Semua Bab Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!: Bab 81 - Bab 90

119 Bab

Bab 81: Provokasi Ella

“Bagaimana bisa anak berandal itu belum datang juga ke sini?”Bentakan Jullian memekik sakit ke telinga orang-orang di kamar inap mewah itu. Dia tidak peduli bagaimana berisiknya suaranya menyakiti, termasuk mengabaikan kondisinya yang belum sepenuhnya pulih.“Apa kalian belum memberitahu dia?” lanjutnya melotot marah.“Aku sudah menghubungi Daniel. Sepertinya Roland sulit datang karena sibuk.” Odelia dengan santai bersuara tanpa rasa takut sedikit pun. Dia sudah terbiasa menghadapi Jullian yang selalu emosi terhadap Roland.“Kau! Kenapa harus istriku yang menghubungi sekretaris anak berandal itu?” Jullian menumpahkan kekesalan pada asisten pribadinya yang sejak tadi merunduk takut. Saking kesalnya, pria yang mengenakan piyama pasien itu menunjuk-nunjuk asisten pribadi itu. “Kenapa juga harus Daniel yang dihubungi? Ke mana anak berandal itu sampai tidak bisa dihubungi?” lanjutnya membentak.Odelia yang duduk di kursi sebelah ranjang pasien tersentak kaget akibat bentakan berisik suamin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-24
Baca selengkapnya

Bab 82: Dengan Cara Seperti Ini?

Keterkejutan menyerang Michelle yang baru saja terbangun dari tidurnya. Matanya membulat panik memindai ruang kamar yang bukan miliknya, tetapi ruangan yang kemarin dia tempati bersama Leah.Dalam meraih kesadaran yang tergesa-gesa akibat panik itu Michelle berusaha keras menggali ingatan. Michelle tak lupa bagaimana kesalnya dipaksa oleh Roland untuk masuk ke dalam mobil pria itu. Dia duduk menegak di sebelah Roland yang mengemudi dan memilih banyak berdiam diri.Ah, benar! Dalam perjalanan yang belum lama ditempuh itu Michelle diserang rasa kantuk tak tertahankan.Awalnya Michelle hanya ingin memejamkan mata sejenak demi tak jenuh menanti tiba di rumah. Sungguh di luar dugaan, Michelle malah kebablasan dan berakhir tertidur nyaman di ranjang empuk milik Roland. Apalagi dari tembok kaca di depan mata sudah menunjukkan waktu telah menginjak malam hari.“Bagaimana bisa kau lalai seperti ini, Michelle?!” Michelle merutuk diri sendiri ketika bergegas turun dari ranjang.Langkahnya yang t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-26
Baca selengkapnya

Bab 83: Jangan Buat Aku Buruk!

Tepukan ringan di bahu mengusik Michelle dari tidurnya yang nyaman. Wanita yang berbaring telungkup itu mendongak, perlahan-lahan menjernihkan pandangan demi memastikan siapa yang mengusiknya.“Saya telah selesai melakukan massage pada Anda. Saya juga telah menyiapkan air untuk Anda berendam,” jelas terapis wanita yang bersuara lembut.Michelle mengangguk setuju yang kemudian bangkit dari posisinya. Wanita itu menyelimuti tubuhnya yang telanjang—yang seluruhnya dilumuri minyak massage. Kamar mandi di kamar tamu itu menjadi tujuan Michelle yang dibimbing oleh terapis wanita. Setelah ditinggalkan sendiri, tubuhnya yang kembali bertelanjang berakhir terendam di bathup yang terkuasai aroma terapi menenangkan. Termasuk sekumpulan kelopak mawar merah yang menambah kenyamanan.Hah! Michelle menghela napas panjang setelah merebahkan tengkuk leher di tepian bathup. Sesaat dia merasa bersyukur pada tubuhnya yang bertenaga, tak lelah seperti sebelumnya.Jujur saja, Michelle merasakan tubuhnya ham
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-26
Baca selengkapnya

Bab 84: Mencurigai

Siang itu Michelle bisa mengulas senyuman manis setelah dokter menyatakan Leah sudah bisa pulang ke rumah. Wanita itu terlihat sibuk memasukkan barang-barang pribadi ke dalam tas. Dia juga tak lupa mengganti pakaian Leah dan merapikan rambut indah Leah.Di balik keceriaan itu sesungguhnya Michelle menyembunyikan hal-hal yang menggelisahkan pikirannya.Semalaman penuh Michelle tak berhenti memikirkan Roland yang balik ke New York. Sebelum berpisah saat mengantar Michelle ke rumah sakit, Roland berpesan agar Michelle harus percaya padanya dan tak boleh melarikan diri. Masalah apa yang sedang terjadi sampai Roland menuntut seperti itu?Michelle bertanya-tanya, tetapi dia memilih acuh tak acuh karena tak ingin Roland menyimpulkan Michelle menaruh harapan.Pikiran Michelle semakin rumit ketika pagi tadi dia meminta izin tidak masuk kepada David. Atasannya itu menolak telepon masuk dari Michelle, tetapi dia membalas pesan Michelle dengan begitu singkat. Isi pesan Michelle yang panjang lebar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

Bab 85: Apa dia tahu?

Lidah Roland mendecak ketika kesal Michelle tidak bisa dihubungi. Pria itu menjauhkan handphone yang menempel di sisi kiri, menggerutu kesal di dalam hati atas keinginan yang tidak tercapai.Mata hazel-nya jatuh ke arah cufflink biru yang tersemat di pergelangan pada kemeja putih.Walaupun diselimuti rasa kesal, Roland tak bisa menyangkal kekosongan yang dirasakan tanpa ada Michelle di dekatnya. Michelle adalah satu-satunya wanita yang mampu membolak-balikkan hati Roland, sampai rasanya saat itu Roland ingin nekat terbang ke Los Angeles dan memeluk Michelle sepuas hati.Perdebatan yang terakhir kali terjadi sebelum dia kembali New York membuat Roland pesimis bisa melakukan itu. Jiwanya mengeluh mengingat sikap dingin dan kebencian Michelle yang begitu nyata. Roland dipaksa menunggu untuk bisa kembali menaklukkan hati Michelle.“Saya mendapatkan kabar mengenai Nona Leah yang sudah kembali ke rumah siang tadi.”Roland melirik Daniel yang bersuara mencuri perhatiannya. “Apa aku memiliki
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

Bab 86: Ketukan Mengejutkan

“Tidak ada siapa pun. Mungkin ada anjing peliharaan yang tidak sengaja bermain di sekitar sini.”“Tidak mungkin! Jelas-jelas suara langkah tadi adalah langkah manusia, bukan hewan.”Michelle menajamkan penglihatannya yang memindai keadaan teras depan. Dari ujung ke ujung di sekitar teras depan tersapu oleh penglihatan Michelle yang mengintai tajam seperti membidik mangsa.“Hewan peliharaan di sekitar sini tak pernah dilepas pada malam hari, Bibi Alins.” Bibir Michelle lanjut terbuka memberitahu.Michelle meyakini pendengarannya tidak salah. Bahwa suara langkah berderap itu miliki seseorang yang datang tanpa diketahui olehnya dan Alins. Sayangnya, dia kurang cepat membuka pintu. Sehingga tidak bisa mengetahui siapa seseorang yang tak sengaja menyenggol sebuah pot bunga di teras depan.Siapa seseorang yang datang? Apa dia mendengar pembicaraan Michelle dan Alins?Jika seseorang itu sampai tak sengaja menyenggol pot bunga, artinya dia terkejut mendengar pembicaraan Michelle bersama Alins.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya

Bab 87: Buah Tangan Manis

“Kau masih berani menunjukkan muka setelah semua yang kau lakukan?!”Perkataan Ella mempertegas sorot matanya yang dipenuhi kebencian. Bahkan seberkas rasa terkejut sebelumnya tak lagi menyelimuti, hanya didominasi emosi yang bercampur kebencian.“Mana mungkin aku melupakan seorang Ella.” Dia tertawa lemah dengan ekspresi tenang yang begitu menghina emosi Ella sekaligus menjengkelkan.Detik itu pula Ella ingin sekali keluar dari mobil. Dia ingin mencekik seseorang itu dan menyaksikan bagaimana tersiksanya dia di tangan Ella. Ada kepuasan tersendiri bagi Ella menyaksikan seseorang itu tersiksa serta memohon pengampunan kepadanya, sehingga kenangan menyakitkan yang seseorang itu berikan kepada Ella terbayar adil.Dia adalah Jemmy—mantan kekasih yang menghancurkan dunia Ella enam tahun lalu. Tersangka utama yang merenggut kemewahan hidup seorang Ella.Tak ada lagi keinginan Ella mencari tahu alasan Jemmy yang tega melakukan kejahatan padanya. Sebaliknya, dia merasa jijik dan ingin sekali
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-06
Baca selengkapnya

Bab 88: Permohonan

Michelle langsung lompat dari ranjang tidur setelah memastikan suara yang memanggil di luar adalah Roland. Dia sampai kebingungan mengganti piyamanya yang seksi, hingga terburu-buru menutupi dengan sebuah kaos.“Apa yang kau lakukan di sini?” Michelle menyapa dengan napas tersengal akibat terburu-buru dan terkejut yang bercampur.Dengan tidak bersalahnya Roland mengulas senyum. Dia lebih tertarik memindai Michelle dari atas ke bawah, tergelitik mengkritik di dalam hati atas penampilan yang bisa diketahui sangat terburu-buru.“Aku ingin menjenguk, Leah.” Roland bersuara tenang.“Tengah malam seperti ini?”“Apa rumahmu ini rumah sakit? Sehingga ada batas waktu menjenguk?”“Justru karena ini rumahku, kau harus memberitahu sebelum ke sini! Kau tahu? Yang kau lakukan ini sangat mengganggu waktu istirahat orang! Kau mengetuk pintu dan bersuara keras memanggilku! Bagaimana jika tetanggaku terganggu karena kau berisik—”“Hei! Jangan buat keributan di tengah malam! Kalian mengganggu orang tidu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-08
Baca selengkapnya

Bab 89: Naluri Seorang Ayah

Leah yang merasa haus tak sengaja menjatuhkan segelas air di meja nakas. Rasa kantuk yang samar-samar memengaruhi membuatnya meraba-raba gelas itu hingga jatuh dan menimbulkan suara pecah begitu nyaring.Michelle langsung memeluk Leah yang menangis karena terkejut. Wanita itu menenangkan Leah lewat belaian, sementara Roland berinisiatif membersihkan pecahan kaca demi tak melukai siapa pun.“Tidak apa-apa, Leah tidak sengaja menjatuhkannya.” Michelle mengelus-elus Leah yang perlahan-lahan terhenti sesenggukan menangis.Leah menatap Michelle dengan wajahnya memerah dan basah oleh air mata. “Aku haus, tapi aku ngantuk. Aku tidak sengaja menjatuhkan gelasnya,” jelasnya terpatah-patah efek berhenti menangis yang tersedu-sedu.“Leah haus?” seruan lembut Roland yang seketika menarik perhatian Leah. Pria itu datang menghampiri dengan segelas air yang diambil dari dapur. “Minumlah perlahan-lahan,” lanjutnya menyerahkan segelas air itu kepada Leah.Leah tak menyia-nyiakan segelas air pemberian
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-09
Baca selengkapnya

Bab: Jebakan yang Mengejutkan

“Apa yang kau pikirkan?”Perkataan Roland membuat Michelle terkejut sampai bahunya terangkat. Wanita itu langsung berbalik dan panik menatap Roland yang sudah berada di dekatnya.“Kapan kau keluar dari kamar?” Michelle gugup bertanya.“Sejak kau keluar dari kamar.” Roland menanggapi tenang.Pria itu memerhatikan Michelle yang berusah keras menyembunyikan kegelisahan. Dia berpikir dalam ketenangannya. Tidak akan mudah bagi Roland mencari tahu apa yang Michelle pikirkan saat itu, sehingga dia mencari cara agar bisa menuntaskan rasa penasarannya.“Kau sudah mengantuk?”“Jika aku katakan “ya”, kau tidak akan mengizinkanku masuk ke kamar dan membiarkanku tidur.”Roland terkekeh lemah menanggapi sindiran sinis Michelle. “Aku membawa sebotol wine. Temani aku minum, setelah itu kau boleh tidur.”Michelle berusaha memercayai karena malas berdebat dengan Roland. Wanita itu melenggang tenang menuju dapur dan mengambil satu gelas wine.Seperti dulu, Michelle dengan terlatih membuka penutup botol w
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status