All Chapters of Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal: Chapter 181 - Chapter 190

230 Chapters

Menghindari dari Orang Jahat

“Kek. Apa yang Kakek ucapkan waktu itu ternyata benar. Si Mikayla berulah dan Pak Ardi membantunya. Mereka ngirim video yang sudah diedit. Seolah aku sedang ngobrol berudaan dengan Mikayla. Padahal aku ke sana mau bayar utang ke Pak Ardi. Sekarang udah ketahuan dan videonya sudah dipulihkan kembali.”Terdengar helaan napas di seberang sana. “Lalu, apa yang ingin kamu lakukan pada kedua orang itu? Katakan saja, cucuku. Apa yang kamu inginkan, detik ini juga Kakek akan melakukannya.”Sagara menghela napasnya dengan pelan. “Pak Ardi sudah kembali ke sana. Aku pengen, Kakek tanyakan apa maksudnya jebak aku kayak gitu. Kalau dia masih kerja sama dengan Mikayla untuk menghancurkan rumah tanggaku, dengan terpaksa, desain yang sudah diberikan pada aku hapus dari daftar ISO-nya. Dan Kakek tau apa yang terjadi nanti. Desain itu jadi illegal karena tidak terdaftar di pusat pemeriksaan kelayakan.”Ruki terkekeh mendengarnya. “Sagara
Read more

Sudah dari Sana

Sagara menghela napasnya dengan pelan. ‘Walau kalian semua tidak tau kalau Krisna bukanlah ayah kandung Hanna,’ ucapnya dalam hati. Sepertinya ia tak bisa memberi tahu jika Hanna bukan anak kandung Krisna dan Sinta.David manggut-manggut. “Lalu, apakah Krisna mau, hanya menjadi pemimpin di sana karena asetnya sudah kamu beli?”“Semoga mau. Demi cucunya juga. Lagian, memang dia mau ke mana? Memangnya, nggak bakalan tua terus mati? Memangnya dia manusia abadi?” Sagara berdecak pelan.David lantas terkekeh mendengarnya. “Kalau begitu, harusnya kamu tidak perlu membeli asset itu, Sagara. Biarkan saja Krisna sendiri yang akan memberikannya pada cucunya kelak.”Sagara menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Orang kayak gitu nggak akan mau memberi secara percuma. Dia memang sudah baik padaku, tapi, baiknya itu karena aku sudah bangkit. Sifatnya masih sama seperti dulu. Keliatan dari mimik wajahnya.”
Read more

Grand Opening

“Andra nunggu di resto aja katanya. Nggak ke sini dulu. Jadi panitia pelaksana pan, dia.”Hanna terkekeh dengan pelan. “Ya udah. Kita ke resto sekarang juga. Sagara! Nggak usah ganjen.”Pria itu lantas mencium pipi sang istri dengan gemas. “Ganjen sama kamu aja, boleh?”Hanna menganggukkan kepalanya. “Iya. Wajib!”Sagara kembali tertawa singkat. Setelahnya, mereka keluar sama-sama. Sementara Mayang dan Suster Indah sudah menunggu mereka di luar.Setelahnya, Sagara melajukan mobilnya menuju YoHanna Resto. Hari ini, secara resmi dibuka. Setelah hampir dua minggu lamanya terbengkalai karena urusan yang jauh lebih penting harus diselesaikan lebih dulu.“Mas Sagara?” panggil Suster Indah kemudian.“Kenapa, Sus?”“Mas Andra … memangnya dia sibuk banget, yaa? Sampai nggak pernah mau balas chat saya.”Sagara terdiam kemudian menoleh kepada
Read more

Harapan Citra

Pertanyaan yang benar-benar menguji emosi, hingga membuat Citra harus tersenyum dengan terpaksa.“Eeumm! Nggak ada yang dikhianati, yaa. Nggak ada. Hanya salah paham saja,” kata Citra yang tak tahu harus jawab apa.“Mbak, Mbak. Katanya Mbak Hanna mantan pacarnya Raffael? Bukannya Raffael mantan suaminya Mbak Citra, yaa? Bagaimana ceritanya ya, Mbak?”‘Hadeeuuh! Tau gini, ngapain gue ke sini. Sialan! Gue ditanya pake pertanyaan yang bikin gue nggak bisa jawab jujur. Bisa dibogem habis-habisan kalau sampai keceplosan.’ Citra menggaruk rambutnya sembari memikirkan jawaban yang logis untuk para media yang ingin tahu tentang hubungannya dengan Raffael.“Jadi begini, para ibu-ibu dan bapak-bapak.”Hanna menggenggam tangan Sagara dengan sangat erat lantaran takut jika Citra akan berbicara dengan jujur mengenai hubungannya dengan Raffael.“Kenapa Hanna dan Sagara bisa menjalin hubungan, sedangkan
Read more

Cemburu pada Anak Buah Sendiri

Hanna lantas memukul paha suaminya itu. “Kenapa sih, cemburu terus sama Jonas? Aku udah nggak pernah chatingan juga sama dia. Apanya yang dicemburuin, coba.”“Suami elo emang agak gila, Na. Lagian, Jonas itu siapa? Namanya kok nggak asing, yaa? Kayak nama penyanyi luar negeri.”Sagara lantas menoyor kepala Citra lantaran kesal. “Ini bukan Jonas kang nyanyi. Tapi, Jonas kang masak. Makanan yang disajikan di atas meja itu, adalah ciptaan Jonas. Kenalan gih! Dijamin suka.” Sagara menaik turunkan alisnya seraya menerbitkan senyum kepada perempuan itu.Citra menghela napasnya dengan pelan. “Makasih! Gue masih belum mau buka hati untuk siapa pun.”“Belum mau buka hati untuk siapa pun, atau memang patah hati, karena Andra udah mau nikah?” skak Sagara kemudian.“Apaan sih! Mana ada, Sagara. Nggak usah nyebar fitnah, lo!” sengal Citra tak terima.Sagara hanya tertawa pelan. &ldqu
Read more

Tetap jadi Orang Asing

"Biarin! Suka-suka aku, mau cemburu sama siapa pun. Hak aku!" Sagara lantas mencubit hidung Hanna karena gemas. Setelahnya, ia kembali melangkahkan kakinya mencari keberadaan sang mertua.Sampai akhirnya mata itu berhasil menangkap pria paruh baya itu. Tengah duduk di sebuah bangku taman di dekat resto tersebut."Pa?" Sagara memanggilnya kemudian duduk di samping mertuanya itu.Krisna menoleh. "Hasil jerih payah kamu, demi menghidupi Hanna. Kamu benar-benar lelaki yang bertanggung jawab. Demi menghidupi Hanna dan anaknya kelak, kamu rela jual mobil kesayangan kamu itu dan menggantinya dengan usaha yang bisa menghidupi anak dan istri kamu."Sagara menerbitkan senyumnya. "Itu semua karena cacian dan hinaan yang Papa lakukan padaku. Seandainya Papa memanjakan aku saat itu, semua ini tidak akan terjadi."Krisna menunduk. Entah apa maksud Sagara bicara seperti itu kepadanya. Sedang mengungkit kekejiannya terhadap Sagara, atau memang sedang menceritakan
Read more

Kasih Tanda Close saja

Sagara menghela napasnya dengan pelan. Andai saja anak itu adalah anak kandungnya, hal ini tidak akan menjadi pusat pikirannya. Ia terus memikirkan masa depan anak itu. Khawatir omongan tak sedap masuk ke dalam telinga anaknya itu.“Kamu sudah mendapat kabar dari Raffael? Papa ingin sekali bertemu dengannya dan memohon kepada dia agar jangan banyak ulah. Memberi tahu kepada media, kalau dia adalah ayah kandung anaknya Hanna.”Sagara menolehkan kepalanya dengan pelan. “Raffael … ada di rumah sakit jiwa, Pa. Dia gila. Entah apa yang membuatnya menjadi gila, aku nggak tau. Nanti, kalau ada waktu senggang, aku dan Hanna akan membesuknya.”Betapa terkejutnya Krisna saat tahu jika Raffael kehilangan kejiwaannya. “Sejak kapan, Sagara?”Pria itu mengendikan bahunya. “Entah. Aku juga baru tau dari Citra. Dia yang memberi tahu aku jika Raffael mengalami gangguan jiwa.”Krisna menghela napas dengan pelan.
Read more

Tidak akan Memakan Sepeser Pun

Jonas terkekeh mendengarnya. Kemudian menganggukkan kepalanya. Titah dari pemilik resto ini harus dituruti.“Hanna!” Suara bariton memanggil namanya lantas membuat Hanna seketika membeku bagai es. Tidak bisa bergerak apalagi menoleh ke arah sumber suara.Jonas menolehkan kepalanya kepada Sagara yang tengah menghampirinya dengan langkah lebarnya. Ia memasang wajah biasa saja, walau hatinya sudah tak karuan. Ia kemudian melirik Hanna yang tubuhnya menegang seketika.“Suami kamu sudah semakin mendekat. Wajahnya keliatan banget kalau dia murka,” bisik Jonas sengaja agar membuat keadaan Hanna semakin tak karuan.Sagara menatap Hanna dengan wajah masamnya. Kemudian mengendus kasar dan memegang kedua sisian wajah perempuan itu. “Dari tadi aku nyari kamu ke sana kemari. Dan kamu malah asyik ngobrol di sini. Pulang, Hanna. Udah malam. Jangan banyak ngobrol, apalagi ngobrolnya hanya berdua. Kalau ada yang lihat, mereka bisa salah paham
Read more

Sudah tidak Sabar

Krisna menggelengkan kepalanya. “Kamu bisa temui Sagara sekarang juga tidak percaya padaku. Sepertinya kamu lebih percaya pada menantu kamu itu daripada kapadaku. Walau ucapan dari mulutku dan mulut Sagara sama.” Krisna bangun dari duduknya.Dengan langkah lemasnya, ia kemudian pamit untuk berangkat ke kantor. Hendak mengurus balik nama perusahaan itu menjadi atas nama sang anak—Hanna.Sementara Sinta menghubungi sang menantu. Untuk memastikan jika ucapan Krisna memang benar. Sebab hingga saat ini, Sinta masih membenci suaminya itu karena sudah memperlakuan Sagara semena-mena.“Halo, Nak. Kamu lagi di mana?” tanya Sinta setelah panggilan itu tersambung.“Lagi di kantor, Ma. Ada apa? Tapi, sebentar lagi mau pulang. Mau ke kampus. Ada panggilan dari dekan.”“Ooh, begitu. Sepertinya kamu masih sibuk, yaa. Ada yang ingin Mama tanyakan pada kamu, Nak. Tapi, nanti saja kalau kamu sudah punya waktu senggang.
Read more

Hanya Enam Bulan

Sagara mengusapi perut sang istri dengan lembut. Kemudian menghela napasnya dengan pelan dan menatap sang istri dengan senyum terbit di bibirnya.“Aku nggak akan mempermasalahkan dia anak aku atau bukan. Dia tetap anak aku. Dia ada di dalam rahim istri aku. Yang artinya, janin di dalam perut kamu adalah ciptaan aku. Udah, gitu aja. Tugas aku saat ini adalah, menyembunyikan identitas asli anak kita. Dunia tidak perlu tau, aku hanya ayah sambungnya.”Hanna mengangguk sembari tersenyum. “Iya, Sagara. Habis ini, mau ke mana? Belum ada waktu, untuk jenguk Raffael?”“Belum, Na. Hari ini, temenin aku ke kampus, yaa. Suruh menemui Dekan. Ada yang ingin dia sampaikan katanya.”“Jam berapa?”“Jam tiga. Aku ada meeting dulu bentar, sama klien baru. Nanti ke sini jam duaan. Untuk bahas project baru yang akan diproduksi di bulan depan.”“Dari lokal, atau luar negeri?”“D
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
23
DMCA.com Protection Status