Makanan sudah tersedia di meja makan, Nisa baru saja selesai memasak sarapan pagi ini, ditemani dengan Jaya. Galuh tidak keluar kamar sejak semalam, begitu juga dengan Amin. “Mas, sebenarnya paman kenapa?” tanya Nisa. Jaya masih belum memberitahukan apa yang telah terjadi semalam di rumah Ina. Jaya menghembuskan napas perlahan, ditatapnya Nisa yang masih menatapnya dengan penuh tanya. “Sebenarnya...” Belum sempat Jaya berucap, tiba-tiba ia menutup mulutnya karena melihat Galuh yang baru saja keluar dari kamarnya. “Galuh,” ucap Jaya. “Galuh, mari sarapan dulu! Kamu harus minum obat, kan?” ucap Nisa lembut. Galuh hanya menggeleng tanda menolak ajakan dari Nisa. “Ka, di mana paman?” tanya Galuh. Nisa menilik ke arah Jaya. “Paman sedang kurang sehat, Galuh.” “Pasti gara-gara kepikiran tentang Galuh, kan. Maafkan Galuh ya, gara-gara Galuh semuanya jadi kepikiran.” Galuh menundukkan pandangannya. Nisa meraih kursi dan menuntun Galuh untuk duduk. “Galuh, jangan meny
Last Updated : 2024-08-19 Read more