Home / Romansa / (BUKAN) PENGANTIN SEWAAN / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of (BUKAN) PENGANTIN SEWAAN: Chapter 31 - Chapter 40

148 Chapters

BAB 31. Satu Kamar

Edgar melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, meninggalkan ponsel Natasha yang tergeletak di sisi jalan. Rasa kesal langsung melanda Natasha, yang tidak bisa memahami tindakan Edgar. Dalam kebingungannya, dia bertanya dengan nada penasaran, "Kenapa kamu membuangnya?"Namun, Edgar hanya diam, tidak memberikan jawaban apa pun. Keheningan itu semakin membingungkan Natasha, membuatnya semakin frustrasi dan bertanya-tanya mengapa suaminya memilih untuk tidak berkata apa pun.Dengan emosi yang semakin memuncak, Natasha melanjutkan, "Aku tahu kamu kaya dan memiliki segalanya. Tapi, itu bukan berarti kamu bisa bersikap seenaknya terhadap orang lain. Terlebih lagi, aku adalah istrimu." Tatapannya yang serius menatap Edgar dengan tajam, mencerminkan kekecewaannya.Natasha menatap lurus ke depan, ekspresinya penuh dengan keheningan dan ketegasan. "Bisakah kamu bersikap sedikit baik padaku, setidaknya sampai kontrak pernikahan ini berakhir?" Permintaannya terdengar tegas, menunjukkan bahwa di
Read more

BAB 32. Canggung

"Bisakah kamu mengetuk pintu dulu sebelum masuk!" seru Edgar dengan nada kesal.Sambil menutupi matanya dengan tangannya sendiri, Natasha menjawab dengan suara terbata-bata, "M-Maaf.." Dia merasa malu dan menyesal atas kesalahannya.Tanpa berkata apa pun, Edgar melangkah pergi ke kamar mandi tanpa menoleh lagi. Natasha perlahan-lahan menurunkan tangannya, saat suara langkah Edgar semakin menjauh.Ia menoleh ke belakang dengan hati-hati, memastikan bahwa Edgar benar-benar telah pergi. Melihat kamar sudah kosong, Natasha merasa lega dan segera menyandarkan tubuhnya pada dinding. Dia mengambil napas dalam, mencoba untuk tenang setelah momen yang memalukan tadi.Tanpa disadari, kaki Natasha sedikit gemetar. Bagaimanapun, ini adalah pertama kalinya ia melihat pria hanya mengenakan handuk di depan matanya."Apa sebaiknya aku tidur di kamar bawah saja, ya?" Natasha bertanya pada dirinya sendiri, mencoba mencari solusi untuk mengatasi ketidaknyamanan yang ia rasakan.Tiba-tiba, suara Edgar te
Read more

BAB 33. Berbeda dari Biasanya

Setelah Natasha selesai mandi dan mengeringkan tubuhnya dengan handuk, dia meraih pakaian gantinya. Namun, saat hendak memakai pakaian tersebut, dia terkejut saat melihat sebuah dress dengan ukuran sepanjang lutut di tangannya."Kenapa aku mengambil yang ini?" gerutu Natasha pada dirinya sendiri. Dia mengira jika semua pakaian yang disediakan oleh Edgar berukuran panjang, jadi dia hanya mengambilnya tanpa melihat lebih dulu.Natasha diam sejenak sambil memandangi dress berwarna merah muda tersebut. Dia menyadari bahwa tidak mungkin memakai dress itu di depan Edgar. Namun, jika dia tidak memakainya, dia juga tidak bisa keluar tanpa mengenakan pakaian apa pun."Dia benar-benar sudah tidur, kan?" tanya Natasha pada dirinya sendiri. Ia pun membuka sedikit pintu kamar mandi untuk melihat keadaan di kamar Edgar.Natasha menutup kembali pintu kamar mandi, dan bernapas lega saat lampu kamar Edgar masih padam seperti sebelumnya. Ia berpikir jika Edgar memang benar-benar sudah tidur, terbukti d
Read more

BAB 34. Keputusan Bulat

Di tengah keheningan ruangan yang terasa tegang, Edgar memandang serius ke arah Natasha. "Kamu pernah mengatakan, jika akan memperlihatkan wajahmu hanya pada suamimu saja, kan?" Tanya Edgar, suaranya terdengar tegas, diikuti anggukan kepala dari Natasha."Maka, anggaplah aku suamimu sendiri," pinta Edgar, meskipun ekspresi wajahnya terlihat datar, namun suaranya penuh dengan ketegasan yang sulit diabaikan.Natasha terdiam, matanya mencari jawaban yang tepat. Ia merasa terjebak dalam situasi yang rumit, tidak yakin apakah ia harus menuruti permintaan Edgar atau menolaknya dengan halus."Tapi aku hanya istri kontrakmu," ucap Natasha dengan suara lembut.Edgar, yang tidak ingin mendengar penolakan dari Natasha, segera berkata, "Ini perintah," ucapnya singkat, suaranya penuh dengan otoritas."Jika aku menolaknya?" Tanya Natasha dengan nada ragu, mencoba mencari pemahaman dari sudut pandang Edgar."Bukankah sebagai istri kamu harus menuruti perintah suami?" ujar Edgar dengan tegas, membuat
Read more

BAB 35. Pertanyaan yang Mengganjal

Edgar memasang kancing lengan kemejanya di depan cermin, menatap penampilannya dengan seksama dari atas hingga bawah. Sebagai seorang yang memiliki kepribadian perfeksionis, Edgar sangat memperhatikan penampilannya agar terlihat sempurna.Saat ia yakini penampilannya sudah rapi, Edgar meraih jasnya dan mengenakannya. Namun, saat ia tengah mengenakan jas itu, tiba-tiba teringat kembali oleh ucapannya pada Natasha. "Apa yang telah aku lakukan terhadap Natasha terlalu kejam?" bisik Edgar pada dirinya sendiri, sambil merenungkan tindakannya terhadap istrinya.Namun, sebelum ia bisa memikirkan lebih lanjut, pandangannya tertuju pada arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Saat ia menyadari jika waktu sudah siang, ia bergegas keluar dari kamarnya.Sepanjang langkah Edgar menuruni anak tangga, ia terus menatap ke segala arah, mencari keberadaan Natasha. Saat ia melihat Bi Murni yang tengah sibuk pada pekerjaannya, Edgar bertanya. "Di mana Natasha?" "Non Natasha sudah berangkat ke k
Read more

BAB 36. Percakapan Rahasia

Fadhil menjawab dengan tenang, "Kemarin malam saat aku meneleponmu."Natasha berpikir sejenak, mencoba mengingat kembali kapan terakhir kali Fadhil menghubunginya. Namun seingatnya, tidak ada panggilan yang tercatat di ponselnya sejak kemarin. Tiba-tiba, Natasha teringat kejadian semalam yang membuatnya terkejut. Saat ia dan Edgar sedang dalam perjalanan pulang dan Natasha tertidur di mobil suaminya. Ketika ia terbangun, ia mendapati ponselnya telah dihancurkan oleh Edgar tanpa alasan yang jelas. Natasha, yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri, bergumam dalam hati. "Apakah karena ini alasan dia menghancurkan ponselku semalam?" Ia terus terlibat dalam pemikiran yang membuatnya semakin penasaran.Untuk memastikan kembali dugaannya, Natasha memutuskan untuk bertanya langsung kepada Fadhil. "Memangnya apa yang Kak Fadhil bicarakan dengan suamiku?" tanya Natasha dengan penuh rasa ingin tahu.Fadhil tersenyum misterius sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Natasha. "Rahasia," jawabnya,
Read more

BAB 37. Tindakan yang Mengharukan

Natasha merasa gelisah saat waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Dalam kamar yang tenang, ia menunggu dengan penuh harap kepulangan Edgar. Sesekali, ia mendekat ke pintu dengan hati-hati, menempelkan telinganya dan berharap mendengar langkah kaki lembut suaminya yang mungkin saja sudah pulang."Selamat datang," monolog Natasha dengan senyum hangat di bibirnya. Ia berlatih keras menjadi istri yang baik untuk menyambut kedatangan suaminya. Namun, setelah sejenak berpikir, Natasha menggeleng cepat, merasa bahwa tindakan tersebut mungkin terlalu berlebihan."Ekhem!" Natasha berdehem pelan sebelum mencoba sekali lagi. "Selamat malam sayang," ucap Natasha. Tapi, ucapannya justru membuat Natasha merasa geli sendiri. "Ah, sudahlah!" seru Natasha dengan rasa lelah yang melanda. Ia memutuskan untuk menghentikan latihannya dan duduk di sofa, menunggu kedatangan Edgar.Tok.. Tok.. Tok..Tiba-tiba, terdengar suara ketukan dari arah pintu. Natasha dengan cepat berdiri, yakin bahwa yang datang ada
Read more

BAB 38. Cemburu?

Saat Bi Murni dan Bi Yeti sedang turun perlahan menuruni anak tangga, Edgar tiba-tiba bergegas ke ruang kerjanya untuk mencoba bersembunyi di sana. Namun, sebelum ia berhasil masuk ke dalam ruangan tersebut, Bi Murni sudah melihatnya."Tuan–" ucapan Bi Murni terpotong secara tiba-tiba saat Edgar memberikan isyarat agar wanita paruh baya itu untuk tidak melanjutkan ucapannya."Ssst.." Pandangan Edgar meluncur cepat ke arah lantai dua, memberitahu kedua wanita paruh baya itu agar keberadaannya jangan sampai diketahui oleh Natasha.Bi Murni dengan cepat memahami isyarat yang diberikan Edgar, sehingga ia segera menutup mulutnya sendiri sambil mengangguk paham. Bi Murni dan Bi Yeti bergegas mendekati Edgar dengan wajah penuh kebingungan, "Sejak kapan Tuan berada di sini?" bisik Bi Murni dengan suara pelan yang penuh keheranan."Baru saja," jawab Edgar."Oh ya, Tuan. Kami ingin meminta izin–" Ucapan Bi Murni terhenti secara tiba-tiba ketika Edgar dengan cepat berbicara."Aku sudah mendenga
Read more

BAB 39. Mendadak Dingin

Natasha mengangguk dengan polos. "Iya, cemburu. Apa ucapanku salah?" tanyanya. Namun, sebelum Edgar dapat menepis asumsi tersebut, Natasha kembali berbicara."Aku mengerti perasaanmu, jadi, tidak usah malu," tambah Natasha dengan suara lembut.Edgar, yang tidak tahan mendengar ucapan Natasha, menghela napas panjang sebelum berbicara. "Dengar, aku sama sekali tidak peduli dengan hubungan kalian. Jadi, untuk apa aku cemburu?" ujar Edgar terdengar dingin."Benarkah?" tanya Natasha dengan senyuman penuh arti, menunjukkan bahwa ia tidak sepenuhnya percaya dengan ucapan suaminya.Edgar diam sejenak, memberikan jeda sebelum menjawab pertanyaan Natasha. "Ya!" jawab Edgar dengan nada sedikit meninggi.Namun, meskipun Edgar mengatakan bahwa ia tidak cemburu, Natasha tidak merasa terluka sedikit pun. Ia bisa melihat melalui sikap dan ekspresi Edgar bahwa perasaannya sebenarnya berbeda. Meskipun Edgar berusaha menyangkal, Natasha merasa yakin bahwa di balik ketegasan tersebut, ada perasaan cembur
Read more

BAB 40. Terjebak dalam Gelap

Perlahan, Edgar menurunkan tangannya dari mulut Julian saat melihat Natasha pergi. Ini adalah kali pertama Natasha bersikap dingin dan mengabaikannya sejak pernikahan mereka."Kenapa kamu membekap mulutku?" protes Julian, merasa tidak mengerti dengan tindakan Edgar.Mendengar protes tersebut, Edgar melirik Julian dengan pandangan tajam. Bagaimana mungkin Julian tidak merasa bersalah setelah mengatakan sesuatu yang menyebabkan Natasha marah?"Kenapa kamu mengatakannya?!" seru Edgar dengan suara yang penuh penekanan.Julian, yang masih bingung, hanya bisa menatap Edgar dengan ekspresi kebingungan. "Mengatakannya apa?" tanyanya, mencoba mencari tahu apa yang Edgar maksud.Edgar menghela napas kasar, mencoba menjelaskan dengan lebih jelas. "Soal bekal makan siang yang kau sebutkan tadi," jelasnya.Namun, rupanya Julian masih belum mengerti. "Memangnya kenapa?" tanyanya lagi, semakin membingungkan Edgar.Tanpa bisa menahan rasa kesalnya, Edgar dengan tiba-tiba menjitak kepala Julian dengan
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status