Share

18 Menerima Garis Nasib

Byanz baru saja selesai mandi sore dan sedang setengah jalan mengenakan kaos santai untuk menutupi tubuhnya yang masih agak basah.

“Yanz, ada Rani di depan!” seru Sari sambil mengetuk pintu kamar Byanz beberapa kali.

“Iya, Bu!” sahut Byanz sambil menyisiri rambutnya yang lebat dengan jari tangannya. Dia sebetulnya malas bertemu dengan Rani lagi, tetapi di sisi lain dia juga enggan jika tetangga menganggapnya sombong setelah kehidupannya berubah seratus delapan puluh derajat.

“Hei, Ran?” sapa Byanz dengan nada yang berusaha dibuatnya seramah mungkin. “Ada perlu apa kamu ke sini?”

Rani menghirup napas sebentar sebelum menjawab.

“Aku mau minta maaf,” katanya pelan tanpa memandang Byanz.

“Minta maaf?” tanya Byanz sambil mengerutkan keningnya. “Soal apa?”

“Semuanya,” jawab Rani, menoleh dan menampakkan wajah sedihnya kepada sang mantan kekasih. “Aku harap kamu mau maafin aku, Yanz. Mungkin ucapan aku sangat menyakitkan hati kamu ....”

Byanz terpaku sebent
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status