Semua Bab Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal: Bab 191 - Bab 200

230 Bab

I Trust You

Sagara melepaskan pelukan itu kemudian menatap dekan dan guru pembimbingnya secara bergantian. “Terima kasih, Pak! Terima kasih karena sudah memberi saya kesempatan untuk mendapatkan akselerasi. Saya sangat membutuhkan ini karena harus segera kembali ke kantor untuk mengelola perusahaan saya.”Pak Rusnadi menganggukkan kepalanya dengan senyum merekah di bibirnya. “Saya lebih senang, saat tau kalau kamu berhasil mendapatkan kesempatan ini.”Sagara menghela napas dengan tenang. “Seperti biasa, Pak Rusnadi. Akan mendapatkan hasil yang puas kepada Pak Rusnadi.”“I trust you. Kamu tidak pernah mengecewakan saya. Nilai kamu selalu menjadi semangat saya untuk memberi ilmu kepada seluruh mahasiswa yang saya ajar.”Sagara menerbitkan senyumnya. Siapa yang tak bahagia saat guru besar sendiri yang memuji kemampuan luar biasa seseorang. Itulah yang sedang dirasakan Sagara saat ini.Setelah hampir satu jam lamanya
Baca selengkapnya

Semuanya sudah Selesai

Sagara menghela napasnya dengan pelan, kemudian menatap mertuanya yang tengah menundukkan kepalanya. Duduk di ruang interogasi bersama dengan Damar disampingnya."Entah kenapa dia bisa mengambil keputusan untuk menculik Hanna, hanya karena ingin bertemu denganku," ucapnya dengan pelan.Hanna menggenggam tangan sang suami. "Kita tunggu prosesnya saja, yaa."Sagara menganggukkan kepalanya kemudian mengulas senyumnya. "Iya, Hanna."Kemudian, Adit beserta Sagara masuk ke dalam ruang investigasi. Menghampiri Krisna dan Damar yang tengah menunggu kedatangannya."Selamat pagi, Pak Sagara, Pak Adit. Silakan duduk!" ucap kepala kepolisian kepada kedua lelaki tersebut.Sagara dan Adit duduk di samping Damar dan Krisna. Mata Sagara terus menatap Krisna dengan penuh kebingungan. Entah apa yang harus dia lakukan agar status hukum Krisna tak jadi menjadi tersangka. Harus mencabut laporan tersebut, dan Damar pun bisa terbebas dari hukuman tentang penculika
Baca selengkapnya

Terlalu Mengenaskan

"Masih punya muka kamu, huh? Sudah berapa kali Sagara menolong kamu? Sudah berapa kali Sagara melupakan semua kejahatan, kebusukan yang sudah kamu lakukan padanya? Dan dia masih punya hati untuk memaafkan kamu!" teriak Sinta setelah Krisna kembali ke rumah.Kemudian perempuan itu menatap ke arah Sagara yang tengah berdiri di sampingnya. "Kenapa gampang sekali kamu memaafkan dia, Sagara? Harusnya kamu membiarkan dia membusuk di penjara. Tidak perlu mencabut laporan itu. Jangan lihat status kamu sebagai menantunya dia. Krisna sudah keterlaluan, Sagara."Pria itu menghela napas pelan. Dalam situasi seperti ini, Sagara masih bisa tenang dan mengulas senyumnya kepada sang mertua."Bebas karena tak jadi masuk penjara, bukan berarti bebas sepenuhnya, Mama. Aku hanya ingin menjaga nama baikku saja. Agar tidak dinilai terlalu jahat karena sudah membiarkan mertuanya masuk penjara. Bukan untuk dia, tapi untuk aku. Semuanya sudah aku pertimbangkan baik-baik." Sagara mengang
Baca selengkapnya

Harus Dibuka Kembali

Hingga lima belas menit lamanya mereka menikmati menu makanan di sana. Hanna tengah mengusapi perut buncitnya karena kekenyangan.“Sagara. Rasanya aku pengen melahirkan. Perut aku penuh banget,” ucapnya dengan lemas.Sagara terkekeh melihat ekspresi wajah istrinya itu. “Tadinya aku mau kasih kamu makan lagi. Martabak kacang cokelat.”Satu minggu berlalu. Sidang putusan Damar akan dilaksanakan di hari ini. Tepatnya di jam sepuluh pagi ini."Sama siapa ke pengadilannya, Sagara?" tanya Hanna sembari memberikan sepiring nasi goreng untuk suaminya itu."Sama Andra. Dia akan menjadi saksi dalam sidang penembakan yang udah dilakukan Damar ke aku," kata Sagara menjawab pertanyaan Hanna.Perempuan itu manggut-manggut. "Begitu. Semoga sidangnya berjalan dengan lancar, ya. Aku harap Damar mendapat hukuman yang setimpal."Sagara menerbitkan senyum kemudian mengusap rambut sang istri dengan lembut. "Aamiin. Makan dulu, yaa.
Baca selengkapnya

Jangan Dipikirkan

Lalu, Sagara menatap Dokter Firman kembali. “Apakah kami bisa melihat dari balik kaca, Dok? Pengen lihat kondisi Raffael.”Dokter Firman mengangguk. Keempat orang tersebut lantas menghampiri kamar rawat Raffael yang tak jauh dari ruangan Dokter Firman.Mata itu menatap Hanna. Hingga membuat Hanna memegang dengan erat tangan Sagara lantaran tatapan yang menghunus oleh Raffael begitu menyeramkan.Namun, tatapan itu menjadi sendu kala melihat Hanna kemudian berjalan menghampiri kaca pembatas itu. “Anak kita sudah lahir, Hanna?”Semua orang yang mendengarnya lantas tercengang mendengar ucapan Raffael yang begitu lembut kala melihat Hanna, juga menanyakan tentang kehamilan perempuan itu.“Heeuh! Sudah melahirkan, Sayang?” tanyanya lagi.Tangan Hanna bergetar, pegangannya semakin erat pada tangan Sagara kala mendengar ucapan Raffael. Sungguh menakutkan. “Ki—kita pulang aja yuk, Sagara. A—aku ta
Baca selengkapnya

Ambil saja Semuanya

Sidang kembali dilanjutkan. Pak Hakim menyebutkan pasal-pasal yang sudah Damar langgar.“Bukti-bukti adanya pemalsuan dokumen sudah sangat jelas. Berikut dengan menyebarkan berita bohong mengenai kematian Saudara Sagara oleh tersangka. Sesuai pasal dan Undang-Undang yang berlaku, maka dari itu, kami memutuskan Saudara Damar dijerat dua pasal.“Yakni pemalsuan dokumen, dengan jatuhan hukuman empat tahun penjara dan denda dua ratus juta. Juga, penyebaran fitnah mengenai kematian Saudara Sagara, dengan jatuhan hukuman sepuluh tahun. Maka dari itu, hukum menyatakan Saudara Damar dikenai hukuman empat belas tahun lamanya!”Tok tok tok!Hakim mengetuk palu—menyatakan jatuhan hukuman kepada Damar sudah sah. Empat belas tahun lamanya bisa membuat kepuasan tersendiri untuk Sagara.Pria itu menghela napas lega kala mendengar hukuman yang diterima oleh Damar. “Seandainya gue nggak ada hal lain yang akan gue berikan untuk Krisna,
Baca selengkapnya

Tidak Yakin akan jadi Boomerang

Sementara Sagara hanya mengatup bibirnya melihat wajah Hanna yang begitu polosnya bertanya tentang harga kalung tersebut.Pelayan itu mengangguk. “Iya, Mbak. Satu koma loma miliar. Full berlapis berlian dari rantai hingga manik-maniknya. Juga, liontin yang sudah sepasang ini terbuat dari berlian, full tidak ada imitasi sama sekali. Kalung ini memang yang paling bagus dari kesepuluh kalung model terbaru.“Limited edition, Mbak. Baru ada yang beli sekitar lima orang saja. Dan kalau Mbak jadi beli yang ini juga, berarti Mbak orang keenam yang beli kalung ini. Bisa di-search di google. Nama kalungnya Bening Luxury.”Pelayan itu menerbitkan senyumnya kepada Hanna.Sementara Hanna meringis dengan pelan kemudian melirik Sagara yang tengah melihat-lihat cincin pernikahan.“Kamu mau nikah lagi, Sagara?” tanya Hanna bernada emosi.“Apaan sih! Nggak ada. Kita kan, mau nikah lagi nanti. Sekalian akad lagi, sekalian ju
Baca selengkapnya

Tidak ada yang Mesti Dipermasalahkan

Hanna kemudian mengulas senyumnya kepada Hanna yang sudah tiba di sana. Ia kemudian memberikan paper bag berwarna putih susu yang di dalamnya terdapat kotak berisi kalung yang diinginkan oleh Hanna.“Terima kasih ya, Mbak Hanna. Mau makan dulu, gak? Udah waktunya pulang kok.”“Saya ke sini sama pacar saya, Mbak. Jadi, nggak bisa lama-lama, hehe. Terima kasih atas tawarannya. Kalau begitu, saya pamit pulang.” Hanna pamit kepada Hanna dan Sagara.Setelahnya Hanna menghela napasnya dengan pelan. “Jadi gimana, Sagara? Kamu mau buat Papa kayak gimana?” Hanna kembali membahas tentang Krisna yang ternyata diberi hukuman yang jauh lebih berat dari hukuman penjara.“Kita lihat aja nanti. Lagi pula, jabatan dia di kantor itu nggak terlalu rendah. Nggak kayak dia dulu, ngasih kerjaan jadi OB ke aku.”“So? Kamu kasih Papa kerjaan apa?”Sagara menerbitkan senyumnya. “Aku pengen lihat istri
Baca selengkapnya

Santai saja

Krisna terdiam mendengar ucapan istrinya itu. Apa lagi yang harus ia lakukan agar mendapat maaf dari menantu yang sudah ia hina layaknya orang miskin yang tak punya apa-apa. Kini, nasib Sagara dulu berbalik padanya. Ia kini sudah tak punya apa-apa. Bahkan, jabatan hanyalah jabatan. Sagara akan memberikannya kepada anaknya setelah anak itu sudah dewasa.“Kenapa kamu tidak mau membantuku, Sinta?” tanyanya seolah ia tak pernah membuat salah kepada istrinya itu.Sinta lantas tersenyum campah. “Bagaimana mungkin, aku membantu kamu, Krisna? Sedang, aku sudah menunggu momen ini. Di mana Sagara kembali bangkit dan membuat kamu sadar jika Sagara bisa saja menggulingkan kamu dengan satu tangannya.”Sinta menatap nyalang wajah Krisna yang terlihat begitu lelah. Namun, keangkuhan yang terdapat dalam diri pria itu masih sangat terlihat.“Sagara hanya menyayangi Hanna. Bahkan dia tau kalau kamu bukanlah ayah kandung Hanna, bukan mertuanya.
Baca selengkapnya

Sangat Antusias Menyambut Sagara

Indra menghela napasnya dengan panjang. "Sebaiknya kita terus terang saja di sini. Karena Pak Krisna juga sudah bukan menjadi pemimpin perusahaan di sini, jadi saya ingin mengeluarkan semua keluh kesah kami sebagai manager keuangan yang harus mengelola keuangan di perusahaan ini. Lebih besar pasak daripada tiang. Itulah yang terjadi pada masalah finansial di sini, Pak Sagara."Indra menatap Pak Krisna kemudian menolehkan kepalanya kepada Sagara lagi. "Saya hanya meminta untuk mengganti rekening perusahaan ini agar keuangan di sini juga stabil kembali."Sagara manggut-manggut. Ia paham dengan apa yang diucapkan oleh Indra kepadanya. Kemudian Sagara mengulas senyumnya kepada pria itu, yang berani berbicara di depan orang yang sudah merugikan perusahaan tersebut."Terima kasih atas masukannya, Pak Indra. Kami akan segera memproses pembuatan rekening baru untuk Lestari Furniture ini. Juga, yang menghandle semua financial di sini adalah Pak David, direktur keuangan A
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status