternyata anak ini sudah tumbuh menjadi anak yang san
Read more