“Jangan mimpi terlalu tinggi kamu,” potong Yolla sambil menjatuhkan dirinya ke sofa.“Saya nggak mimpi kok,” kata Byanz pura-pura bodoh. “Kalau saya bermimpi, saya nggak mungkin bisa sampai ke rumah Pak Sony dengan selamat seperti ini.”Yolla melengos.“Saya pikir kamu bakalan datang pakai ... seragam office boy,” komentarnya, seperti biasa dengan nada merendahkan.Namun, Byanz tidak menjawab dan hanya menoleh memandangnya dengan ekspresi datar.“Oh iya lupa, kamu kan sudah bukan office boy lagi.” Yolla meralat ucapannya. “Penampilan kamu nggak buruk kok, malah mirip seperti mahasiswa yang sedang magang. Tapi ... memangnya kamu pernah kuliah di universitas? Enggak kan, bukannya kamu cuma lulusan SMP?”Byanz menarik napas panjang. Sudah jelas jika kedatangannya ke rumah Sony hanya untuk dihina-hina Yolla saja.Sampai kapan dia akan bertahan dari pertunangan konyol ini?“Maaf Pak, bagaimana kalau saya mundur saja dari pertunangan dengan Bu Yolla?” Byanz
Baca selengkapnya