Home / Romansa / (BUKAN) PENGANTIN SEWAAN / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of (BUKAN) PENGANTIN SEWAAN: Chapter 51 - Chapter 60

148 Chapters

BAB 51. Kehadiran Tak Terduga

Natasha sedikit terkejut saat mendengar keputusan Edgar. Ada perasaan senang yang meluap dalam hatinya, hingga ia tak sanggup berkata-kata. Matanya berbinar dengan harapan dan kebahagiaan yang tak bisa disembunyikan.Edgar menghela napas panjang sebelum melanjutkan ucapannya. "Maukah kamu menjadi istriku yang sesungguhnya?" tanyanya dengan suara lembut namun penuh ketegasan, menatap dalam-dalam ke mata Natasha.Natasha mengangguk tegas dengan mata yang berkaca-kaca. Air mata kebahagiaan mulai mengalir di pipinya. "Iya, Mas. Aku mau," jawabnya dengan suara bergetar karena haru.Edgar tersenyum lembut, seraya mengusap wajah Natasha yang dilapisi oleh cadar. Ia merasakan kehangatan dan ketulusan yang terpancar dari istrinya. "Maaf telah membuatmu menderita," ucap Edgar, ada perasaan bersalah di hatinya saat mengingat perlakuan kasarnya pada Natasha di masa lalu.Tepat setelah Edgar mengatakan itu, tiba-tiba ponselnya bergetar. Saat ia melihat nama Julian di layar, ia kembali meletakkan p
Read more

BAB 52. Kejutan di Ruang Interview

Sepanjang langkah Edgar di dalam ruangan tersebut, pandangannya tak lepas dari ponsel di tangannya. Ia begitu terfokus pada layar ponselnya hingga tidak menyadari keberadaan Natasha di sana."Silahkan duduk, Tuan," ucap wanita yang mengenakan blazer dongker dengan ramah. Ia mengarahkan tangannya pada salah satu kursi khusus untuk Edgar.Edgar mengangguk samar, tanpa menggeser pandangannya dari layar ponselnya, ia duduk di kursi tersebut. Suasana di ruangan menjadi sedikit tegang dengan kehadiran Edgar, meskipun sebagian besar orang berusaha tetap profesional.Julian, yang menyadari keberadaan Natasha sejak tadi, mendekatkan wajahnya pada telinga Edgar untuk memberitahu jika Natasha ada di ruangan itu. "Lihatlah, siapa yang ada di depanmu," bisik Julian dengan suara rendah, hanya didengar oleh dirinya dan Edgar saja."Aku tidak peduli," jawab Edgar, dengan mata yang masih terus menatap layar ponselnya dengan raut wajah kesal. Wajahnya menunjukkan frustrasi yang jelas, membuat Julian se
Read more

BAB 53. Pekerjaan Baru

"Ssst..." bisik Edgar seraya menutup mulut Natasha dengan cepat saat salah satu karyawannya melintas di depan ruangan tersebut. Mata Natasha yang penuh dengan rasa penasaran memandang Edgar, mencoba membaca ekspresi di wajahnya yang tegang.Setelah melepaskan tangannya dengan hati-hati, Edgar menatap lembut istrinya. "Kenapa kamu tidak memberitahuku jika ada wawancara di perusahaanku?" tanya Edgar tanpa basa-basi, nada suaranya mencerminkan kebingungan dan sedikit kekecewaan.Natasha terkejut. Matanya melirik sekeliling ruangan dengan ekspresi tidak percaya. "Ini... ini perusahaan Mas Edgar?" gumamnya dengan suara pelan, mencoba memastikan bahwa apa yang dia lihat tidak hanya ilusi belaka.Edgar mengangguk mantap, wajahnya tetap serius. "Ya, ini perusahaanku," jawabnya singkat."Masyaallah.." bisik Natasha, suaranya hampir tercekat oleh rasa kagum yang mendalam. Dia memandang sekeliling dengan mata membelalak, mencoba menyerap setiap detail dari ruangan yang begitu megah di depannya.T
Read more

BAB 54. Wanita yang Mengagumkan

"Bagaimana?" tanya Edgar, seolah tidak ada ruang untuk penolakan."Haruskah kita membahas hal itu di sini?" jawab Natasha tersipu malu, wajahnya memerah dan matanya melirik ke sekeliling ruangan yang kosong namun terasa penuh dengan perasaan gugupnya.Dengan gerakan cepat, Edgar menarik pinggang ramping Natasha dan mendekatkannya ke arahnya. "Apa kamu tidak mau?" tanya Edgar dengan nada menggoda seraya mendekatkan wajahnya pada wajah Natasha, hingga ia bisa merasakan hembusan napasnya."Mau!" jawab Natasha cepat, suara lirihnya keluar sebelum ia sempat berpikir. Namun, saat ia menyadari ucapannya, Natasha mendadak salah tingkah. "T-Tidak, m-maksudku–" seketika ucapan Natasha terhenti, saat Edgar tiba-tiba menurunkan cadarnya dan menciumnya.Cup!Sentuhan bibir Edgar di bibirnya membuat Natasha terdiam, rasa hangat menjalar di seluruh tubuhnya. Awalnya, ia ingin menolak, tapi ada sesuatu dalam ciuman itu yang membuatnya menyerah, seolah ada magnet kuat yang menariknya ke dalam pesona E
Read more

BAB 55. Ambisi

Edgar mengepalkan tangannya kuat sepanjang ia menyaksikan kejadian di mana Natasha menolong petugas kebersihan di lorong kantornya melalui monitor CCTV di ruangannya. Perasaan campur aduk menguasainya—kagum pada kebaikan hati Natasha, namun marah saat melihat pandangan mata Rio, saudara tirinya, yang tampaknya tertarik pada istrinya. Ditambah, kejadian saat Natasha menabrak tubuh Rio sebelumnya, membuat darah Edgar mendidih. "Berani sekali dia mendekati istriku," gumam Edgar marah.Tepat setelah Edgar mengatakan itu, tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar di telinganya.Tok.. Tok.. Tok..Sontak, Edgar menatap pintu ruangannya. Wajah kesal yang semula bertengger di wajahnya seketika hilang saat ia mengira yang mengetuk pintu ruangannya adalah Natasha."Masuklah," titah Edgar dari dalam ruangannya.Ceklek!Senyuman di wajah Edgar seketika hilang saat yang masuk ke dalam ruangannya bukanlah Natasha, melainkan Rio."Sepertinya suasana hatimu sedang baik," ucap Rio seraya melangkah mende
Read more

BAB 56. Ujian

Setelah Rio keluar dari ruangan tersebut, Edgar dengan cepat mengunci pintunya. Dia kemudian melangkah ke arah jendela, menarik gordennya dengan erat, memastikan tidak ada celah yang bisa memberi cahaya masuk. Natasha, yang memperhatikan setiap gerakan suaminya merasa bingung. Namun, kebingungan Natasha semakin bertambah saat Edgar tiba-tiba mematikan lampu di ruangannya."Mas, apa yang sedang terjadi?" tanya Natasha dengan suara cemas, mencoba mencari jawaban dari suaminya yang tampak begitu serius.Tanpa menjawab pertanyaan istrinya, Edgar mendekatinya dengan langkah hati-hati. Dia merangkul Natasha dengan lembut, menenangkan wanita itu yang semakin terlihat khawatir."Sayang," bisik Edgar, mencoba menenangkan istrinya yang kebingungan, "Bisakah kamu melepaskan pakaianmu sekarang?"Natasha tercengang mendengar permintaan itu. Matanya membulat lebar, mencari-cari jawaban atas pertanyaan yang tidak biasa itu. Apakah ini sebuah lelucon? Ataukah ada sesuatu yang sangat serius yang tidak
Read more

BAB 57. Mengendalikan Diri

Natasha merasakan degup jantungnya semakin cepat. Setiap ciuman yang diberikan oleh Edgar seakan-akan memacu adrenalin dalam tubuhnya. Dia bisa merasakan sentuhan tangan Edgar yang hangat, mengelus lembut punggungnya, membuat seluruh tubuhnya bergetar oleh rasa yang tak bisa dia ungkapkan dengan kata-kata. Namun, saat Edgar menyadari tindakannya, dia seketika menghentikan permainannya itu. Tarikan napasnya berat dan penuh hasrat yang tertahan, matanya memancarkan keinginan yang mendalam namun ia menahan diri. Dalam sekejap, suasana yang tadi dipenuhi gairah kini berubah menjadi hening. "Cepat ganti pakaianmu, jangan membuatku hilang kendali," bisik Edgar dengan lembut, suaranya serak dan penuh keinginan yang terpendam. Padahal, hasrat Edgar ingin sekali terus menjelajahi tubuh Natasha, membiarkan dirinya larut dalam momen yang penuh dengan gairah ini. Namun, Edgar tidak ingin melakukan itu sebelum Natasha benar-benar siap. Natasha membuka matanya perlahan, dia mengangguk pelan, mes
Read more

BAB 58. Hari Pertama

Natasha berjalan mondar-mandir di depan cermin untuk mencocokkan pakaian yang akan ia kenakan. Di antara berbagai pilihan yang tersusun rapi di lemari, Natasha memegang gamis biru muda, lalu memandang dirinya sendiri di cermin. Ia menimbang-nimbang apakah warna itu cocok untuk hari pertama kerjanya. Sesekali, netranya menatap Edgar, yang masih terlelap di atas ranjang. Namun, saat suara alarm berbunyi, ia buru-buru mematikan alarm tersebut dan duduk di sisi ranjang untuk membangunkan Edgar. "Selamat pagi, Mas," ucapnya dengan lembut. Edgar mengerjapkan mata, tersenyum kecil saat melihat istrinya yang cantik duduk di sampingnya. "Selamat pagi, Sayang." "Apa tidurmu nyenyak?" tanya Natasha sambil mengelus pipi Edgar dengan lembut. Edgar mengangguk. "Hmm," jawabnya. Ia menarik lembut tubuh Natasha dan mendaratkannya di atas dada bidangnya seraya berkata, "Kemarilah." Natasha merasa nyaman dalam pelukan Edgar, merasakan kehangatan tubuh suaminya yang menenangkan. Edgar mencium keni
Read more

BAB 59. Pria Kedua

Setelah Natasha menolak semua solusi yang diberikan Edgar, akhirnya Edgar menyerah dan menuruti apa yang Natasha inginkan. Hatinya terasa berat, bukan karena permintaan Natasha yang aneh, tapi karena ia khawatir akan keselamatan dan kenyamanan istrinya itu. Edgar selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya, bahkan jika itu berarti mengesampingkan keinginannya sendiri.“Apa kamu yakin ingin naik kendaraan umum?” tanya Edgar sekali lagi sebelum keduanya keluar dari kamarnya. Suaranya terdengar penuh keraguan, matanya memandang Natasha dengan cemas.Natasha mengangguk semangat. "Iya," jawabnya dengan tangan yang memasangkan dasi Edgar. Edgar menatap Natasha dengan intens, matanya mencoba menyampaikan sesuatu. Sesekali, bibirnya terbuka hendak bicara, namun ia menggigitnya kembali. Natasha, yang peka akan hal itu, bertanya dengan lembut, "Ada apa, Mas? Katakan saja.""Jangan biarkan pria lain mendekatimu," ucap Edgar dengan suara rendah, tatapan matanya terpaku pada sepasang bola ma
Read more

BAB 60. Kehebohan di Halte

***Sepanjang perjalanan Edgar dan Julian menuju kantor, suasana di dalam mobil terasa hening. Hanya suara mesin yang samar-samar terdengar, mengiringi perjalanan mereka di jalanan kota yang mulai ramai. Edgar, dengan matanya yang tajam dan hati yang gelisah, terus menatap ke sisi jalan melalui kaca jendela. Setiap halte bus yang mereka lewati diperhatikan dengan seksama, mencari keberadaan Natasha, yang barangkali saja ada di salah satu halte itu. Julian, yang duduk di sebelahnya, tampak lebih tenang. Namun, ia bisa merasakan kegelisahan sahabatnya itu. Dalam diam, Julian turut memperhatikan jalanan."Bukankah dia Natasha?" ucap Julian tiba-tiba, saat matanya menangkap sosok seorang wanita berpakaian maroon senada dengan hijab dan cadarnya tengah berdiri di halte depan.Edgar segera menoleh, mengarahkan pandangannya ke arah yang ditunjuk Julian. Hatinya berdegup kencang. "Mana?" tanyanya dengan nada penuh antusias. "Di sana," jawab Julian.Edgar buru-buru mengarahkan pandangannya ke
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status