Tirta bertanya pada Ayu, "Bibi, gimana perasaanmu sekarang?"Di bawah rangsangan akupunktur, Ayu merasakan reaksi yang cukup kuat."Mataku terasa agak kesemutan dan area di sekitarnya juga terasa agak kebas," katanya.Tirta dengan lembut mengusap pipi Ayu. "Sekarang coba buka matamu perlahan-lahan, jangan terburu-buru."Dengan perasaan cemas, Ayu menggenggam erat tangan Tirta. Kemudian, dia membuka matanya yang indah, tetapi masih tampak redup. Di tengah kegelapan, penglihatan Ayu mulai pulih dengan perlahan-lahan. Cahaya samar mulai muncul dari sekelilingnya, meskipun terlihat sangat tidak jelas.Ayu berkata dengan gembira, "Aku bisa lihat sesuatu! Tapi masih agak buram, belum bisa melihat dengan jelas." Meskipun demikian, cahaya yang kembali ke dunianya membuat Ayu sangat terharu.Saat Ayu melihat bayangan sosok di depannya, dia tahu orang itu adalah Tirta. Tanpa berpikir panjang, dia langsung memeluk Tirta dan menangis bahagia dalam pelukannya. "Akhirnya aku bisa melihat. Aku bisa m
Ayu sangat akrab dengan suara Melati dan Arum. Jadi, begitu mendengar mereka berbicara, dia langsung bisa tahu siapa mereka. Setelah bisa melihat, suasana hati Ayu jadi sangat bagus. Dia menilai penampilan Melati dan Arum, lalu memuji mereka."Melati, kamu cantik sekali! Arum juga. Kalian berdua punya tubuh yang luar biasa dan auranya sangat elegan. Kalian berdua benar-benar cantik!"Ayu tidak bisa merasa bosan melihat kecantikan kedua wanita itu. "Harus kuakui, Tirta memang beruntung bisa punya wanita secantik kalian."Melati sudah terbiasa dengan pujian seperti ini, sedangkan wajah Arum mulai merona. Jelas sekali, pujian Ayu ini juga ditujukan pada dirinya, sehingga membuat Arum merasa tersipu dan senang. Melati melangkah maju dan menggenggam tangan Ayu sambil bercanda."Omong kosong. Secantik dan sebagus apa pun tubuh kami, mana bisa dibandingkan sama kamu?" Melihat mata Ayu yang kini telah berbinar, dia berkata dengan antusias, "Berkat Tirta, matamu jadi bisa sembuh. Tirta memang
Namun, dengan mengonsumsi Pil Kecantikan ini, semua permasalahan kecil itu langsung menghilang. Bukan hanya itu, wajah ketiga wanita itu bahkan mulai tampak merona, lembut, dan elastis. Kulit mereka tampak sangat lembut, membuat siapa pun yang melihatnya terpesona dan sulit untuk tidak menyentuhnya.Tidak hanya sampai di sana. Melati dan Ayu memang memiliki pesona wanita dewasa yang bahkan lebih menawan dari gadis-gadis muda. Perpaduan dari aura yang dewasa dan kecantikan ini tentu membuat mereka tampak semakin sempurna.Melihat Melati dan Ayu yang semakin memikat, Tirta tak bisa menahan diri untuk mencubit lembut kulit Ayu yang putih halus. "Gimana? Aku nggak bohongin kalian, 'kan?"Sejak awal, kehadiran ketiga wanita ini telah menarik banyak perhatian orang. Ditambah lagi dengan penampilan mereka sekarang, bukankah semua pria akan tergila-gila jika melihat mereka bertiga berjalan secara berdampingan di luar sana?Paras mereka tidak ada bedanya dengan gadis muda berusia belasan tahun.
Hati Tirta langsung memanas. Mana mungkin dia bisa menahan ekspresi Ayu yang begitu menggoda?Tanpa basa-basi, dia langsung mendominasi tubuh Ayu. Melati terkekeh-kekeh di sampingnya. Mendengar suara mereka, Arum terus membolak-balikkan tubuhnya dan tidak bisa terlelap sepanjang malam. Dia merasa penasaran, sekaligus penuh penantian.....Keesokan paginya.Tirta memeluk Ayu dan Melati yang telah terkulai lemas dan terlelap. Setelah mengalami siksaan semalaman, kedua wanita itu sudah tidak sanggup bertahan lagi. Meski demikian, Tirta tetap saja tidak mengampuni mereka. Kedua tangannya masih terus menggerayangi tubuh kedua wanita itu.Pada saat itu, ponsel Tirta berdering. Irene meneleponnya dan berkata dengan tak berdaya, "Tirta, hari ini harus temani Bella untuk melihat giok. Apa kamu sudah bersiap?"Tirta menganggukkan kepalanya. "Tentu saja. Karena aku sudah berjanji, dia nggak usah khawatir."Tirta tentu saja tahu, Bella khawatir Tirta akan ingkar janji karena Bella telah menyinggun
Saat melihat Tirta datang, Bella tak kuasa menghela napas lega. Bagaimanapun, semuanya tidak masalah asalkan Tirta bisa tiba. Di sisi lain, pemuda itu menilai penampilan Tirta yang tampak sangat sederhana.Dengan ekspresi tidak percaya, dia bertanya pada Bella, "Bella, kamu nggak bercanda, 'kan? Bocah ini master batu yang kamu carikan? Pemuda seperti dia tahu apa? Kamu bercanda sama aku ya?"Pemuda itu berkata dengan terus terang di hadapan Tirta tanpa segan-segan, "Nggak usah bawa dia lagi, dia nggak akan bisa selesaikan apa pun. Bawa dia cuma bakal jadi beban. Kali ini aku sudah pilih seorang master yang sangat profesional. Dijamin nggak akan ada masalah."Mendengar ucapannya, Tirta merasa agak kesal karena merasa dipermainkan Bella. Dia langsung mempertanyakan Bella, "Bu Bella, kalau kamu sudah bawa orang, untuk apa lagi kamu cari aku? Memangnya asyik ya mempermainkan orang seperti itu? Apa Bu Bella punya hobi buruk seperti ini?"Bella menarik Tirta ke samping dan menjelaskan dengan
Resnu berjalan menaiki pesawat dengan sikap yang angkuh. Namun saat melangkah ke dalam pesawat, dia berbalik dan melirik Tirta dengan penuh kebencian. Dalam hatinya, Resnu merasakan kebencian yang mendalam terhadap Tirta.Diam-diam dia berpikir, 'Padahal cuma bocah ingusan yang nggak tahu diri, tapi berani sekali bersikap nggak hormat padaku! Huh, nanti aku pasti akan buat perhitungan padanya!'"Pak Tirta, ayo kita naik ke pesawat," ajak Bella.Tirta merasa kesal melihat Resnu, tetapi tidak bisa mengatakan apa pun terhadap Bella. Dalam hatinya sangat paham bahwa Resnu memang memiliki status yang tidak sederhana. Bahkan Bella sekalipun tidak berani menyinggungnya.Meski demikian, siapa pun orangnya, Tirta tetap harus menyelesaikan masalah jika saatnya tiba."Ayo jalan." Dengan ajakan dari Bella, Tirta juga masuk ke kelas bisnis di pesawat. Setelah itu, pesawat tersebut pun mulai mengudara perlahan-lahan ke arah selatan.Seorang pramugari berpakaian rok pendek dengan riasan yang rapi men
Situasi ini sudah sampai pada titik di mana Bella bahkan lebih rela meminta Tirta yang diundangnya dengan susah payah untuk pulang. Jelas sekali bahwa Bella sangat khawatir dan takut pada Resnu."Nggak mungkin. Kamu yang suruh aku datang, sekarang kamu mau aku pergi begitu saja?" Tirta menjawab dengan tegas, "Apalagi, Resnu yang cari masalah duluan. Sikapnya yang nggak sopan ini harus diberi pelajaran. Aku nggak akan pergi sebelum urusan ini selesai. Urusanmu selesai atau nggak, yang penting aku nggak akan biarkan masalah ini begitu saja.""Masalah ini nggak bisa dikompromi," lanjut Tirta dengan sikap yang sangat tegas. Bagi Tirta, menghadapi Resnu yang menyebalkan ini adalah hal yang tak bisa dihindari. Siapa pun status Resnu, dendam ini harus diselesaikan.Jelas, Tirta bertekad untuk berhadapan langsung dengan Resnu sampai akhir."Baiklah," jawab Bella dengan pasrah. Dalam hatinya, dia mulai berpikir bahwa dirinya harus turun tangan untuk menghentikannya jika sampai terjadi bentrok a
Bella segera memberikan penjelasan karena khawatir Kadir akan salah paham mengenai identitas Tirta. Melihat Tirta yang begitu muda, Kadir tidak bisa menahan diri untuk mengerutkan alis. Bukankah para ahli batu biasanya adalah orang-orang tua yang sangat berpengalaman? Meskipun tidak terlalu memahami dunia ini, Kadir juga tidak sepenuhnya percaya pada kata-kata Bella.Namun menurut pengalamannya selama bertahun-tahun, Kadir bisa melihat dengan jelas bahwa Resnu sangat tidak menyukai Tirta, sedangkan Bella tampaknya sedang berusaha melindungi reputasi Tirta. Dia juga pernah mendengar tentang kisah Resnu yang mengejar Bella.Dalam hatinya menebak-nebak, apakah Tirta adalah kekasih simpanan Bella, sehingga membuat Resnu tidak menyukainya? Bagaimanapun, dengan kekuasaan Keluarga Purnomo, Kadir tidak merasa heran jika Bella memiliki hobi seperti ini. Dia tidak bisa menyinggung kedua belah pihak."Ternyata Pak Tirta, senang bertemu denganmu." Kadir bersalaman dengan Tirta dengan ekspresi mere
Tirta berucap, "Semuanya, aku adalah murid dari Sekte Mujarab, Tirta. Mengenai apa yang baru saja terjadi, aku harap kalian nggak merasa cemas. Itu cuma urusan pribadiku dengan Sekte Aswad. Ini nggak ada hubungannya dengan kalian. Kalian anggap saja nggak terjadi apa-apa.""Selain itu, aku sangat tertarik dengan turnamen bela diri yang kalian adakan. Aku ingin ikut serta dan menguji kemampuanku bersama kalian. Jadi, adakah yang ingin bertanding denganku?" tanya Tirta.Begitu Tirta menyatakan identitasnya, suasana di lokasi langsung menjadi gempar."Apa? Orang ini dari Sekte Mujarab?""Tapi ... bukankah Sekte Mujarab sudah menutup diri selama puluhan tahun dan nggak pernah muncul di dunia luar?"Terlihat jelas bahwa nama Sekte Mujarab sangat terkenal di dunia misterius. Semua pesilat kuno yang hadir langsung mengubah ekspresi mereka dan menatap Tirta dengan waspada. Namun, banyak di antara mereka yang tetap meragukan apakah orang ini benar-benar berasal dari Sekte Mujarab."Jangan terla
Mendengar kata-kata Kimmy, barulah Azhar menyadari betapa buruknya situasi saat ini. Keshwan sudah tewas. Sementara itu di tempat ini, tujuh murid Sekte Aswad yang sebelumnya bersamanya, kecuali seorang murid perempuan yang masih pingsan, telah meninggalkannya dan melarikan diri. Kini, Azhar hanya seorang diri. Di antara semua orang yang hadir, kemungkinan besar tidak ada satu orang pun yang bersedia membela atau berbicara untuknya.Azhar pun berucap, "Kimmy, aku sudah tahu kesalahanku .... Tolong bantu aku memohon pada Pak Tirta .... Aku mohon, Kimmy. Aku bersumpah, selama Pak Tirta bersedia melepaskanku kali ini, aku nggak akan pernah lagi mengganggu kehidupan kalian!"Azhar yang diliputi ketakutan berlutut di kaki Kimmy. Dia berusaha meraih tangannya untuk memohon belas kasihan. Namun, dia lupa bahwa kedua tangannya sudah dipotong oleh Tirta barusan.Kimmy secara naluriah mundur beberapa langkah untuk menghindari Azhar, lalu dia berjalan mendekati Tirta, menundukkan kepala, dan ber
Saat melakukan akupunktur, Tirta mengalirkan energi spiritual melalui jarum perak dan menyalurkan kekuatan ke dalam tubuh Kimmy secara bersamaan.Setelah proses akupunktur selesai, Tirta menekan titik akupresur di antara hidung dan bibir Kimmy beberapa kali. Kemudian, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan melakukan pernapasan buatan.Tiba-tiba, Kimmy terengah-engah, lalu perlahan membuka matanya."Dia hidup kembali .... Kimmy benar-benar hidup kembali!""Sungguh luar biasa!""Dasar mesum. Kalau mau selamatkan ya selamatkan saja, kenapa harus cium Kimmy selama itu? Dasar jahat!"Melihat hal ini, para pesilat dari dunia misterius berseru takjub. Sementara itu, para pesilat kuno wanita yang tidak mengerti konsep pernapasan buatan, semakin benci dan marah melihat Tirta.Di dunia misterius yang masih terpisah dari dunia luar, kehormatan dan kesucian wanita adalah hal yang sangat dijunjung tinggi."Pak Tirta, kamu ... kamu menciumku?"Saat masih dalam belum siuman sepenuhnya, Kimmy sebenar
"Kamu mau aku membunuh Pak Tirta ...."Mendengar ucapannya, Kurnia langsung tercengang. Di dalam hatinya, muncul rasa takut yang sulit untuk ditekan. Namun, setelah beberapa saat, dia perlahan menggelengkan kepala dan berkata dengan suara berat, "Azhar, permintaan itu mustahil bagiku. Kamu sudah kehilangan semua energi internalmu, kamu nggak akan bisa bunuh Kimmy.""Pada akhirnya, yang bakalan mati itu kamu. Lepaskan Kimmy, aku berjanji akan mohon sama Pak Tirta untuk mengampunimu ....""Tua bangka, aku nggak lagi negosiasi sama kamu! Aku juga bukan lagi mohon sama kamu! Aku mau kamu bunuh bocah ini!"Azhar tidak menyangka bahwa Kurnia tetap tidak mau menyerang Tirta meski dia telah menggunakan Kimmy sebagai sandera.Dengan amarah yang membara, dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mencekik Kimmy. Dalam hitungan detik, mata Kimmy berputar ke atas dan hampir kehilangan napas."Kimmy!"Melihat hal ini, Kurnia tidak bisa lagi menahan dirinya. Dengan niat membunuh yang kuat, dia menerj
"Ah .... Ayah, Ayah ....""Kamu bunuh ayahku!" Di belakang, Azhar menyaksikan adegan ini dengan mata kepalanya sendiri.Azhar yang merasa terkejut dan marah, ingin segera menerjang ke arah Tirta dan bertarung sampai mati. Namun, dia juga takut bagaimana jika Tirta juga membunuhnya dengan satu tamparan seperti ayahnya?Dengan perasaan tak berdaya dan dipenuhi amarah, dia jatuh berlutut di tanah dan meninju permukaan tanah dengan sekuat tenaga sambil meraung marah!Amarah yang membara hampir membuatnya kehilangan akal.Tiba-tiba, tatapannya tertuju ke arah belakang. Di dalam paviliun, terlihat Kimmy yang sedang berdiri seorang diri ...."Pemuda ini kejam sekali. Apa dia nggak takut ayah Keshwan, si Harun yang sudah lama bersemedi secara tertutup itu akan datang membalas dendam padanya?""Dendam karena anaknya dibunuh itu nggak akan bisa dimaafkan!"Pada saat bersamaan, para pesilat kuno dari dunia misterius yang hadir, merasakan hawa dingin merayap di punggung mereka saat menyaksikan keb
"Jangan-jangan, bocah ini sudah tingkat semi abadi .... Semua yang menyerangnya tadi itu adalah tujuh pesilat kuno energi internal tahap sempurna.""Tapi, dia bisa mengalahkan mereka semua semudah itu! Mungkin, memang karena dia sudah tingkat semi abadi, makanya Kurnia jadi sehormat itu sama dia!"Beberapa pesilat kuno dari dunia misterius yang berkerumun menyaksikan pertarungan itu, mulai membuat spekulasi terhadap kemampuan bertarung Tirta."Tapi, dengan usianya saat ini, kalaupun dia sudah mulai berlatih sejak dari orok, tetap saja nggak mungkin bisa mencapai tingkat semi abadi secepat ini!""Pesilat tingkat semi abadi di dunia misterius yang paling muda saja baru menerobos tingkatan di usia 87 tahun!""Kalau dia bukan tingkat semi abadi, gimana caranya dia bisa mengalahkan tujuh pesilat energi internal tahap sempurna semudah itu?""Aku penasaran siapa gurunya yang sanggup mengajarkan murid sehebat ini!"Semua orang semakin merasa penasaran terhadap kemampuan dan identitas Tirta."B
Tirta berbicara sambil melangkah santai. Bahkan, melihat tubuh murid wanita yang seksi itu, dia meremasnya dengan kasar di hadapan semua murid Sekte Aswad."Ah .... Dasar cabul! Aku ...."Energi vital murid wanita itu telah terkuras habis oleh Genta yang berada dalam tubuh Tirta. Oleh karena itu, kondisinya memang sudah sangat lemah. Kini, karena perbuatan Tirta, tubuhnya melemah hingga langsung pingsan!"Ckck .... Untung saja montok. Kalau nggak, bokongnya pasti kesakitan!" ucap Tirta sambil menatapi bokong sintal murid wanita yang terjatuh pingsan itu."Keterampilan pemuda ini cekatan sekali, meskipun sepertinya kemampuannya nggak terlalu hebat.""Tapi, dia bisa menggunakan keterampilannya yang gesit itu menghadapi semua murid-murid Sekte Aswad tanpa terkecuali. Bahkan, dia masih sempat menggoda murid wanita dari Sekte Aswad!""Sungguh luar biasa!""Hehe, menurutku, murid Sekte Aswad yang nggak berguna. Bayangkan, tujuh atau delapan orang nggak sanggup mengalahkan seorang pemuda, mal
Praktisi ilmu mistis sangat dihormati di Negara Yumai. Kemampuan praktisi ilmu mistis yang paling hebat adalah berkomunikasi dengan alam. Mereka bisa mengendalikan makhluk halus dengan Teknik Elemen yang misterius.Yara lahir di keluarga praktisi ilmu mistis yang berstatus tinggi, yaitu Keluarga Gomies. Sejak kecil, Yara diajarkan sebuah prinsip, Teknik Elemen adalah fondasi praktisi ilmu mistis dan tidak boleh dibocorkan.Biarpun Negara Yumai adalah tempat asal praktisi ilmu mistis, hanya sedikit orang yang berhasil menjadi praktisi ilmu mistis dan menguasai Teknik Elemen.Praktisi ilmu mistis sangat langka. Jadi, saat Yara melihat Tirta mengerahkan Teknik Pengendali Angin, dia sangat terkejut.Orang Negara Yumai di samping Yara berseru sambil memelotot, "Master Yara, jelas-jelas dia itu berasal dari Negara Darsia. Mana mungkin dia menguasai teknik rahasia praktisi ilmu mistis dari Negara Yumai?"Yara membalas, "Nggak mungkin salah. Dia memang mengerahkan Teknik Angin Kilat dari Tekni
Namun, Tirta tidak takut. Saat dia hendak bertarung dengan Keshwan, Kurnia bergegas menghampiri Keshwan dan menegur, "Pak Keshwan, kamu harus kalahkan aku dulu sebelum melawan Tirta!"Keshwan memang merasa tidak puas dengan sikap Kurnia sebelumnya. Sekarang Kurnia juga menghalanginya.Amarah Keshwan memuncak, lalu dia memperingatkan Kurnia, "Pak Kurnia, biarpun pencuri ini punya hubungan denganmu, dia sudah melumpuhkan putraku! Hari ini aku harus bunuh dia. Kalau kamu berani menghalangiku lagi, itu berarti kamu bermusuhan denganku!"Keshwan menghindari Kurnia dan lanjut menyerang Tirta. Kurnia berbalik, lalu menghalangi Keshwan lagi. Dia mengingatkan, "Pak Keshwan, kamu nggak sanggup menghadapi Pak Tirta. Dengarkan saranku, sebaiknya kamu jangan buat perhitungan lagi.""Konyol sekali! Orang ini sudah melumpuhkan putraku, masa aku nggak buat perhitungan? Pak Kurnia, jangan kira aku takut padamu!" timpal Keshwan.Keshwan langsung bertarung dengan Kurnia. Dia sudah bertekad untuk membalas