Semua Bab Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa: Bab 191 - Bab 200

355 Bab

BAB 190 : Ternyata Dia

Sesekali kepalanya menoleh ke belakang dengan waspada.Sayang, ia tidak bisa memarkir mobilnya lebih dekat dengan pondok, karena terhalang dengan pohon dan semak tinggi. Serta pagar kayu yang juga telah terlihat usang dan lapuk.Bip.Byron mengeluarkan ponsel dan menunduk membaca pesan masuk di layar ponselnya.[Aku di dalam. Masuk saja. Uangnya sudah siap.]Membaca kata-kata ‘uang’, seringai lebar segera tercetak di wajah Byron.Dengan langkah lebih cepat dan ringan, serta kewaspadaan yang mengendur, ia bergegas menuju pondok itu.Kreekk!Pintu pondok mengeluarkan suara cukup nyaring saat dibuka.Namun ketika pandangannya beredar ke seluruh sudut di dalam pondok itu, Byron tidak menemukan apapun.Keningnya berkerut saat ia masuk lebih ke dalam dengan terus mengedarkan pandangannya hingga ke balik sebuah rak buku tua.“Fuck!” Seketika ia menjadi waspada dan hendak berbalik.Na
Baca selengkapnya

BAB 191 : Seseorang Untuk Bertanggung-jawab

‘Yes Honey?’Elara melipat bibir ke dalam setelah tertegun beberapa detik.Dadanya baru saja berdesir --sedikit menggelitik namun juga ada guyuran hangat saat gendang telinganya menangkap dua kata ajaib dari sang suami di telepon.Elara berdeham lalu setelah desiran itu mereda, ia pun membuka suara. “Apakah kita jadi ke Sacramento?”‘Ya. Tentu saja Ara. Kita jadi.’ Suara Arion sedikit menggoda di seberang sana. ‘Apa kau tak sabar untuk menemui mereka?’Bibir istri Arion itu tersungging senyum kecil. “Ya… aku memang tak sabar, Rion.” Ia terjeda lalu melanjutkan dengan suara pelan. “Kau tahu aku selalu antusias ketika itu berhubungan dengan keluargamu.”Di suatu tempat, Arion duduk dan menghentikan gerakannya.Memori yang masih cukup segar mengulang perkataan Elara tentang menjadi suami istri sesungguhnya.Bukan tentang hubungan intim antara mereka saja, namun mengenal keluarga masing-masing.Ya, benar.Arion mengingatnya dengan jelas.Pria itu tersenyum sendu. Istrinya begitu mendambak
Baca selengkapnya

BAB 192 : Sesuatu Yang Banyak

Suara ketukan di pintu kamar, membuat Elara menoleh.Ia baru saja selesai berendam dan mengoleskan krim untuk sesuatu yang lecet di area intimnya.Istri Arion itu melangkah ke pintu dan mendapati seorang perempuan berseragam pelayan membungkuk padanya.“Maaf Nyonya. Ada tamu.”“Tamu?” Elara membeo bingung.Di San Francisco ini dia tidak memiliki teman atau kenalan. Apalagi di area Pacific Heights seperti keberadaan vila milik Arion ini.Ini wilayah atau blok miliuner yang tersohor satu benua Amerika, di mana vila-vila mewah dan megah berdiri di atasnya.Elara sendiri masih merasa bagaikan mimpi. Sampai sangat enggan keluar dari area kamar --meski itu sangat disayangkan. Namun bagi Elara, keluar dan berdiam di balkon kamar tidur mewah Arion dengan pemandangan luar biasa cantik laut yang terhampar, sudah melebihi ekspektasi seorang Elara.Ia bahkan belum memberitahu Jeanne bahwa dirinya kini berada di vila Arion di Pacific Heights --ia masih ingin menikmati keheningan yang syahdu. Betap
Baca selengkapnya

BAB 193 : Jadi Berangkat?

Ia berusaha untuk memadamkan itu, karena ia tahu Elara masih memiliki lecet di sana. Sekalipun ia telah memberikannya krim terbaik, ia tetap tidak ingin membuat Elara menderita karena dirinya.Sekian bulan ia bisa menahan diri untuk tidak menerkam istrinya ini, apalah artinya ia menahan diri beberapa hari lagi?Tapi ini jelas memang lebih sulit.Karena ia telah ‘merasakan’ keindahan dan kenikmatan itu. Keindahan dan kenikmatan yang hanya diberikan oleh seorang Elara untuk dirinya.“Apakah kau sudah bersiap?” Arion akhirnya terpaksa mengalihkan fokus.Ia tahu ia tidak akan sanggup bertahan jika terus membiarkan dirinya tenggelam pada harum tubuh serta kehangatan Elara.“Bersiap? Ke mana?” Kening Elara sedikit mengernyit.Arion mengusap pipi istrinya. “Bukankah aku sudah bilang akan membawamu menemui keluargaku?”“Oh…”“Ayo kita bersiap. Aku akan menelepon dulu.” Pria tampan itu lalu berbalik dan masuk ke dalam kamar diiku
Baca selengkapnya

BAB 194 : Awal Menginginkanmu

Suatu hari di awal bulan September. Itu adalah awal-awal musim gugur yang begitu indah di Sacramento.Indah, karena sengatan matahari yang terik mulai tidak lagi mengganggu. Saat itu hanya sekitar dua puluh delapan derajat celcius --tentu lebih bersahabat dibanding suhu saat musim panas.Elara baru saja selesai membeli beberapa barang untuk oleh-oleh di satu toko, sebelum ia kembali ke Hillsborough keesokan hari.Elara datang ke Sacramento karena mengikuti satu pelatihan di suatu perusahaan di Sacramento selama tiga hari. Itu diadakan oleh suatu klub di kampus, untuk menambah wawasan dan mengenal dunia kerja bagi mahasiswa yang memang menginginkannya. Topi pet serta kacamata bulat besar menghiasi sekaligus menyamarkan wajah cantik dan manik zamrud milik Elara yang memesona.Dengan tangan menenteng tas belanja, ia melangkah riang. Beberapa barang itu untuk Tony White juga Nyonya Besar White.Meskipun Tony White selalu bersikap dingin dan acuh padanya, namun Elara selalu berusaha untuk
Baca selengkapnya

BAB 195 : Dia Datang

“Jadi… Kau melihatku saat itu?”Arion mengangguk. “Ya Ara. Sejak itu pula aku mencari tahu tentangmu.”Kedua kelopak mata Elara mengerjap --masih tak percaya. Bagaimana bisa satu kebetulan ini terjadi?Sacramento kota besar. Dirinya berada di kota ini pun karena mengikuti satu kegiatan.“Tidak ada yang namanya kebetulan,” Bagai membaca isi pikiran Elara, Arion berkata. “Kau memang ditakdirkan untukku.” Pria itu mendekatkan wajahnya dan mengecup pelipis Elara.“Aku tidak tahu nenek adalah nenekmu…” Elara menggeleng.Dorongan rasa marah karena melihat ketidakadilan membuat Elara bertindak amat berani dan tegas saat itu --mengusir berandalan yang mengganggu seorang wanita tua tidak berdaya.Tanpa dirinya ketahui, tindakan itu pula yang membuat Arion terkesima.Tidak akan heran jika orang-orang mengetahui identitas sang nenek yang merupakan nenek dari Arion Ellworth --mungkin orang-orang akan segera membantu.Namun saat itu, beberapa orang yang bertubuh lebih besar dari Elara melihat kejad
Baca selengkapnya

BAB 196 : Gundah

Menyadari ada yang tidak beres, Isabelle beralih pada Nyonya Goldwin. “Ibu, bisakah kau tinggalkan kami berdua?”Nyonya Goldwin melirik Arion dan dengan ragu-ragu mengangguk pelan. “Baiklah. Ibu ke atas dulu,” Ia lalu beralih pada Arion dan berucap sopan. “Aku tinggal dulu, masih ada yang harus aku lakukan. Kau santailah, Arion.”Pria tampan itu hanya mengangguk samar tanpa mengalihkan tatapan tajamnya dari Isabelle.Nyonya Goldwin melihat itu, juga merasakan hawa dingin yang memenuhi ruangan besar di sana, namun ia juga tidak mungkin bersikeras tetap berada di sana dan hanya bisa memenuhi permintaan putri semata wayangnya.Setelah Nyonya Goldwin menjauh, Isabelle menarik napas dalam-dalam dan menenangkan diri. Ia pun beralih menatap Arion dan bertanya hati-hati, “Apakah ada sesuatu yang terjadi?”“Aku tidak akan berbasa-basi, Nona Goldwin.”Isabelle terhenyak.Mendengar Ario
Baca selengkapnya

BAB 197 : Menemukan Petunjuk

James --pria paruh baya bersorot teduh itu menaikkan alis sambil melontarkan kelakarnya. “Serius sekali? Kau membawa dan ingin memperkenalkan calon istri mu?”Napas Dianne tertahan, dadanya pun berdesir hangat dan ia melirik ke arah Ethan seraya berharap yang diucapkan pria paruh baya di depannya itu, akan menjadi nyata suatu saat.Betapa luar biasanya jika ia benar-benar menjadi istri dari pria hebat di sampingnya ini!“Paman, maafkan aku jika lancang. Aku tahu pembicaraan ini akan membuka luka lama Paman dan membuat Paman sedih, namun bersamaan dengan itu, akan memberikan Paman kejutan indah.”James terkekeh kecil. “Mengapa kau berbelit-belit Ethan. Ini seperti bukan dirimu. Katakan saja langsung, apa yang kau inginkan.”Ethan menggeleng cepat. “Tidak Paman. Aku justru ingin memberikan sesuatu pada Paman.”Pria tampan bermata biru itu menarik napas dalam. “Aku tahu usaha Paman dalam mencari bibi Melanie bertahun-tahun lamanya.”Jame
Baca selengkapnya

BAB 198 : Si Saksi

Ruang makan di kediaman Wayne begitu terlihat meriah. Meriah, karena semua orang berkumpul di sana.James dan Liliana Wayne, lalu Paula dan Gerald Wayne-- adik James, juga Ethan putra mereka serta Dianne, duduk di sana mengelilingi meja makan berukuran panjang dan besar.Di belakang mereka berdiri dua pelayan di sisi meja kanan dan dua pelayan di sisi meja kiri. Sementara di belakang James, berdiri seorang Kepala Pelayan.Ting!Denting bunyi gelas kristal yang diketuk lembut oleh James menggunakan sendok, membuat semua orang di sana memusatkan perhatian pada yang dituakan di keluarga Wayne tersebut.“Mohon perhatian semua,” James menatap semua orang di sekeliling. “Ada alasan mengapa aku mengundang kalian makan malam di sini. Aku ingin memberitahukan berita bahagia untuk kalian semua, bahwa keluarga Wayne akan bertambah satu orang.”Setiap orang di sana menyimak dengan tenang, kecuali Gerald Wayne --adik kandung James, terlihat sedikit terkejut. Ia tetap lekat menatap James namun deng
Baca selengkapnya

Maaf!

Dear ReeFellows.Maaf jika harus mengecewakan teman-teman semua karena malam ini hanya satu bab. Author sedikit tertimpa masalah.Buku ini, Elara dan Arion kita kena plagiat oleh orang tak bertanggungjawab. Dia menerbitkannya di pf sebelah (pf dengan gambar pena dan lingkar hijau). Bahkan orang tidak bertanggung jawab itu menggunakan judul dan cover yang sama dengan yang Author gunakan di GN ini.Mood Author agak terganggu dengan kejadian ini, jadi ide-ide sedikit tersendat.ReeFellows jangan khawatir, besok semoga mood Author sudah membaik dan lebih lancar menulis kembali.Bagi teman-teman yang kebetulan memiliki akun platform tersebut, jika berkenan, bisa bantu Author untuk menegur atau mengingatkan orang tidak bertanggungjawab tersebut di kolom ulasan buku itu dan melaporkannya.Judulnya sama persis, teman-teman bisa klik dengan judul ini di kolom pencairan.Hal ini sedang ditangani oleh pihak GN dan Author berharap permasalahan ini akan segera selesai dan platform/aplikasi menurunk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
36
DMCA.com Protection Status