Ponsel dikembalikan kepada Irene. Tirta mengembuskan napas dengan tidak berdaya. "Hais ... ini bukan salah kalian. Masalahnya terletak pada Bella. Kak Irene, beri tahu Bella aku akan pergi, tapi semoga dia nggak menyesali keputusannya ini."Bella masih ingin menanyakan sesuatu, tetapi Tirta sudah mengakhiri panggilan. Bella seketika mengernyit. Jelas sekali, Tirta sedang mengancamnya.Jika sampai Tirta marah dan tidak mengidentifikasi batu mentah dengan baik, takutnya akan terjadi masalah besar. Namun, Bella tidak takut karena dia memegang kendali atas Keluarga Manggala. Dia yakin dirinya bisa mengendalikan Tirta melalui mereka.Suasana hati Afrian tentu memburuk karena dimanfaatkan oleh Bella. Dia berkata dengan murung, "Sepertinya kamu sudah boleh pergi karena Pak Tirta sudah setuju."Bella tentu tahu orang-orang ini tidak akan memperlakukannya dengan baik setelah kejadian ini. Tujuannya telah tercapai, jadi dia tidak berbasa-basi lagi. Dia langsung mengambil tasnya dan pergi.Setela
Bisnis di apotek masih sangat ramai. Agatha benar-benar sibuk sekarang. Dia mengangguk dan berkata, "Oke, tunggu sebentar."Kemudian, Agatha mengelus wajah Tirta sambil berucap, "Kalau lelah, kamu istirahat saja. Aku bisa mengurus semuanya sendiri.""Oke." Karena konsumen yang datang makin banyak, mereka kekurangan staf sehingga Agatha harus turun tangan.Tirta memandang sosok belakang Agatha, lalu menghela napas dengan tidak berdaya. Saat ini, Saad menyadari keanehan pada Tirta. Dia menghampiri untuk bertanya, "Pak, ada masalah apa, sampai-sampai wajahmu begitu masam? Sepertinya bukan masalah sepele ya?"Tirta tidak berniat menyembunyikan apa pun dari Saad. Dia menyahut, "Orang Keluarga Purnomo memaksa temanku untuk menandatangani surat kontrak yang nggak adil. Kalau nggak menuruti keinginan mereka, keluarga temanku bisa bangkrut. Mereka memaksaku bekerja untuk mereka."Begitu mendengar Tirta menyebut Keluarga Purnomo, Saad tampak merenung. Kemudian, wajahnya dipenuhi keterkejutan. "J
Naura menjelaskan khasiat Pil Kecantikan kepada Irene, seolah-olah pil itu adalah harta karun terbesar di dunia.Setelah mendengarnya, ekspresi Irene tampak tidak percaya. Dia membalas, "Rupanya begitu. Luar biasa sekali. Pantas saja, ada begitu banyak orang yang antre."Irene mengalihkan pandangannya menatap Tirta, lalu menunduk dengan ekspresi agak sedih. Dia merasa bersalah terhadap Tirta dan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan kesalahannya.Tirta mengelus kepala Irene dan berucap, "Nggak apa-apa, nggak usah dipikirkan. Cuma identifikasi batu mentah kok. Ini cuma kerjaan sepele. Aku juga nggak rugi apa-apa."Kemudian, Tirta mengambil beberapa kotak Pil Kecantikan dan menyerahkannya kepada Irene. Dia berkata, "Ini hadiah untukmu. Langsung dicoba saja."Setelah dihibur Tirta, Irene merasa lebih lega. Dia mengangguk, lalu membuka kotak dan menelan sebutir Pil Kecantikan.Seketika, tubuh Irene terasa lebih segar. Penampilannya juga berubah banyak. Dia tampak lebih bersemangat dan kul
Untungnya, Agatha tidak berniat mencari masalah dengan Tirta. Dia hanya mengerlingkan mata dengan kesal.Agatha tahu Tirta memang sangat genit. Pria seperti Tirta tidak pernah melewatkan wanita cantik mana pun! Para wanita itu pasti akan berakhir seperti dirinya!Agatha berkata dengan murah hati, "Tirta, cepat persilakan Irene duduk dan bawakan teh untuknya."Tirta terkekeh-kekeh sambil mengangguk. "Ya, ya. Kak Irene, ayo duduk."Tirta tidak menduga Agatha akan begitu murah hati. Ketika melihat Agatha seperti tidak keberatan dengan hubungannya dengan Irene, sebuah ide yang sangat berani pun muncul di benak Tirta! Lain kali, dia akan mengajak kedua wanita ini berhubungan intim bersama!Kedua wanita cantik ini akan berbaring di ranjang yang sama. Ini akan menjadi visual yang sungguh mematikan untuk Tirta. Tsk, tsk, hanya dengan dipikirkan saja sudah membuat darah Tirta bergolak hebat!Namun, sebelum menikmati semua itu, Tirta harus membuat sedikit persiapan dulu. Setelah kedua wanita ini
Setelah mendengar sapaan itu, Bella hanya mengangguk dengan tidak acuh. "Ya."Tidak ada sapaan yang terlontar dari mulut wanita itu. Kekuasaan Keluarga Purnomo sangat besar, sampai Bella berani mengabaikan seorang wali kota.Agatha melirik Tirta untuk menanyakan pendapatnya. Tirta langsung menggeleng sambil berucap, "Tolak tawarannya."Bella mengira Tirta ingin membuat kekacauan. Dia menegur dengan kesal, "Yang kucari adalah bos Farmasi Santika, bukan kamu. Apa gunanya kamu menolakku?"Tirta terkekeh-kekeh dan menyahut, "Di sini aku yang membuat keputusan."Bella mengira Tirta masih merajuk karena masalah sebelumnya. Dia berkata dengan tidak berdaya, "Sudahlah. Dengan kekuasaan Keluarga Purnomo, nggak bakal ada yang menolak tawaran kami sepertimu. Lagian, siapa yang nggak ingin uang di dunia ini?"Namun, kalimat Agatha yang selanjutnya sontak membuat Bella terperangah. Agatha berkata, "Ya, memang Tirta yang membuat keputusan di sini. Maaf sekali. Karena Tirta menolak, Farmasi Santika n
Dia ingin membuat Bella memahami bahwa, bagi Tirta, Keluarga Purnomo yang luar biasa itu sebenarnya bukan tidak terkalahkan.Setelah Bella pergi, semua pembeli yang sedang mengantre di sekitarnya bertanya pada Tirta dengan gugup, "Pak Tirta, apa kamu akan kerja sama dengan Keluarga Purnomo? Harga Pil Kecantikan ini bakal naik jadi 2 miliar per butir?Tentu saja, ini adalah hal yang paling ditakuti oleh para pembeli ini. Khasiat Pil Kecantikan ini sangat bagus, memang pantas jika dijual dengan harga yang lebih tinggi. Jika keluarga besar seperti Keluarga Purnomo itu menanamkan modal pada pil ini dan menaikkan harga hingga 2 miliar per butir, sebagian besar dari mereka pasti tidak akan sanggup membelinya.Tiba saatnya, hanya keluarga konglomeratlah yang bisa menikmati pil ini. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran bagi semua orang.Namun, Tirta malah menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalian tenang saja. Aku nggak mungkin kerja sama dengan Keluarga Purnomo. Lagian, aku bisa menjual pil i
Setelah sibuk seharian penuh hingga larut malam, Tirta dan timnya menjual habis total 7.000 Pil Kecantikan. Itu sudah termasuk Pil Kecantikan yang baru saja selesai dibuat oleh Tirta. Namun, masih ada sebagian besar pelanggan yang belum berhasil membeli Pil Kecantikan.Pada akhirnya, Tirta hanya bisa meminta maaf kepada semua orang, "Aku benar-benar minta maaf, persediaan untuk hari ini sudah habis terjual. Kalau masih ada yang mau beli, silakan datang lagi besok. Mohon maafkan kami kalau ada pelayanan yang kurang berkenan.""Hah? Sudah habis? Kami sudah antre berjam-jam, nih.""Sayang sekali. Yang datang mengantre sejak sore saja nggak kebagian. Kita terlambat datang. Sebaiknya besok baru lanjut antre lagi saja.""Pak Tirta, besok persediaannya harus cukup, ya."Tirta dan Agatha telah membagikan makanan dan makanan penutup bagi para pelanggan tadi. Standar pelayanan mereka sudah termasuk jauh melebihi apotek lainnya. Para pelanggan yang tidak berhasil membeli Pil Kecantikan juga meny
Ponsel Tirta tiba-tiba berdering. Ternyata Ayu yang meneleponnya. Tirta sudah meninggalkan rumah selama dua hari. Ayu merasa khawatir terhadap keadaan Tirta, sehingga dia menelepon untuk menanyakan kabarnya."Tirta, kamu sudah dua hari nggak pulang, semuanya baik-baik saja, 'kan?"Tirta menjawab, "Jangan khawatir, Bibi. Aku cuma sibuk kerja, hari ini aku pulang.""Baiklah, aku tunggu di rumah." Terdengar nada kekhawatiran dan sedikit kecewa dalam suara Ayu.Tirta memutuskan untuk kembali ke Desa Persik malam ini. Dia sudah mendapatkan obat untuk mengobati mata Ayu, tetapi masih belum sempat kembali sampai sekarang. Setelah beberapa hari tidak bertemu, Tirta juga memang sudah merindukan beberapa wanita itu.Saat Tirta hendak pergi, dia membawa beberapa kotak Pil Kecantikan dan berkata kepada Agatha, "Kak Agatha, kamu pulang saja dulu untuk istirahat. Malam ini aku mau pulang ke desa."Agatha mengangguk seraya menatap Tirta dengan sedikit rasa enggan. Namun, dia tentu tahu bahwa Tirta ha
Tirta berucap, "Semuanya, aku adalah murid dari Sekte Mujarab, Tirta. Mengenai apa yang baru saja terjadi, aku harap kalian nggak merasa cemas. Itu cuma urusan pribadiku dengan Sekte Aswad. Ini nggak ada hubungannya dengan kalian. Kalian anggap saja nggak terjadi apa-apa.""Selain itu, aku sangat tertarik dengan turnamen bela diri yang kalian adakan. Aku ingin ikut serta dan menguji kemampuanku bersama kalian. Jadi, adakah yang ingin bertanding denganku?" tanya Tirta.Begitu Tirta menyatakan identitasnya, suasana di lokasi langsung menjadi gempar."Apa? Orang ini dari Sekte Mujarab?""Tapi ... bukankah Sekte Mujarab sudah menutup diri selama puluhan tahun dan nggak pernah muncul di dunia luar?"Terlihat jelas bahwa nama Sekte Mujarab sangat terkenal di dunia misterius. Semua pesilat kuno yang hadir langsung mengubah ekspresi mereka dan menatap Tirta dengan waspada. Namun, banyak di antara mereka yang tetap meragukan apakah orang ini benar-benar berasal dari Sekte Mujarab."Jangan terla
Mendengar kata-kata Kimmy, barulah Azhar menyadari betapa buruknya situasi saat ini. Keshwan sudah tewas. Sementara itu di tempat ini, tujuh murid Sekte Aswad yang sebelumnya bersamanya, kecuali seorang murid perempuan yang masih pingsan, telah meninggalkannya dan melarikan diri. Kini, Azhar hanya seorang diri. Di antara semua orang yang hadir, kemungkinan besar tidak ada satu orang pun yang bersedia membela atau berbicara untuknya.Azhar pun berucap, "Kimmy, aku sudah tahu kesalahanku .... Tolong bantu aku memohon pada Pak Tirta .... Aku mohon, Kimmy. Aku bersumpah, selama Pak Tirta bersedia melepaskanku kali ini, aku nggak akan pernah lagi mengganggu kehidupan kalian!"Azhar yang diliputi ketakutan berlutut di kaki Kimmy. Dia berusaha meraih tangannya untuk memohon belas kasihan. Namun, dia lupa bahwa kedua tangannya sudah dipotong oleh Tirta barusan.Kimmy secara naluriah mundur beberapa langkah untuk menghindari Azhar, lalu dia berjalan mendekati Tirta, menundukkan kepala, dan ber
Saat melakukan akupunktur, Tirta mengalirkan energi spiritual melalui jarum perak dan menyalurkan kekuatan ke dalam tubuh Kimmy secara bersamaan.Setelah proses akupunktur selesai, Tirta menekan titik akupresur di antara hidung dan bibir Kimmy beberapa kali. Kemudian, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan melakukan pernapasan buatan.Tiba-tiba, Kimmy terengah-engah, lalu perlahan membuka matanya."Dia hidup kembali .... Kimmy benar-benar hidup kembali!""Sungguh luar biasa!""Dasar mesum. Kalau mau selamatkan ya selamatkan saja, kenapa harus cium Kimmy selama itu? Dasar jahat!"Melihat hal ini, para pesilat dari dunia misterius berseru takjub. Sementara itu, para pesilat kuno wanita yang tidak mengerti konsep pernapasan buatan, semakin benci dan marah melihat Tirta.Di dunia misterius yang masih terpisah dari dunia luar, kehormatan dan kesucian wanita adalah hal yang sangat dijunjung tinggi."Pak Tirta, kamu ... kamu menciumku?"Saat masih dalam belum siuman sepenuhnya, Kimmy sebenar
"Kamu mau aku membunuh Pak Tirta ...."Mendengar ucapannya, Kurnia langsung tercengang. Di dalam hatinya, muncul rasa takut yang sulit untuk ditekan. Namun, setelah beberapa saat, dia perlahan menggelengkan kepala dan berkata dengan suara berat, "Azhar, permintaan itu mustahil bagiku. Kamu sudah kehilangan semua energi internalmu, kamu nggak akan bisa bunuh Kimmy.""Pada akhirnya, yang bakalan mati itu kamu. Lepaskan Kimmy, aku berjanji akan mohon sama Pak Tirta untuk mengampunimu ....""Tua bangka, aku nggak lagi negosiasi sama kamu! Aku juga bukan lagi mohon sama kamu! Aku mau kamu bunuh bocah ini!"Azhar tidak menyangka bahwa Kurnia tetap tidak mau menyerang Tirta meski dia telah menggunakan Kimmy sebagai sandera.Dengan amarah yang membara, dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mencekik Kimmy. Dalam hitungan detik, mata Kimmy berputar ke atas dan hampir kehilangan napas."Kimmy!"Melihat hal ini, Kurnia tidak bisa lagi menahan dirinya. Dengan niat membunuh yang kuat, dia menerj
"Ah .... Ayah, Ayah ....""Kamu bunuh ayahku!" Di belakang, Azhar menyaksikan adegan ini dengan mata kepalanya sendiri.Azhar yang merasa terkejut dan marah, ingin segera menerjang ke arah Tirta dan bertarung sampai mati. Namun, dia juga takut bagaimana jika Tirta juga membunuhnya dengan satu tamparan seperti ayahnya?Dengan perasaan tak berdaya dan dipenuhi amarah, dia jatuh berlutut di tanah dan meninju permukaan tanah dengan sekuat tenaga sambil meraung marah!Amarah yang membara hampir membuatnya kehilangan akal.Tiba-tiba, tatapannya tertuju ke arah belakang. Di dalam paviliun, terlihat Kimmy yang sedang berdiri seorang diri ...."Pemuda ini kejam sekali. Apa dia nggak takut ayah Keshwan, si Harun yang sudah lama bersemedi secara tertutup itu akan datang membalas dendam padanya?""Dendam karena anaknya dibunuh itu nggak akan bisa dimaafkan!"Pada saat bersamaan, para pesilat kuno dari dunia misterius yang hadir, merasakan hawa dingin merayap di punggung mereka saat menyaksikan keb
"Jangan-jangan, bocah ini sudah tingkat semi abadi .... Semua yang menyerangnya tadi itu adalah tujuh pesilat kuno energi internal tahap sempurna.""Tapi, dia bisa mengalahkan mereka semua semudah itu! Mungkin, memang karena dia sudah tingkat semi abadi, makanya Kurnia jadi sehormat itu sama dia!"Beberapa pesilat kuno dari dunia misterius yang berkerumun menyaksikan pertarungan itu, mulai membuat spekulasi terhadap kemampuan bertarung Tirta."Tapi, dengan usianya saat ini, kalaupun dia sudah mulai berlatih sejak dari orok, tetap saja nggak mungkin bisa mencapai tingkat semi abadi secepat ini!""Pesilat tingkat semi abadi di dunia misterius yang paling muda saja baru menerobos tingkatan di usia 87 tahun!""Kalau dia bukan tingkat semi abadi, gimana caranya dia bisa mengalahkan tujuh pesilat energi internal tahap sempurna semudah itu?""Aku penasaran siapa gurunya yang sanggup mengajarkan murid sehebat ini!"Semua orang semakin merasa penasaran terhadap kemampuan dan identitas Tirta."B
Tirta berbicara sambil melangkah santai. Bahkan, melihat tubuh murid wanita yang seksi itu, dia meremasnya dengan kasar di hadapan semua murid Sekte Aswad."Ah .... Dasar cabul! Aku ...."Energi vital murid wanita itu telah terkuras habis oleh Genta yang berada dalam tubuh Tirta. Oleh karena itu, kondisinya memang sudah sangat lemah. Kini, karena perbuatan Tirta, tubuhnya melemah hingga langsung pingsan!"Ckck .... Untung saja montok. Kalau nggak, bokongnya pasti kesakitan!" ucap Tirta sambil menatapi bokong sintal murid wanita yang terjatuh pingsan itu."Keterampilan pemuda ini cekatan sekali, meskipun sepertinya kemampuannya nggak terlalu hebat.""Tapi, dia bisa menggunakan keterampilannya yang gesit itu menghadapi semua murid-murid Sekte Aswad tanpa terkecuali. Bahkan, dia masih sempat menggoda murid wanita dari Sekte Aswad!""Sungguh luar biasa!""Hehe, menurutku, murid Sekte Aswad yang nggak berguna. Bayangkan, tujuh atau delapan orang nggak sanggup mengalahkan seorang pemuda, mal
Praktisi ilmu mistis sangat dihormati di Negara Yumai. Kemampuan praktisi ilmu mistis yang paling hebat adalah berkomunikasi dengan alam. Mereka bisa mengendalikan makhluk halus dengan Teknik Elemen yang misterius.Yara lahir di keluarga praktisi ilmu mistis yang berstatus tinggi, yaitu Keluarga Gomies. Sejak kecil, Yara diajarkan sebuah prinsip, Teknik Elemen adalah fondasi praktisi ilmu mistis dan tidak boleh dibocorkan.Biarpun Negara Yumai adalah tempat asal praktisi ilmu mistis, hanya sedikit orang yang berhasil menjadi praktisi ilmu mistis dan menguasai Teknik Elemen.Praktisi ilmu mistis sangat langka. Jadi, saat Yara melihat Tirta mengerahkan Teknik Pengendali Angin, dia sangat terkejut.Orang Negara Yumai di samping Yara berseru sambil memelotot, "Master Yara, jelas-jelas dia itu berasal dari Negara Darsia. Mana mungkin dia menguasai teknik rahasia praktisi ilmu mistis dari Negara Yumai?"Yara membalas, "Nggak mungkin salah. Dia memang mengerahkan Teknik Angin Kilat dari Tekni
Namun, Tirta tidak takut. Saat dia hendak bertarung dengan Keshwan, Kurnia bergegas menghampiri Keshwan dan menegur, "Pak Keshwan, kamu harus kalahkan aku dulu sebelum melawan Tirta!"Keshwan memang merasa tidak puas dengan sikap Kurnia sebelumnya. Sekarang Kurnia juga menghalanginya.Amarah Keshwan memuncak, lalu dia memperingatkan Kurnia, "Pak Kurnia, biarpun pencuri ini punya hubungan denganmu, dia sudah melumpuhkan putraku! Hari ini aku harus bunuh dia. Kalau kamu berani menghalangiku lagi, itu berarti kamu bermusuhan denganku!"Keshwan menghindari Kurnia dan lanjut menyerang Tirta. Kurnia berbalik, lalu menghalangi Keshwan lagi. Dia mengingatkan, "Pak Keshwan, kamu nggak sanggup menghadapi Pak Tirta. Dengarkan saranku, sebaiknya kamu jangan buat perhitungan lagi.""Konyol sekali! Orang ini sudah melumpuhkan putraku, masa aku nggak buat perhitungan? Pak Kurnia, jangan kira aku takut padamu!" timpal Keshwan.Keshwan langsung bertarung dengan Kurnia. Dia sudah bertekad untuk membalas