Bantu Nyunn ngejar Ella! Mau nyun jambakkkk diaa aaaaaaa
Keterkejutan menyerang Michelle yang baru saja terbangun dari tidurnya. Matanya membulat panik memindai ruang kamar yang bukan miliknya, tetapi ruangan yang kemarin dia tempati bersama Leah.Dalam meraih kesadaran yang tergesa-gesa akibat panik itu Michelle berusaha keras menggali ingatan. Michelle tak lupa bagaimana kesalnya dipaksa oleh Roland untuk masuk ke dalam mobil pria itu. Dia duduk menegak di sebelah Roland yang mengemudi dan memilih banyak berdiam diri.Ah, benar! Dalam perjalanan yang belum lama ditempuh itu Michelle diserang rasa kantuk tak tertahankan.Awalnya Michelle hanya ingin memejamkan mata sejenak demi tak jenuh menanti tiba di rumah. Sungguh di luar dugaan, Michelle malah kebablasan dan berakhir tertidur nyaman di ranjang empuk milik Roland. Apalagi dari tembok kaca di depan mata sudah menunjukkan waktu telah menginjak malam hari.“Bagaimana bisa kau lalai seperti ini, Michelle?!” Michelle merutuk diri sendiri ketika bergegas turun dari ranjang.Langkahnya yang t
Tepukan ringan di bahu mengusik Michelle dari tidurnya yang nyaman. Wanita yang berbaring telungkup itu mendongak, perlahan-lahan menjernihkan pandangan demi memastikan siapa yang mengusiknya.“Saya telah selesai melakukan massage pada Anda. Saya juga telah menyiapkan air untuk Anda berendam,” jelas terapis wanita yang bersuara lembut.Michelle mengangguk setuju yang kemudian bangkit dari posisinya. Wanita itu menyelimuti tubuhnya yang telanjang—yang seluruhnya dilumuri minyak massage. Kamar mandi di kamar tamu itu menjadi tujuan Michelle yang dibimbing oleh terapis wanita. Setelah ditinggalkan sendiri, tubuhnya yang kembali bertelanjang berakhir terendam di bathup yang terkuasai aroma terapi menenangkan. Termasuk sekumpulan kelopak mawar merah yang menambah kenyamanan.Hah! Michelle menghela napas panjang setelah merebahkan tengkuk leher di tepian bathup. Sesaat dia merasa bersyukur pada tubuhnya yang bertenaga, tak lelah seperti sebelumnya.Jujur saja, Michelle merasakan tubuhnya ham
Siang itu Michelle bisa mengulas senyuman manis setelah dokter menyatakan Leah sudah bisa pulang ke rumah. Wanita itu terlihat sibuk memasukkan barang-barang pribadi ke dalam tas. Dia juga tak lupa mengganti pakaian Leah dan merapikan rambut indah Leah.Di balik keceriaan itu sesungguhnya Michelle menyembunyikan hal-hal yang menggelisahkan pikirannya.Semalaman penuh Michelle tak berhenti memikirkan Roland yang balik ke New York. Sebelum berpisah saat mengantar Michelle ke rumah sakit, Roland berpesan agar Michelle harus percaya padanya dan tak boleh melarikan diri. Masalah apa yang sedang terjadi sampai Roland menuntut seperti itu?Michelle bertanya-tanya, tetapi dia memilih acuh tak acuh karena tak ingin Roland menyimpulkan Michelle menaruh harapan.Pikiran Michelle semakin rumit ketika pagi tadi dia meminta izin tidak masuk kepada David. Atasannya itu menolak telepon masuk dari Michelle, tetapi dia membalas pesan Michelle dengan begitu singkat. Isi pesan Michelle yang panjang lebar
Lidah Roland mendecak ketika kesal Michelle tidak bisa dihubungi. Pria itu menjauhkan handphone yang menempel di sisi kiri, menggerutu kesal di dalam hati atas keinginan yang tidak tercapai.Mata hazel-nya jatuh ke arah cufflink biru yang tersemat di pergelangan pada kemeja putih.Walaupun diselimuti rasa kesal, Roland tak bisa menyangkal kekosongan yang dirasakan tanpa ada Michelle di dekatnya. Michelle adalah satu-satunya wanita yang mampu membolak-balikkan hati Roland, sampai rasanya saat itu Roland ingin nekat terbang ke Los Angeles dan memeluk Michelle sepuas hati.Perdebatan yang terakhir kali terjadi sebelum dia kembali New York membuat Roland pesimis bisa melakukan itu. Jiwanya mengeluh mengingat sikap dingin dan kebencian Michelle yang begitu nyata. Roland dipaksa menunggu untuk bisa kembali menaklukkan hati Michelle.“Saya mendapatkan kabar mengenai Nona Leah yang sudah kembali ke rumah siang tadi.”Roland melirik Daniel yang bersuara mencuri perhatiannya. “Apa aku memiliki
“Tidak ada siapa pun. Mungkin ada anjing peliharaan yang tidak sengaja bermain di sekitar sini.”“Tidak mungkin! Jelas-jelas suara langkah tadi adalah langkah manusia, bukan hewan.”Michelle menajamkan penglihatannya yang memindai keadaan teras depan. Dari ujung ke ujung di sekitar teras depan tersapu oleh penglihatan Michelle yang mengintai tajam seperti membidik mangsa.“Hewan peliharaan di sekitar sini tak pernah dilepas pada malam hari, Bibi Alins.” Bibir Michelle lanjut terbuka memberitahu.Michelle meyakini pendengarannya tidak salah. Bahwa suara langkah berderap itu miliki seseorang yang datang tanpa diketahui olehnya dan Alins. Sayangnya, dia kurang cepat membuka pintu. Sehingga tidak bisa mengetahui siapa seseorang yang tak sengaja menyenggol sebuah pot bunga di teras depan.Siapa seseorang yang datang? Apa dia mendengar pembicaraan Michelle dan Alins?Jika seseorang itu sampai tak sengaja menyenggol pot bunga, artinya dia terkejut mendengar pembicaraan Michelle bersama Alins
“Ini surat pengunduran diri saya.” Roland mendongak ke arah wanita cantik yang berdiri dan tak berkedip di depan matanya. Konglomerat generasi ketiga itu memicingkan mata pada wanita yang menarik perhatiannya dari ipad dan beberapa tumpuk dokumen kerja di atas meja. “Kau bilang ini apa?” bariton seksi milik Roland kini berganti membelai telinga wanita cantik itu. “Seperti yang Tuan Roland lihat, ini adalah surat pengunduran diri saya.” Wanita cantik bersuara lembut itu sedikit mendorong amplop putih di atas meja untuk mendekat kepada Roland. “Kau serius, Michelle?” Roland setengah menggeram merapalkan nama wanita cantik itu. “Ya! Saya serius.” Michelle Louise—si wanita cantik itu tak bergetar meyakinkan keputusannya kepada Roland. Roland menghela napas kasar yang terdengar jelas hingga ke telinga Michelle. Kacamata yang melindungi bola mata hazel dari sinar radiasi gadget itu dilepaskan dan diletakkan tepat di samping ipad yang beberapa menit lalu sempat dipegang. Pria ti
Mata cokelatnya yang indah telah diselimuti oleh genangan air mata. Michelle terpaku kaku menatap Roland yang tak berekspresi pada dirinya.Pelacur? Begitu rendahnya sosok Michelle bagi Roland, sehingga tidak ada kata lebih layak yang disematkan pada Michelle.Padahal selama ini Michelle menghormati dan tulus memandang sosok Roland.Semuanya memang salah Michelle. Dia sudah memahami karakter dan sikap Roland. Bahkan, Michelle sudah menakar sebab-akibat dari keputusannya itu.Michelle benar-benar naif. Bukan! Michelle benar-benar melakukan kesalahan fatal. Selama ini dia mencintai pria yang salah dan tak memiliki hati.Ketika memutuskan beranjak turun dari ranjang itu, batin Michelle telah mantap menentukan keputusan. Bahwa dia akan menyerah untuk menunggu balasan cinta dari Roland.Ada rasa nyeri tak tertahankan di inti sensitifnya akibat perbuatan kasar Roland. Sangat perih seperti ratusan bekas sayatan baru terukir di sana. Namun, Michelle bersikeras menyembunyikan karena tak ingin
Hari itu merupakan hari paling melelahkan bagi Michelle. Emosi dan perasaannya dipermainkan secara brutal. Michelle juga harus mengosongkan meja kerjanya dan mengalihkan pekerjaan itu kepada pengganti yang ditunjuk. Beban pikiran semakin bertambah saat mengetahui Roland melakukan pengumuman pertunangan kepada pers dan media tanpa memberitahu pada Michelle.Roland telah mencampakkan Michelle dengan keji. Itu artinya tidak ada lagi alasan bagi Michelle bertahan di lingkungan yang menyakitkan itu.Dia menerima keadaan pahit itu dan tidak lagi ingin peduli mengenai apa pun yang bersangkutan dengan Roland. Semua memang kebodohan diri yang buta akibat terlalu mencintai Roland. Michelle mengaku terlalu percaya diri bahwa perhatian Roland bukan hanya sekadar untuk nafsu saja.Tindakannya itu serupa dengan tindakan acuhnya terhadap orang-orang di perusahaan yang mulai mencibir sosoknya.Michelle menjadi pembicaraan hangat atas kabar bahwa dirinya dipecat secara tak hormat. Mulut-mulut penggosi