Lahat ng Kabanata ng Istri Kecil Presdir Dingin: Kabanata 71 - Kabanata 80
86 Kabanata
71. Hinaan
"Saya rasa Anda tak memiliki banyak waktu lagi untuk bisa saya hangatkan, Bapak!" Blush! Sindiran telak dari Cesa membuat Markus marah, harga dirinya seolah diinjak-injak oleh gadis muda yang baru merintis usaha. Pikirannya tak terima dengan hinaan Cesa. "Saya pikir Anda wanita baik, Bu Cesa, tapi nyatanya ada tak memiliki etika, jalang sok mahal!" marahnya, "Jangan merasa di awan hanya karena Anda peliharaan Tuan Zevin!" Deg! Peliharaan! pikir Cesa. "Bukankah Anda duluan yang tidak memiliki etika pada perempuan ini? yang Anda anggap sebagai jalang!" sinis Cesa. "Lalu apa? Aku harus menyebutmu Nyonya Atmaja?" ucapnya sambil terkekeh menertawakan Cesa, "Hanya modal ngangkang kamu ingin disebut Nyonya Atmaja!" Bruak! Kali ini penghinaan Markus membuatnya tak tahan, Cesa berdiri dengan marah dan merebut proposalnya dengan cepat.
Magbasa pa
72. Balasan Daddy.
Cesa kemudian duduk agar bisa melihat dengan jelas, "Daddy?" Deg!Dengan jantung berdebar hebat Cesa memanggil suaminya, karena postur tubuh itu benar-benar milik Zevin. 'Namun, bukankah suamiku lumpuh!' batin Cesa."Iya, Sayang!" jawab Zevin.Cesa bergegas berdiri dan menghampiri suaminya, "Kenapa wajahmu, Dad?" tanya Cesa. Pasalnya Cesa hampir tak bisa mengenali suaminya dengan wajah menyeramkan di suasana remang ini. "Daddy berkelahi?" tanya Cesa. Zevin tampak masih diam menatap Cesa dengan dalam, Cesa masih bisa merasakan kemarahan suaminya. Cesa berfikir apakah suaminya sedang banyak kerjaan di kantor, namun dia tak ingin lagi banyak bertanya pada suaminya yang sedang dilanda amarah. Cesa kemudian mendekat dan memeluk suaminya dengan lembur. Tanpa kata! Hingga akhirnya suaminya membalas pelukan Cesa dengan erat. "Maaf ya!" lirih Zevin. "Maaf untuk apa, Dad?" tanya Cesa, "Kakimu! Kakimu sembuh, Om?" pekik Cesa mengingat sesuatu dan melerai pelukan suaminya. "Wah, bene
Magbasa pa
73. Rencana Cesa dan Zevin.
Plak! "Daddy mesum!" pekik Cesa sambil memukul pelan punggung suaminya dan menjauh, "Sembuhin dulu itu mukanya, nakutin!" lanjut Cesa. Sontak Zevin terkekeh mendengar jawaban Cesa, karena Zevin tidak benar-benar ingin melakukan hubungan itu. Zevin hanya ingin mencairkan suasana dirinya dan Cesa, Zevin tidak ingin istrinya ketakutan karena kemarahannya pada orang lain. "Sini peluk Daddy, Mom!" pinta Zevin sambil merentangkan tangannya. Cesa kemudian mendekat dan duduk di pangkuan sang suami sambil memeluk suaminya itu. Bersama Zevin membuat hatinya naik turun, emosinya pun naik turun. Sore marah malam sudah kembali terharu lagi, nanti ada yang membuatnya ragu, tiba-tiba terharu lagi. Kadan membuat Cesa kesal dengan perasaannya sendiri. "Maafkan aku untuk sore tadi, aku hanya bercanda, dan bodohnya aku salah mengambil topik!" ucap Zevin, "Aku bahkan tak punya keberanian menanyakan tentang kelahiran kembar, bagaimana bisa aku memikirkan anak kagi!" lanjutnya. Cesa tampa
Magbasa pa
74. Psikiater
"Apa Daddy bisa?"tanya Zevin. "Ada Mama!" Cples! "Gak mau, Dad! Kasihan Mama harus jaga dua kurcaci yang aktif sekali itu, biar ikut Mommy aja!" kesal Cesa sambil memukul lengan Zevin pelan. Zevin hanya tersenyum melihat istrinya yang suka sekali mengomel sekarang sambil mengangguk. "Jangan lupa sore nanti ke psikiater, aku sudah buat jadwal!" ucap Zevin. Ha! Cesa benar-benar terkejut karena Zevin serius mengajaknya untuk ke psikiater secepat ini. Cesa mengangguk, "Kirim saja alamatnya, Dad, nanti Mommy kesana!" Setelah itu Cesa pamit untuk ke perusahaan nya, karena banyak sekali yang harus Cesa urus terutama kabar Markus. Bukan khawatir, lebih ke khawatir jika suaminya berbuat jahat, walau memang Markus sudah sangat keterlaluan. Cesa tak berani lagi bertanya tentang kabar Markus dari Zevin, karena sorot mata m
Magbasa pa
75. Kesendirian yang Menakutkan
"Baiklah, Mari tidur di kursi miring itu!" pinta dokter. Ha! "Sekarang, Dok!" tanya Cesa terkejut, karena Cesa tidak berfikir akan langsung tindakan. Dokter itu tersenyum dan mengangguk, "Apa Anda tidak nyaman, Bu? Jika belum nyaman, boleh jadwalkan lagi nanti!" ucap dokter itu dengan senyum cantiknya. Cesa tampak menghela nafas dan menatap Zevin. Zevin hanya tersenyum dengan wajah yang sedikit mulai membaik, "Terserah kamu, Sayang!" "Baiklah, Dok!" ucap Cesa kemudian berjalan menuju kursi miring dan duduk nyaman disana. "Rileks, Bu!" ucap Dokter itu. Cesa kemudian mengangguk sambil tersenyum, bersamaan dengan Zevin yang mendekat dan duduk di sampingnya sambil memegang tangan Cesa, "I love you, Sayang!" Deg! Ungkapan menenangkan apa yang Zevin Ucapkan ini! Justru membuat jantung Cesa berdetak. Hingga pikirannya tiba di malam gelap dengan kesakitan yang luar biasa seorang di
Magbasa pa
76. Menebus dengan sisa umurku
Grep! Tanpa banyak bicara, Zevin memeluk Cesa dengan erat! "Maaf!" lirihnya. Cesa yang sekilas melihat mata Zevin bengkak dan bekas air mata terlihat sedikit mengernyitkan dahi. Apa yang aku katakan! pikirnya. Namun, Cesa memilih untuk membalas pelukan suaminya itu tak kalah erat. "Maaf terus Daddy, untuk apa!" candanya. Kemudian Cesa menatap dokter seolah ingin bertanya, karena kebingungan namun dirinya juga merasa jauh lebih lega setelah hipnoterapi. "Apa yang saya katakan, Dok?" tanya Cesa. Dokter tersenyum, "Bagaimana kalau giliran Bapak dulu hipnoterapi, jadi Ibu juga tau isi hati Bapak!" tawar Dokter itu. Cesa kemudian mengangguk, "Ayo, Dad! Gantian kamu!" ucapnya. Zevin pun beralih tempat duduk sambil terus memandang istrinya itu, perasaannya tak bisa Zevin jelaskan saat ini. Dan tiba-ti
Magbasa pa
77. Pelelangan
Cesa kemudian mengulas dadanya sendiri, "Tapi aku merasa tak diinginkan!" lanjutnya. "Kenapa kamu tak pernah meminta kehangatan dariku, saat aku sudah sepenuhnya menerimamu, Dad?" lanjutnya sambil mendudukkan tubuhnya di ujung ranjang. Mengusap ranjang sisi kanan yang biasa di tiduri suaminya! Hati Cesa kian berkecamuk, sebenarnya apa yang membuat suaminya tak pernah menyentuhnya selama ini. Apa suamiku telah kehilangan gairah dan hasratnya! pikir Cesa. 'Tidak mungkin! Aku rasa tidak mungkin, Zevin masih memiliki tenaga yang prima dan dulu Zevin masih sering menggodanya. Dan pernah berakhir berciuman dengan penuh mesra saat itu! Huft! Cesa menghela nafasnya kasar kala pikirannya semakin jauh menerawang "Stop! Jangan memikirkan hal itu! Pernikahan bukan hanya soal sex!" lirih Cesa kembali berdiri untuk melanjutkan persiapan sebelum berangkat ke kantor. Toh, tiga bulan ini adalah waktu yang sangat menyenangkan menurut Cesa, karena tak ada hambatan atau orang
Magbasa pa
78. Kejutan.
'Mati listrik? Atau apa?' batin Cesa mulai menajamkan suaranya untuk berjaga jika ternyata ini adalah sabotase dan ada rencana menyelakai dirinya. Hanya kamera para awak media yang masih menyala tetap menyorot pada Cesa. 'Daddy tolong!' batin Cesa berkecamuk. Listrik galery tidak mungkin mati, karena memiliki daya yang cukup besar. Hal itu membuat Cesa panik, namun sekuat tenaga harus tetap memimpin keadaan agar tetap tenang. Ekspresi Cesa mulai tak terkontrol kala bisik-bisik para tamu undangan memenuhi galery. Membuat atensi Cesa beralih pada pusat perhatian mereka. Yah, kalung bunga peony yang Cesa letakan di kotak kaca anti pecah berada di depan panggung catwalk. Keindahan sinar kalung itu membuat semua mata takjub. "Benar-benar indah!" "Benar-benar asli, pemilik Davisain Collection ternyata keturunan kerajaan Denmark!" ucap perwakilan kerajaan Denmark dari kursinya. Dan kebetulan kursi penasihat ada di kursi paling depan. Bisik-bisik itu mulai terd
Magbasa pa
79. Surprise lanjutan
"Daddy tidak bohong, Mom! Mommy sangat cantik!" lanjut Zevin. "Cantik tapi tak pernah disentuh, untuk apa!" kesalnyaJleb!Dada Zevin tampak mencelos mendengar jawaban Cesa, namun Zevin tak ingin membahas hal privasi di tempat umum seperti ini. Tak ingin memupuk kesalah pahaman dengan istri tercintanya lagi, Zevin hanya meletakkan tangannya di pinggang sang istri. Menunjukkan pada dunia jika Cesa miliknya seorang. Seorang! Hingga lelang jatuh di tangan pengusaha kaya dari negri jiran dengan angka tertinggi sebesar 987.000.000.Cesa sangat senang dengan hasil lelang hari ini, dan lelang ditutup dengan dinner mewah. Semua penonton dan tamu undangan tampak puas dengan jamuan yang Cesa berikan. Dan hampir semua perempuan keluar dengan menenteng dress incarannya, karena diskon besar-besaran saat di pelelangan. Hingga semua koleksi yang dibawa Davisain ludes, habis tak tersisa. "Yuk pulang, Mom!" ajak Zevin. "Ayuk, mana anak-ana, Dad?" tanya Cesa karena tak melihat kedua anaknya.
Magbasa pa
80. Setelah lima tahun.
Pada akhirnya Zevin benar-benar paham posisi Desa dan mengangguk menyetujui kemauan Cesa, "Semua sesuai maumu, Mommy!" Cesa mengangguk terharu dengan keputusan itu. Dengan cepat Zevin mengungkung tubuh Cesa di atas ranjang yang mereka duduki. "Arkhh, Daddy!" pekik Cesa terkejut dengan gerakan dadakan suaminya. Zevin tampak tersenyum dan memajukan wajahnya mendekati Cesa, tanpa banyak kata dan langsung memberikan ciuman penuh sayangnya.Zevin benar-benar menikmati ciuman penuh sayang itu, tanpa ada gairah dan nafsu. Ada! Namun Zevin tahan karena lebih mementingkan kebahagiaan Cesa malam ini. Zevin benar-benar ingin mengganti Kesakitan-kesakitan Cesa selama ini. Hingga ciuman itu lepas karena Zevin ingin memberikan jeda untuk istrinya bernafas, "Nafas, Sayang!" lirihnya. Cesa menjadi tersipu karena ucapan suaminya itu! "Dad!" peliknya sambil menutupi pipinya yang mulai merona, namun dengan cepat Zevin menarik tangan itu dan menyambar bibir Cesa lagi. Melumat dengan sedikit me
Magbasa pa
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status