All Chapters of Istri Kedua: Melahirkan Putra sang Presdir: Chapter 81 - Chapter 90

100 Chapters

81. Ingin Bertemu

**“Oh ….”Sepasang netra itu membola setelah mengerjap beberapa kali. Kilatan rasa terkejut tampak jelas memancar dari sana. Si empunya mematung, mengabaikan barang-barang belanjaan yang berserakan akibat tak sengaja jatuh.“Bi-Binar–”Tak menunggu waktu berlalu lama, Binar segera mengayun langkah berbalik dan meninggalkan pria yang masih terpana di hadapannya.Namun agaknya semesta sedang tidak berpihak kepadanya hari ini. William dengan gesit mencekal pergelangan tangan perempuan itu hingga ia terpaksa menghentikan langkah.Binar mendesis, menyesali dirinya yang lambat.“Tuan, lepaskan saya.”“Nggak akan.”“Tolong–”“Aku sengaja datang kemari untuk mencarimu, Binar. Sebelumnya aku sudah putus asa karena aku pikir ini sudah terlalu malam, Tapi lihat kan, sepertinya Tuhan memang ingin kita bertemu lagi.”“Jangan bawa-bawa nama Tuhan, Tuan. Ini karena saya memang sedang sial saja.”Betapa kecewanya William mendengar hal tersebut. Namun rasa kecewa itu tidak berarti apapun dibanding de
last updateLast Updated : 2024-09-20
Read more

82. Broken Into Pieces

**Gio bahkan lupa, apakah dirinya pernah menyebut William dengan kata Kak atau Pak, atau sapaan sejenis kepada orang yang lebih tua. Saat ini baginya, pria di hadapannya itu hanyalah seseorang yang memiliki niat tidak baik kepada BInar.“Apa rencanamu? Siapa yang memberitahumu bahwa Binar tinggal di sini?” Sekali lagi Gio melayangkan pertanyaan dengan nada tajam. Sorot mata pria itu serupa dengan suaranya.“Tidak ada,” tukas sang Tuan, “aku sendiri yang mengikuti Binar sampai ke depan pintu ini.”“Bajingan.”“Terserahmu. Aku tidak peduli dengan apapun yang kau tuduhkan. Aku ke sini hanya ingin bertemu dengan Binar dan putraku.”Gio mendengus dengan jelas sekali mendengar pernyataan itu. Hingga sang presdir menambahkan dengan kesal.“Aku tidak akan pernah lupa, kau yang membuat semua kekacauan ini terjadi, Gio.”“Istrimu,” sela Gio kemudian. “Dan kau mempercayai istrimu sepenuh hati, Tuan William. Jangan salahkan aku. Aku hanya melindungi perempuan yang aku cintai. Sekarang sebaiknya
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

83. Tetap Akan Pergi

**Tentu saja William tidak tahu mengapa Binar menangis. Bagaimana ia bisa tahu, bertemu muka saja baru beberapa jam yang lalu. Namun pria itu seperti memiliki dorongan kuat untuk melakukan ini. Tidak peduli dengan Gio yang masih menggendong Noah di belakangnya, William dengan kesadaran penuh meraih Binar dan mendekapnya erat-erat.“Aku tidak tahu apa yang melukai hatimu, Binar. Tapi jika penyebabnya adalah aku, tolong katakan aku harus apa untuk memperbaikinya? Aku minta maaf, sungguh. Aku benar-benar minta maaf.” Pria tiga puluh tujuh tahun itu berujar dengan suara bergetar. Nyeri sekali rasa hatinya melihat air mata berjatuhan dari sepasang netra sembab wanita tercintanya.Dan Binar tidak menolak. Ia masih tetap tergugu dalam pelukan sang tuan. Tetap demikian selama beberapa saat, sampai kemudian ia menarik diri.“Tolong tinggalkan tempat ini, Tuan. Jangan temui saya lagi,” tuturnya terbata-bata, di tengah isak tangis.Membuat William mengerutkan dahi penuh ketidaksetujuan. “Janga
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

84. Menuju Usai

**Apa ada kata lain yang bisa mewakili keadaan William Aaraf saat ini selain hancur?Matahari sudah muncul dari ufuk timur, pertanda bahwa hari baru akan dimulai lagi. Namun, pimpinan Diamond Group yang rupawan itu masih tidak beranjak dari salah satu kabin sebuah bar eksklusif setelah semalam menghabiskan waktu di sana sendirian. Benar, sendirian. William tidak butuh teman patah hati. Ia hanya perlu berada di tempat di mana tidak ada yang bisa menemukannya pada saat-saat seperti ini.Beberapa botol minuman keras mahal yang sudah hampir kosong tampak teronggok di atas meja beserta sebuah gelas kristal. Serapi apapun hidupnya, Tuan muda Aarav tetaplah seorang laki-laki normal modern. Ada kalanya ia harus beralih sementara kepada alkohol untuk sedikit meredakan rasa sakit, seperti sekarang ini.Pria tiga puluh tujuh tahun itu bergerak sedikit ketika ponselnya bergetar, tanda pesan masuk. Dengan malas ia memeriksa benda pipih mahal itu, menemukan kalimat virtual dari bawahan kepercaya
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

85. Terkapar

**Dan ternyata Gio yang menemukan keberadaan William.Pria muda itu sedang dalam perjalanan pulang dari rumah sakit setelah dinas pagi saat melihat mobil putih yang familiar di halaman parkir sebuah bar ternama. Ia menghentikan kendaraannya di bahu jalan. Ragu-ragu menatap mobil itu, berikut nomor plat yang menempel di bagian belakangnya.“Kelihatannya mustahil, tapi memangnya siapa lagi yang bawa mobilnya William kalau bukan dia sendiri?” Gio mengangkat sebelah alis, mengalihkan pandangan kepada latar belakang mobil itu. “Ataukah memang seperti ini kelakuanmu yang sebenarnya, Tuan William? Jadi apa maksudmu seperti orang putus asa di depan Binar kemarin itu? Sial kau ini!”Mendadak geram, Gio akhirnya turut memarkir kendaraannya di samping mobil yang diduga milik William dan melangkah masuk ke dalam bar mewah itu. Ia pikir akan menangkap basah pimpinan Diamond Group itu, yang barangkali sedang bersenang-senang dengan para perempuan sewaan di dalam sana. Ia menggerutu ketika berlalu
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

86. Tidak Akan Kembali

**“Gio?” William terbelalak, tidak mempercayai pendengarannya sendiri. “Gio? Bagaimana mungkin?”“Silahkan diminum tehnya, Tuan. Anda bisa menggunakan kamar mandi di sebelah sana. Tuan Gio ada di luar jika anda ingin bertemu.” Asisten perempuan itu menunjuk kamar mandi di sudut ruangan sebelum menunduk dengan sopan dan minta diri. Meninggalkan William sendirian yang masih tercenung antara percaya dan tidak.“Gio?” ulangnya, masih tidak yakin. “Tapi aku sedang berada di bar sendirian dan seingatku aku sudah memberitahu waiter untuk merahasiakan keberadaanku. Bagaimana mungkin Gio bisa tahu?”Percuma hanya menebak-nebak tanpa mendapatkan jawaban apapun. Sang tuan kemudian bergegas menggunakan kamar mandi. Sebelum keluar dari kamar, ia menyempatkan diri menyesap teh yang sudah asisten rumah tangga tadi siapkan. Untuk sesaat William merasa seperti hidup kembali. Cairan panas yang manis itu mengembalikan jiwanya yang beberapa waktu silam seperti tercecer sepanjang jalan.Selanjutnya, Will
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

87. Game Over

**Tidak peduli sebanyak apapun William meminta, memohon, atau bahkan mengancam Gio, ia tetap tidak bisa mendapatkan kejelasan di mana Binar berada saat ini. Maka akhirnya dengan sangat berat hati William terpaksa mempercayai kenyataan itu.Binar meninggalkannya. Meninggalkannya bersama putra yang selama ini begitu ia dambakan. Pada saat itu, sang tuan merasa menjadi orang yang paling malang di dunia.Ia mengemudi mobilnya dengan kesadaran yang tinggal separuh menuju rumah. Pikirannya berisik dan penuh sesak, sampai ia tidak sadar kendaraan yang ia tumpangi sudah berhenti di halaman rumah mewahnya. Bahkan William juga tidak sadar bahwa mobil milik Rachel berada di sana pula. Selama beberapa saat, pria itu masih tertegun di dalam kabin mobilnya, tidak tahu harus melakukan apa.“Dari mana saja kamu, Willy?”Sampai suara Rachel menyadarkannya. William mengerjapkan mata, dengan bodoh menyadari di mana dirinya berada saat itu.“Will! Kamu pikir apa yang kamu lakukan? Dua hari menghilang t
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

88. Tak Ada Rencana

**Saat-saat seperti ini, William merasa dirinya jatuh kepada titik nadir hidupnya. Sudah beberapa hari pria itu tidak masuk kantor. Untung saja, urusan pekerjaan sudah ia serahkan kepada asisten kepercayaannya untuk dihandle. Jadi kendati beberapa urusan terpaksa terbengkalai, tapi operasional perusahaannya masih bisa bergerak.Apa yang dilakukan Tuan Muda Aarav di rumahnya?Diam. Diam sepanjang waktu, memandang kosong kepada dinding kaca kamarnya yang mengarah langsung kepada taman belakang rumah.Dengan kesadaran penuh William mengakui bahwa ini sangat kekanak-kanakan dan tidak profesional. Namun serangan patah hati akut yang seumur-umur baru kali ini dialaminya, membuatnya mendadak bodoh. Maka, selama beberapa hari ini sang tuan hanya diam meratapi nasib.“Lalu apa yang kamu dapatkan dengan sikap demikian itu?”William tersentak. Untuk pertama kalinya selama beberapa hari ini, ia tertarik dengan sesuatu. Buru-buru pria itu memutar tubuh dan menoleh untuk memastikan.“Ibu!” serunya
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

89. Tidak Tinggal Diam

**Australia berkilauan pada musim semi. Sinar matahari yang hangat menyambut ramah begitu Binar turun dari mobil dan menjejak tanah berselimut rumput yang lembut. Ia mengedarkan pandang ke sekeliling lingkungan itu. Hijau, tenang, dan sangat damai.“Binar!” Sebuah suara memekik dari kejauhan, berikut pemiliknya ; seorang perempuan bersurai blonde yang berlari-lari menyambut.“It’s good to see you here! God, dia sudah besar!”Binar tersenyum. Ia membalas pelukan Linda, sahabat lamanya yang sudah sekian tahun menetap di negara itu. “Hampir tiga tahun, Lin.”“And absolutely handsome!”“Terima kasih.” Binar masih tersenyum saat ia meminta Noah untuk bersalaman dengan Linda. Membuat perempuan itu memekik karena gemas.“Jadi, kamu benar-benar nggak kasih tahu siapapun kalau kamu akan tinggal bersamaku?” Linda bertanya sementara membantu mengangkat koper Binar dan membawanya masuk rumah. “Are you sure about this, Binar?”“Nggak ada. Ini keputusanku, aku nggak akan berhubungan dengan siapap
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

90. Bendera Putih

**Pimpinan Diamond Group Terlibat Skandal Hingga Digugat Cerai Oleh Istrinya, Supermodel Rachel Aluna.William menghela napas sementara menatap sengit kepada layar televisi yang sedang menampilkan berita tentang dirinya. Video dalam berita infotainment itu sungguh dilebih-lebihkan. Sang Tuan disorot kamera begitu ia keluar dari pintu kantor, sehingga wajah kagetnya tampak kentara. Banyak wartawan melontarkan berbagai pertanyaan tak masuk akal. Nah,memangnya siapa yang tidak kaget jika tidak ada hujan tidak ada angin, keluar pintu langsung ditodong oleh kamera dan mikrofon wartawan?Dan lagi di akhir tayangan, ada tambahan video klarifikasi dari Rachel yang berderai-derai air mata, membenarkan headlines berita tersebut.“Sialan.” Pria itu mengumpat pelan. “Ternyata dia benar-benar mengibarkan bendera putih kepadaku. Dia pikir ini lelucon, eh? Padahal aku sama sekali nggak berniat memperpanjang masalah.”Belum sempat William mengambil keputusan apa yang mesti ia lakukan terkait kejadia
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status