Home / Romansa / (BUKAN) PENGANTIN SEWAAN / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of (BUKAN) PENGANTIN SEWAAN: Chapter 21 - Chapter 30

148 Chapters

BAB 21. Dia, Istriku

Bianca mengambil semua uang miliknya yang tersisa di dalam dompetnya dan memberikannya kepada Natasha. Dengan ekspresi sinis, dia berkata, "Ini untuk uang mukanya," ucapnya mencoba merendahkan wanita di hadapannya itu.Natasha hanya diam, matanya menatap tajam ke arah Bianca. Meskipun terdapat keheningan dalam tanggapannya, sorot matanya mengungkapkan banyak hal. Hatinya dipenuhi dengan perasaan kesedihan hingga kemarahan. Tetapi dia memilih untuk tetap diam, menahan diri untuk mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan."Tidak perlu malu, bukankah kamu sudah terbiasa melakukannya?" ucap Bianca seraya memberikan uang miliknya pada Natasha dengan nada merendahkan. Dia memaksa wanita bercadar itu untuk menerimanya, tanpa memperdulikan perasaannya."Cukup, Bianca!" ucap Edgar dengan suara baritone-nya yang menggema di ruangan itu. Ia melangkah mendekati Bianca dengan tatapan tegas.Sontak, Bianca merasa terkejut, dengan terbata-bata dia berkata, "E-Edgar..." Edgar menghentikan langkahnya d
Read more

BAB 22. Tawanan Palsu

Edgar diam sejenak, teringat kembali akan ucapan yang pernah ia sampaikan kepada Natasha. "Ahh..." ia mengucapkan seraya mengangguk mengingatnya. "Ini situasinya berbeda," lanjutnya dengan rasa canggung."Oh..." Natasha menjawab dengan polos."Kenapa kamu masih berdiri? Cepat duduk!" perintah Edgar dengan perasaan campur aduk.Setelah Natasha duduk, keduanya terdiam tanpa ada satu kata pun yang terucap oleh mereka. Tiba-tiba, Edgar mengatakan, "Mulai sekarang, kamu boleh tidur di kamarku."Natasha merasa hatinya berdebar kencang saat mendengar ucapan Edgar. Seketika itu juga, matanya terbelalak tak percaya. Ia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Edgar menatap Natasha dengan ekspresi penuh tanda tanya. "Apa kamu tidak mau?" tanyanya.Natasha terdiam sejenak, mencoba mengumpulkan pikirannya yang kacau. Ia merasa sulit untuk merumuskan kata-kata yang tepat untuk menjelaskan perasaannya. "B-Bukan seperti itu. Hanya saja aku–" jawab Natasha terbata-bata. Namun, sebelum
Read more

BAB 23. Tak Ada Lagi Solusi

Sepanjang perjalanan Julian mengantar Bianca pulang, suasana terasa tegang. Bianca terus menyalahkan Julian atas pernikahan Edgar dengan Natasha. Ia merasa sulit menerima kenyataan bahwa Natasha adalah istri dari pria yang dicintainya. "Dari sekian banyak wanita di dunia ini, kenapa harus Natasha yang ia nikahi?" keluh Bianca dengan nada kesal, sambil menahan tangisnya. Wajahnya penuh dengan kekecewaan dan kebingungan.Bianca memukul-mukul dadanya sendiri sambil melanjutkan ucapannya dengan suara yang penuh keputusasaan, "Padahal aku lebih cantik dan kaya darinya, tapi kenapa justru aku yang kalah dari wanita itu? Apa Edgar buta?"Julian tetap fokus mengemudi, tetapi dia bisa merasakan kegelisahan Bianca. Tiba-tiba, Bianca menatap Julian dengan tatapan yang penuh harapan, "Kenapa kamu diam saja, Julian? Bukankah kamu berhutang penjelasan padaku?!" tanyanya dengan nada yang sedikit meninggi.Julian ingin memberikan penjelasan yang baik kepada Bianca, tetapi dia tahu bahwa kata-kata ya
Read more

BAB 24. Mencari Jalan Keluar

Setelah Natasha dan Bi Yeti kembali dari pasar, mereka berjalan menuju kediaman Edgar. Namun, tiba-tiba Natasha menghentikan langkahnya saat sampai di pelataran mansion tersebut. Bi Yeti, yang menyadari Natasha tertinggal di belakang, bertanya dengan penuh perhatian."Ada apa, Non?" tanya Bi Yeti, mencoba mencari tahu mengapa Natasha terlihat ragu.Dengan perasaan tidak enak, Natasha menjawab, "Bi Yeti, masuklah duluan. Aku akan menyusul sebentar lagi."Natasha merasa malu untuk bertemu dengan Edgar. Bagaimana mungkin ia bisa menghadapinya setelah tidak bisa memenuhi janjinya untuk mengembalikan uang satu milyar kepada suaminya itu?Bi Yeti mengangguk patuh. "Kalau begitu Bibi permisi dulu," pungkasnya. Dengan langkah mantap, Bi Yeti meninggalkan tempat itu, meninggalkan Natasha di sana. Setelah kepergian Bi Yeti, Natasha merasa bingung karena ia tidak tahu kemana lagi harus pergi untuk menghindari bertemu dengan Edgar, terlebih lagi, waktu sudah sore dan ia tidak mungkin pergi terla
Read more

BAB 25. Jeritan Pertempuran

Edgar, yang tidak ingin orang lain berpikir macam-macam, dengan cepat menutup mulut Natasha agar teriakannya tidak terdengar hingga keluar kamar. Dengan tatapan tegas, dia memerintahkan, "Diam!""Hmmp! Hmmp!" Natasha berusaha keras untuk menyampaikan sesuatu, tetapi suaranya terhenti oleh tangan Edgar yang menutup mulutnya. Saat Natasha mulai merasa lebih tenang, Edgar melepaskan genggamannya dari mulut istrinya itu."Minggir!" pinta Natasha seraya mendorong pelan tubuh Edgar yang masih berada di atasnya. Edgar, yang menyadari posisi tersebut, buru-buru berdiri dengan ekspresi canggung. "Apa kamu ingin membuatku celaka?" ucap Edgar, menyalahkan Natasha atas tragedi yang terjadi.Natasha merasa bersalah dan dengan suara lirih ia berkata, "Maaf, aku tidak sengaja." Saat ia mencoba berdiri, tidak sengaja ia terjatuh lagi dan refleksnya menarik tangan Edgar untuk menghindari benturan yang lebih parah.Edgar kehilangan keseimbangan saat Natasha menarik tangannya, sehingga ia kembali terja
Read more

BAB 26. Panggilan yang Mendebarkan

Mobil Rolls Royce Phantom hitam melaju dengan anggun membelah jalan raya. Pemandangan luar jendela berubah dengan cepat, lampu-lampu kota melintas begitu saja. Edgar, berkonsentrasi menatap lurus ke depan dengan tangan yang sibuk mengemudi, sembari menyusun kata sebelum bertemu dengan Abraham.Di sampingnya, Natasha yang duduk di sisinya terus diam tanpa mengeluarkan suara. Edgar melihat ke arahnya, menyadari kegugupan yang terpancar dari wajah istrinya itu."Apa kamu gugup?" tanya Edgar, mencoba memahami perasaan yang tengah dirasakan oleh pasangannya.Natasha terdiam sejenak, seolah berusaha mengumpulkan keberanian untuk berbicara. "Euh? Tidak apa-apa," jawabnya dengan sedikit gemetar. Ia mencoba mengatur napasnya agar lebih tenang.Edgar tersenyum hambar, menunjukkan ketidakantusiasannya. "Apa yang membuatmu gugup? Kita hanya ingin bertemu dengan Ayahku," katanya dengan suara datar.Natasha merasa kecewa dengan reaksi Edgar yang kurang bersemangat. Namun, dia masih mencoba menjelask
Read more

BAB 27. Buku Nikah

Edgar dan Natasha berjalan beriringan menuju mansion mewah milik Abraham, seperti pasangan yang harmonis. Saat mereka tiba, Abraham yang sudah menunggu terkejut melihat putranya datang bersama seorang wanita. Rasa penasaran Abraham pun terbangun ketika ia melihat bagaimana Edgar memperlakukan Natasha."Maaf, kami sedikit terlambat," ucap Edgar dengan sopan. Abraham menganggukkan kepalanya bingung. "Duduklah," titahnya pada Edgar dan Natasha.Edgar dengan perhatian menyuruh Natasha duduk di sofa, sambil bertanya dengan lembut, "Apa kamu haus, sayang?"Natasha merasakan detak jantungnya berpacu saat mendengar perhatian dan panggilan sayang yang keluar dari mulut Edgar. Meskipun dia tahu bahwa itu hanya sandiwara, tetapi perhatian Edgar berhasil membuatnya salah tingkah.Dalam keadaan yang canggung, Natasha menggelengkan kepalanya dan menjawab dengan suara gemetar, "T-Tidak."Edgar tersenyum lembut sambil mengusap lembut pucuk kepala Natasha. Kemudian, ia menoleh ke arah Abraham yang se
Read more

BAB 28. Trauma

"Dia istriku," jawab Edgar dengan tegas. Ia memperhatikan wajah Rio yang tampaknya tidak suka mendengar jawabannya. Rio merasa terkejut dengan jawaban Edgar dan mencoba untuk menyembunyikan ekspresi ketidaknyamanannya dengan tersenyum."Apa kehadiran istriku membuatmu tidak nyaman?" sindir Edgar seraya tersenyum sinis. Rio berusaha mempertahankan sikap tenangnya dan menjawab, "Tidak. Hanya saja.. ini sedikit mengejutkan." Rio melangkah mendekati Natasha dan menjulurkan tangannya ke arah wanita bercadar yang berdiri di sisi Edgar. "Kenalkan, aku Rio, Kakak Edgar," ucapnya memperkenalkan diri dengan ramah. Namun, dengan cepat Edgar menarik Natasha dan menyembunyikannya di belakang punggungnya. "Maaf, aku tidak ingin kamu mengotori tangan istriku," sindir Edgar dengan nada yang lebih sinis dari sebelumnya.Sejenak, Rio menatap Edgar dengan tajam. Detik berikutnya, ia memasang senyuman seperti biasanya seraya memundurkan langkahnya dan berdiri di sisi Abraham. Rio mencoba untuk menjag
Read more

BAB 29. Menghancurkan Batasan

Tubuh Natasha menegang dengan terkejut saat Edgar tiba-tiba memeluknya dengan erat. Ia merasa sedikit kaget dan mungkin agak kebingungan dengan reaksi yang mendadak ini. Sementara itu, Edgar, yang menyadari tindakannya, segera melepaskan pelukannya dengan wajah terkejut."Ekhem," deham Edgar dengan ekspresi canggung, menyadari betapa tindakannya tadi mungkin terlalu berlebihan. Ia merasa sedikit malu karena reaksi impulsifnya.Natasha, yang peka terhadap ekspresi canggung yang terlihat pada wajah Edgar, memilih untuk tidak membahas maksud dari reaksi suaminya itu. Ia mengerti jika Edgar merasa malu dengan tindakannya yang berlebihan."Bukankah udara di sini sangat sejuk?" tanya Natasha dengan sengaja mengalihkan pembicaraan, mencoba menciptakan suasana yang lebih santai.Edgar menaikkan salah satu alisnya seraya melirik sekeliling. Natasha, tiba-tiba menarik tangan Edgar dengan gerakan cepat dan membawanya mendekat ke arah pembatas besi yang menghadap ke sungai yang luas. Ia menatap
Read more

BAB 30. Pernyataan Cinta

"B-Berciuman?!" pekik Natasha dengan kaget. Kemudian, ia tertawa dengan canggung, mencoba meredakan ketegangan. "Kamu dapat teori itu dari mana?" tanyanya dengan nada santai, meskipun jantungnya berdetak kencang di dadanya."Julian," jawab Edgar dengan singkat, terlihat tidak ingin meneruskan pembahasan tersebut. Ia memilih untuk menatap ke arah depan, mencoba mengalihkan perhatiannya.Natasha menghela napas panjang, merasa lega saat pembahasan itu tidak berlanjut. Ia kembali fokus menyantap sekotengnya, hingga habis tak tersisa."Alhamdulillah," ucap Natasha.Edgar melirik Natasha, terlihat wanita itu sudah menghabiskan sekotengnya. Ia pun mulai menyalakan mobilnya, siap untuk melanjutkan perjalanan pulang.Sepanjang perjalanan, keduanya saling diam seperti biasanya. Natasha merasa bingung bagaimana cara menghibur Edgar yang tampaknya masih terbebani oleh situasi sebelumnya. Ia hanya bisa menatap suaminya sesekali, tanpa mengatakan apa pun."Apa lagi?" tanya Edgar, mengira jika Natash
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status