Home / Romansa / Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah! / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Tuan CEO, Aku Ingin Berpisah!: Chapter 101 - Chapter 110

119 Chapters

Bab 101: Gosip yang Menyebar

Jam istirahat terlewatkan begitu saja tanpa sempat dinikmati dengan damai. Sebaliknya, Michelle tertekan oleh beban pikiran yang menumpuk di kepala. Wanita itu sampai tak bernafsu makan.Ketika merasakan perutnya keroncongan pukul empat sore barulah Michelle mengisi perutnya. Itu pun hanya dengan sepotong permen karamel yang memang selalu Michelle sediakan di laci meja kerja untuk mengganjal perut di saat melewatkan makan siang.“Simpan dokumen ini ke ruangan arsip!”Suara kotak bermuatan berat yang khas menarik perhatian Michelle setelah perintah tak terbantahkan mengisi indera pendengaran. Keberadaan kotak di meja kerjanya yang tak hanya satu itu seketika memanggil Michelle untuk menoleh, memindai baik-baik kotak-kotak yang berisikan banyak tumpukan.“Kotak yang putih itu adalah dokumen yang tidak diperlukan. Jadi, file-file di sana harus kau musnahkan ruangan sebelah sebelum kau ke ruangan arsip,” titah wanita yang bersuara angkuh yang merupakan karyawan senior di departemen bagian
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

Bab 102: Memberanikan Diri

Michelle sengaja tidak menjemput Leah di rumah Valecia setelah pulang bekerja. Dia langsung menuju ke rumahnya dan mengumpulkan barang-barang yang ingin dikemas.Tekadnya sudah bulat menemui David. Termasuk mengembalikan barang-barang pemberian David yang merupakan barang inventaris firma yang belum Michelle kembalikan.Di kamarnya, Michelle telah mengemas rapi barang-barang itu ke dalam tas. Dia pun juga telah berpakaian rapi dalam dress formal berlengan se-siku yang memiliki tiga kancing di bagian dada.Michelle menatap bayangan diri yang terpantul di dalam cermin. Berulang kali dia menenangkan jantung yang berdebar-debar karena gugup, termasuk berulang kali mengembuskan napas.“Kau bisa, Michelle. Ayo, jangan gugup!” gumamnya mensugesti diri.Wanita itu beranjak dari depan meja rias. Dia berbalik menuju ranjang tidur untuk mengambil tas berisikan barang-barang yang ingin dikembalikan pada David dan tas kecil yang berisikan dompet beserta handphone.Mihcelle keluar dari kamar dengan
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Bab 103: Berusaha Meyakinkan Diri

Handphone yang berbunyi di genggaman tangan telah mengalihkan perhatian Valencia dari langkahnya menuju ruang bermain. Dia tertahan sejenak ketika memerhatikan layar handphone yang menyala, di mana nama Roland tertera jelas.“Halo, Kak?” sahut Valencia gugup yang tak menunda-nunda menanggapi telepon masuk dari Roland.Dari sambungan yang terhubung pula terdengar suara berisik mesin pesawat bercampur deruan angin. Yang secara tidak langsung menjelaskan Roland baru saja mendarat di New York.“Kakak sudah tiba di New York?” tanya Valencia memastikan pemikirannya.“Apa Leah masih di rumahmu?” Roland mengabaikan dengan suara dingin yang tak ramah seperti biasanya.Dan benar tebakan Valencia, jika Roland baru saja mendarat. Pria itu sedang berjalan menuju mobil yang menjemput di depan mata.“Leah masih di rumahku.” Valencia menanggapi senang, sama sekali tak mempermasalahkan sikap tak ramah saudara tirinya itu.“Ini sudah lebih jam tujuh malam, apa Michelle belum datang menjemput Leah? Aku m
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Bab 104: Tak Bermoral

“Maafkan saya datang di waktu yang tidak tepat.” Michelle langsung merundukkan kepala.Sungguh, wanita itu tak pernah membayangkan dihadapkan pada situasi itu. Penampilan David yang dinilai vulgar benar-benar ingin membuat Michelle kabur.Tetapi, dia menyadari bahwa tak boleh pergi dengan sia-sia. Karena dia telah penuh keberanian bisa sampai di titik itu.David tertawa mengejek sikap Michelle. “Kalau kau datang tidak tepat waktu, mana mungkin orangku mengajakmu ke sini.”Detik itu Michelle menyadari bahwa David memang berniat tak ramah menyambut kedatangannya. Sekaligus David memang sengaja berpenampilan vulgar di hadapan Michelle.Michelle menanggapi dalam diam dengan tatapan masih tertunduk. Seolah-olah dia menerima saja penghinaan David.Michelle bergeming tenang menyembunyikan rasa takut pada David yang beranjak pergi dari hadapannya. Wanita itu tak memiliki keberanian lebih untuk mengikuti langkah David. Sehingga Michelle berniat untuk mengutarakan kedatangannya dan menyelesaika
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

Bab 105: Melarikan Diri

Bugh! Michelle berhasil membenturkan dahinya ketika David mendekat ke wajahnya. Benturan keras itu tepat mengenai hidung David yang berakhir membuat pria itu meringis kesakitan dan cengkraman tangannya di pergelangan tangan Michelle mengendur.Kesempatan itu langsung dimanfaatkan oleh Michelle. Dengan cepat Michelle mendorong David sekuat tenaga. Bahkan kaki yang tak lagi mengenakan heels akibat terlepas telah menendang kencang dada David saat pria itu ingin kembali menarik Michelle.Michelle segera bangkit setelah mengambil tas miliknya yang tak jauh dari jangkauan. Dia melarikan diri dengan bertelanjang kaki, sementara tangannya meremas kencang-kencang bagian depan pakaian yang kancingnya lepas akibat perbuatan kasar David.“Michelle!”Teriakan David yang memekik telah memaksa Michelle berlari kencang dan diminta jangan sampai tersandung dalam aksi penyelamatan diri.“Berhenti!”Instruksi tegas yang lantang diucapkan tak menggentarkan Michelle sedikit pun untuk menjauh dari David y
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Bab 106: Bukan Suara Michelle

Rasa cemas mendera Valencia yang sedang menikmati waktu bersama Albert—suaminya di ruang baca. Pikirannya yang terganggu oleh sesuatu membuat Valencia tak fokus pada buku di tangannya.“Apa yang kau pikirkan?” Albert menegur lembut dari posisinya duduk di sebelah. “Sejak Kak Roland menelepon, kau terlihat banyak diam dan memikirkan sesuatu. Apa ada pembicaraan Kak Roland yang tidak mengenakkan hatimu?” tanya Albert perhatian.Valencia menggeleng lemah. “Kak Roland membuatku senang karena dia lebih peduli pada Axel. Dia mengatakan akan membeli hadiah pada Axel untuk pertama kali.”Albert tersenyum lembut. “Syukurlah hubunganmu dan Kak Roland mulai membaik karena adanya Leah beserta Michelle.”“Aku berharap kali ini bisa banyak membantu mereka. Terutama pada Michelle. Dia sudah banyak membantuku sejak dulu demi menjalin hubungan baik dengan Kak Roland,” ujar Valencia mengutarakan pikirannya.“Melihat sikap Kak Roland, dia pasti tidak akan peduli bagaimana Daddy berambisi menjodohkannya
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Bab 107: Tragis

“Bibi, apa yang terjadi pada Mommy?” Leah menarik tangan Valencia yang bergegas ingin pergi menuju rumah sakit.Di depan pintu utama kediaman mewah itu, Valencia berbalik menghadap ke Leah yang berkaca-kaca.“Mommy Leah terjatuh sehingga harus dirawat di rumah sakit.” Valencia terpaksa berbohong karena tak sanggup menyatakan kondisi Michelle yang sebenarnya.“Apa terjatuhnya sangat parah sampai harus dirawat di rumah sakit?” tanya Leah cemas.“Tidak terlalu, tetapi mommy Leah harus dirawat oleh dokter agar cepat sembuh.”“Leah! Aku dulu pernah jatuh dan dirawat di rumah sakit.” Tiba-tiba saja Axel bersuara yang dengan naif meyakinkan Leah. “Jadi, percaya saja pada Mommy dan Daddy-ku. Mommy dan Daddy akan memastikan keadaan mommy-mu baik-baik saja!”Valencia tersenyum menatap putranya yang begitu tulus menghibur Leah. Padahal Axel tidak tahu yang sebenarnya terjadi. Tetapi tindakannya itu mampu meyakinkan Leah yang perlahan-lahan mulai melepaskan tangan Valencia.“Tolong beritahu aku t
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Bab 108: Kesimpulan yang Kejam

Jemari Valencia masih saja gemetaran menyentuh kulit pergelangan Michelle yang lebamnya mulai menggelap. Padahal itu sudah berulang kali Valencia lakukan, tetapi masih saja gemetaran setiap kali memeriksa keadaan Michelle.Dahi Michelle yang lebam, kedua sisi pipi yang juga terluka serupa. Kedua pergelangan tangan yang kanan maupun kiri—yang luka lebamnya lebih buruk dari dahi dan pipi. Belum lagi organ dalam Michelle yang terganggu akibat gas beracun.Entah bajingan mana yang tega melukai manusia baik dan tulus seperti Michelle. Setan apa yang merasuki pikiran orang itu sampai menaruh dendam begitu keji kepada Michelle.Valencia sampai merinding dan terperangah ketika mendengar kesaksian sopir taksi mengadukan perihal aroma alkohol yang kuat dari pakaian Michelle, tetapi hasil tes darah menyatakan Michelle tak mengonsumsi alkohol.Valencia mendesah kasar. “Michelle, apa yang orang-orang itu lakukan padamu?”“Jam besuknya sudah habis.”Sentuhan tangan Albert di bahu tiba-tiba menyadar
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

Bab 109: Mencari-cari

Hari itu David memilih bekerja dari rumah dan meminta personal asisstant-nya membawa dokumen-dokumen penting ke kediaman mewahnya. Hidungnya yang berdarah masih sakit. David tak ingin menimbulkan perhatian apa pun jika datang ke firma hukumnya.“Aku tidak akan datang ke firma untuk tiga hari ke depan. Jika ada dokumen yang perlu aku tanda tangani, bawa saja ke sini.” David menjelaskan sembari menandatangani dokumen terakhir yang diberikan.“Bagaimana keadaan hidung Anda, Tuan David?” tanya wanita itu—si pengganti Michelle yang cuku ragu-ragu bersuara. “Kemarin malam saya terkejut Anda meminta saya untuk menghubungi dokter pribadi Anda dan mengetahui hidung Anda berdarah.”“Sudah lebih baik.” David menanggapi tenang sembari menutup dokumen terakhir itu.“Sebenarnya apa yang terjadi, Tuan David?”David melayangkan tatapan tajam. Entah mengapa dia sangat kesal pada wanita itu. Di dalam hati dia mulai membanding-bandingkan wanita itu dengan Michelle.Michelle tak pernah mengulangi hal yan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 110: Akan Aku Beritahu

“Apa Mommy benar baik-baik saja, Axel?” tanya Leah gelisah dengan mata sembab habis menangis.Axel mengulurkan tangannya ke kepala Leah. Dia mengelus-elus kepala Leah sejak tadi mengurung diri di kamar. “Bukankah saat daddy-ku pulang sebentar mengatakan jika Bibi Michelle baik-baik saja? Kau tidak perlu cemas. Dan ayo keluar dari kamar dan makanlah.”Leah menggeleng dengan ekspresi murung semakin bertambah. “Aku tidak lapar. Aku mau bertemu dengan Mommy. Sejak kemarin aku belum bertemu dengan Mommy.”“Kau tidak bisa bertemu dengan Bibi Michelle di rumah sakit. Anak-anak seperti kita tidak boleh mengunjungi rumah sakit karena kita rentan terkena virus di sana.” Axel masih berusaha menenangkan Leah.“Tapi aku rindu pada Mommy, Axel.” Leah merengek dengan matanya yang basah oleh air mata.“Leah, tenanglah. Jangan menangis.” Sama seperti sebelumnya, Axel begitu lembut membujuk Leah dan mengelus-elus Leah yang gelisah. “Mommy-ku ada di sana menjaga Bibi Michelle.”“Axel,” seru Leah yang ber
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status