All Chapters of Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal: Chapter 171 - Chapter 180

230 Chapters

Kuliah sambil Kerja

Sagara menghela napas kasar. Kemudian menatap Hanna dengan lekat. “Jangan sampai ketemu sama cewek gila kayak dia, yaa. Aku juga nggak akan mau ketemu sama dia. Ogah banget. Tapi, kalau dia berani menjebakku, jangan harap masih bisa keliling mall tiap hari.”David lantas terkekeh mendengar ucapan Sagara. Kemudian pamit kembali karena hendak istirahat. Pun dengan ketiga orang itu. Berlama-lama berada di balko. Mengingat Hanna yang memiliki alergi dingin.**Waktu sudah menunjuk angka sembilan pagi. Di bank Eropa. Sagara dan David sudah didaftarkan menjadi tamu VIP sehingga langsung bisa bertemu dengan direktur bank tersebut.(Berbicara dalam bahasa Italia)“Uang yang disimpan sebesar empat ratus juta dollar Amerika, akan diambil oleh sang pemilik hari ini, Mr. Albert,” kata David kepada Albert—direktur bank tersebut.Kemudian David memberikan berkas-berkas yang harus disiapkan guna mempermudah proses transak
Read more

Membuat Kekacauan

Sarapan sudah selesai. Sagara tengah membujuk Hanna untuk ikut ke kantor untuk dikenalkan kepada seluruh pegawai bahwa inilah istri Sagara.“Nggak! Aku tetap nggak mau walau kamu memaksa aku dengan cara apa pun,” kata Hanna yang tetap bersikeras tak ingin ikut dengan suaminya itu. “Aku nggak bisa ngomong bohong kalau di depan umum, Sagara.”“Ada benernya juga itu si Hanna, Sagara. Dah! Jangan memancing keributan. Yuk! Orang-orang udah nungguin di kantor. Pak David udah ada di sana. Suruh lewat belakang. Di depan banyak wartawan udah nyampe.”Sagara menghela napasnya dengan pelan. “Ya udah. Aku sama Andra berangkat dulu. Kamu, jangan ke mana-mana. Tetap di sini dan jangan sampai keluar rumah hanya seorang diri.”Hanna mengangguk. Kemudian menyalim tangan sang suami. “Hati-hati di jalan.”Kedua pria itu lantas beranjak pergi menuju gedung Anumerta Coorporation. Di mana Sagara akan memulai me
Read more

Ditunggu saja

Semua orang yang ada di sana jelas menggelengkan kepalanya dengan cepat.“Kami selalu mengeluh dengan aturan yang dibuat oleh Pak Damar, Pak. Tidak ada satu orang pun yang memihak dia. Mungkin hanya Direktur Umum dan juga sekretarisnya yang sudah dipecat oleh Pak Ardi,” kata Aiman—Manager Marketing.Sagara manggut-manggut. “Baiklah kalau begitu. Saya ingin mengumumkan hal yang sangat penting. Pak Yuda … akan menggantikan posisi teman si Damar itu menjadi Direktur Umum. Sedangkan General Manager yang baru adalah Andra. Sahabat saya yang sudah menemani saya saat kehidupan saya sedang terpuruk.”Semua para manager menganggukkan kepalanya kemudian menerbitkan senyumnya kepada Andra.“Selamat bergabung di Anumerta, Pak Andra. Semoga betah di sini dan tentunya kita bisa kerja sama dengan baik,” kata Aiman lagi.Andra menerbitkan senyumnya dengan lebar. “Terima kasih, Pak.”Rapat antar ma
Read more

Usaha yang Cukup Sulit

Setelahnya, ia pamit undur diri lantaran masih banyak yang harus dia selesaikan di hari itu juga. Langkah lebar itu diikuti oleh Andra dan juga David kemudian masuk ke dalam ruang pimpinan.“Pak Sagara. Ada yang ingin saya sampaikan kepada Anda,” kata Aiman kepada Sagara yang baru saja masuk ke dalam ruangannya.“Apa itu?” tanya Sagara kemudian.“Silakan cek email yang sudah saya kirimkan kepada Anda, Pak Sagara. Rezeki Anda memang sangat luar biasa. Baru kembali dan Anumerta baru saja resmi dibuka lagi, sudah dua ribu set, pesanan masuk.”Sagara mengadah dengan wajah terkejut mendengar ucapan Aiman. Untuk memastikan jika ucapan Aiman memang benar, ia lantas segera membuka email di laptopnya.Senyumnya terbit di bibir manisnya. Kemudian menatap Aiman kembali dan mengambil dokumen persetujuan untuk diproduksi.“Selesaikan pembayarannya dan konfirmasi pada Bu Karin. Agar segera dibuatkan invoice pembay
Read more

Ada yang ingin Mayang Tanyakan

Waktu sudah menunjuk angka lima sore. Mereka yang biasa pulang sebelum Damar keluar dari ruangannya lantas menunggu sampai Sagara keluar terlebih dahulu.Pria itu lantas mengerutkan keningnya kala keluar dari ruangannya. Dengan tangan ia masukkan ke dalam saku celananya, ia mengetuk meja sebanyak tiga kali.“Sudah jam lima. Kenapa masih pada sibuk? Pulang!” kata Sagara seolah tengah mengusir para karyawannya sendiri.Semua orang lantas bergegas siap-siap dan pamit pulang.“Maaf, Pak. Kami masih terlalu kaku dan terlalu mengikuti prosedur Pak Damar. Jika beliau belum keluar dari ruangannya, maka kami tidak dibolehkan pulang.”Sagara kembali mengerutkan keningnya. “Kalau Damar keluar jam sepuluh, kalian pun akan keluar jam sepuluh? Gilak! Jangan diikuti lagi. Peraturan dari mana, hal begituan.” Sagara geleng-geleng kepala kemudian melanjutkan langkahnya menuju basement.Di mana Andra sudah menunggunya yang s
Read more

Meeting Pertama

Sagara menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Kakek udah nggak benci lagi kok, sama Mama atau Papa. Dia udah legowo. Semuanya sudah berakhir bahkan dia menyesal karena tidak merestui hubungan kalian waktu itu.”Mayang mengulas senyum tipis. “Dia bilang begitu karena Mama berhasil melahirkan seorang pria tampan dan cerdas seperti kamu, Nak. Makanya dia bisa berkata seperti itu.”Sagara terkekeh dengan pelan. “Mama bisa aja. Tidur, Ma. Udah malam. Besok, ngobrol lagi sama Hanna dan juga Suster Indah. Serasa punya dua istri karena ada dua perempuan yang merawat Mama.”Mayang lantas memukul lengan anaknya itu. “Bisa-bisanya kamu berpikir ke sana, Sagara. Mama tidak akan pernah merestuinya.”“Santai, Ma. Aku hanya menginginkan Hanna saja. Itu hanya bercanda. Lagi pula, Suster Indah mau dipinang Andra bentar lagi.”Mayang menerbitkan senyum tipis. “Sagara, Mama ingin bicara sama kamu. Meng
Read more

Sama Cantiknya

“Rapat diakhiri. Sekian dan terima kasih. Selamat bekerja kembali.” Sagara keluar dari ruangan tersebut dan bergegas masuk ke dalam ruang kerjanya. Menikmati masa liburnya, sebelum nanti harus kembali kuliah dan juga bekerja. Otak dan pikirannya harus bekerja double.“Hanya Pak Sagara yang selalu menayapa dan berterima kasih jika baru menyelesaikan acara meeting. Atittude-nya sangat patut diacungi jempol,” kata seseorang yang memuji sikap sopan yang dimiliki oleh Sagara.“Seorang pemimpin tegas dan berwibawa. Masih muda, tapi sudah memiliki pemikiran dewasa.”“Memangnya usianya Pak Sagara baru berapa tahun?”Aiman menoleh kepada pria yang menanyakan umur Sagara. “Dua puluh empat tahun. Acara ulang tahunnya pun dirayakan cukup meriah di Hotel Dalton. Diberi hadiah berupa mobil Range Rover keluaran baru. Harganya mencapai lima milyar.”Semua orang yang mendengarnya tampak takjub.&ldq
Read more

Siapa yang Mundur

Sagara tertawa dengan pelan. “Jelas lebih cantik istri saya, lah! Usianya pun masih muda istri saya. Beda dua tahun. Ini penting untuk kamu ketahui. Saya sudah punya istri, sebentar lagi punya anak, dia lagi hamil. Satu lagi, saya mencari sekretaris, bukan mencari istri baru.”Hanna menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Iya, Pak. Bapak tenang aja. Tugas saya di sini hanya akan bekerja apa yang harus saya kerjakan. Termasuk menyiapkan makan siang untuk Bapak.”“Tidak perlu. Saya lebih memilih untuk bawa bekal aja. Masakan istri saya jauh lebih enak daripada makan di luar.”Hanna kembali menganggukkan kepalanya. “Baik, Pak. Jadi gimana nih keputusannya? Saya diterima atau nggak? Please atuh lah, Pak. Saya pengen nikah. Pacar saya hanya pegawai bank biasa.”Sagara menggaruk telinganya sembari melirik Hanna yang tengah memasang wajah memelasnya. Kemudian menghela napasnya dengan pelan. “Training dulu selama tiga bulan. Setelah itu, saya akan memutuskan lanjut atau tidak.”Hanna menganggu
Read more

Hatinya tidak Bisa Sinkron

Kemudian, keduanya keluar dari ruangan tersebut. Baru saja hendak masuk ke dalam lift, Hanna memanggil Sagara sembari berlari ke arahnya.“Tunggu, Pak! Bapak mau ke mana? Biar nanti kalau ada yang tanya, saya bisa menjawabnya,” kata Hanna berbicara ngos-ngosan.“Mau ke apartemen Pak Ardi. Bilang aja ada urusan pribadi.”“Baik, Pak!” Hanna menundukkan kepalanya kemudian pamit dan bekerja kembali.Sementara Sagara dan Andra masuk ke dalam lift. Terlihat wajah Andra kembali datar. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh pria itu. Namun, setelah membahas Suster Indah, ekpresi dan suasana hati Andra berubah drastis.“Sebenarnya, apa yang sedang elo pikirkan, Ndra? Suster Indah selingkuh?” tanya Sagara kembali membahas tentang kondisi pria itu. Sangat terlihat jika Andra sedang murung.“Sagara. Gue lagi mau ngambek karena Suster Indah yang nggak mau cerita soal apa yang lagi dia sembunyikan dari
Read more

Wilayah Kekuasaan Kakek Sagara

“Jangan terlalu didiemin juga, Andra. Nanti diambil orang, tau rasa! Lebih baik bicarakan baik-baik. Atau backstreet aja dulu, tunggu sampai elo wisuda. Dua bulan lagi. Waktu yang sebentar.” Sagara memberi nasihat.Andra menganggukkan kepalanya. “Iya. Nanti, kalau ada waktu, gue mau ngomong sama dia. Biar dia tau kalau gue nggak suka main petak umpet.”“Sabar, Andra. Sabar. Orang ngebet pengen kawin kek gini nih.”Andra lantas melirik tajam kepada sahabatnya itu. “Diem, lo! Gue nggak ngebet kawin. Cuma pengen tau aja, penyebab dia masih aja nolak gue.”Sagara menepuk-nepuk bahu sahabatnya itu. “Akan datang pelangi setelah badai datang. Selow aja. Hidup emang kayak lagi naik roller coaster, Ndra. Kadang menegangkan, kadang tenang. Nggak lurus aja kayak naik komidi putar. Komidi putar juga bisa bikin pusing, karena hanya muter di sana-sana aja, nggak bisa belok ke arah lain.”Selalu ada filo
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
23
DMCA.com Protection Status