“Sini ...” Lengan Byanz yang besar terulur untuk merengkuh Yolla dalam kenikmatan sakral di malam pertama mereka.
Pagi itu Yolla terbangun dan menyaksikan bahwa tubuhnya dan tubuh Byanz saling peluk setelah sempat menyatu dalam dinginnya malam. Dengan susah payah dia menarik dirinya dan membiarkan Byanz yang masih terlelap tidur di tempat peraduan mereka.“Minta tolong Sisty ah,” gumam Yolla sambil melipir ke kamar mandi dengan ponsel di tangannya. “Biar dia beliin obat pencegah kehamilan buat aku.”Sementara Byanz masih tertidur, Yolla sibuk berbalas-balasan pesan dengan Sisty.Saat Byanz akhirnya terbangun, Yolla belum keluar juga dari kamar mandi hingga dia harus menunggu cukup lama di depan pintu.“Yol, sudah belum?” tanya Byanz sambil mengetuk pintu kamar mandi hingga beberapa kali. “Gantian, nih ....”Terdengar bunyi kait kunci digeser dan pintu terbuka, memperlihatkan Yolla yang baru saja selesai mandi.“Sabarlah,” katanya genit sambil mencubit pinSementara itu, Yolla hanya mampu terdiam selama beberapa detik lamanya.“Jawab, Yol!” suruh Byanz dengan kemarahan yang tidak bisa ditahan lagi. “Atau aku akan mencari tahu sendiri, semuanya.”Emosi Yolla seketika menggelegak saat dia mendengar Byanz menggunakan kata ‘aku’ dan tidak lagi ‘saya’ seperti biasanya. Menurut Yolla, Byanz sudah mulai ngelunjak sekarang.“Kamu nggak berhak ikut campur urusan orang termasuk aku!” kata Yolla memperingatkan dengan keras. “Jadi lebih baik kamu kembalikan ponsel aku, sekarang juga!”Byanz menggelengkan kepala dengan tegas.“Aku nggak akan peduli sama surat ini seandainya nggak ada namaku yang tercantum di sana!” geram Byanz sambil memandang tajam Yolla. “Pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari aku kan, sebaiknya kamu bicara jujur sekarang ....”“Kamu nggak usah mikir macam-macam!” elak Yolla. “Itu ponsel aku, jadi kamu nggak berhak buka-buka file apa pun yang ada di dalamnya termasuk foto yang aku punya!”Byanz
Byanz berdecih, dia tidak akan mempercayai lagi mulut berbisa Yolla sedikitpun. “Tolong kamu dengarkan aku baik-baik dulu,” bujuk Yolla yang merasa semakin terdesak oleh keadaan. “Aku akan tetap berusaha untuk memberikan kamu hak sebagai anak, tapi tolong jangan bilang apa-apa sama papa. Bukankah jauh lebih baik kalau kita hidup berdampingan dalam damai? Anggap saja seperti tidak terjadi apa-apa.”Byanz mengepalkan tangannya yang tidak menggenggam ponsel Yolla. Sekarang dia mengerti kenapa wanita itu mendadak begitu baik sekali kepadanya, benar-benar wanita munafik.“Jadi ini tujuan kamu sengaja baik-baik sama aku?” tanya Byanz dingin. “Demi untuk menutupi rasa bersalah kamu karena sudah merebut semua hakku, Yol? Betapa memalukannya kamu ini.”Yolla menggeleng putus asa.“Byanz, aku kan sudah berusaha supaya kamu dekat sama papa dan tetap mendapatkan hak kamu sebagai anak ...” katanya mencoba melunakkan hati suaminya. “Aku bukan sengaja merampas apa yang kamu mi
“Kamu jangan takut, papa sama mama sudah ada di sini.” Sony mengusap kepala putri semata wayangnya yang masih shock.Mengingat kondisi Yolla yang masih belum memungkinkan, Sony mengurungkan niatnya untuk menginterogasi putrinya tentang kronologi kejadian yang sebenarnya hingga menyebabkan anak dan menantunya terkena musibah semacam itu.“Apa Byanz akan selamat ya, Ma?” tanya Yolla sambil bersandar memeluk Virnie sementara papanya pergi untuk menggali informasi lebih jauh.“Kita doakan saja semoga suami kamu tidak apa-apa,” jawab Virnie sembari membelai punggung Yolla. “Kamu juga harus istirahat, Sayang.”Yolla mengangguk saja, dia tidak berani banyak bicara untuk saat-saat sekarang. Dalam keadaan genting seperti ini, siapa yang bisa menjamin kalau dirinya tidak akan keceplosan bicara?Malam itu Sony memutuskan menginap karena harus ikut serta dalam misi pencarian Byanz. Yolla sebenarnya juga ingin ikut mencari, tapi Virnie dengan tegas melarangnya.“Kondisi k
“Astaga, Yolla!” seru Sisty tertahan. “Jadi Babyanz akhirnya tahu kalau kamu sengaja menukar hasil tes kalian?”Yolla mengangguk muram.“Terus apa yang terjadi sampai kalian berdua bisa jatuh ke laut?” selidik Sisty. “Kamu nggak berniat mendorong dia kan ....”“Kalau aku sengaja dorong Babangs, kamu pikir ngapain juga aku ikut terjun ke laut?” tukas Yolla sambil mengernyit. “Aku sama dia terjungkal bareng dan akhirnya jatuh.”“Terus ponsel kamu gimana?” tanya Sisty lagi.“Itulah, aku nggak nyangka kalau ponselku ternyata masih bisa selamat.” Yolla mengangkat bahunya. “Padahal aku sama Byanz jatuh gara-gara memperebutkan ponsel itu, tapi malah ponsel itu ditemukan di kapal setelah kami tenggelam.”Sisty menggeleng-gelengkan kepalanya.“Terus nasib Byanz gimana, ya?” tanya Sisty prihatin sekali. “Sudah beberapa hari dia menghilang dan belum ketemu, kan?”Yolla menatapnya dengan getir.“Aku takut banget, Sis!” katanya kalut. “Aku takut kalau aku yang
Sisty hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan Yolla yang seakan tanpa beban. Begitu cepat sikap sahabatnya itu berubah dalam sekejap mata, sebentar murung dan sebentar kemudian gembira.Lambat laun setelah kepergian Byanz, Yolla kembali menjalani kehidupannya dengan normal. Dia mengambil alih tugas-tugas Byanz di kantor secara bertahap karena dia telah menjadi satu-satunya CEO di perusahaan Sony.Meski kinerja Yolla belum sesempurna Byanz, tetapi Sony tetap menghargai usaha putrinya dalam membantunya mengelola perusahaan.“Yolla?” panggil Sony ketika melihat putrinya tiba di rumah.“Loh, Papa udah pulang duluan?” sahut Yolla sambil berjalan menghampiri sang ayah.“Kamu pasti sibuk sekali di kantor, sampai tidak tahu kalau papa pulang lebih awal untuk memenuhi undangan salah satu relasi papa,” komentar Sony ketika Yolla duduk di sampingnya.“Eh, enggak juga Pa ...” Yolla sedikit tersipu mendengar ucapan ayahnya. “Aku Cuma berusaha untuk lebih bertanggung j
“Ayolah, aku akan berikan apa pun yang kamu mau.” Keva membujuk lagi tanpa kenal lelah. “Termasuk kerja sama dengan banyak keuntungan untuk perusahaan ayah kamu.”Di lain waktu, Yolla memilih untuk sengaja menghindari pertemuan dengan beberapa CEO dari berbagai perusahaan demi mengambil simpati Sony. “Bukan maksud aku mencapuradukkan masalah pribadi sama pekerjaan Pa, tapi masalahnya ...” Yolla sengaja mengahan kalimatnya untuk menimbulkan efek dramatis. “Beberapa pria mulai bersikap nggak wajar ... aku nggak tahu harus menghindar seperti apa lagi. Mungkin karena ... mereka kira aku seorang janda ....”“Papa mengerti,” angguk Sony dengan sorot mata kebapakan. “Beberapa relasi papa kadang ada yang menanyakan kamu ... papa sendiri belum bisa mengambil sikap untuk menghadapi mereka.”Yolla mengangguk dengan wajah murung.“Aku sadar kalau Byanz belum lama pergi, akan sangat menyakitkan kalau aku tiba-tiba ...” katanya resah. “Menurutku itu sangat nggak pantas, Pa. K
Yolla bersorak gembira dalam hatinya, dia sudah mulai mendapatkan apa yang dia inginkan: kepercayaan penuh dari papanya untuk mengelola perusahaan.Semakin tinggi pohon, semakin kencang pula anginnya. Begitu juga dengan perusahaan Sony yang selama beberapa waktu ini dinobatkan sebagai perusahaan raksasa yang berkibar.“Bu Yolla, Pak Robert membatalkan kerja sama kita dan memilih kontrak kerja dengan perusahaan lain.” Mitha melaporkan hasil pembicaraannya kepada Yolla menjelang waktu makan siang.“Apa? Batal?” Yolla mendongak dari pekerjaannya. “Kamu tahu siapa perusahaan yang menyaingi kita?”Mita menganggukkan kepalanya.“Perusahaan milik seorang janda kaya dan pintar .... ““Mita, saya tanya nama perusahaan yang menyaingi kita. Bukan status pemilik perusahaannya,” tukas Yolla yang telinganya paling sensitif jika mendengar kata janda.“Maaf Bu, tapi saya sering mendengar orang-orang membahasnya,” sahut Mita salah tingkah.“Membahas soal status pemili
“Permisi, saya tidak salah orang kan?” tanya pria itu lagi saat melihat Yolla hanya terdiam tanpa sedikitpun merespons ucapannya. “Waktu saya tidak banyak, jadi saya harus pastikan kalau saya tidak salah orang.”Yolla mengerjabkan matanya perlahan, dia tidak mungkin salah lihat. Pria yang berada di hadapannya ini adalah ....“B—Byanz?” ucap Yolla dengan suara bergetar hebat. “K—kamu ... Ini kamu ...?”“Maaf?” potong pria itu. “Saya datang untuk memenuhi undangan Bu Yolla, jadi di mana beliau berada sekarang?”Yolla terpaku tak percaya, jelas-jelas pria itu adalah Byanz. Tetapi untuk apa dia berpura-pura tidak mengenalnya?“Kamu nggak perlu bersandiwara di depanku, Byanz. Jadi kamu sengaja bersembunyi selama ini dari semua orang?” kata Yolla tanpa mempersilakan pria itu untuk duduk. “Terus tiba-tiba kamu datang lagi buat menghancurkan hidup aku?”“Anda ini bicara apa, sih? Saya Callisto Antaresa, perwakilan dari Eagle Corp untuk menemui Bu Yolla.” Pria itu men