“Ngaku nggak lo, Nyet?! Dianter laki orang kan lo?”“Ng.. Nggak, Nggak! Tega banget lo nuduh gue jadi pelakor, Hans. Gue mana doyan sama laki orang. Lo yang bujang aja gue ogah.”“Fuck!” maki Hans. Ia kesal pada keterusterangan Keyla, sampai-sampai motor yang tengah ia topang hampir saja oleng dan membuatnya terjatuh.“Nggak usah jujur-jujur amat bisa nggak?”Keyla mengangkat dua jari telunjuknya, “peace,” selorohnya, mengudarakan kata damai.Dari cekcok keduanya, Keyla yakin Hans tak mengingat mobil yang dikendarai . Untuk sementara ini ia akan aman, terhindar dari mulut besar Hans yang tak memandang kawan dan lawan.Dihadapan penggosip, apalah arti seorang teman. Terlebih lagi, ada kata maaf yang kapan saja bisa digunakan untuk meminta pengampunan.“Syukur deh ada lo, Key. Gue jadi nggak sendirian telatnya.”Pertama-tama, Keyla mengutarakan permintaan maaf sebagai pembuka balasannya. Ia lalu berkata, “kita telatnya emang bareng, tapi maaf-maaf aja ya, Hans. Lo ntar sengsaranya sih
Terakhir Diperbarui : 2024-09-08 Baca selengkapnya