All Chapters of Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan: Chapter 171 - Chapter 180

317 Chapters

BAB 171. RACCEL STORY-Perhatian yang Begitu Besar dari Nicholas

"Ayo, bisa jalan sendiri atau Kakak gendong?" Raccel menggelengkan kepalanya, tas merah muda miliknya dibawa oleh Nicholas. Mereka berdua keluar dari gerbang sekolah dan bergegas masuk ke dalam mobil. Gadis itu tidak mengeluarkan suaranya sama sekali, sampai Nicholas merasakan kemarahan Raccel, entah padanya, atau pada orang rumah. "Raccel tidak mau pulang, nanti Daddy marah kalau tahu Raccel tidak sekolah," ujar gadis itu. "Heem, ke apartemen Kakak saja," jawab Nicholas.Laki-laki itu menoleh ke arah Raccel yang kini mengusap air matanya. "Raccel, kalau ada apa-apa itu bilang, jangan diam saja..." "Tidak ada apa-apa kok," kilahnya, tapi dia menangis. Nicholas semakin mengerti, wanita itu memang kadang menyebalkan. Lain di mulut lain di hati, saat dia bilang baik-baik saja, maka keadaan yang sebenarnya benar-benar kacau dan hancur. "Perutmu sangat sakit?" tanya Nicholas meraih lengan Raccel. Saat diperhatikan seperti ini, Raccel merasa sedih. Dia ingin memiliki orang yang ben
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

BAB 172. RACCEL STORY-Sentuhan Tangan yang Masih Terasa

Hari sudah gelap, Raccel berbaring di atas ranjangnya. Gadis itu menatap layar ponselnya dan membaca sebuah pesan masuk dari Nicholas. 'Sudah baikan? Apa masih sakit? Jangan lupa minum obatnya,' ujar laki-laki itu dalam bentuk pesan. Raccel tersenyum manis. Ia pun langsung menghubungi Nicholas saat itu juga. "Halo Kak Nicho..." "Halo Cil! Kenapa telfon-telfon Nicho, hah?!" balas suara di balik panggilan itu. Lantas Raccel menatap layar ponselnya, itu benar nomor Nicholas, tapi kenapa malah terdengar suara Cassel! "Ihhh... Kakak! Berikan ponselnya ke Kak Nicho!" pekik Raccel. Suara gelak tawa terdengar di sana, sebelum akhirnya menjadi senyap. Sepertinya Nicholas membawa ponselnya menjauh dari Cassel yang tengah memutar musik. "Halo, kenapa hem?" Suara Nicholas terdengar di sana. "Kak Nicho... Emm, besok Kak Nicho ke rumah?" tanya Raccel."Heem. Besok ada yang aku bahas dengan Daddy-mu. Kenapa?" "Tidak papa. Cuma tanya saja!" balas gadis itu. Kekehan terdengar di balik pangg
last updateLast Updated : 2024-08-13
Read more

BAB 173. RACCEL STORY-Nicholas yang Posesif

'Terima kasih sudah perhatian sama Raccel kemarin ya, Kak Nicho. Semangat kerjanya. Dari Raccel...' Nicholas menutup kertas berwarna merah muda itu dan ia tersenyum, ditatapnya empat donat dengan toping kacang kesukaannya. Nicholas tidak tega memakan donat itu, terlalu lucu, apalagi saat ia membayangkan Raccel yang begitu bersemangat membuatkan makanan ini untuknya. "Selamat pagi, Nicho..." Sapa seseorang membuka pintu ruangan kerja Nicholas. Seorang gadis cantik berpakaian formal yang kini menatapnya, namun gadis itu teralihkan pada kotak berisi donat dan sebuah surat. "Kau mendapatkan kejutan?" tanya gadis itu, dia adalah Siessa. "Heem, dari anak Pak Damien," jawab Nicholas. "Oh, Raccel? Yang masih sekolah itu, kan? Baik sekali dia padamu, apa kau menyukai gadis yang masih bocah dan kekanakan seperti dia?" tanya Siessa. Nicholas menatapnya dengan wajah dingin. "Apa kau mendengar aku mengatakan itu di mulutku?" balas pemuda itu. "Letakkan berkasnya dan segera pergi!" Gadis
last updateLast Updated : 2024-08-13
Read more

BAB 174. RACCEL STORY-Apakah Kak Nicholas Punya Kekasih?

Raccel terbangun dari tidurnya, gadis itu membuka mata dan merasakan selimut yang hangat menutupi tubuhnya. Tubuh Raccel terasa lelah, aktivitasnya setiap hari yang padat dan dipenuhi dengan kerja keras membuat gadis itu selalu mengeluh tentang hari-harinya. "Heemmm, sudah bangun?" Suara Nicholas membuat Raccel mendongakkan kepalanya. Gadis itu diam dan membenamkan wajahnya pada bantal."Kak, ini jam berapa?" tanya Raccel menyibak selimutnya. "Jam sepuluh," jawab Nicholas. "Daddy belum hubungi Kakak?" tanya Raccel. "Belum, tidurlah lagi. Nanti kalau sudah dihubungi Daddy, Kakak akan membangunkanmu," ujar Nicholas.Raccel menggeleng, ia kembali mengucek kedua matanya dan langsung meraih bukunya, Raccel menatap beberapa soal yang sudah dikerjakan. Gadis itu mendongakkan kepalanya dan mengusap wajahnya pelan sebelum dia beranjak dari duduknya melangkah berjalan ke arah dapur. Raccel menuang air dingin dan meminumnya."Kakak, Kak Nicho punya camilan apa?" tanya Raccel berdiri di a
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

BAB 175. RACCEL STORY-Raccel Tidak Cemburu, Kak Nicho!

Sepanjang perjalanan menuju kediaman keluarga Escalante, di dalam mobil Raccel hanya diam dan tidak mengoceh apapun. Nicholas merasa tidak nyaman kalau gadis kecil ini tidak berisik. Laki-laki muda itu menoleh ke arahnya dan mengusap pucuk kepala Raccel tiba-tiba. "Kenapa diam saja? Tidak suka bertemu dengan teman-teman Kakak?" tanya Nicholas. "Heem, karena mereka kita tidak berbincang," jawab Raccel jujur. Mendengar jawaban Raccel, lantas Nicholas terkekeh. Memang ada-ada saja si Raccel ini. "Apa yang ingin kau obrolkan dengan Kakak, Raccel?" tanya pemuda itu. "Banyak sekali. Tapi sudah tidak mood," jawab gadis itu membuang muka. Dia masih suka merajuk, dan Nicholas sudah hafal betul dengan Raccel yang seperti ini. Nicholas tidak mengatakan apapun lagi, dia menerka-nerka di mana salah dirinya pada Raccel hingga gadis ini marah padanya. Namun Nicholas juga tidak merasa kalau dirinya melakukan hal yang buruk pada Raccel, hingga dia mengesampingkan hal tersebut.Sampai beberapa
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

BAB 176. RACCEL STORY-Raccel Gagal Lagi, Raccel tak Seberuntung Cassel

Siang ini di sekolahnya, Raccel dipanggil oleh kepala sekolah untuk menghadap. Gadis itu harap-harap tak sabar, apakah dirinya lolos, atau tidak?Sampai akhirnya Raccel masuk ke dalam ruangan kepala sekolah dan berhadapan langsung dengan gurunya. "Siang Madam," sapa Raccel tersenyum. Wanita itu tersenyum. "Selamat siang, Raccelia... Mari masuk," ajaknya. Raccel pun segera masuk ke dalam ruangan itu. Ia duduk berhadapan dengan kepala sekolah, di sampingnya ada Revvan, teman seangkatannya yang sangat populer karena tampan dan pintarnya. "Hai," sapa Revvan berbisik. "Hai Van," balas Raccel tersenyum ceria. "Semoga kau beruntung, Raccel," bisik laki-laki muda itu. Dengan antusias, Raccel menganggukkan kepalanya. Ia masih memperhatikan kepala sekolahnya yang kini mendekati mereka membawa sebuah berkas di tangannya. "Raccel, Revvan, hari ini penilaian untuk uji coba perlombaan internasional sudah final nilainya, jadi salah satu dari kalian bisa mendapatkan kesempatan untuk ikut berl
last updateLast Updated : 2024-08-15
Read more

BAB 177. RACCEL STORY-Kekecewaan yang Raccel Rasakan

Nicholas berlari menuju roof top gedung sekolah itu. Dia sendirian dan berjalan mencari-cari sampai akhirnya laki-laki itu melihat seorang gadis yang duduk diam di sana memeluk tas sekolahnya. Tanpa ditanya pun Nicholas tahu siapa gadis itu. Ia berjalan mendekati Raccel yang nampak diam melamun. "Raccel..," panggil Nicholas dengan sangat pelan. Gadis itu langsung mengangkat wajahnya menatap Nicholas penuh dengan keterkejutan. Namun Raccel buru-buru menyeka air matanya, meskipun wajah itu tidak bisa berbohong kalau dia menangis. Nicholas menekuk kedua lututnya dan duduk di hadapan gadis itu. "Kenapa? Kenapa tidak pulang?" tanya Nicholas menyentuh kepala Raccel. Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Wajah Raccel benar-benar sembab, entah berapa jam lamanya dia berada di sana. "Ini sudah malam, ayo pulang... Kasihan Mommy-mu mencarimu," bujuk Nicholas dengan sabar. "Pulanglah sendiri," jawab Raccel menyembunyikan wajahnya. Nicholas menghela na
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

BAB 178. RACCEL STORY-Kasih Sayang dari Cassel, untuk Raccel

Cassel tidak bisa tidur sama sekali, ia juga tidak berani menemui Raccel di kamarnya. Kini Cassel duduk di sebuah sofa di depan pintu kamar Raccel, saat jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Setelah Nicholas menceritakan semuanya pada Cassel dan Dalena, di sana Cassel merasa sangat sedih atas apa yang terjadi pada sang adik. "Huhhh... Kenapa malah jadi begini?" gumam Cassel lirih. Pemuda itu beranjak dari duduknya dan mendekati kamar sang adik. Cassel perlahan-lahan membuka pintu kamar Raccel. Saat kamar terbuka, Cassel melihat kekacauan di kamar bernuansa merah muda tersebut. "Raccel..." Cassel menatap Raccel yang masih belum tidur. "Kakak," lirih Raccel, gadis itu duduk di atas ranjang memeluk bonekanya. "Kenapa belum tidur?" tanya Cassel masuk ke dalam sana mendekati Raccel. Adik kembarannya itu langsung berdiri dengan lutut, mengulurkan kedua tangannya pada Cassel. Dan Cassel langsung memberikan pelukan pada Raccel. Ia mengusap kepala sang adik dengan penuh kasih sa
last updateLast Updated : 2024-08-17
Read more

BAB 179. RACCEL STORY-Antara Penasaran dan Cemburu

Sejak kejadian di ruang makan satu jam yang lalu, Raccel pun kini duduk di ruang keluarga bersama anjing kecilnya. Di ruang tamu seberang, ada Nicholas dengan Damien dan Cassel. Mereka nampak membicarakan hal-hal penting. Sampai tiba-tiba saja ada yang datang dan seseorang berdiri di depan pintu rumah. "Permisi..." Salam seseorang bersuara laki-laki. Di sana, Cassel langsung beranjak dari duduknya. Dia melihat pemuda berseragam sekolah seperti seragam milik Raccel. "Oh, temannya Raccel?" tanya Cassel. "Iya. Saya Revvan, teman sekelas Raccel," jawab pemuda itu. Dan Cassel pun menganggukkan kepalanya, kini dia paham jadi anak laki-laki ini bernama Revvan yang berhasil mendapatkan beasiswa, kabarnya dia adalah seorang kapten basket, dan salah satu murid unggulan yang terkenal. "Oh sebentar ya, aku panggilkan adikku," ujar Cassel. "Iya Kak," jawab Revvan, dia tidak tahu kalau Cassel adalah kembaran Raccel. Dari arah ruang tamu, Nicholas terus menatap anak sekolah yang kemarin men
last updateLast Updated : 2024-08-17
Read more

BAB 180. RACCEL STORY-Cemburunya Nicholas itu, Menyebalkan!

Saat Nicholas mengantarkan Cassel pulang setelah dari kantor bersama, Nicholas melihat ada Raccel bersama teman laki-lakinya bernama Revvan, di teras. Nicholas pun ikut turun sembari membawa beberapa berkas-berkas di tangannya. "Yuk! Main billiard di belakang!" ajak Cassel berjalan sembari menepuk pundak Nicholas. Mereka berdua melewati Raccel dan Revvan. Di sana nampak Raccel yang tengah membuka-buka beberapa kertas pelajaran. Gadis itu mendongak menatap Nicholas yang meliriknya dan Reevan, dan tidak menyapa Raccel sama sekali. "Oh ya Raccel, ngomong-ngomong kau nanti ingin kuliah di mana? Kita bareng saja, bagaimana?" ajak Revvan. "Emm, Raccel tidak tahu. Masih bingung... Tapi kan Revvan sudah dapat beasiswa, kenapa tidak dimanfaatkan?" tanya Raccel bingung."Aku tidak ingin menjadi dokter, aku ingin jadi arsitek," jawab Revvan tersenyum tipis. "Emmm, begitu ya. Kalau Raccel ingin kuliah mengambil kelas musik," jawab gadis itu. Mereka berdua mengobrol dan bercanda, di balik
last updateLast Updated : 2024-08-18
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
32
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status