Setelah Adam membayar dan menerima obat dari Pak Jono, ia segera kembali duduk bersama istri, anak dan menantunya."Ini untukmu. Anggap saja ini hadiah dari Bapak," ucap Adam dengan senyum hangat, sembari menjulurkan obat kuat itu kepada Edgar. Edgar menerimanya dengan raut wajah yang mencerminkan ketidaknyamanan. Ia terdiam sejenak, berusaha mencari kata-kata yang tepat. "Terima kasih, Pak," jawabnya akhirnya, dengan nada pelan dan kaku.Adam mengangguk, mencoba menjaga suasana tetap ringan. "Nanti malam kamu coba obatnya, ya. Jika obatnya tidak manjur, Bapak akan komplain pada Pak Jono," katanya, sambil tersenyum lebar. Meskipun bernada bercanda, ada sedikit nada serius dalam suaranya.Asiyah, yang mengerti betul akan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh anak dan menantunya, segera berusaha untuk mengakhiri percakapan tersebut. "Pak, sudahlah, jangan dibahas," pintanya dengan lembut, berharap suaminya akan memahami pesannya.Adam, yang tidak terlalu peka dengan ekspresi Asiyah, kemb
Read more