All Chapters of Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan: Chapter 161 - Chapter 170

317 Chapters

BAB 161. PERMINTAAN DALENA UNTUK SATU HARI SAJA

Saat pulang sekolah, Dalena menjemput Raccel dan mengajak anaknya ke rumah sakit untuk kembali mengecek kondisi kaki Raccel. Saat bersama dokter di dalam sebuah ruangan, Dalena merasa amat cemas. Ia bersama Cassel yang kini berdiri di sampingnya, sementara Raccel masih diperiksa oleh dokter. "Mami, adik Raccel tidak papa, kan?" tanya Cassel masih dengan menatap adiknya di depan sana. Dalena mengusap pipi Cassel dari samping dan menggeleng. "Tidak papa Sayang, adik Raccel akan baik-baik saja," jawab Dalena. Anak laki-lakinya itu begitu sedih, Cassel memperhatikan tiap-tiap gerakan yang dokter itu lakukan. Tekad dan keinginannya semakin kuat untuk suatu saat nanti ketika dia sudah beranjak dewasa. Cassel ingin menjadi seorang dokter yang bisa membantu siapapun. "Nanti kalau Cassel sudah besar, Cassel mau jadi dokter ya, Mi... Biar kalau Adik Raccel sakit, nanti Cassel yang obati, kan nanti Raccel tidak akan takut lagi," ujar Cassel memeluk tubuh Dalena. Mamanya pun mengangguk de
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

BAB 162. APA HADIAH YANG TEPAT UNTUK RACCEL?

"Mom, kita mau ulang tahun ya?" tanya Cassel berjalan di belakang Dalena. "Iya Sayang, kalian sebentar lagi akan ulang tahun. Anak Mommy sudah besar-besar, tidak boleh nakal ya..." Dalena menghentikan langkahnya dan mengulurkan tangannya pada Cassel.Sementara satu tangan Dalena menggendong Raccel, wanita itu menolak saat Damien hendak membantunya mengantarkan si kembar. Namun bagi Dalena percuma, karena Damien hanya akan bersama Cassel, tapi tidak dengan Raccel. "Mommy mau belikan hadiah apa buat Raccel?" tanya Raccel memeluk leher Mamanya. "Emmm, Princess minta apa, Sayang?" tanya Dalena menatap sang putri. "Apa ya... Raccel tidak mau apa-apa. Mau jalan-jalan sama Daddy di pasar malam, sama Kakak juga," jawab Raccel. Dalena tersenyum tipis, tidak biasanya anak ini meminta sesuatu, kadang permintaan Raccel malah jauh lebih banyak.Setelah itu, Dalena menatap Cassel. "Kalau Kakak?" "Kakak Cassel sama seperti Adik Raccel, Mom," jawab anak itu. "Baiklah, kalau begitu nanti Mommy
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

BAB 163. AKU TIDAK TAKUT BERPISAH DENGANMU!

Dalena sore ini menyiapkan kue ulang tahun, setelah beberapa hari si kembar menanti-nanti dengan penuh rasa tak sabaran. Wanita itu berjalan ke lantai dua, dia membawa kue ulang tahun di ruang keluarga di mana Raccel dan Cassel ada di sana, sementara Damien duduk di sofa memangku laptopnya. "Wahhh... Raccel lihat Mommy bawa apa!" pekik Cassel heboh. Raccel pun langsung menoleh ke arah Mamanya, anak itu langsung tersenyum lebar. Dalena ikut tersenyum melihat wajah si kembar berbinar-binar bahagia. "Raccel mau!" seru anak itu melambaikan tangannya. Dalena lantas mendekati mereka dan meletakkan kue ulang tahunnya di hadapan si kembar.Cassel menatap Damien yang kini berjalan ke arahnya dan langsung memeluk Cassel. "Selamat ulang tahun ya, Sayang," ucap Damien mengecup pucuk kepala Cassel. "Terima kasih Daddy," balas Cassel bertepuk tangan. Sedangkan Raccel, anak itu seperti tidak mau berharap lebih pada Papanya. Dia kini berusaha mengulurkan tangannya meminta peluk pada Dalena.
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

BAB 164. HADIAH ISTIMEWA DARI NICHOLAS

Keesokan harinya, Raccel tidak bersekolah karena anak itu demam. Dalena juga menemaninya sejak pagi hingga siang ini. Ia mengajak putrinya bermain di luar dan anak itu hanya gendong saja, karena suhu tubuhnya yang panas. "Adik Raccel mau dibelikan apa, Sayang? Mau mainan baru ya?" tawar Dalena mengusap pipi putrinya yang basah.Anak itu menggelengkan kepalanya saja. "Tidak mau," jawabnya lemas. "Raccel pusing, Mommy." "Ya sudah, Raccel tutup mata saja. Bobo dulu biar tidak pusing ya, Sayang," bisik Dalena meletakkan kepala Raccel di pundaknya dan ia mengusap punggung Raccel dengan lembut. Dalena berdiri di teras menatap pemandangan siang hari yang hujan deras dan mendung gelap. Dalam situasi seperti ini Dalena bersedih, kenapa ia harus hidup tanpa memiliki siapapun? Termasuk orang tua. Dalena ingin membawa anaknya ini pergi, namun ke mana lagi kali ini dia harus melangkah?"Ma, Pa, kenapa hidupku seperti ini?" gumam Dalena mendekap Raccel yang tertidur dalam dekapannya, seraya m
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

BAB 165. MEMELUK KALIAN MALAM INI

Cukup lama Raccel berjalan dengan tongkat, hingga akhirnya hari ini gadis kecil itu bisa kembali berjalan tanpa bantuan tongkat lagi. Dalena dan Cassel nampak senang melihat Raccel sudah kembali seperti dulu lagi, sudah kembali sehat dan ceria. "Akhirnya, bisa jalan lagi. Jangan lari-larian ya, Adik Raccel..." Cassel berdiri memegangi lengan Raccel. Anak perempuan itu menganggukkan kepalanya. "Besok kita bisa main lagi ya, Kakak," ujar Raccel. "Iya dong! Besok bisa menangkap kupu-kupu yang banyak!" seru Cassel heboh. Senyuman manis terukir di bibir Dalena saat melihat kedua anaknya yang begitu ceria, bahagia, dan mereka yang kini sangat antusias. Dalena selalu berupaya agar mereka tidak kekurangan apapun, termasuk Raccel yang selalu menginginkan kasih sayang lebih dari Papanya. "Mommy, nanti simpan tongkatnya Raccel ya, Raccel mau jalan sendiri," ujar anak itu. "Iya Sayang. Nanti Mommy simpan, tapi janji kalau jalan sendiri harus hati-hati! Paham, Cantik?" Dalena memeluk Racce
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

BAB 166. JANGAN MEMBANDINGKAN RACCEL DENGAN CASSEL

Saat Raccel terbangun dari tidurnya, anak itu sendirian dan menoleh ke kanan ke kiri. Raccel langsung duduk termenung. Ia terdiam beberapa detik mengusap permukaan sprei bergambar kartun tersebut. "Raccel mimpi Daddy bobo sini, terus di sini ada Mommy," gumam anak itu lirih. Raccel menyibak selimutnya dan turun dari atas ranjang perlahan-lahan, dia mencari pegangan untuk berjalan ke arah pintu. Sampai akhirnya di berhasil membuka pintu kamar dan berjalan ke arah tangga setelah berjalan tertatih cukup lama. "Capek, kakinya lemas," ucap Raccel menundukkan kepala menatap kedua kakinya. Raccel memperhatikan ke arah lantai satu yang sepi. "Mommy...! Raccel mau turun, mommy..." Setelah berjalan sendiri, Raccel pun kelelahan dan ia mulai memanggil Dalena untuk dimintai tolong membawanya ke lantai satu. Dan Raccel berdiri di bagian pertengahan anak tangga dan kedua tangan kecilnya gemetar memegangi pagar tangga. "Mom... Mommy, kaki Raccel sakit!" teriak anak itu lagi. "Iya Sayang
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

BAB 167. KALAU KAU BESAR, AKU INGIN SELALU BERSAMAMU

"Tentu saja, semua orang akan menyayangi Raccel!"Dalena memeluk Raccel dengan erat dan mengusap pucuk kepalanya. Suara deringan ponsel milik Dalena membuat wanita itu menoleh ke belakang. Dia meletakkan ponselnya di atas sebuah meja kayu. Dan Dalena bergegas meraih ponselnya tersebut, di sana tertera nama Karina yang tengah menghubunginya. "Halo Karina... Oh, kau mau ke sini dengan Nicholas?" Dalena menoleh pada Raccel yang menatapnya. Wanita itu tersenyum manis sebelum dia berkata, "Raccel dan aku juga sedang di rumah, ke sini saja. Aku menunggumu ya..." Panggilan itu langsung terputus, Dalena meletakkan ponselnya kembali dan mendekati Raccel. "Cantik, makannya sudah?" tanya wanita itu. "Sudah Mommy." "Bagus, sekarang ayo mandi. Kakak Nicho mau ke sini, mau main sama Raccel," ujar Dalena kini menggendong Raccel. Kedua mata indah milik Raccel langsung membola. "Asikk... Ayo Mom, ayo mandi sekarang! Terus pakai baju yang bagus ya, Mom!" "Iya Sayang, iya..." Beberapa menit l
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

BAB 168. RACCEL STORY-Gadisku yang Berisik dan Cantik

Beberapa Tahun Kemudian...Cuaca di kota London memasuki musim semi, seorang gadis cantik dengan pakaian seragam sekolah menengah ke atas tengah berdiri di halte di sekolahnya. Raccel sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik, pintar, dan pekerja keras. Sekarang ia baru saja menduduki bangku kelas dua belas menengah atas. "Kakak jadi jemput Raccel atau tidak? Nanti kalau pulang telat Daddy marah-marah lagi!" seru gadis itu mengomeli Cassel. "Iya Raccel, tunggu di situ sebentar!" balas Cassel di balik panggilan tersebut. Raccel langsung memutus panggilan tersebut dan ia berdiri di sana memeluk beberapa buku miliknya. Sampai akhirnya seorang temannya berjalan mendekat. "Loh, Raccel, kau belum pulang?" tanya Camilan. "Emmm, Kakakku belum datang," jawab Raccel. "Tumben terlambat..." Camilan kini duduk di samping Raccel. Wajah Raccel menjadi sedih, gadis itu padahal sudah bersiap ingin pulang cepat karena semalam Cassel bilang padanya kalau Nicholas akan datang ke rumahnya untuk meng
last updateLast Updated : 2024-08-11
Read more

BAB I69. RACCEL STORY-Raccel Juga Ingin Disayangi Seperti Kakak

Setelah mengantarkan Raccel pulang siang tadi, sampai malam pun Nicholas masih berada di kediaman Damien. Pemuda itu sibuk membicarakan bisnis bersama Damien dan Cassel di lantai satu. Sementara Raccel, gadis itu berada di selasar lantai dua. Raccel sibuk menulis sesuatu di buku diary miliknya, sesekali dia menatap ke lantai satu di mana Nicholas berada sekarang."Hemm, selesai!" Raccel menutup buku diary miliknya. Gadis berambut panjang sepinggang itu memperhatikan terus ke arah Nicholas di lantai satu. "Kak Nicho jarang sekali ke sini sejak dia kuliah, sekali ke sini dia banyak berubah dan diam. Apa dia sudah punya pacar?" gumam Raccel bertanya entah pada siapa. Raccel mendengus pelan, gadis itu menutup bukunya dan berjalan turun ke lantai satu. "Bagaimana Cho? Kata Papamu kau mau bertunangan dengan anak Om Giles?" tanya Damien pada Nicholas saat tiba-tiba Raccel berada di lantai satu. "Entahlah Om, aku juga masih fokus pada karierku dulu," jawab Nicholas. "Tapi bagi Om kala
last updateLast Updated : 2024-08-11
Read more

BAB 170. RACCEL STORY-Dia Dingin, Tapi Sangat Perhatian

Keesokan harinya, Raccel terbangun pukul setengah tiga dini hari dan langsung gegas belajar. Hingga saat pukul tujuh pagi, gadis itu masih mengantuk. Raccel duduk menundukkan kepalanya di teras, bahkan saat ada seseorang yang datang, dia tidak tahu. "Heuhh...!" "Astaga, Raccel!" Nicholas yang berusaha berjalan naik ke atas teras, pemuda itu langsung merangkul Raccel saat gadis itu hampir terjerembab ke lantai. Raccel pun terkejut, dia kembali membuka kedua matanya dan mendongak menatap Nicholas. Laki-laki itu menatap cemas. "Kau tidak papa? Kalau sakit tidak usah pergi ke sekolah," ujarnya menyentuh kening Raccel dengan lembut. "Tidak papa, kok!" Raccel langsung menepis tangan Nicholas begitu saja. Nicholas merasa tidak enak, gadis ini tidak seperti kemarin. Perasaan dia kemarin masih manja kepadanya. "Kau begadang lagi? Mengerjakan apa?" tanya Nicholas beralih duduk di sampingnya. "Apa ada tugas yang membuatmu kesulitan?" Raccel menggeleng. "Tidak usah peduli sama Raccel la
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
32
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status