“Apakah ini milikmu?”Elara menoleh lalu mendongak dan sesaat terpaku pada mata biru indah di sana.“Ini,” Pria itu menyodorkan satu dompet kulit berwarna marun.“Ah.. iya. Ini milikku,” gegas Elara mengambil dompet itu dari tangan pria itu. “Bagaimana--”“Sepertinya terjatuh saat kau turun dari taksi, Nona.”“Oh..” Elara lalu mengangguk kecil dan berterima kasih.“Apa kau menunggu pesanan?” Pria bermata biru itu bertanya lagi dan Elara menjawab dengan anggukan canggung.“Aku juga,” kata pria tersebut lalu duduk di kursi meja yang bersebelahan dengan meja Elara.Elara hanya tersenyum canggung lalu kembali memandang ke arah jendela, menghindari percakapan yang tidak perlu dengan pria asing tersebut.Kekhawatiran Elara tidak terjadi, karena pria bermata biru itu langsung terlihat asyik dengan ponselnya. Mungkin pria itu paham, Elara tidak ingin diganggu.Namun di meja yang berada di pojok coffee shop, Guez dan rekan
Last Updated : 2024-07-11 Read more