Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 461 - Chapter 470

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 461 - Chapter 470

949 Chapters

Bab 461

"Ng ... nggak! Kami nggak berpikiran seperti itu!" timpal Melvin segera. Wajahnya sampai panas karena merasa malu. Kemudian, dia diam-diam memberi isyarat kepada para orang tua itu untuk menyuruh mereka pergi.Begitu melihat isyarat itu, para orang tua itu buru-buru meninggalkan tempat mereka. Para staf menghela napas lega. Keributan seperti ini hanya akan membuang-buang waktu mereka. "Akhirnya mereka pergi."Melvin dan lainnya juga tidak berani berlama-lama di sini. Melvin berkata, "Kami cuma datang untuk melihat-lihat. Kami nggak bakal mengganggu. Kami pamit dulu."Setelah Melvin melontarkan kalimat itu, Zahir dan Buala hendak langsung kabur. Namun, Saad tiba-tiba membentak, "Berhenti! Apa aku menyuruh kalian pergi?"Melvin dan lainnya sontak bergidik ketakutan. Seolah-olah tersihir, mereka bertiga mematung di tempat dan tidak berani melangkah sedikit pun.Saad berjalan ke hadapan Melvin dengan kedua tangan diletakkan di belakang punggung. Matanya tertuju pada Melvin lekat-lekat. "Ak
last updateLast Updated : 2024-09-20
Read more

Bab 462

Selama ada Saad di sini, mana mungkin dia membiarkan ketiga badut ini mempermalukan Tirta! Saad langsung menghardik, "Pak Tirta suruh kalian pergi! Kalian nggak dengar itu? Kalau nggak, aku bisa menyuruh orang kemari untuk menangkap kalian!"Melvin dan lainnya tentu tidak berani membantah. Ketika melihat Saad begitu melindungi Tirta, mereka langsung mengangguk dan membungkuk. "Ya, ya. Kami bakal pergi. Tolong jangan marah."Ketiga orang itu akhirnya melarikan diri dari apotek Farmasi Santika. Agatha dan para pemegang saham pun merasa lega melihatnya. Salah satu pemegang saham bahkan berseru, "Yang jauh sedikit! Jangan sampai bokong kalian terbakar nanti! Hahaha!"Setelah pembuat onar pergi, situasi menjadi tertib kembali. Tirta berkata kepada Saad, "Pak, terima kasih sudah membantu. Kalau nggak ada kamu, pasti sudah terjadi kecelakaan kecil di sini."Jika Saad tidak datang kemari, Tirta pasti sudah menghajar ketiga orang itu sampai mereka meminta ampun.Saad melambaikan tangan dan beru
last updateLast Updated : 2024-09-20
Read more

Bab 463

Aiko adalah dokter terkenal di provinsi. Dia punya prestasi besar dalam bidang kedokteran. Karena mendengar efek Pil Kecantikan begitu bagus, dia ingin meminta beberapa butir untuk diteliti.Tirta mengamati Aiko. Untuk sesaat, dia tidak bisa mengingatnya. "Kamu siapa ya? Kelihatannya agak familier."Naura langsung merangkul lengan Aiko, lalu berkata sambil tersenyum, "Dia kakak sepupuku. Dasar kamu, masa sudah lupa? Dia pernah bertaruh denganmu waktu itu. Kalau gagal mengobati ayahku, kamu boleh menidurinya. Ingat nggak?"Tirta menggaruk kepalanya dan teringat kembali. "Oh, ya, ya. Aku sudah ingat sekarang."Aiko sontak merasa malu. Bagaimana bisa Naura bicara seperti itu di depan umum? Ini memalukan sekali!"Naura, kenapa bicara begitu sih? Ada banyak orang di sini. Malu-maluin saja. Kalau kamu begini lagi, aku nggak mau meladenimu lagi," ujar Aiko yang merajuk."Uhuk, uhuk ...." Saad yang berdiri di samping pun merasa canggung. Dia terbatuk untuk menutupi kecanggungannya. Dia tidak m
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

Bab 464

Bella memberi tahu Keluarga Manggala bahwa Keluarga Purnomo ingin membeli perusahaan giok mereka. Mengenai harganya, Afrian boleh membuka harga sesuka hati.Jika Afrian menolak, Keluarga Purnomo juga bersedia bekerja sama dengan Keluarga Manggala. Mereka bisa membangun hubungan kerja sama yang baik dan menjadi mitra Keluarga Manggala.Afrian awalnya cukup senang mendengar kabar ini. Dia mengira ekspo hari itu membuat keluarganya menjadi sangat terkenal, sampai-sampai Keluarga Purnomo yang merupakan pemimpin industri giok, tertarik pada potensi mereka. Orang biasa tidak akan bisa mendapat kehormatan seperti ini.Setelah berdiskusi, Afrian memutuskan untuk bekerja sama dengan Keluarga Purnomo. Bella tentu merasa senang karena tujuannya tercapai. Kedua belah pihak menandatangani banyak kontrak kerja sama.Di ruang tamu rumah Keluarga Manggala, Bella merasa lega melihat Afrian menandatangani kontrak yang ada. Kemudian, Bella berujar, "Kami mendengar kabar kalau ada tambang giok yang ditemu
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

Bab 465

Mereka baru memperhatikan perjanjian itu. Tidak ada yang menyangka Bella hanya berpura-pura menawarkan kerja sama dengan mereka. Tujuan Bella yang sesungguhnya adalah memaksa Tirta bekerja untuk mereka. Sungguh metode yang tercela!Dua puluh triliun bukan nominal kecil. Meskipun sebelumnya Keluarga Manggala untung besar di ekspo berkat Tirta, aset mereka tetap belum mencapai 20 triliun. Inilah hasil yang ingin dilihat Bella.Ekspresi Afrian dan Irene tampak masam. Mereka bertatapan sesaat. Mereka tidak menyangka akan terjebak seperti ini. Ini salah mereka karena tergiur pada tawaran yang diberikan Keluarga Purnomo dan tidak membaca perjanjian dengan cermat.Kini, tidak ada yang bisa mereka lakukan selain mengalah. Afrian menatap Irene, lalu berujar, "Irene, gimana kalau kamu tanya pendapat Pak Tirta dulu? Mungkin dia bisa meluangkan sedikit waktunya."Irene juga tidak bisa berkomentar. Bagaimanapun, kontrak telah ditandatangani. Dia hanya tidak menyangka Tirta akan terlibat dalam masal
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

Bab 466

Ponsel dikembalikan kepada Irene. Tirta mengembuskan napas dengan tidak berdaya. "Hais ... ini bukan salah kalian. Masalahnya terletak pada Bella. Kak Irene, beri tahu Bella aku akan pergi, tapi semoga dia nggak menyesali keputusannya ini."Bella masih ingin menanyakan sesuatu, tetapi Tirta sudah mengakhiri panggilan. Bella seketika mengernyit. Jelas sekali, Tirta sedang mengancamnya.Jika sampai Tirta marah dan tidak mengidentifikasi batu mentah dengan baik, takutnya akan terjadi masalah besar. Namun, Bella tidak takut karena dia memegang kendali atas Keluarga Manggala. Dia yakin dirinya bisa mengendalikan Tirta melalui mereka.Suasana hati Afrian tentu memburuk karena dimanfaatkan oleh Bella. Dia berkata dengan murung, "Sepertinya kamu sudah boleh pergi karena Pak Tirta sudah setuju."Bella tentu tahu orang-orang ini tidak akan memperlakukannya dengan baik setelah kejadian ini. Tujuannya telah tercapai, jadi dia tidak berbasa-basi lagi. Dia langsung mengambil tasnya dan pergi.Setela
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

Bab 467

Bisnis di apotek masih sangat ramai. Agatha benar-benar sibuk sekarang. Dia mengangguk dan berkata, "Oke, tunggu sebentar."Kemudian, Agatha mengelus wajah Tirta sambil berucap, "Kalau lelah, kamu istirahat saja. Aku bisa mengurus semuanya sendiri.""Oke." Karena konsumen yang datang makin banyak, mereka kekurangan staf sehingga Agatha harus turun tangan.Tirta memandang sosok belakang Agatha, lalu menghela napas dengan tidak berdaya. Saat ini, Saad menyadari keanehan pada Tirta. Dia menghampiri untuk bertanya, "Pak, ada masalah apa, sampai-sampai wajahmu begitu masam? Sepertinya bukan masalah sepele ya?"Tirta tidak berniat menyembunyikan apa pun dari Saad. Dia menyahut, "Orang Keluarga Purnomo memaksa temanku untuk menandatangani surat kontrak yang nggak adil. Kalau nggak menuruti keinginan mereka, keluarga temanku bisa bangkrut. Mereka memaksaku bekerja untuk mereka."Begitu mendengar Tirta menyebut Keluarga Purnomo, Saad tampak merenung. Kemudian, wajahnya dipenuhi keterkejutan. "J
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

Bab 468

Naura menjelaskan khasiat Pil Kecantikan kepada Irene, seolah-olah pil itu adalah harta karun terbesar di dunia.Setelah mendengarnya, ekspresi Irene tampak tidak percaya. Dia membalas, "Rupanya begitu. Luar biasa sekali. Pantas saja, ada begitu banyak orang yang antre."Irene mengalihkan pandangannya menatap Tirta, lalu menunduk dengan ekspresi agak sedih. Dia merasa bersalah terhadap Tirta dan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan kesalahannya.Tirta mengelus kepala Irene dan berucap, "Nggak apa-apa, nggak usah dipikirkan. Cuma identifikasi batu mentah kok. Ini cuma kerjaan sepele. Aku juga nggak rugi apa-apa."Kemudian, Tirta mengambil beberapa kotak Pil Kecantikan dan menyerahkannya kepada Irene. Dia berkata, "Ini hadiah untukmu. Langsung dicoba saja."Setelah dihibur Tirta, Irene merasa lebih lega. Dia mengangguk, lalu membuka kotak dan menelan sebutir Pil Kecantikan.Seketika, tubuh Irene terasa lebih segar. Penampilannya juga berubah banyak. Dia tampak lebih bersemangat dan kul
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

Bab 469

Untungnya, Agatha tidak berniat mencari masalah dengan Tirta. Dia hanya mengerlingkan mata dengan kesal.Agatha tahu Tirta memang sangat genit. Pria seperti Tirta tidak pernah melewatkan wanita cantik mana pun! Para wanita itu pasti akan berakhir seperti dirinya!Agatha berkata dengan murah hati, "Tirta, cepat persilakan Irene duduk dan bawakan teh untuknya."Tirta terkekeh-kekeh sambil mengangguk. "Ya, ya. Kak Irene, ayo duduk."Tirta tidak menduga Agatha akan begitu murah hati. Ketika melihat Agatha seperti tidak keberatan dengan hubungannya dengan Irene, sebuah ide yang sangat berani pun muncul di benak Tirta! Lain kali, dia akan mengajak kedua wanita ini berhubungan intim bersama!Kedua wanita cantik ini akan berbaring di ranjang yang sama. Ini akan menjadi visual yang sungguh mematikan untuk Tirta. Tsk, tsk, hanya dengan dipikirkan saja sudah membuat darah Tirta bergolak hebat!Namun, sebelum menikmati semua itu, Tirta harus membuat sedikit persiapan dulu. Setelah kedua wanita ini
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

Bab 470

Setelah mendengar sapaan itu, Bella hanya mengangguk dengan tidak acuh. "Ya."Tidak ada sapaan yang terlontar dari mulut wanita itu. Kekuasaan Keluarga Purnomo sangat besar, sampai Bella berani mengabaikan seorang wali kota.Agatha melirik Tirta untuk menanyakan pendapatnya. Tirta langsung menggeleng sambil berucap, "Tolak tawarannya."Bella mengira Tirta ingin membuat kekacauan. Dia menegur dengan kesal, "Yang kucari adalah bos Farmasi Santika, bukan kamu. Apa gunanya kamu menolakku?"Tirta terkekeh-kekeh dan menyahut, "Di sini aku yang membuat keputusan."Bella mengira Tirta masih merajuk karena masalah sebelumnya. Dia berkata dengan tidak berdaya, "Sudahlah. Dengan kekuasaan Keluarga Purnomo, nggak bakal ada yang menolak tawaran kami sepertimu. Lagian, siapa yang nggak ingin uang di dunia ini?"Namun, kalimat Agatha yang selanjutnya sontak membuat Bella terperangah. Agatha berkata, "Ya, memang Tirta yang membuat keputusan di sini. Maaf sekali. Karena Tirta menolak, Farmasi Santika n
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more
PREV
1
...
4546474849
...
95
DMCA.com Protection Status