Para warga berdesakkan, mereka bergegas hendak mengusir Galuh dari desa. Namun Jaya , Nisa, Sofyan dan pak rt masih berusaha melindungi Galuh. "Diam!" teriak pak rt. "Ada apalagi, pak rt? Kenapa bapak sangat melindunginya?" tanya Tohir. "Tohir, cukup. Kamu jangan menambah api di sini. Saya mohon, jangan melakukan kekerasan di desa ini. Kita masih bisa bicara secara baik-baik kan?" ucap pak rt. "Tidak bisa. Sekarang juga usir Galuh dari desa kita!!!" teriak warga. Tohir menarik Galuh secara paksa, membuat Galuh terseret di tanah. Amin, dia diam mematung tanpa ada pergerakan. Sedangkan Nisa masih berusaha mempertahankan Galuh. 'Alif, cucuku...' Dalam hati Amin. Amin teringat akan kejadian di rumah tadi, melihat Jaya yang terdiam melihat ke arah lantai, Amin juga melihat bercak tanah di lantai itu. Namun, dia hanya memilih diam dan menepis pikiran tidak baiknnya. 'Galuh, kenapa?' "Paman, tolong Galuh paman!" ucap Nisa. "Pak, tolong jangan seperti ini. Galuh tida
Last Updated : 2024-08-23 Read more