Share

Bab 1345

Aвтор: Hazel
Mengenai bra, tentu saja Tirta menginginkannya. Mana mungkin dia mengingkari janjinya? Ketika bicara, Tirta juga menurunkan Selina.

Selina mengira dirinya salah dengar. Dia bertanya dengan ekspresi tidak percaya, "Benaran? Kamu yakin kamu cuma mau bra dan nggak menyentuhku?"

Selina terus melirik lorong gua di belakang, sepertinya dia ingin kabur saat Tirta tidak memperhatikannya.

Tirta mengangkat alis dan berkata sambil tersenyum, "Tentu saja benar. Tapi, kalau Bu Selina mau melakukan hal itu denganku, aku juga nggak keberatan. Selain itu, aku sarankan Bu Selina jangan berpikiran untuk kabur. Di Gunung Kobud ini kamu juga nggak bisa kabur dariku biarpun kamu punya kaki yang panjang."

Niat Selina terungkap. Ditambah lagi, Tirta memang bisa mengejar Selina dengan mudah. Selina yang tidak berdaya tidak berpikiran untuk kabur lagi.

"Oke. Asalkan kamu nggak membohongiku, aku lepaskan braku untukmu," ujar Selina. Kemudian, dia memberanikan diri dan berbalik dengan ekspresi canggung. Selina m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Заблокированная глава

Related chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1346

    "Apa?" tanya Tirta yang hendak lanjut melafalkan mantra.Selina yang mengikuti nalurinya mengamati Tirta. Dia menyahut, "Sebenarnya bagaimana cara anggota Black Gloves itu mati? Tadi kamu berbohong padaku dan Kapten Mairah. Mereka semua mati karena serangan mematikan di bagian kepala."Selina melanjutkan, "Kepala mereka terlihat seperti dipenggal. Bukan seperti yang kamu bilang, mati karena saling menembak. Pasti kamu yang membunuh mereka. Tebakanku benar, 'kan?"Bagaimanapun, Selina adalah ketua tim reserse. Tentu saja dia lebih curiga daripada Mairah.Tirta tertawa, lalu merentangkan kedua tangannya dan menimpali, "Mana mungkin aku membunuh begitu banyak orang dalam waktu singkat? Mereka punya senjata api. Bu Selina, kamu menganggapku terlalu hebat. Bahkan, aku nggak punya pisau dapur."Selina menanggapi, "Aku memang nggak lihat bagaimana kamu membunuh, tapi firasatku mengatakan kamu yang membunuh mereka. Selain itu, aku merasa kamu nggak seperti yang kamu bilang. Kamu bisa menemukan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1347

    Hanya saja, Tirta sudah memukul Selina hingga pingsan sebelum Selina menyelesaikan perkataannya. Dia bergumam, "Apa aku perlu menghapus ingatannya?"Sekarang Tirta agak menyesal karena menahan Selina pergi. Jika tidak, Selina juga tidak akan curiga. Masalahnya, Tirta tidak menemukan jarum di sakunya. Jadi, dia tidak bisa menggunakan Teknik Akupunktur Menghapus Ingatan."Sudahlah, aku lanjut melafalkan mantra dulu. Setelah dia bangun, aku baru cari cara untuk menutup mulutnya," gumam Tirta.Tirta tidak memikirkan masalah ini lagi, melainkan memanfaatkan kesempatan langka ini untuk lanjut meneliti Mantra Evolusi Semesta.Waktu setengah hari berlalu. Akhirnya, Tirta bisa mengingat sepersepuluh dari dari Mantra Evolusi Semesta. Meskipun terkesan sedikit, sebenarnya Tirta sudah berusaha semaksimal mungkin.Tirta memang hanya bisa mengingat sepersepuluh dari Mantra Evolusi Semesta, tetapi dia merasa sudah mendapatkan keuntungan yang besar. Mentalnya saat menggunakan energi spiritual sambil b

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1348

    "Gawat, masalah Mutiara Naga dilihat oleh Selina," gumam Tirta. Dia mengernyit setelah mendengar suara Selina.Selina sudah melihat hal yang tidak masuk akal seperti ini. Tirta pasti repot. Namun, sekarang Tirta lebih mengkhawatirkan kondisi Genta.Tirta terpaksa mengesampingkan masalah Selina terlebih dahulu, lalu terus berkomunikasi dengan Genta, 'Kak, apa kamu tertimpa masalah? Kak, apa aku dan wanita ini mengganggumu menyerap energi spiritual?'Tak lama kemudian, terdengar suara Genta dari Mutiara Naga. "Bukan. Pecundang, Mutiara Naga meninggalkan tubuhmu karena sekarang aku mau mulai menyerap energi spiritual dalam jumlah besar. Aku takut tubuhmu nggak tahan, jadi kamu nggak usah khawatir. Setelah aku menyerap semua energi spiritual dari Formasi Integrasi Spiritual alami ini, Mutiara Naga akan kembali ke tubuhmu."Mendengar ucapan Genta, Tirta baru mengembuskan napas lega dan membalas, 'Kak, yang penting kamu baik-baik saja.'Selain itu, Tirta berpikir jika Genta menyerap semua en

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1349

    'Aduh ... Kak, jangan buru-buru. Aku pikirkan dulu,' sahut Tirta.Mendengar perkataan Genta, Tirta menjadi ragu-ragu. Tirta yakin jika dia membiarkan Genta yang membuat keputusan, Selina pasti mati.Namun, Tirta tidak ingin meniduri Selina. Dia juga tidak membawa jarum sehingga tidak bisa membuat Selina hilang ingatan. Apa Tirta harus meniduri Selina agar dia bisa hidup dan menjaga rahasia?Sementara itu, Selina yang mendengar Genta berbicara dengan galak langsung mundur. Dia berkata kepada Tirta dengan ekspresi panik, "Tirta, siapa dia? Kenapa dia begitu galak? Aku cuma berkomentar sedikit. Masa dia mau bunuh aku?"Tirta yang merasa tidak berdaya menghibur Selina, "Bu Selina, kamu nggak usah panik. Aku akan cari cara biar kamu bisa pergi ...."Kalau tahu masalahnya akan menjadi begini, Tirta tidak akan menahan Selina pergi. Tiba-tiba, terdengar suara Genta lagi. "Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh ...."Genta mengingatkan, "Waktunya sudah habis. Pecundang, aku yang gantikan kamu bertin

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1350

    Ketika mencium Selina, Tirta memasukkan energi spiritual dari tubuhnya ke dalam tubuh Selina. Tirta membantu Selina meredakan rasa sakit yang ditimbulkan Genta."Uh ... ternyata nggak begitu sakit lagi .... Apa efek ciuman begitu bagus?" gumam Selina.Selina tentu merasa lebih baik setelah rasa sakitnya diredakan oleh energi spiritual. Bahkan Selina tanpa sadar mulai mengisap lidah Tirta dengan canggung karena ingin meredakan rasa sakitnya. Kemudian, Tirta kembali mengendalikan Selina."Bu Selina, maaf. Aku juga nggak ingin melakukan hal ini kepadamu, tapi aku juga nggak ingin kamu mati. Jangan salahkan aku. Ke depannya aku bisa menjadi sandaranmu apa pun yang terjadi," ujar Tirta.Setelah selesai berciuman, Tirta langsung melanjutkan aksinya. Dia memasukkan kedua tangannya ke dalam baju Selina dan mulai menggerayangi dadanya.Selina berucap, "Aku tahu ... aku nggak mau mati. Tirta ... aku bersedia .... Tapi ... kamu harus lebih lembut ...."Selina sudah mulai sadar. Dia bisa merasakan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1351

    Selina menambahkan, "Kamu juga nggak usah bertanggung jawab padaku. Aku anggap hal ini nggak pernah terjadi."Melihat Tirta salah paham padanya, Selina segera menjelaskan. Bahkan, dia tidak berani menatap Tirta saat bicara. Kalau dulu, Selina pasti tidak berani membayangkan dirinya akan mengajukan permintaan yang begitu memalukan.Mendengar Selina tidak memintanya bertanggung jawab, Tirta langsung memeluk Selina dengan erat dan berkata dengan ekspresi cemas, "Bu Selina, aku sudah merenggut kesucianmu. Mana mungkin aku nggak bertanggung jawab padamu?"Tirta meneruskan, "Aku memang punya banyak kekasih, tapi aku pasti bisa menjagamu dengan baik. Kalau kamu bersamaku, ke depannya aku jamin akan membelaimu dan menidurimu setiap hari. Bagaimana?"Tirta memang agak keras kepala. Dia tidak akan membiarkan Selina meninggalkannya setelah dirinya meniduri Selina.Mendengar ucapan Tirta, hati Selina tergerak. Kenikmatan saat bercinta membuat Selina terlena. Namun, dia harus menjaga harga dirinya

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1352

    Sudah jelas Jamil yang bersikap seperti ini tertarik pada Susanti. Bahkan, dia berinisiatif memperkenalkan latar belakang keluarganya.Jamil lahir di sebuah desa terpencil di Provinsi Naru. Dia tidak pernah melihat wanita muda, seksi, dan cantik seperti Susanti. Ditambah lagi, tubuh Susanti sangat wangi.Jamil mencium wangi di tubuh Susanti. Dia terbuai dan jantungnya berdegup kencang. Jamil tidak bisa mencium wangi seperti ini pada tubuh wanita di desa yang memelihara serangga.Jamil memandangi Susanti sambil membatin, 'Apa ini rasanya jatuh cinta? Aku harus mendekati wanita ini dan menikahinya. Aku mau dia jadi istriku.'Susanti merasa jijik saat merasakan tatapan Jamil yang intens. Dia tanpa sadar mengalihkan pandangannya dan berpura-pura tidak melihat antusiasme Jamil.Namun, bandara Provinsi Naru agak kecil. Luasnya hampir sama dengan terminal bus dan stasiun kereta di Kota Lais. Bedanya, tempat ini disebut bandara karena mempunyai landasan pacu.Setelah keluar dari bandara, jalan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1353

    Jadi, Jamil segera memanfaatkan kesempatan ini untuk memamerkan kelebihannya. Dia menunjuk mobil karavan berwarna perak di belakangnya dan berbicara dengan bangga. Sudah jelas Jamil menganggap serius basa-basi Yuli tadi.Hanya saja, sikap Jamil membuat Susanti makin jijik. Susanti bukan wanita matre. Selama bersama Tirta, dia juga tidak pernah meminta uangnya.Bahkan, satu-satunya hadiah yang pernah diberikan Tirta hanya salep antinyamuk. Namun, Susanti sudah merasa puas.Susanti tidak menyukai Jamil. Jadi, dia diam-diam membandingkan Jamil dengan Tirta, 'Mobil Tirta itu Mercedes-Benz dan Maybach. Dia juga tinggal di vila dan punya kekayaan triliunan, tapi dia nggak pernah pamer. Tirta cuma sedikit genit."'Tapi, Jamil bukan cuma genit. Bahkan dia sangat picik. Jamil sama sekali nggak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan Tirta,' lanjut Susanti.Ucapan Jamil juga membuat Yuli merasa tidak berdaya. Namun, dia menimpali, "Oke. Tapi Jamil, kamu tenang saja. Kami pasti akan beri kamu ua

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1383

    "Nggak usah buru-buru, aku sudah pertimbangkan. Aku nggak akan memberi kalian uang, begitu pula ... nyawaku!" tegas Tirta.Tirta tertawa kepada Arkan, lalu menamparnya. Arkan memaki, "Sialan! Bocah berengsek! Beraninya kamu mempermainkanku!"Tentu saja Arkan marah menghadapi situasi seperti ini. Arkan hendak menarik pengaman pistol, lalu mematahkan kedua tangan dan kaki Tirta terlebih dahulu untuk menakutinya.Namun, tamparan Tirta langsung membuat kepala Arkan terpental dalam sekejap. Sementara itu, tubuh Arkan yang sudah kehilangan kepala masih mempertahankan posisi mengangkat pistol untuk mematahkan kaki dan tangan Tirta.Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang di tempat kaget dan juga takut. Setelah tersadar, mereka berkata pada Hafiz dengan ekspresi marah."Kak Arkan! Sialan! Ternyata pemuda ini seorang ahli bela diri!""Bos, pemuda ini sudah membunuh Kak Arkan! Kalau nggak, kita langsung bunuh dia saja!"Hafiz menegur, "Sialan, bukannya orang mati itu hal yang biasa? Dulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1382

    "Empat puluh triliun? Bukannya kalian itu polisi? Kenapa aku merasa kalian seperti bandit?" tanya Tirta.Berdasarkan ucapan Mairah, para polisi ini juga bertugas untuk mencari Susanti biarpun Tirta tidak memberi mereka uang. Lagi pula, mereka tidak menemukan Susanti. Namun, Tirta juga bersedia memberi mereka 2 triliun sebagai ungkapan terima kasih.Melihat kondisi ini, emosi Tirta tersulut. Hafiz yang memimpin melihat Tirta masih begitu muda, tetapi dia sama sekali tidak panik setelah dikepung. Tirta juga bisa menebak masa lalu Hafiz dan lainnya dari ucapan mereka.Hafiz menerka-nerka identitas Tirta, 'Eh? Sebenarnya apa latar belakang pemuda ini? Kenapa dulu aku nggak pernah mendengar tentangnya?'Salah satu bawahan kepercayaan Hafiz maju, lalu tertawa dan berujar sembari menunjuk Tirta, "Kak, pemuda ini benar-benar pintar. Dia bisa menebak profesi kita dulu."Puluhan polisi juga ikut menghina Tirta. Sikap mereka sangat keterlaluan."Benar! Dulu kami termasuk bandit. Hanya saja, akhir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1381

    Belasan menit kemudian, 13 orang terakhir juga dibunuh oleh Tirta. Setelah menyimpan Pedang Terbang, Tirta melihat mayat-mayat di tanah. Perasaannya campur aduk.Tirta merasa sejak dirinya menguasai kultivasi, hasrat membunuhnya makin kuat. Dulu dia hampir tidak pernah berpikiran untuk membunuh.Saat Tirta sedang gundah dan meragukan dirinya sendiri, suara Genta terdengar. "Kamu sudah menjalani kehidupan di luar alam fana. Kamu nggak usah sedih karena kematian para pecundang ini. Mereka nggak pantas."'Kak, aku juga manusia. Tapi, aku merasa sekarang aku nggak berperikemanusiaan sedikit pun,' balas Tirta. Dia memeluk Susanti makin erat, tetapi hatinya masih kalut.Genta bertanya balik, "Kalau begitu, beri tahu aku apa artinya berperikemanusiaan?"Tirta mendesah dan menjawab, 'Berperikemanusiaan itu ... aku juga nggak tahu. Aku cuma merasa jelas-jelas aku bisa melepaskan mereka dan menyuruh mereka bersumpah ke depannya nggak akan membocorkan hal ini. Tapi, aku tetap membunuh mereka. Kak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1380

    Pedang Terbang yang bergerak sangat cepat menebas belasan kepala ahli serangga dalam sekejap. Para ahli serangga dari Desa Hiradi dan Desa Tayur tidak mampu menangkis serangan Tirta. Serangga guna-guna yang mereka banggakan sangat lemah di hadapan Pedang Terbang, seperti anak kecil 3 tahun yang menghadapi orang dewasa.Dalam waktu singkat, puluhan ahli serangga yang awalnya sangat percaya diri merasa tidak berdaya. Mereka yang kalah telak berteriak histeris.Wafri kaget. Dia bergumam, "Apa ... yang terjadi? Pedang ini bisa terbang .... Apa aku berhalusinasi?"Namun, suara teriakan makin jelas. Wafri tidak berani berlama-lama lagi. Dia berusaha keras untuk kabur."Sialan ... sebenarnya siapa pemuda ini? Jamil berengsek! Kamu mencelakaiku!" omel Aezar. Dia yang ketakutan setengah mati juga berusaha kabur."Lari saja, aku mau lihat kaki kalian atau pedangku lebih cepat!" seru Tirta. Dia memancarkan aura membunuh.Tirta menjentik jarinya, lalu bola api muncul dan jatuh ke mayat-mayat yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1379

    Marila segera berucap dengan ekspresi cemas, "Paman, kita jangan habiskan waktu lagi. Kita sama-sama bawa bawahanmu pergi ke Desa Benad secepatnya!""Oke, tapi naik mobil terlalu lambat. Aku suruh orang untuk cari helikopter. Kita naik helikopter ke sana saja," sahut Idris. Dia membawa Marila naik ke mobil, lalu bergegas pergi ke pusat kota.....Waktu kembali ke 2 jam kemudian. Di bawah rumah panggung Susana, sebelumnya Tirta sudah membantai belasan ahli serangga Desa Benad yang tersisa.Tiba-tiba, puluhan ahli serangga mengepung Tirta. Mereka berasal dari Desa Hiradi dan Desa Tayur. Tirta tidak ingin membunuh orang yang tidak bersalah, ditambah lagi dia ingin segera memulihkan ingatan Susanti.Jadi, Tirta tidak langsung bertindak. Dia berkata kepada puluhan orang itu, "Sepertinya aku nggak punya dendam dengan kalian. Kalau kalian nggak mau mati sia-sia, cepat minggir."Aezar mengamati Tirta dengan sinis. Dia mendengus dan berbicara terlebih dahulu, "Kamu memang nggak punya dendam den

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1378

    Dua jam yang lalu, Marila langsung menelepon pamannya setelah berpisah dengan Tirta. Pamannya adalah gubernur yang memimpin Provinsi Naru. Dia merupakan pejabat yang mengurus perbatasan. Namanya Idris.Marila meminta Idris mengutus orang untuk mencari Susanti. Sementara itu, Marila yang menaiki taksi sedang dalam perjalanan untuk bertemu Idris.Tentu saja, Marila juga mempunyai alasan datang jauh-jauh dari ibu kota ke Provinsi Naru untuk mencari Idris. Awalnya Idris juga merupakan pejabat tinggi di ibu kota. Kemudian, Idris menyinggung orang hebat karena salah bicara. Dia hampir kehilangan posisi sebagai pejabat.Untung saja, Saba turun tangan untuk melindungi Idris. Namun, Idris dipindahkan ke Provinsi Naru yang terpencil karena masalah ini. Dia menjadi seorang gubernur. Kemungkinan dia tidak mempunyai kesempatan untuk kembali ke ibu kota lagi seumur hidup.Setelah itu, petinggi negara memerintahkan untuk membasmi kejahatan di seluruh negeri. Provinsi Naru adalah wilayah yang dikuasai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1377

    Apalagi kompetisi serangga akan segera diadakan. Demi memenangkan kompetisi, mereka juga ingin datang untuk mengambil keuntungan. Tujuan mereka adalah merebut Serangga Emas yang dimurnikan dengan susah payah. Jadi, mereka baru menerobos masuk ke Desa Benad.Jamil buru-buru maju dengan napas terengah-engah saat melihat kedua belah pihak yang hendak berkelahi demi merebut Serangga Emas.Jamil menunjuk Tirta yang sedang membunuh di bawah rumah panggung sambil berteriak, "Kepala desa sekalian, jangan bertengkar lagi. Serangga Emas sudah diambil oleh seorang pemuda yang datang dari luar. Nenek Benad dan ayahku sudah dibunuh olehnya!""Siapa yang membunuh pemuda itu akan mendapatkan Serangga Emas. Ayahku sudah mati, jadi aku yang membuat keputusan di Desa Benad. Aku akan membawa semua penduduk Desa Benad untuk membela pihak yang membantuku balas dendam," lanjut Jamil.Jamil meneruskan, "Kalau aku melanggar janjiku, aku akan disambar petir dan dihabisi semua serangga guna-guna. Aku akan mati

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1376

    Orang yang ditarik Jayadi untuk mengadang serangan pedang Tirta sudah mati. Namun, Jayadi tidak merasa kesakitan selain kepalanya yang makin gatal dan pandangannya yang makin kabur.Jayadi berusaha mengerahkan Serangga Batu dan Serangga Pelumpuh, lalu berujar pada Tirta dengan sinis, "Pemuda sialan, hanya begini kemampuanmu? Kamu sama sekali nggak bisa melukaiku. Haha, selanjutnya sudah saatnya aku bertindak!"Sesuai namanya, Serangga Batu bisa membuat orang yang digigit membatu. Sementara itu, sekujur tubuh orang yang digigit Serangga Pelumpuh akan mati rasa. Mereka tidak akan mampu melawan lagi.Kedua serangga ini bisa memberikan efek yang sama. Jayadi yakin Tirta yang merupakan orang luar pasti tidak bisa menghadapi serangan serangganya. Nanti Jayadi bisa menghabisi Tirta dengan mudah.Hanya saja, tiba-tiba terdengar suara Jamil yang samar dan panik. "Ayah ... kamu ... nggak ... apa-apa, 'kan?""Aku ... nggak ... apa-apa ....," sahut Jayadi. Dia merasa aneh, tetapi dia tetap menangg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1375

    Tirta mendengus dan berkata, "Aku memang mau membuat perhitungan denganmu! Sekarang kamu yang cari aku, jadi aku bisa menghemat waktuku!"Tirta melihat dengan menggunakan mata tembus pandang. Ternyata Jamil yang pergi tadi sudah kembali. Dia membawa Jayadi dan belasan ahli serangga di Desa Benad. Mereka membuat masalah di bawah rumah panggung.Tirta langsung menyuruh Anton dan Yuli mengikutinya. Dia yang menggendong Susanti keluar dari kamar terlebih dahulu.Sementara itu, Jamil yang berada di bawah rumah panggung langsung panik begitu melihat Tirta keluar dari kamar sambil menggendong Susanti.Jamil yang cemburu berseru, "Ayah, pemuda itu yang membunuh Nenek Benad! Cepat bunuh dia! Jangan sampai dia membawa Susanti pergi!"Jayadi meremehkan Tirta setelah melihat tampangnya yang lucu dan wajahnya yang masih muda. Dia berucap kepada Jamil, "Jamil, dia masih muda. Untuk apa kamu takut? Tenang saja, aku nggak akan membiarkan dia pergi dari Desa Benad hidup-hidup. Wanita itu milikmu dan di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status