Semua Bab Dalam Dekapan Sang Pengacara Dingin : Bab 121 - Bab 130

175 Bab

Cari Tahu Tentang Aku

Kalau keluarga kecil Tiago sedang bahagia, sebaliknya, keluarga Sam malah sedang sangat susah. Sam tidak mau mengandalkan Tiago lagi dan menyewa begitu banyak pengacara dari beberapa firma hukum untuk membela Simon. "Kalian mengerti apa yang harus kalian lakukan kan? Bebaskan anakku, anakku sama sekali tidak bersalah dan semua ini hanya rekayasa dari lawan bisnisnya!" "Baik, Pak. Tapi mengapa Anda tidak meminta Pak Tiago untuk membantu? Dia belum pernah kalah dalam kasusnya!" Brak!Sam menggebrak mejanya di depan banyak pengacara. "Aku sudah menyewa kalian berarti aku percaya pada kalian! Kalau ada yang tidak mau membantu dan masih bertanya-tanya, lebih baik kalian mundur sekarang juga!" Semua pengacara pun terdiam mendengarnya dan tentu saja dengan bayaran yang tinggi, akan sangat bodoh kalau mereka menolak tawaran ini. Di sisi lain, Jonas malah menolak tawaran dari atasannya untuk membantu kasus Simon. "Pak Sam meminta semua pengacara terbaik untuk membela Pak Simon, mengapa
Baca selengkapnya

Kenangan yang Menyakitkan

Mario masih mematung di tempatnya setelah mendengar permintaan absurd dari Tiago. "Apa maksudmu, Tiago? Apa kau mabuk? Apa maksudmu kau bukan anak kandung Sam Benedict?" "Aku tidak mabuk dan aku sangat sadar, Mario. Aku ... ada beberapa hal yang begitu panjang untuk kuceritakan, tapi semua hal itu membawa aku pada sebuah kesimpulan yang juga belum pasti bahwa mungkin aku bukan anak kandung ayahku." "Sumpah, Tiago! Ini gila! Semua orang tahu kau anak yang dibanggakan oleh Sam Benedict." "Bukan! Anak yang dibanggakan tidak pernah aku, Mario. Simon. Hanya Simon. Bagi kedua orang tuaku, hanya Simon yang ada di hati mereka." Mario makin tidak mengerti. "Tiago, ini ...." "Aku minta tolong padamu, Mario. Rahasiakan ini dan jangan sampai hal ini menjadi berita baru yang bisa menambah beban bagi keluargaku. Aku hanya ingin tahu identitasku yang sesungguhnya dan aku tahu aku bisa mengandalkanmu." Sungguh, air mata Tiago hampir menetes sekarang, namun Tiago bertahan. "Bagaimanapun mereka
Baca selengkapnya

Berhak Bahagia

Tiago membuka matanya setelah kenangan yang menyakitkan itu terputar di otaknya dan rasa pedih di hatinya benar-benar terasa nyata. Dada Tiago panas dan jantungnya berdebar kencang. Dengan tatapan yang goyah, Tiago pun meraih lagi berkas yang berisi bukti kecurangan Sam Benedict dan akhirnya Tiago mempelajarinya. "Apa yang bisa kulakukan untuk Ayah sekarang?" lirih Tiago yang masih ingin berusaha untuk ayahnya itu. "Maafkan aku yang sudah membuat Ayah kecewa karena aku tidak bisa membantu Simon lagi kali ini," gumam Tiago lagi. Tiago pun lembur lagi malam itu untuk mempelajari semua berkas Sam Benedict dan Tiago masih berharap ada keajaiban yang bisa ia lakukan untuk ayahnya itu. Tiago menginap di kantornya malam itu dan Emir yang melihat Tiago tertidur sampai tidak berani membangunkannya. Namun, Emir menelepon Kayla untuk memberitahunya dan Kayla pun merasa begitu iba pada suaminya itu. "Kau ... bantu aku menjaganya, Emir! Ujian hidupnya terlalu berat," seru Kayla di teleponn
Baca selengkapnya

Terpaksa Meminta Bantuan

"Kami membawa surat panggilan dari kepolisian, silakan ikut kami, Pak Sam dan Bu Rosa!" Sam dan Rosa dikejutkan dengan beberapa petugas polisi yang datang ke rumahnya pagi itu. Bahkan sebelum Sam dan Rosa sempat beraktivitas, para polisi itu sudah datang bersama beberapa petugas dari lembaga pemberantasan korupsi. Setelah cukup lama was-was sejak Simon ditangkap, akhirnya Sam dan Rosa dipanggil juga. Tentu saja Sam sudah merencanakan untuk merekayasa banyak hal sejak mendengar celotehan Hendarto yang menyebut namanya, apalagi setelah Simon ditangkap, Sam pun tahu surat panggilan untuk dirinya itu akan datang cepat atau lambat. Hanya saja, surat panggilan itu ternyata datangnya lebih cepat dari dugaannya. Bahkan di luar rumah juga setiap hari selalu ada wartawan yang siap meliput. Sam pun bergidik sendiri memikirkan betapa liar media yang mungkin akan menggoreng berita ini. Rosa sendiri membelalak tidak terima dan langsung marah-marah. "Apa maksud kalian? Mengapa kami harus iku
Baca selengkapnya

Kau Hanya Anak Pungut

Tiago terus menggeram dengan perasaan yang tidak karuan saat membaca berita tentang Sam dan Rosa yang ditangkap. Tiago pun masih berpikir keras saat ponselnya berbunyi dan Tiago pun terdiam cukup lama, sebelum ia mengangkat telepon dari Rosa. "Ibu!" "Kau di mana, Tiago? Cepat pulang ke rumah karena Ibu mau bicara masalah penting denganmu!" "Ibu, aku masih ...." "Ibu tidak mau mendengar apa pun, Tiago! Masalah Simon yang tertangkap saja kau tidak mau membantu padahal dia adalah adikmu! Sekarang masalah yang menjerat Ayah dan Ibu sudah seperti ini! Ibu membutuhkan bantuanmu jadi tolong pulang sekarang, Tiago!" Nada suara Rosa seolah memohon Tiago untuk pulang dan Tiago tidak bisa menjelaskan perasaannya. Akan lebih mudah menolak membantu saat mereka tidak bertemu daripada harus bertemu lalu menolaknya langsung dan berakhir dengan pertengkaran. Sungguh, bukannya Tiago tidak mau membantu sama sekali, tapi Tiago tahu pasti apa yang sudah dilakukan orang tuanya dari semua bukti yang
Baca selengkapnya

Keceplosan

"Apa Tiago tidak ke sini?" "Dia masih lembur di kantornya." "Ah, baiklah! Hmm, kau ... tolong beri semangat lebih pada Tiago, Kayla! Satu persatu fakta tentang keluarganya dan hidupnya mulai terkuak, kurasa ini lebih menyedihkan daripada sekedar kata menyedihkan," seru Mario penuh makna. Kayla pun sampai mengernyit mendengarnya. Seperti biasa, Mario dan Kayla mengobrol bersama malam itu dan Mario pun merasa iba saat memikirkan Tiago. Mario sudah mendapatkan sesuatu tentang Tiago. Begitu Tiago meminta Mario untuk mencari tahu tentang dirinya, Mario pun mulai bekerja hari itu juga. Lagipula kasus Sam sudah diserahkan pada lembaga pemberantasan korupsi jadi Mario punya waktu mencari tahu tentang Tiago. Sebagai keluarga terkenal, tidak sulit mencari tahu tentang keluarga Benedict. Setidaknya beberapa hal penting pasti ada rekam jejaknya, walaupun karena kejadian lama, entah sengaja dihapus atau memang tidak banyak berita tentang itu, Mario membutuhkan waktu lama untuk menyelidikin
Baca selengkapnya

Sepenggal Kisah Penuh Tanya

Tiago menyetir dengan hati yang pilu dan rasa sakitnya masih membuat tubuhnya terasa tidak karuan. Tiago mencengkeram setirnya erat-erat dan sesekali memukul setirnya kesal. "Itu benar! Ya, akhirnya mereka mengakuinya! Itu benar! Aku bukan anak kandung mereka! Sial!" "Aku tidak menyangka rasanya sesakit ini! Sial! Sial!"Brak!Tiago kembali memukul setirnya. Tiago pun menyetir dengan ngebut dan berniat berputar-putar sampai ia bisa menghentikan air matanya karena ia tidak mau Kayla melihatnya menangis. Namun tanpa ia sangka, dua buah mobil mengikuti mobilnya sampai Tiago pun mengernyit. Salah satu yang menyetir mobil itu adalah Dario sampai Tiago pun malah berganti membelalak tidak percaya. "Dario! Apa yang dia inginkan? Mengapa dia mengejarku seperti ini?" Tiago penasaran, namun Tiago juga tidak mau sampai tertangkap. Tiago pun menyetir mobilnya makin cepat dan mobil Tiago pun berkejaran dengan dua mobil anak buah Sam. Hingga akhirnya setelah cukup lama berputar dan saling
Baca selengkapnya

Saksi Kunci

"Apa, Mario? Meninggal? Pria itu meninggal? Tapi bagaimana dia bisa tiba-tiba meninggal, hah? Apa mereka tidak mengusut kematiannya dulu, hah?" Tiago masih begitu emosional mendengarkan cerita Mario sampai Tiago terus mengepalkan tangannya. "Penyebab kematian karena berkelahi dengan sesama narapidana," jawab Mario. "Dia dianiaya di penjara sampai meninggal. Tidak ada berita pasti tentang hal itu, apa pemicunya, dan lain sebagainya, bahkan ada spekulasi kalau mungkin dia dibunuh, walaupun alasannya juga masih tidak jelas. Tapi satu yang pasti, kasus ditutup begitu saja!" Debar jantung Tiago yang sudah memacu kencang pun memacu makin kencang mendengarnya. Ada bagian dalam hatinya yang terasa sangat sakit mendengarnya, namun Tiago tidak tahu mengapa ia bisa merasa seperti itu. "Sial! Apa kau punya foto pria itu, Mario? Dan siapa namanya?""Karena sudah lama sekali, gambar yang aku dapat di internet pun hitam putih, tidak jelas." Mario menunjukkan foto yang ia dapat pada Tiago melal
Baca selengkapnya

Harus Memberitahu Kebenarannya

Sementara itu, di sebuah rumah kecil di kampung, seorang wanita tua yang berumur 75 tahun sedang terbatuk keras sampai dadanya sakit. Wanita tua itu sudah mendengar berita tentang keluarga Benedict, mantan majikannya, dan ia pun merinding tidak karuan. "Pak Sam ... Bu Rosa ... Simon ... Tiago ... uhuk ... uhuk ...." Wanita tua itu terus terbatuk, bahkan batuknya sudah mengeluarkan darah. Seorang wanita lain yang masih muda pun nampak membuka pintu kamar dan begitu cemas. "Nenek Sima, Nenek tidak apa? Ya ampun, Nenek batuk darah lagi! Biar kubersihkan!" "Tidak apa Milka. Tapi Nenek mau ke kota." "Apa? Ke kota? Untuk apa ke kota, Nek? Mengapa tiba-tiba sekali?" sahut cucunya begitu kaget dengan permintaan neneknya itu. "Ya, Nenek mau menemui seseorang untuk memberitahunya kebenaran." "Nenek itu bicara apa? Nenek sedang sakit, jadi istirahat saja!" "Nenek serius, Milka. Nenek punya hutang yang sangat besar pada seorang anak yang Nenek besarkan seperti cucu Nenek sendiri, namun
Baca selengkapnya

Mencarinya ke Kota

"Kau pulang begitu malam, Tiago. Apa ada yang terjadi?" Kayla menyambut Tiago begitu larut malam itu di rumah Magda. Sudah beberapa hari berturut-turut Tiago menginap dan malam ini pun Tiago akan menginap di sana. Setelah berbicara panjang lebar dengan Mario tadi tentang jadi dirinya, sungguh perasaan Tiago tidak enak sampai saat bertemu Kayla, hanya ada rasa lelah. "Masalah di keluargaku sudah menjadi begitu rumit, Kayla. Aku hanya lelah memikirkannya. Dan maafkan aku yang waktu itu sempat meragukanmu, ternyata semuanya benar, ayahku dan Pak Hendarto memang begitu dekat, dan ayahku memang menerima suap darinya. Semuanya benar, Kayla." Kayla hanya terdiam mendengarnya dan Kayla tidak mau menambah beban suaminya itu. "Aku sudah mendengarnya, tapi duduklah, aku akan membuatkan teh untukmu." "Tidak usah, Kayla. Aku tidak mau kau kelelahan." Tiago meraih tangan Kayla yang sudah bersiap ke dapur dan Tiago pun meminta wanita itu duduk di sampingnya. Magda sendiri sudah masuk ke kam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
18
DMCA.com Protection Status