All Chapters of Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal: Chapter 151 - Chapter 160

230 Chapters

Akan Melamar Indah

Andra berusaha menasihati Sagara agar ia paham dengan kondisi orang tuanya kala itu. Keputusan mereka untuk saling menutupi memang keputusan yang salah. Tapi, Sagara belum tahu alasan di balik semuanya. Bisa dia tanyakan kepada sang mama yang masih hidup dan kejiwaannya sudah kembali.“Kesel gue, Ndra,” ucapnya dengan pelan.“Iya, gue tau. Mereka punya alasan kuat di balik semua ini, Sagara. Udah, jangan mikirin itu lagi. Malah … gue lebih kepikiran soal Om Satya yang tau soal si Clara sama Citra. Sering ngecengin cowok di bar. Dia lebih tau dari elo, Sagara.“Dan elo baca yang ini. Dia bahkan tau kalau si Raffael adalah anaknya si Damar. Yang mana, saat itu si Raffael sama Hanna masih pacaran. Dunia beneran sempit apa emang rotasinya udah mulai berkurang. Gilak! Kayak gini aja baru tau setelah semuanya terjadi.”Andra berdecak kagum kemudian geleng-geleng kepala.“Mungkin, saat itu aku dan Raffael baru pacaran sekitar dua bulanan,” kata Hanna akhirnya buka suara.Sagara menolehkan ke
Read more

Please!

“Bro! Gue selalu mendukung apa pun yang menurut elo baik. Nikahi Suster Indah merupakan hal paling baik yang elo ambil. Keputusan yang sangat baik. Kalian udah saling kenal juga. Mau ngapain lagi, Jangan kelamaan pacaran. Nanti bunting, kayak bini gue.”Hanna lantas memukul kepala Sagara sembari menyunggingka bibirnya. “Sialan!”Sagara lantas terkekeh kemudian mencium pipi istrinya itu. “Just kidding. Jangan dibawa perasaan lagi, yaa. Aku hanya bercanda. Jangan terlalu datar hidup mah. Harus dibawa canda juga.”“Tapi bercanda elo udah kayak ngejek orang, dodol. Kalau mau bercanda, nggak usah buka-buka aib orang.” Andra membela Hanna dengan berbicara sangat dekat di depan wajah Sagara.“Sorry!” ucapnya kemudian menghela napas pelan. “Habis pulang dari rumah sakit, apa dulu, yang harus kita lakukan, Ndra?”Andra mengusapi dagunya. Tengah memikirkan apa yang harus mereka dahului. “Karena sangking banyaknya hal yang harus kita lakukan, gue aja jadi bingung harus ngapain. Mending elo kekep
Read more

Kamu udah Janji

“Bro! Gue selalu mendukung apa pun yang menurut elo baik. Nikahi Suster Indah merupakan hal paling baik yang elo ambil. Keputusan yang sangat baik. Kalian udah saling kenal juga. Mau ngapain lagi, Jangan kelamaan pacaran. Nanti bunting, kayak bini gue.”Hanna lantas memukul kepala Sagara sembari menyunggingka bibirnya. “Sialan!”Sagara lantas terkekeh kemudian mencium pipi istrinya itu. “Just kidding. Jangan dibawa perasaan lagi, yaa. Aku hanya bercanda. Jangan terlalu datar hidup mah. Harus dibawa canda juga.”“Tapi bercanda elo udah kayak ngejek orang, dodol. Kalau mau bercanda, nggak usah buka-buka aib orang.” Andra membela Hanna dengan berbicara sangat dekat di depan wajah Sagara.“Sorry!” ucapnya kemudian menghela napas pelan. “Habis pulang dari rumah sakit, apa dulu, yang harus kita lakukan, Ndra?”Andra mengusapi dagunya. Tengah memikirkan apa yang harus mereka dahului.
Read more

Bingung

“Kita mau pulang ke rumah siapa, Sagara?” tanya Hanna kemudian.Sagara menoleh kepada Dokter Handoko yang ternyata sudah masuk ke dalam ruang rawatnya. “Udah boleh pulang, Dok?” tanyanya kemudian.Dokter Handoko mengangguk. “Iya. Anda sudah boleh pulang. Biaya administasi juga sudah dibayarkan oleh Pak Ardi.”Sagara lantas menerbitkan senyumnya dengan lebar. “Terima kasih, Dok. Akhirnya! Bisa pulang juga. Bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sudah menunggu di depan.”Dokter Handoko mengulas senyumnya. “Jangan lupa, obatnya diminum agar lukanya segera sembuh.”“Siap, Dok. Kalau begitu, saya pamit ya, Dok. Terima kasih sudah merawat dan menyelamatkan nyawa saya.”Dokter Handoko kembali menerbitkan senyumnya. “Sudah kewajiban saya sebagai dokter harus berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan pasiennya. Kami akan merasa gagal jika tidak bisa menyelamatkan pasien
Read more

Diterima dengan Sangat Baik

Andra lantas memukul kepala Sagara karena sudah membawa-bawa namanya. Berharap perempuan itu mau menerima tawarannya untuk merawat Mayang. Sebab ia sangat percaya kepada Suster Indah. Perempuan itu merawat dengan penuh kasih sayang dan juga ikhlas. Tidak pernah mengeluh sekali pun.Suster Indah menghela napasnya dengan pelan. Kemudian menganggukan kepalanya. "Baik, Mas. Beri saya waktu selama tiga hari untuk memikirkan tawaran Mas Sagara. Baik menerima atau menolaknya, saya akan memberi tahu secepatnya."Sagara menganggukkan kepalanya kemudian mengulas senyum kepada perempuan itu. "Oke, Sus. Ditunggu kabarnya. Dan saya masih berharap semoga Suster Indah mau menerima tawaran saya untuk merawat mama saya."Suster Indah mengulas senyum tipis. Bukan tak ingin ia menjadi perawat pribadi Mayang. Tetapi, dia juga tidak enak kepada Dokter Firman. Juga kepada semua perawat dan bekerja di rumah sakit jiwa tersebut."Saya harus bicarakan ini terlebih dahulu dengan s
Read more

It's Okay!

Hanna lantas memukul lengan suaminya itu. Sementara pria itu hanya menerbitkan cengiran sembari mengusapi lengannya yang dipukul oleh Hanna.Mayang geleng-geleng kepala. “Jangan gegabah, Sagara. Harus tetap hati-hati. Kasihan Hanna-nya.”“Siap, Mama. Aku nggak pernah selebor, kok. Tetap ingat kalau istri aku lagi hamil,” ucapnya kemudian menerbitkan senyumnya.Sagara teringat pada surat yang ditulis oleh Satya. Ia kemudian menoleh kepada sang mama. “Ma?” panggilnya kemudian.“Kenapa, Nak?”Sagara menghela napasnya dengan panjang. “Begini, Ma. Mama tau nggak, kalau sebenarnya Papa tau tentang apa yang sedang terjadi pada kalian?”Mayang menggelengkan kepalanya denganh pelan. “Nggak, Nak. Mama tidak tau apa pun. Papa kamu pun tidak pernah bicara apa pun pada Mama. Walau sikapnya sedikit lebih ke diam, tapi dia tidak pernah bicara apa pun pada Mama. Dan sebenarnya, papa kamu tau … apa yang sedang terjadi saat itu?”Sagara mengangguk ragu. “Iya, Ma. Papa tau semuanya. Kalian saling menutu
Read more

Tidak pernah Main di Siang Hari

Ia masih memikirkan permintaan Sagara kepada Krisna. Di mana pria itu meminta kepada Krisna dan Sinta untuk merahasiakan ayah kandung dari anak yang ada di dalam perut Hanna.Sagara menghela napasnya dengan pelan. “Gue hanya ingin melindungi aib istri gue, Andra. Mereka bukan orang tua kandung Hanna. Gue berhak meminta hal itu untuk menjaga nama baik Hanna. Anak itu, biarlah jadi anak gue.“Sebagai pengusaha yang udah terkenal di penjuru dunia, gue harus bisa menyembunyikan rahasia itu dari semua orang. Akan menjadi masalah besar, jika mereka tau yang sebenarnya. Banyak orang yang akan memanfaatkan situasi ini. Dia … anak Hanna. Suatu saat nanti bisa meneruskan perusahaan ini setelah gue udah tua.“Kalau mereka tau dia bukan anak kandung gue, banyak orang yang akan nge-jugde dia. Elo pikirkan gimana stressnya dia nanti setelah menerima hinaan itu? Elo kayak nggak tau aja mulut warga negara tercinta ini kayak gimana.”Andra terkekeh mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Sagara
Read more

Kabar Kasus Damar

Andra geleng-geleng kepala kala melihat dua sejoli itu tengah berciuman. Kemudian menghela napasnya dengan kasar.“Sagara kenapa jadi kayak maniak gitu, yaa? Di mana pun dan kapan pun, sosor teruuuss!” Andra terlihat kesal karena melihat pemandangan seperti itu.“Gue kok jadi nggak percaya, kalau si Sagara masih perjaka, waktu belum nikah. Dia nyesel udah ninggalin Clara, apa jangan-jangan pernah main juga, ama tuh cewek?” Andra pun berasumsi jika sahabatnya itu bukan hanya baru berhubungan dengan Hanna saja. Melainkan dengan mantan pacarnya pun, Sagara melakukannya.“SAGARA!” teriak Andra kemudian.Sampai akhirnya Hanna mendorong tubuh suaminya itu kemudian berbalik badan. Pergi menuju kamar lantaran tak ingin melihat wajah Andra. Malu. Itulah yang dirasakan oleh Hanna karena sering sekali Andra menciduknya sedang berciuman.“Ganggu aja, lo!” salak Sagara sembari mengacak rambutnya.“Gue mau nanya sama elo!” ucapnya datar. “Mending elo jujur aja deh sama gue.”“Jujur apaan? Emang gue
Read more

Kenapa Bertemu Kembali

Sagara mengendikan bahunya. "Belum tau. Gue nggak ngikutin perkembangan prosesnya. Bisa ditanyakan sekalian, sama Pak Ardi."Andra manggut-manggut. "Ya udah kalau gitu. Gue pikir, elo tau. Ternyata nggak."Sagara mengulas senyum tipis. "Pertama kali Damar ditangkap pun, gue gak pernah tau. Semuanya gue serahkan pada Pak Ardi yang dengan senang hati bantu gue. Sebagai balasannya, gue akan memberikan berbagai desain terbaru ke Attack Europe."Andra menghela napasnya dengan pelan. "Pak Ardi ini, udah sering banget bantu elo, Sagara. Apa emang dari dulu, dia sering bantu elo?"Sagara mengangguk. "Ya. Waktu Papa masih ada pun, Pak Ardi sering bantu kami. Dia banyak relasi. Sering bantu siapa pun yang deket sama dia. Bukan hanya gue aja. Lagian wajar aja sih, mereka bantu gue. Toh, gue udah kasih kontribusi yang banyak untuk mereka.""Iya, sih. Gue yang merasa ada yang aneh, atau gue gak tau apa-apa.""Gak tau apa-apa. Awalnya gue curiga ke dia. Tapi, saat tau di balik itu semua, gue jadi t
Read more

Hanya Penasaran

Ardi menganggukkan kepalanya dengan cepat. Kemudian mengambil map berisi dokumen yang diminta oleh Sagara. Di mana pria itu meminta para pekerja di Anumerta yang masih bertahan.“Besok, saya harus ke Eropa untuk mengambil uang yang disimpan Papa di sana. Setelah itu, mungkin akan ke Anumerta. Memberi tahu mereka jika perusahaan itu saya, yang akan mengelolanya. Dan akan meminta kepada mereka, yang ingin keluar silakan, yang mau bertahan pun tak masalah.“Saya bisa merekrut pekerja yang lebih baik dari mereka. Dan sahabat saya ini. Yang otaknya udah meleibih detektif ini akan menjadi General Manager baru di Anumerta. Dia akan menjadi kepercayaan saya. Kenapa begitu? Karena dia adalah orang kedua yang setia menemani saya saat saya jatuh.“Hadiah yang pantas didapatkan oleh Andra adalah menjadi kepercayaan saya. Tidak ada lagi yang bisa saya berikan padanya kecuali jabatan tinggi di bawah saya. Bagi Anda semua yang ingin konsultasi, dan segala hal lainnya, bisa langsung hubungi dia.”Sag
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
23
DMCA.com Protection Status