All Chapters of Istri Kecil Presdir Dingin: Chapter 91 - Chapter 100

104 Chapters

91. Sakit, Ma

Keesokan harinya, mereka semua kembali ke rumah dan beraktivitas dengan biasanya. Kehidupan kembali berjalan normal! Tidak ada laporan kedatangan dari Dusseldorf juga membuat Zevin mulai tenang kembali. Namun, itu semua tidak bisa membuat Zevin melonggarkan mode siaganya. Hari-hari berjalan dengan indah, bulan berganti dan mereka menghabiskan waktu berempat dengan indah, sembari melukis kenangan-kenangan bersama si kembar. Ke pantai seperti yang mereka janjikan! Zevin juga menemani putranya naik gunung! Setiap minggu mereka habiskan selalu ke luar kota, mengeksplor tempat-tempat baru yang membuat kembar bahagia. "Dad, nanti kembar kamu yang jemput ya, aku ada meeting di luar!" ucapnya sembari mengoles bedak di wajahnya. Zevin yang tengah menyetir menoleh, "Di mana janjiannya, Mom?" "Di resto hotel Royal king, Dad!" jawab Cesa
Read more

92. Menggigit lidahku sampai mati.

Tamparan itu mendarat tepat di pipi sebelah kiri Cesa berbentuk lima jari tangan Berli. Panas! Perih! Namun tidak lebih sakit dari hatinya saat ini, Cesa benar-benar tak menyangka jika keluarganya bisa melakukan ini. Melihat ekspresi datar Cesa, membuat Eve geram dan kembali mengambil pecutan itu, dan mencambukkan itu pada Cesa. Ctas! "Kau tidak boleh lebih bahagia dari pada aku!" pekik Eve. Cesa hanya diam, bahkan merintih pun, dia tak ingin lagi, karena hal itu hanya akan membuatnya terlihat membutuhkan dan bergantung pada mereka. Bahkan untuk memohon, Cesa tak lagi melakukannya. Dia hanya diam menahan semua sakit yang badannya terima. Ctas! Krak! Bahkan pecutan itu sesekali terdengar seperti benda retak saat Eve terlalu keras mengayunkan pada Cesa. Cesa yang tidak memohon atau
Read more

93. Menjaga kehormatan suamiku

Zevin kemudian menghajar habis orang itu dengan sepenuh tenaganya, amarahnya, dan semua kekhawatirannya. Kemarahannya membuncah, hingga kemudian Zevin mematahkan leher laki-laki ketua gengster itu. KRAK! "BAJINGAN!" peliknya terus tidak diam dan melampiaskan amarahnya pada laki-laki itu. Sesekali Zevin terkena pukulan akibat perlawanan, namun tetap Zevin menang telak, "Beraninya kau berniat menyentuh istriku!" Brug! Sedangkan anak buahnya menyerang yang lain, Zevin benar-benar ingin menghajarnya kepala gengster itu. "Argggghh!" erangan kepala gengster itu benar-benar memekakkan telinga semua orang di ruangan itu. Dua anak buahnya yang sudah di bekuk oleh anak buah Zevin hanya bisa meringis melihat pemandangan itu. Zevin mematahkan leher nya untuk yang kedua kali, setelah itu berdiri, "Maju, mana nyalimu, Bajingan!" Zevin tidak perduli, dia hanya ingin menghajar habis-habisan orang itu setelah melihat kondisi Cesa yang sudah berdarah-darah. Bahkan terlihat seperti habis maka
Read more

94. Mommy puas?

Zevin yang saat itu sedang menunggu Cesa di luar ruang operasi hanya bisa meninju tempo untuk melampiaskan emosinya. Keluarga keparat! Bagaimana bisa ada keluarga yang jahat ingin menghancurkan keluarganya sendiri."Arghhh!" kesal Zevin karena dia tak bisa memutuskan sesuatu. Satu-satunya alasan Zevin adalah Cesa, dan Zevin tak ingin membuat Cesa sedih dengan gegabah mengeksekusi keluarga Cesa yang dia sayangi. Zevin sangat tau bagaimana Cesa mencemaskan keluarganya. Ditambah lagi, Zevin ingin fokus dengan kesehatan sang istri terlebih dahulu. . "Ga!" panggil Zevin lagi dan langsung dijawab oleh Arga, "Ya, Tuan!" "Amankan mereka sampai Cesa sehat, aku belum bisa mengambil keputusan!" "Baik, Tuan!" Setelah itu, Zevin duduk di kursi tunggu dengan tangan yang masih setia mencengkeram erat tangannya sendiri. Kemarahan masih memenuhi hatinya mengingat kondisi Cesa saat dirinya menemukan sang istri. 'Jika terlambat satu menit saja, Cesa sudah berpindah alam karena gigitan di lida
Read more

95. Lepaskan benda keparat itu!

Canda Zevin pada sang istri. Melihat ekspresi suaminya, Cesa tersenyum dan mengangguk, "Maaf, ya!" Zevin menggeleng walau berat hati melepaskan pada penjahat itu, "Semua untukmu, Sayang!" Cesa kemudian bergeser sedikit, dan menepuk ranjang kosong di sebelahnya. Cesa butuh suaminya, karena bius mulai hilang dan area mulutnya sangat sakit sekali, tentu pahanya juga tak kalah sakit akibat cambukan sampai bengkak. Zevin tersenyum dan menuruti istrinya untuk berbaring di ranjang itu. "Dad!" "Apa, Mom?" Cesa kemudian memiringkan tubuhnya sedikit dan Zevin mengikuti istrinya, Zevin juga memiringkan tubuhnya sendiri menghadap Cesa. "Bagaimana cara, Daddy, menemukan aku?" tanyanya. Zevin kemudian mengulurkan tangannya dan meraih kaling liontin berlian kecil di leher istrinya, "Karena ini!" "Maksudnya?" tanya Cesa. "Aku juga menyisipkan berlian ini dengan amoba chip GPS, setelah aku mengetahui kabar yang tidak aku inginkan!" ucapnya. 'Aku kira ini akan berfungsi saat Demon yang mun
Read more

96. Pulang

Zevin sangat terkejut dengan ucapan Dokter beserta istrinya yang sudah berurai air mata. "Mengandung?" gumamnya. Kabar gembira yang tak pernah Zevin bayangkan akan datang secepat ini, saat dirinya sedang banyak kekhawatiran terhadap Cesa. Glek! Bruk! Dipeluk nya Cesa dengan erat oleh Zevin! Sangat erat, "Makasih, Sayang!" lirihnya. Zevin terharu dan tak menyangka jika bulan madu singkatnya menghasilkan sebuah keajaiban lagi. "Terima kasih, sudah berkenan mengandung anakku lagi!" racaunya lagi dengan suara parau. Cesa hanya bisa mengangguk, dia yakin suaminya sudah pasti sedang menahan air matanya dengan perasaan tak karuan. "Berapa usianya, Dok?" tanya Zevin setelah melepas pelukan itu. "Dilihat dari ukurannya, janin Anda berusia sekitar 5 minggu!" jawab Dokter itu. Deg! Tangan yang menggenggam erat jemari Cesa itu mengerat mendengar jawaban dokter. 'Berarti mereka tak hanya menyakiti istriku, tapi calon anakku juga!' batinnya sesak. Zevin membayangkan jika dia benar-be
Read more

97. Merencanakan Masa Depan.

Tes! "Mommy, kenapa?" tanya Dares yang sangat peka dengan keadaan sekitar, terutama Mommynya. Cesa menggeleng, "Mommy hanya terharu saja!"Mendengar itu, Zevin mendekat dan memeluk sang istri dengan erat, dia tau apa yang ada dalam pikiran istrinya. "Mommy senang banyak yang sayang sama adek bayi, kalau gitu boleh Mommy dan Daddy ke kamar, ya?" ijin Zevin. "Iya, Dad. istirahat ya, Mommy dan adek bayi pasti juga capek dari luar kota!" jawab Dares penuh pengertian. Sedangkan Vista tampak berat tapi tidak melarang orang tuanya masuk ke dalam kamar. Begitu juga Vivian, dia sangat tau apa yang Cesa rasakan dan apa yang memenuhi kepala menantunya itu, pengalaman buruk di masa kehamilan anak pertamanya pasti membuatnya sedih. Sakit! Ingatan tentang masa berat itu pasti menghantuinya. Dan lagi, keadaan tubuhnya juga pasti masih kurang sehat akibat penyiksaan itu, Namun ada seringai kecil yang menyeramkan di wajah cantik Vivian saat mengingat penyiksaan itu. Vivian kembali mengambil
Read more

98. Sore yang indah

Eve berteriak kencang saat mendengar ucapan orang itu, "Omong Kosong apa ini? Tidak mungkin tas kami, palsu!"Begitu juga Berli dan Danu yang terkejut dengan ucapan orang itu, "Tolong periksa, lagi!" ucap Berli. "Ini palsu, Jeng!" "Tidak mungkin!" teriak Eve lagi. "Diam kau, Eve!" pekik Danu, "Tidak pernah becus, kau yang salah jangan menyalahkan orang lain!" Danu merasa sangat kesal dan malu memiliki anak seperti Eve, amarah yang meledak-ledak dan otak seadanya sering membuat Eve tidak rasional. Dan seperti seseorang yang tak berpendidikan! Sungguh memalukan! "Masuk kamar!" titah Danu. "Tapi, Pah—"Bantahan Eve membuat Danu menatap Eve dengan tajam, "Masuk kamar atau keluar dari rumah ini!" Kemudian mau tidak mau Eve masuk ke dalam kamarnya dengan jengkel, daripada diusir oleh Papanya. Setelah itu, wanita itu pamit dan Danu menelpon istri temannya yang kebetulan memiliki toko branded dan kolektor. Danu harus memastikan kepalsuan tas istri dan anaknya. Namun, jawabannya sa
Read more

99. De javu

Air matanya turun! Kemudian mengangguk mengiyakan ucapan mama Vivian. Kehangatan dan kebahagiaan memenuhi hati Cesa, melihat keluarganya penuh dengan tawa. Hingga Zevin menghentikan gelitikannya, "Sekarang kita serbu, Mommy!" "Serbu!" Ketiga orang itu berlarian menuju Cesa, dan Cesa berdiri mengeliling meja makan untuk kabur, "Ahahahah, tidak!""Tangkap!" seru Vista. "Jangan lari, Mom!" Hingga akhirnya mereka bertiga berhasil menangkap Cesa di sofa sebelah meja makan. "Ahahah, stop kalian! Mommy geli!" pekik Cesa.Canda tawa memenuhi Mansion itu membuat Vivian dilingkupi rasa bahagia, rumah yang sepi itu kini sangat ramai dengan sorak kebahagiaan. Dan keceriaan itu berlangsung sampai makan malam bersama dengan menu ayam taliwang masakan Vivian. "Vista boleh tidak tidur di kamar Mommy dan Daddy malam ini?" tanya Vista pelan saat ditengah-tengah makan. Cesa tersenyum, "Kenapa tidak boleh?" "Jadi boleh, Mommy?" tanyanya dengan bersemangat sambil menatap Cesa. Cesa kemudian
Read more

100. Firasat Zevin.

"Mommy, Ada apa?" panik Zevin langsung berdiri. "Gak, Dad! Aku jatuhin gelas aja, tanganku licin!" jawab Cesa. Hampir saja Zevin berlari tunggang langgang mendengar pekikan istrinya tadi, karena Zevin saat ini tengah dipenuhi kekhawatiran. "Hati-hati, Mom!""Iya, Dad! Ya sudah ya, Mommy mau pelajari berkasnya dulu!" "Iya, Mom! Selalu hati-hati ya!" "Oke, Dad! Jangan lupa belikan sate ayam sama kebab, nanti ya!" Jawab Cesa kemudian langsung mematikan ponselnya. Saat di rumah tadi, Zevin memang sudah berjanji akan mengirim sate dan kebab untuk makan siang Cesa. Setiap hari, setiap makan siang selalu Zevin sempatkan datang, karena Cesa tak bisa makan tanpa dia suapi. Kehamilan yang sangat menyenangkan untuk Zevin, karena istrinya sangat manja sekali. Kadang kala, Zevin datang bersama kembar setelah menjemput, kadang juga sendiri hanya ingin menyuapi Cesa. Pasti akan dia sempatkan! Zevin hanya bisa tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah bumilnya. "Arga!" panggi
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status