Semua Bab Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar : Bab 31 - Bab 40

118 Bab

31 Perubahan Sikap yang Mendadak

“Terpaksa aku harus baik-baikin kamu, Babangs ...” Yolla tersenyum sinis sembari mengemudi. “Biar gimanapun, ada sedikit hak kamu di setiap hal yang aku miliki sekarang ....”Sari menatap Byanz yang baru saja mengantar Yolla kembali ke mobilnya.“Sikap Bu Yolla sudah jauh lebih baik,” komentar Sari sambil mengembangkan senyumnya. “Semoga dia bisa terus seperti itu sampai akhirnya kalian jadi suami istri.”Byanz hanya tersenyum, tidak tahu harus menanggapi bagaimana.“Kira-kira Bu Yolla bersedia tinggal di sini tidak, ya?” tanya Sari, bergantian memandang Byanz dan Ramzy.“Ibu nggak perlu mikir kejauhan,” sahut Byanz buru-buru. “Aku sama Bu Yolla kan masih tunangan, keputusan finalnya tergantung bagaimana kami berdua menjalani masa-masa pertunangan ini.”Ramzy meletakkan tangannya dia atas pundak Byanz.“Ayah nggak masalah kamu bejdodoh sama siapa saja, asalkan dia wanita baik-baik yang bisa menerima kamu apa adanya,” katanya sungguh-sungguh.“Semoga,
Baca selengkapnya

32 Putra Kandung yang Asli

“Nggak usah,” tolak Yolla sambil tetap memaksa Byanz untuk menerimanya.Byanz tentu saja heran dengan ucapan Yolla barusan, ditambah lagi dia baru saja membelikannya setumpuk baju dengan cuma-cuma.“Serius, kamu nggak usah bayar.” Yolla meyakinkannya seolah tahu keraguan yang sedang dirasakan Byanz. “Gaji kamu juga dijamin aman, nggak akan dipotong sepeserpun untuk pengeluaran ini.”Byanz akhirnya menganggukkan kepala, meskipun dalam hati dia masih merasa curiga dan kebingungan dengan apa yang dilakukan Yolla untuknya.Yolla sendiri hanya tersenyum puas saat melihat Byanz yang berpamitan pulang sambil membawa semua belanjaannya.“Tentu aja aku harus kasih kamu gratisan kan, karena itu adalah hak kamu sendiri!” bisiknya, kemudian dia celingukan ke sana kemari, takut kalau-kalau mama atau papanya mendengar apa yang dia ucapkan.Awalnya, terkadang ada sedikit rasa bersalah yang menelusup di hati Yolla. Namun, dia segera mengenyahkannya karena merasa bahwa apa ya
Baca selengkapnya

33 Menyingkirkan Dia?

Namun, Byanz tidak ingin menjadikan pernikahan sebagai jalan pintas untuk mendulang kesuksesan. Dia sangat percaya, bahwa proses yang alami justru akan memberikan hasil yang lebih tahan lama.Setengah tahun berlalu dan Yolla tetap menyimpan rapat-rapat rahasia tentang Byanz yang sebenarnya adalah putra kandung Sony. Sebagai gantinya, dia terpaksa memperlakukan sang calon suami sebaik mungkin supaya sedikit mengurangi rasa bersalah di hatinya.“Gimana hubungan kamu sama Babyanz, Yol?” tanya Sisty penasaran saat Yolla datang berkunjung ke salonnya.“Udah pasti aku harus baik-baikin dia kan,” jawab Yolla sambil mengangkat bahunya. “Ingat ya, kamu jangan cerita ini sama siapapun? Atau hidup aku bakalan tamat.”“Aku sih nggak mau ikut campur,” sahut Sisty sambil menggeleng.“Itu lebih baik,” timpal Yolla. “Toh bukan salahku kalau kehidupan kami jadi ketukar kayak begini. Siapa sih yang bisa memilih takdirnya saat masih bayi merah?”Namun, rupanya Sisty memiliki su
Baca selengkapnya

34 Godaan yang Dilancarkan Yolla

Begitu mendengar jawaban Byanz, ingin sekali rasanya Yolla bertepuk tangan dengan keras karena merasa kedudukannya semakin lebih tinggi dari sebelumnya.Byanz yang tidak berpikiran macam-macam, justru heran sekali saat melihat Yolla senyum-senyum sendiri di depannya.“Saya kerja dulu, ya?” kata Byanz sebagai penutup pembicaraan mereka pagi itu.“Oke, cari uang yang banyak ... buat masa depan kamu nanti,” sahut Yolla sambil berlalu pergi menuinggalkan Byanz sendirian di ruangannya.Begitu Yolla menghilang dari hadapannya, Byanz menyandarkan punggung sambil memikirkan tingkah tunangannya yang menjadi semakin aneh dari waktu ke waktu.Keanehan Yolla tidak hanya berhenti sampai di situ. Suatu hari, Byanz diminta datang berkunjung ke rumah untuk menemaninya sementara Sony sedang menghadiri pesta pernikahan bersama Virnie.“Kamu mau minum apa?” tanya Yolla sambil melingkarkan satu lengannya ke bahu Byanz yang lebar.Terkejut, Byanz agak menggeser duduknya untuk
Baca selengkapnya

35 Dia Sok Suci

“Biar nanti saya bicara sama Yolla,” ujar Sony. “Kalau memang dia sudah tidak sabar untuk bersatu sama kamu, saya akan usulkan sama dia untuk mempercepat pernikahan kalian.”“Apa, Pak?” Byanz membelalakkan matanya. “Pernikahan kami mau dipercepat?”Sony mengangguk kalem, dan Byanz langsung menyesali keputusannya yang terlalu gegabah untuk menceritakan tingkah Yolla kepada bosnya.“Tapi saya ... saya belum siap, Pak!” ucap Byanz terbata. “Saya juga belum mapan untuk menjadi seorang suami, jadi saya rasa ini keputusan yang ... terlalu dipaksakan.”Sony melipat kedua tangannya di dada.“Mapan itu bisa kamu dapatkan secara bertahap, yang penting kamu sama Yolla resmi dulu biar segalanya jauh lebih mudah.” Dia berkomentar. Byanz terduduk kaku, menurutnya ini bukanlah ide yang bagus. Persiapan pernikahan itu sendiri sudah pasti membutuhkan banyak uang, tabungan yang sudah susah payah dikumpulkannya mana cukup untuk mengurus tetek bengek pernikahan, belum lagi renc
Baca selengkapnya

36 Penyesalan Rani

Selain itu juga untuk memenuhi janjinya kepada Sony demi bisa mengubah Yolla menjadi pribadi yang lebih baik lagi, meskipun hal itu tidak akan mudah untuk dilakukan olehnya jika seorang diri.“Jadi,” Yolla menatap Byanz dengan sorot mata yang berbeda dari biasanya. “Kamu akhirnya setuju untuk melanjutkan pertunangan kita ke jenjang pernikahan?”Byanz balas menatap Yolla.“Kamu sendiri bagaimana?” tanya Byanz ingin tahu. “Kamu tahu betul siapa dan seperti apa saya, termasuk kemampuan finansial saya yang belum bisa dibilang mapan ....”“Saya tahu,” angguk Yolla. “Entahlah, makin ke sini saya semakin ingin membuat papa saya senang. Dan papa akan senang kalau saya menikah sama orang pilihan papa saya, jadi ya ... mau nggak mau saya harus menikah sama kamu.”Byanz tidak segera menanggapi, sebagai gantinya dia lebih memilih untuk mengamati daftar menu yang disajikan pihak kafe tempat mereka janjian bertemu.“Jadi kamu menikah sama saya hanya demi papa kamu?” Byanz
Baca selengkapnya

37 Kamu Terlalu Indah

Byanz tidak lagi bicara saat sikap mau menang sendiri ditampakkan oleh Yolla kepadanya, sebagai calon suami dia tentu ingin berusaha ngemong calon istrinya yang masih kekanakan.Selesai acara fitting baju, Yolla meminta Byanz untuk membelokkan mobilnya ke arah pantai.“Tapi kita pamitnya kan cuma mau fitting baju pengantin,” protes Byanz bingung. “Saya juga belum izin sama Pak Sony ....”“Ya ampun, papa saya nggak akan keberatan melepas saya untuk pergi sama kamu ke manapun itu!” sergah Yolla kesal. Dia merasa kalau cowok baik-baik begitu membosankan dan sesekali ingin memancing kenakalan Byanz supaya keluar sedikit saja.“Tapi kamu belum resmi jadi istri saya,” ujar Byanz memberi pengertian. “Kamu bisa kan menghubungi papa kamu dulu untuk minta izin? Paling nggak sampai sepuluh menit ....”“Iyaaa, bawel banget sih kamu jadi laki-laki.” Sikap judes Yolla yang biasanya kini keluar juga setelah Byanz membuat segala sesuatu menjadi terasa merepotkan.Byanz terse
Baca selengkapnya

38 Sah Jadi Suami Istri

Atau memilih memutuskan mundur dengan alasan belum ada rasa cinta di antara mereka?Malam sebelum hari pernikahan, tidak ada acara istimewa selain kumpul-kumpul kerabat keluarga di rumah orang tua Byanz.“Tidurlah Yanz, besok kamu harus bangun lebih pagi.” Sari menyuruh ketika Byanz masih terlihat menimbrung perbincangan di antara sepupunya yang malam itu hadir. “Iya Bu,” angguk Byanz sambil berdiri, tidak lupa dia berpamitan kepada anggota keluarga yang lain sebelum akhirnya pergi ke kamar untuk tidur lebih awal dari biasanya.“Kamu benar-benar mantap sama keputusan kamu, kan?” tanya Sari memastikan sebelum Byanz menutup pintu kamarnya.“Aku harus mantap,” jawab Byanz sambil mengangguk. “Yang penting Ibu sama ayah merestui pilihanku, toh niat aku sama Yolla itu baik untuk ke depannya.”“Ibu sependapat, daripada kamu pacaran lama-lama. Ya sudah, tidur sana.” Sari tersenyum, kemudian segera berlalu pergi untuk menemui sanak keluarganya lagi.Cukup lama ju
Baca selengkapnya

39 Gagal Membuat Kamu Tergoda

Ada rasa tidak terima di hati Yolla, yang sampai detik ini menganggap bahwa Sony adalah papa kandungnya.“Kamu kelihatannya akrab banget sama papa saya, ya?” komentar Yolla ketika Byanz masuk mobil dan duduk di sampingnya.“Akrab ...? Biasa saja, kan saya memang pegawainya ... dan itu tadi beliau minta saya untuk memanggilnya papa.”Yolla mengepalkan tangannya ketika mendengar pengakuan jujur Byanz.“Ya wajar ... sekarang kan papa saya jadi papa kamu juga,” kata Yolla dengan nada sebiasa mungkin. “Yang penting kamu jangan ngelunjak saja.”Byanz tidak segera menjawab dan lebih memilih untuk menyandarkan punggungnya saat mobil Yolla meninggalkan kediaman Sony.“Kamu selalu mengatai saya ngelunjak, saya juga pastinya akan tetap tahu diri karena Pak Sony hanyalah mertua saya.” Byanz menukas saat sedang dalam perjalanan.Yolla tentu saja menginginkan hal yang serupa dari ucapan yang dilontarkan Byanz kepadanya. Secara hukum Sony adalah papa kandungnya dan sete
Baca selengkapnya

40 Fakta yang Yolla Tutupi

“Sini ...” Lengan Byanz yang besar terulur untuk merengkuh Yolla dalam kenikmatan sakral di malam pertama mereka.Pagi itu Yolla terbangun dan menyaksikan bahwa tubuhnya dan tubuh Byanz saling peluk setelah sempat menyatu dalam dinginnya malam. Dengan susah payah dia menarik dirinya dan membiarkan Byanz yang masih terlelap tidur di tempat peraduan mereka.“Minta tolong Sisty ah,” gumam Yolla sambil melipir ke kamar mandi dengan ponsel di tangannya. “Biar dia beliin obat pencegah kehamilan buat aku.”Sementara Byanz masih tertidur, Yolla sibuk berbalas-balasan pesan dengan Sisty.Saat Byanz akhirnya terbangun, Yolla belum keluar juga dari kamar mandi hingga dia harus menunggu cukup lama di depan pintu.“Yol, sudah belum?” tanya Byanz sambil mengetuk pintu kamar mandi hingga beberapa kali. “Gantian, nih ....”Terdengar bunyi kait kunci digeser dan pintu terbuka, memperlihatkan Yolla yang baru saja selesai mandi.“Sabarlah,” katanya genit sambil mencubit pin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status