Home / Romansa / Dalam Dekapan Sang Pengacara Dingin / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Dalam Dekapan Sang Pengacara Dingin : Chapter 131 - Chapter 140

175 Chapters

Tangkap Dia!

"Nah, kita sudah tiba!" seru tetangga Milka yang langsung turun dari pick up-nya dan membantu menurunkan barang mereka. Milka sendiri sudah sibuk membantu Bik Sima turun dari pick up. Untuk sesaat, mata tua Bik Sima menatap lagi kota di mana ia tinggal begitu lama dan mengabdi untuk keluarga Benedict dulu. Bik Sima masih ingat cukup banyak tempat yang sering ia kunjungi, namun ada yang ia lupakan juga karena otaknya sudah begitu tua. "Terima kasih banyak, Paman. Aku akan meneleponmu lagi," seru Milka pada tetangganya. "Hati-hati, Milka!" Bik Sima pun melangkah bersama Milka untuk mencari angkutan umum di sana dan Milka begitu takjub pada kota yang begitu besar itu. "Ramai sekali di sini, Nek!" "Ya, kita harus mencari bus karena naik taksi sangat mahal, Milka." Suara Bik Sima sudah terdengar ngos-ngosan dan nenek tua itu terlihat begitu lelah menempuh perjalanan panjang. "Nenek, bagaimana kalau kita mencari makan dulu, di sana ada warung." "Tidak usah, Milka! Nenek tidak la
Read more

Diselamatkan Orang Baik

"Yeay, kita mau ke mall! Yeay, sama Aunty Magda sama Mama sama Bik Molly sama Uncle Jonas! Yeay!"Miracle memekik begitu senang saat Magda melajukan mobilnya ke mall. Mereka berada di satu mobil bersama, kecuali Jonas yang sudah berjanji akan menyusul mereka ke mall. Momen ini adalah momen yang sangat berharga karena akhir-akhir ini begitu sulit mencari waktu bersama. Sejak Jonas menangani kasus anak buah Pak Hendarto, Jonas menjadi super sibuk, bahkan sampai sekarang Jonas masih sibuk menangani kasus-kasus lanjutan sampai Jonas pun tetap bekerja di hari libur. "Miracle senang ya?" "Senang sekali, Aunty! Hehe!" Magda dan Kayla yang duduk di depan pun terus tertawa melihat Miracle yang begitu riang itu. "Eh, bukankah ini jalan di dekat kantor Tiago?" tanya Kayla yang sudah mengingat jalan ke kantor Tiago. Kayla beberapa kali sempat lewat, tapi Tiago belum pernah membawa Kayla ke kantornya. "Ya, aku sengaja lewat sini karena jalannya lebih besar, kalau lewat jalan yang satu lagi
Read more

Takdir yang Mempertemukan

Magda masih menyetir dengan begitu cepat karena Bik Sima terlihat sangat lemas. Milka terus menangis ketakutan sampai Miracle ikut ketakutan sendiri melihatnya."Sabar ya! Sabar ... siapa namamu? Bagaimana aku harus memanggilmu?" tanya Kayla. "Milka! Aku Milka! Dan ini nenekku, Nenek Sima! Kami dari kampung, tolong selamatkan nenekku!" ulang Milka tanpa henti. "Tenanglah, Milka! Semua akan baik-baik saja!" Kayla mencoba menenangkan Milka yang terlihat masih sangat muda itu, mungkin umur Milka hampir sama dengan Kayla dan melihat Milka yang berjuang untuk neneknya mendadak mengingatkan Kayla pada dirinya sendiri. "Nenekmu pasti selamat, Milka! Semuanya akan baik-baik saja," ucap Kayla dengan penuh kesungguhan. Magda yang mendengarnya pun memahami perasaan Kayla dan memacu mobilnya lebih cepat lagi, sebelum akhirnya mereka pun tiba di sebuah rumah sakit tempat teman Magda praktek di sana. "Cepat bawa dia! Dia muntah cukup banyak darah tadi!" titah Magda pada beberapa petugas medis
Read more

Bahaya yang Mengancam

"Dia ada di sebuah rumah sakit, Pak."Setelah mencari tahu sampai malam hampir menjelang, akhirnya Dario menemukan keberadaan Bik Sima dan Dario pun langsung menelepon Sam. "Sial! Apa yang terjadi dengannya? Apa dia mati, Dario?" "Sayangnya belum, Pak. Dia ada di ruangan ICU untuk perawatan intensif tapi dia belum mati." "Kalau begitu percepat saja, Dario! Percepat saja kematiannya sebelum dia buka mulut!" "Aku belum bisa masuk sama sekali ke sana, Pak." "Ck, masalah begitu saja kau tidak bisa, hah? Menyamarlah seperti waktu kau mencelakai Kayla, apa susahnya?" "Masalahnya ada yang pasti mengenaliku, Pak." "Siapa maksudmu?" "Kayla dan teman-temannya." Sam mengernyit mendengarnya. "Kayla? Apa maksudmu? Mengapa wanita sialan itu ada di sana?" "Entah bagaimana ceritanya tapi sepertinya Kayla yang menolong Bik Sima dan membawanya ke rumah sakit." Kedua mata Sam lagi-lagi membelalak dan mendadak Sam begitu panik dibuatnya. "Apa? Sial! Bagaimana bisa ada takdir seperti itu, hah?
Read more

Serangan Dalam Diam

Dario benar-benar benci scene rumah sakit, namun sudah dua kali ia harus bertindak di rumah sakit. Tentu saja ruang perawatan biasa jauh lebih mudah daripada ruang ICU yang dijaga dengan lebih ketat. Namun kembali lagi, perintah adalah perintah. Apalagi saat Sam sudah meneleponnya berkali-kali untuk menanyakan tentang tindakan yang Dario ambil. Dario pun berhasrat untuk memberikan kabar baik pada bosnya itu. "Aku akan masuk. Tugas kalian adalah berjaga dan memberitahuku kalau ada orang lain yang masuk setelah aku masuk nanti, kalian mengerti?" "Kami mengerti." "Bagus!" Anak buah Dario pun mulai berpencar dan mencari sudut yang paling tepat untuk mengawasi semua orang, begitu juga dengan Dario yang mulai bersiap menunggu saat yang tepat untuk masuk. Magda sendiri masih mengobrol bersama Jonas dan Kayla pun masih terdiam sendiri saat Kayla mulai melihat beberapa pria yang rasanya sudah lewat beberapa kali di pandangan Kayla. Posisi mereka tidak terlalu dekat, tapi Kayla merasa
Read more

Selamat dari Maut

Jonas mengetuk pintu ruang ICU dan langsung membukanya. Jonas pun berniat menyapa suster yang ada di dalam sana, namun tidak ada orang. Perlahan Jonas melangkah lagi hingga ia melihat sepasang kaki mengintip di lantai, namun tubuhnya tertutup meja suster. Dengan cepat, Jonas menghampiri suster itu dan suster itu benar-benar tergeletak tidak sadarkan diri. Dengan jantung yang berdebar kencang, Jonas langsung menoleh ke arah bilik Bik Sima yang sudah terdengar suara ribut di sana. Tentu saja ribut karena saat ini, Milka sedang berusaha menghentikan Dario menyuntikkan obat ke selang infus Bik Sima. Milka yang tadinya terjatuh langsung bangkit dengan cepat saat melihat Dario hampir menyuntikkan obat itu. "Jangan suntik! Jangan!" Namun, Dario yang kuat lagi-lagi mengempas tubuh Milka dengan kasar. "Akhh!" Milka terhuyung, namun kali ini Jonas yang sudah masuk pun langsung menangkapnya. "Milka, kau tidak apa? Sialan kau, Dokter Gadungan!" Dario yang melihatnya pun tetap menyunti
Read more

Akhirnya Bertemu

Tiago dan Kayla bernapas lega mengetahui kandungan Kayla baik-baik saja, namun seperti yang pernah terjadi, Kayla mengalami kontraksi ringan. "Sejauh ini yang terlihat semuanya aman, walaupun memang ada kontraksi. Tapi karena kandungannya sudah besar, tolong dijaga dengan benar, tidak lama lagi bayinya akan keluar," kata seorang dokter pengganti karena dokter spesialis kandungan sudah tidak ada di rumah sakit semalam itu. "Lalu apa istriku perlu dirawat, dokter?" tanya Tiago lagi. "Sepertinya belum perlu, tapi kami juga sedang mencoba menelepon dokter untuk berkonsultasi lebih dalam, silakan menunggu, Pak, Bu!" Tiago bernapas lega dan terus memeluk Kayla. "Maafkan aku, Kayla! Maafkan aku yang sudah membuat kandunganmu terus syok." "Tidak, Tiago. Tidak apa. Aku hanya terkejut tapi tidak masalah. Untung Dokter Magda langsung menangkapku tadi." "Ya, tapi aku sudah menyuruh Emir menjagamu, mana dia?" "Jangan salahkan Emir, Tiago! Aku menyuruhnya mengantar Miracle dan Molly pulang
Read more

Kisah Masa Lalu 1

Plak!Sam menampar Dario saking kesalnya pada semua pekerjaan Dario yang selalu berantakan akhir-akhir ini. "Dulu kau tidak begini, Dario! Apa kau sengaja, hah? Kau memihak pada mereka dan sengaja gagal terus, hah?" bentak Sam penuh amarah. "Maafkan aku, Pak! Tapi terlalu banyak orang di sana tadi." "Jangan beralasan, Dario! Gagal ya gagal! Apa pun alasannya kau tetap gagal, Brengsek!" Sam terus membentak Dario, namun Dario pun hanya bisa menunduk. Dario sudah menceritakan semua bagaimana Jonas memergokinya dan bagaimana ia bertabrakan dengan Tiago tadi dan Sam pun terus menggeram kesal. "Sialan! Sialan! Tiago pasti sudah bertemu dengan wanita sialan itu! Brengsek! Brengsek!" umpat Sam tanpa henti. "Dan kau, Dario! Kau tahu apa yang harus kau lakukan kan? Menghilanglah untuk sementara waktu! Aku akan menghubungimu nanti! Aku yakin polisi akan segera ke sini karena mereka sudah melihat wajahmu! Sialan!"Sam pun menjelaskan apa yang harus Dario lakukan lagi, sebelum akhirnya Dari
Read more

Kisah Masa Lalu 2

Sejak Tiago lahir, Sergi pun bekerja begitu keras, namun Sergi juga meminjam makin banyak uang pada Sam untuk biaya Tiago berobat dan ibu Sergi yang juga sakit-sakitan. Tiago kecil dirawat oleh Bik Sima di dalam rumah dan tidak diperbolehkan menampakkan dirinya sama sekali, kecuali di malam hari kalau Sergi mau membawa Tiago untuk bertemu neneknya. Sampai saat umur Tiago hampir dua tahun, saat itulah pertama kalinya Tiago ikut ke vila keluarga Benedict bersama Sergi dan Bik Sima. Mereka pergi ke sana karena Sam ada transaksi besar di sana dan setelah transaksi, Sam memerintahkan Sergi untuk menghabisi rekan bisnisnya, namun Sergi menolak. Sam marah besar dan menagih semua hutang Sergi, namun Sergi tidak bisa membayarnya. Sampai akhirnya Sam yang tidak mau ribut pun menyuruh Nehru melakukannya dan Nehru berhasil membuat rekan bisnis Sam meninggal dalam sebuah kecelakaan. Namun malam itu, Nehru dan Sam bertengkar hebat. "Aku sudah melakukan yang kau mau tapi aku selalu salah di ma
Read more

Kesedihan dan Amarah

"Ayah kandungmu bukanlah Sam Benedict, Tiago. Tapi Sergi. Sergi adalah ayah yang sangat menyayangimu, bahkan rela dipenjara agar kau mendapatkan jaminan hidup yang lebih baik." Air mata Bik Sima sudah meleleh di sana karena Bik Sima sangat memahami perasaan Sergi dulu. "Mungkin sejatinya, seorang ayah yang baik tidak akan menyerahkan anaknya agar bahagia dengan orang lain, namun Sergi terpaksa melakukannya." "Jangan membencinya, Tiago! Jangan membencinya karena menyerahkanmu pada Pak Sam! Pilihannya waktu itu sudah menjadikanmu seperti hari ini." "Sekalipun Bibik tahu benar ketidakadilan yang kau alami di rumah itu, tapi jangan pernah membenci Sergi untuk itu, Tiago! Dia adalah pria yang sangat baik! Sungguh ...." Bik Sima begitu lemas setelah mengatakan semuanya. Bik Sima lelah menangis, lelah bernapas, lelah memendam emosinya, dan lelah merindukan Sergi. Sedangkan Tiago juga sama lemasnya. Air matanya juga mengalir deras bercampur dengan emosinya sampai tangannya terus terkepa
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
18
DMCA.com Protection Status