Semua Bab Dokter Ajaib Primadona Desa: Bab 1341 - Bab 1350

1371 Bab

Bab 1341

Pria berambut pirang terlihat seperti ingin menjual dirinya pada Tirta.Sementara itu, Tirta marah-marah, "Sialan! Kamu kira aku siapa? Bergabung dengan Black Gloves? Justru aku ingin melenyapkan Black Gloves! Cari mati!"Pria dari Negara Martim tentu tidak menyangka Tirta mempunyai dendam dengan Black Gloves. Ditambah lagi, Tirta juga membenci orang Negara Yumai dan Negara Martim. Melihat pria dari Negara Martim berani merekrutnya, Tirta langsung menebas kepalanya dengan Pedang Terbang.Sebelum mati, pria Negara Martim tidak menyangka tindakan Tirta begitu tegas. Dia masih tersenyum menyanjung. Alhasil, kepalanya malah dipenggal oleh Tirta."Astaga!" jerit 8 anggota Black Gloves yang lain. Mereka tahu Tirta bukan lawan mereka. Para anggota Black Gloves bingung mau kabur atau tetap berada di sini. Mereka semua meminta ampun sambil menangis."Berisik!" bentak Tirta. Dia merasa gusar mendengar suara mereka. Tirta memfokuskan pikirannya dan langsung mengerahkan Pedang Terbang.Tirta membu
Baca selengkapnya

Bab 1342

Selina memapah Mairah. Saat berjalan sampai bagian tengah gua bawah tanah, mereka mendengar suara ledakan yang memekakkan telinga dan berbagai suara tembakan.Awalnya, mereka mengira kemungkinan besar Tirta diserang oleh anggota Black Gloves. Jadi, Mairah mengabaikan rasa sakitnya dan mempercepat langkahnya. Dia dan Selina berusaha untuk mencapai ujung gua bawah tanah secepat mungkin.Namun, mereka melihat banyak mayat tanpa kepala tergeletak di tanah begitu masuk ke gua. Sebaliknya, Tirta malah baik-baik saja. Keduanya kaget dan berseru pada saat bersamaan."Hei, orang rendahan! Ternyata kamu nggak mati!""Pak Tirta, baguslah kalau kamu baik-baik saja!"Melihat Mairah dan Selina kaget, Tirta sengaja berpura-pura takut saat menjelaskan, "Aku memang baik-baik saja. Waktu aku datang, anggota Black Gloves sudah berselisih. Situasinya sangat menegangkan, mereka saling menembak. Bahkan mereka juga menggunakan bom.""Aku juga nggak berani keluar. Setelah mereka berhenti menyerang, sudah bany
Baca selengkapnya

Bab 1343

Selina terus mengganggu Tirta. Dia berkata dengan sinis, "Orang rendahan, kenapa kamu nggak bicara? Ternyata omonganku benar. Aku lihat kulitmu lebih putih daripada wanita, ginjalmu pasti lemah.""Kulit pria yang ginjalnya lemah pasti putih dan mereka mengalami ejakulasi dini. Penampilan mereka memang menarik, tapi mereka nggak kuat. Kamu cuma bisa bertahan selama 3 detik, tapi masih berani goda aku. Cih! Kalau aku jadi kamu, aku pasti malu!" lanjut Selina.Mendengar ucapan Selina, Mairah juga merasa canggung. Dia berdeham, lalu menarik Selina dan mengalihkan topik pembicaraan, "Bu Selina, sebaiknya kita urus masalah penting dulu. Jangan berdebat dengan Pak Tirta lagi."Emosi Tirta tersulut setelah diprovokasi Selina berkali-kali. Dia mendengus, lalu menghampiri Selina dan mengangkat dagunya. Tirta berujar, "Hei, bukannya tadi kamu memegang sumber kebahagiaanku? Seharusnya kamu tahu punyaku keras dan besar."Tirta meneruskan, "Aku bukan remehkan kamu. Tapi, kamu masih perawan. Tadi kam
Baca selengkapnya

Bab 1344

"Aku nggak mau membicarakan tentang hidup dan ambisi dengan orang rendahan sepertimu. Kalian berdua, cepat ikut kami! Kalau nggak, jangan salahkan aku bertindak kejam!" ucap Selina.Tentu saja Selina tahu Tirta pasti berniat jahat kepadanya saat melihat tawa Tirta yang licik. Jadi, Selina langsung kabur setelah selesai bicara."Hei, kamu mau kabur setelah memprovokasiku? Itu tergantung aku setuju atau nggak. Sebaiknya kamu temani aku di sini saja," tegas Tirta.Tirta berkelebat, lalu mengadang Selina. Kemudian, Tirta menggendong Selina di pundak seperti posisi sebelumnya. Bokong dan kaki Selina menghadap ke depan."Lepaskan aku, orang rendahan!" teriak Selina sambil berusaha memberontak.Tirta memukul bokong Selina yang montok. Seketika Selina yang kesakitan menangis. Dia merasa malu dan juga kesal.Melihat situasi ini, Mairah bertanya kepada Tirta dengan ekspresi bingung, "Pak Tirta, apa kamu ... benar-benar berniat melecehkan Bu Selina?"Tirta sudah membantu Mairah. Tentu saja Mairah
Baca selengkapnya

Bab 1345

Mengenai bra, tentu saja Tirta menginginkannya. Mana mungkin dia mengingkari janjinya? Ketika bicara, Tirta juga menurunkan Selina.Selina mengira dirinya salah dengar. Dia bertanya dengan ekspresi tidak percaya, "Benaran? Kamu yakin kamu cuma mau bra dan nggak menyentuhku?"Selina terus melirik lorong gua di belakang, sepertinya dia ingin kabur saat Tirta tidak memperhatikannya.Tirta mengangkat alis dan berkata sambil tersenyum, "Tentu saja benar. Tapi, kalau Bu Selina mau melakukan hal itu denganku, aku juga nggak keberatan. Selain itu, aku sarankan Bu Selina jangan berpikiran untuk kabur. Di Gunung Kobud ini kamu juga nggak bisa kabur dariku biarpun kamu punya kaki yang panjang."Niat Selina terungkap. Ditambah lagi, Tirta memang bisa mengejar Selina dengan mudah. Selina yang tidak berdaya tidak berpikiran untuk kabur lagi."Oke. Asalkan kamu nggak membohongiku, aku lepaskan braku untukmu," ujar Selina. Kemudian, dia memberanikan diri dan berbalik dengan ekspresi canggung. Selina m
Baca selengkapnya

Bab 1346

"Apa?" tanya Tirta yang hendak lanjut melafalkan mantra.Selina yang mengikuti nalurinya mengamati Tirta. Dia menyahut, "Sebenarnya bagaimana cara anggota Black Gloves itu mati? Tadi kamu berbohong padaku dan Kapten Mairah. Mereka semua mati karena serangan mematikan di bagian kepala."Selina melanjutkan, "Kepala mereka terlihat seperti dipenggal. Bukan seperti yang kamu bilang, mati karena saling menembak. Pasti kamu yang membunuh mereka. Tebakanku benar, 'kan?"Bagaimanapun, Selina adalah ketua tim reserse. Tentu saja dia lebih curiga daripada Mairah.Tirta tertawa, lalu merentangkan kedua tangannya dan menimpali, "Mana mungkin aku membunuh begitu banyak orang dalam waktu singkat? Mereka punya senjata api. Bu Selina, kamu menganggapku terlalu hebat. Bahkan, aku nggak punya pisau dapur."Selina menanggapi, "Aku memang nggak lihat bagaimana kamu membunuh, tapi firasatku mengatakan kamu yang membunuh mereka. Selain itu, aku merasa kamu nggak seperti yang kamu bilang. Kamu bisa menemukan
Baca selengkapnya

Bab 1347

Hanya saja, Tirta sudah memukul Selina hingga pingsan sebelum Selina menyelesaikan perkataannya. Dia bergumam, "Apa aku perlu menghapus ingatannya?"Sekarang Tirta agak menyesal karena menahan Selina pergi. Jika tidak, Selina juga tidak akan curiga. Masalahnya, Tirta tidak menemukan jarum di sakunya. Jadi, dia tidak bisa menggunakan Teknik Akupunktur Menghapus Ingatan."Sudahlah, aku lanjut melafalkan mantra dulu. Setelah dia bangun, aku baru cari cara untuk menutup mulutnya," gumam Tirta.Tirta tidak memikirkan masalah ini lagi, melainkan memanfaatkan kesempatan langka ini untuk lanjut meneliti Mantra Evolusi Semesta.Waktu setengah hari berlalu. Akhirnya, Tirta bisa mengingat sepersepuluh dari dari Mantra Evolusi Semesta. Meskipun terkesan sedikit, sebenarnya Tirta sudah berusaha semaksimal mungkin.Tirta memang hanya bisa mengingat sepersepuluh dari Mantra Evolusi Semesta, tetapi dia merasa sudah mendapatkan keuntungan yang besar. Mentalnya saat menggunakan energi spiritual sambil b
Baca selengkapnya

Bab 1348

"Gawat, masalah Mutiara Naga dilihat oleh Selina," gumam Tirta. Dia mengernyit setelah mendengar suara Selina.Selina sudah melihat hal yang tidak masuk akal seperti ini. Tirta pasti repot. Namun, sekarang Tirta lebih mengkhawatirkan kondisi Genta.Tirta terpaksa mengesampingkan masalah Selina terlebih dahulu, lalu terus berkomunikasi dengan Genta, 'Kak, apa kamu tertimpa masalah? Kak, apa aku dan wanita ini mengganggumu menyerap energi spiritual?'Tak lama kemudian, terdengar suara Genta dari Mutiara Naga. "Bukan. Pecundang, Mutiara Naga meninggalkan tubuhmu karena sekarang aku mau mulai menyerap energi spiritual dalam jumlah besar. Aku takut tubuhmu nggak tahan, jadi kamu nggak usah khawatir. Setelah aku menyerap semua energi spiritual dari Formasi Integrasi Spiritual alami ini, Mutiara Naga akan kembali ke tubuhmu."Mendengar ucapan Genta, Tirta baru mengembuskan napas lega dan membalas, 'Kak, yang penting kamu baik-baik saja.'Selain itu, Tirta berpikir jika Genta menyerap semua en
Baca selengkapnya

Bab 1349

'Aduh ... Kak, jangan buru-buru. Aku pikirkan dulu,' sahut Tirta.Mendengar perkataan Genta, Tirta menjadi ragu-ragu. Tirta yakin jika dia membiarkan Genta yang membuat keputusan, Selina pasti mati.Namun, Tirta tidak ingin meniduri Selina. Dia juga tidak membawa jarum sehingga tidak bisa membuat Selina hilang ingatan. Apa Tirta harus meniduri Selina agar dia bisa hidup dan menjaga rahasia?Sementara itu, Selina yang mendengar Genta berbicara dengan galak langsung mundur. Dia berkata kepada Tirta dengan ekspresi panik, "Tirta, siapa dia? Kenapa dia begitu galak? Aku cuma berkomentar sedikit. Masa dia mau bunuh aku?"Tirta yang merasa tidak berdaya menghibur Selina, "Bu Selina, kamu nggak usah panik. Aku akan cari cara biar kamu bisa pergi ...."Kalau tahu masalahnya akan menjadi begini, Tirta tidak akan menahan Selina pergi. Tiba-tiba, terdengar suara Genta lagi. "Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh ...."Genta mengingatkan, "Waktunya sudah habis. Pecundang, aku yang gantikan kamu bertin
Baca selengkapnya

Bab 1350

Ketika mencium Selina, Tirta memasukkan energi spiritual dari tubuhnya ke dalam tubuh Selina. Tirta membantu Selina meredakan rasa sakit yang ditimbulkan Genta."Uh ... ternyata nggak begitu sakit lagi .... Apa efek ciuman begitu bagus?" gumam Selina.Selina tentu merasa lebih baik setelah rasa sakitnya diredakan oleh energi spiritual. Bahkan Selina tanpa sadar mulai mengisap lidah Tirta dengan canggung karena ingin meredakan rasa sakitnya. Kemudian, Tirta kembali mengendalikan Selina."Bu Selina, maaf. Aku juga nggak ingin melakukan hal ini kepadamu, tapi aku juga nggak ingin kamu mati. Jangan salahkan aku. Ke depannya aku bisa menjadi sandaranmu apa pun yang terjadi," ujar Tirta.Setelah selesai berciuman, Tirta langsung melanjutkan aksinya. Dia memasukkan kedua tangannya ke dalam baju Selina dan mulai menggerayangi dadanya.Selina berucap, "Aku tahu ... aku nggak mau mati. Tirta ... aku bersedia .... Tapi ... kamu harus lebih lembut ...."Selina sudah mulai sadar. Dia bisa merasakan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
133134135136137138
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status