drama apalagi ini dahhh huaaaaaaa
Siang itu Michelle bisa mengulas senyuman manis setelah dokter menyatakan Leah sudah bisa pulang ke rumah. Wanita itu terlihat sibuk memasukkan barang-barang pribadi ke dalam tas. Dia juga tak lupa mengganti pakaian Leah dan merapikan rambut indah Leah.Di balik keceriaan itu sesungguhnya Michelle menyembunyikan hal-hal yang menggelisahkan pikirannya.Semalaman penuh Michelle tak berhenti memikirkan Roland yang balik ke New York. Sebelum berpisah saat mengantar Michelle ke rumah sakit, Roland berpesan agar Michelle harus percaya padanya dan tak boleh melarikan diri. Masalah apa yang sedang terjadi sampai Roland menuntut seperti itu?Michelle bertanya-tanya, tetapi dia memilih acuh tak acuh karena tak ingin Roland menyimpulkan Michelle menaruh harapan.Pikiran Michelle semakin rumit ketika pagi tadi dia meminta izin tidak masuk kepada David. Atasannya itu menolak telepon masuk dari Michelle, tetapi dia membalas pesan Michelle dengan begitu singkat. Isi pesan Michelle yang panjang lebar
Lidah Roland mendecak ketika kesal Michelle tidak bisa dihubungi. Pria itu menjauhkan handphone yang menempel di sisi kiri, menggerutu kesal di dalam hati atas keinginan yang tidak tercapai.Mata hazel-nya jatuh ke arah cufflink biru yang tersemat di pergelangan pada kemeja putih.Walaupun diselimuti rasa kesal, Roland tak bisa menyangkal kekosongan yang dirasakan tanpa ada Michelle di dekatnya. Michelle adalah satu-satunya wanita yang mampu membolak-balikkan hati Roland, sampai rasanya saat itu Roland ingin nekat terbang ke Los Angeles dan memeluk Michelle sepuas hati.Perdebatan yang terakhir kali terjadi sebelum dia kembali New York membuat Roland pesimis bisa melakukan itu. Jiwanya mengeluh mengingat sikap dingin dan kebencian Michelle yang begitu nyata. Roland dipaksa menunggu untuk bisa kembali menaklukkan hati Michelle.“Saya mendapatkan kabar mengenai Nona Leah yang sudah kembali ke rumah siang tadi.”Roland melirik Daniel yang bersuara mencuri perhatiannya. “Apa aku memiliki
“Tidak ada siapa pun. Mungkin ada anjing peliharaan yang tidak sengaja bermain di sekitar sini.”“Tidak mungkin! Jelas-jelas suara langkah tadi adalah langkah manusia, bukan hewan.”Michelle menajamkan penglihatannya yang memindai keadaan teras depan. Dari ujung ke ujung di sekitar teras depan tersapu oleh penglihatan Michelle yang mengintai tajam seperti membidik mangsa.“Hewan peliharaan di sekitar sini tak pernah dilepas pada malam hari, Bibi Alins.” Bibir Michelle lanjut terbuka memberitahu.Michelle meyakini pendengarannya tidak salah. Bahwa suara langkah berderap itu miliki seseorang yang datang tanpa diketahui olehnya dan Alins. Sayangnya, dia kurang cepat membuka pintu. Sehingga tidak bisa mengetahui siapa seseorang yang tak sengaja menyenggol sebuah pot bunga di teras depan.Siapa seseorang yang datang? Apa dia mendengar pembicaraan Michelle dan Alins?Jika seseorang itu sampai tak sengaja menyenggol pot bunga, artinya dia terkejut mendengar pembicaraan Michelle bersama Alins
“Ini surat pengunduran diri saya.” Roland mendongak ke arah wanita cantik yang berdiri dan tak berkedip di depan matanya. Konglomerat generasi ketiga itu memicingkan mata pada wanita yang menarik perhatiannya dari ipad dan beberapa tumpuk dokumen kerja di atas meja. “Kau bilang ini apa?” bariton seksi milik Roland kini berganti membelai telinga wanita cantik itu. “Seperti yang Tuan Roland lihat, ini adalah surat pengunduran diri saya.” Wanita cantik bersuara lembut itu sedikit mendorong amplop putih di atas meja untuk mendekat kepada Roland. “Kau serius, Michelle?” Roland setengah menggeram merapalkan nama wanita cantik itu. “Ya! Saya serius.” Michelle Louise—si wanita cantik itu tak bergetar meyakinkan keputusannya kepada Roland. Roland menghela napas kasar yang terdengar jelas hingga ke telinga Michelle. Kacamata yang melindungi bola mata hazel dari sinar radiasi gadget itu dilepaskan dan diletakkan tepat di samping ipad yang beberapa menit lalu sempat dipegang. Pria ti
Mata cokelatnya yang indah telah diselimuti oleh genangan air mata. Michelle terpaku kaku menatap Roland yang tak berekspresi pada dirinya.Pelacur? Begitu rendahnya sosok Michelle bagi Roland, sehingga tidak ada kata lebih layak yang disematkan pada Michelle.Padahal selama ini Michelle menghormati dan tulus memandang sosok Roland.Semuanya memang salah Michelle. Dia sudah memahami karakter dan sikap Roland. Bahkan, Michelle sudah menakar sebab-akibat dari keputusannya itu.Michelle benar-benar naif. Bukan! Michelle benar-benar melakukan kesalahan fatal. Selama ini dia mencintai pria yang salah dan tak memiliki hati.Ketika memutuskan beranjak turun dari ranjang itu, batin Michelle telah mantap menentukan keputusan. Bahwa dia akan menyerah untuk menunggu balasan cinta dari Roland.Ada rasa nyeri tak tertahankan di inti sensitifnya akibat perbuatan kasar Roland. Sangat perih seperti ratusan bekas sayatan baru terukir di sana. Namun, Michelle bersikeras menyembunyikan karena tak ingin
Hari itu merupakan hari paling melelahkan bagi Michelle. Emosi dan perasaannya dipermainkan secara brutal. Michelle juga harus mengosongkan meja kerjanya dan mengalihkan pekerjaan itu kepada pengganti yang ditunjuk. Beban pikiran semakin bertambah saat mengetahui Roland melakukan pengumuman pertunangan kepada pers dan media tanpa memberitahu pada Michelle.Roland telah mencampakkan Michelle dengan keji. Itu artinya tidak ada lagi alasan bagi Michelle bertahan di lingkungan yang menyakitkan itu.Dia menerima keadaan pahit itu dan tidak lagi ingin peduli mengenai apa pun yang bersangkutan dengan Roland. Semua memang kebodohan diri yang buta akibat terlalu mencintai Roland. Michelle mengaku terlalu percaya diri bahwa perhatian Roland bukan hanya sekadar untuk nafsu saja.Tindakannya itu serupa dengan tindakan acuhnya terhadap orang-orang di perusahaan yang mulai mencibir sosoknya.Michelle menjadi pembicaraan hangat atas kabar bahwa dirinya dipecat secara tak hormat. Mulut-mulut penggosi
Michelle duduk bersandar di kursi penumpang dari taksi yang ditumpangi, sementara itu matanya menatap kosong ke luar jendela—di mana hujan deras sedang berlangsung.Setelah cukup mampu memperbaiki harga dirinya, Michelle tak lagi bisa mengekspresikan suasana hati yang tersayat-sayat.Di sisi lain ada perasaan lega mengendap di hati Michelle. Dia sangat puas bisa membantah seorang Roland. Setelah menyumpahi Roland, Michelle dengan berani melewati Roland sampai sengaja menabrak lengannya ke pria kejam itu.Wanita cantik itu mengabaikan teriakan Roland, tak takut pada dua bodyguard yang ingin menangkap. Michelle mengunci rapat-rapat kamar yang dimasuki. Cepat-cepat pula Michelle mengganti pakaiannya dengan kaos putih dipadukan celana jeans biru yang merupakan pakaian miliknya sendiri. Michelle keluar dari kamar setelah memasukkan barang-barang miliknya ke dalam satu koper.Michelle tidak merasa rugi melepaskan segala kemewahan yang didapatkan dari Roland. Sebaliknya, ada kepuasaan di bat
Pelukan hangat Alins menyambut kedatangan Michelle di terminal kedatangan bandara. Dia membelai rambut panjang Michelle yang tergerai indah, kemudian sorot matanya penuh sayang menatap sosok keponakan yang sudah seperti putri kandungnya.Danny Elfman juga melakukan hal serupa. Dengan cara sama dia memberikan perhatian serta kasih sayang pada Michelle yang dianggap seperti putri kandung sendiri.Maklum saja, Alins Louise dan suaminya belum dikaruniakan anak dalam pernikahan mereka. Bagi pasangan dokter itu, putri mereka adalah Michelle yang merupakan putri kandung dari kakaknya Alins.“Jangan merasa tidak enak dengan kami selama kau di sini, Michelle.” Danny menyatakan perasaannya ketika mereka tiba di rumah.“Justru kami sangat senang kau mau pindah ke sini.” Alins menimpali.Michelle tersenyum, namun hatinya bertolak belakang dengan eskpresi di wajah. Sejak tadi dia telah bersusah payah menahan perasaan bersalah bercampur sedih kepada Alins dan Danny.Terutama pada Alins, Michelle sa