Home / Pernikahan / Jeratan Mantan Suami / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Jeratan Mantan Suami: Chapter 241 - Chapter 250

554 Chapters

Bab 241

Zola hanya tersenyum dan tidak berkata apa pun. Perempuan itu terlihat patuh, tetapi dalam dirinya tersimpan sifat nakal dan pemberontak.Setibanya di restoran, keduanya duduk di meja yang ada di samping jendela. Setelah duduk, Jeni berkata, “Satu tahun lebih nggak bertemu, kenapa aku merasa kamu berubah berbeda?”“Apa yang berbeda?”“Sulit dijelaskan, hanya perasaanku saja ketika melihatmu berbeda. Mungkin karena sudah terlalu lama nggak bertemu. Belakangan ini aku akan bersamamu dan menghabiskan waktu untuk mempererat hubungan kita.”Zola tersenyum dan berkata, “Boleh, asalkan kamu jangan kabur saja.”“Cih! Kamu meremehkan siapa?”Keduanya berpandangan dan tertawa. Sesaat kemudian, makanan mereka datang dan mulai makan. Mereka mulai makan sambil membicarakan tentang berbagai makanan lezat dan berbagai kejadian dalam kehidupan mereka. Meski selama setahun tidak bertemu, mereka kerap saling berkomunikasi.“Aku bisa tinggal di rumahmu? Bagaimana pun kamu sekarang sudah menikah.”Zola me
Read more

Bab 242

Namun, ketika Zola menyaksikan semua itu dengan matanya sendiri, dia sadar bahwa hatinya hanya merasakan sakit yang samar dan sangat singkat. Selain itu, dia tidak merasakan keinginan untuk mendekat dan meminta penjelasan atau mengusik mereka.Perempuan itu tersenyum tipis. Dia menarik tatapannya dan bersiap untuk pergi bersama Jeni. Namun ternyata Jeni lebih dulu berkata, “Zola, jauhi lelaki berengsek. Sudah menikah tapi masih cari perempuan di luar, cepat tinggalkan saja!”“Kamu begitu cantik dan pasti mendapatkan lelaki yang kamu inginkan. Kamu nggak tahu betapa menariknya adik-adik lelaki zaman sekarang? Sekarang mereka sangat menyukai penampilan dan tubuh seorang kakak sepertimu.”Tidak akan ada orang yang bisa menghentikan ucapan Jeni jika bukan keinginannya sendiri. Ketika Zola ingin menghentikan ucapannya, ternyata sudah terlambat. Boris dan Tyara sudah mendengarnya dan menoleh ke arah mereka.Mata Zola menyipit dan dia membalas tatapan lelaki itu tanpa menghindar. Namun, hanya
Read more

Bab 243

Boris tidak langsung menjawab. Setelah beberapa detik, dia membuka kelopak matanya dan menatap ke arah luar jendela. Tyara masih berdiri di sana. Dia menyipitkan matanya dan berkata dengan dingin, “Cari dua orang dan jaga di sini secara bergantian. Coba lihat dia ada bawa orang lain ke sini.”“Baik, saya mengerti.”Setelah itu, mereka pergi meninggalkan tempat tersebut setelah manajer Tyara sudah tiba. Namun, lelaki itu tidak kembali melainkan setelah mobil berjalan sejenak, dia berkata, “Berhenti di sini, kamu sudah boleh pulang.”Kemudian Boris turun dan duduk di balik kemudi. Dia membawa mobil tersebut melaju pergi dan meninggalkan Jesse yang berdiri di sana seorang diri. Dia kembali ditinggalkan begitu saja di tepi jalan.***Di dalam apartemen tampak Zola dan Jeni tengah duduk santai di sofa ruang tamu. Jeni menyapu pandangannya ke sekeliling dan berdecak sambil berkata, “Zola, kenapa kamu nggak mau tinggal di vila luas dan sewa apartemen sederhana seperti ini? Seharusnya kamu usi
Read more

Bab 244

“Tentu saja nggak,” ujar Zola dengan tenang dan yakin.“Bagus kalau begitu,” jawab Jeni dengan puas.Zola bertanya dengan tidak mengerti, “Kamu sepertinya nggak suka dengan dia? Seingatku, kalian nggak pernah bermusuhan, ‘kan?”“Sangat bermusuhan! Aku hanya nggak suka dengan orang ini. Aku merasa dia nggak konsisten. Jelas-jelas menyukaimu, tapi karena takut ditolak makanya berpura-pura jadi sahabat saja. Apa kamu nggak merasa itu terlalu palsu?”Jeni terlalu jujur dan terus terang hingga membuat Zola tidak tahu harus berkata apa. Perempuan itu tidak akan sembarangan mengkritik sifat seseorang. Namun, karena Mahendra banyak membantunya, sehingga Zola memutuskan untuk diam saja.Mungkin Jeni menyadari hal itu dan berkata dengan tenang, “Zola, aku bukannya mau ikut campur dalam hal pertemananmu. Aku hanya ingin menyampaikan pemikiranku saja. Kalau kamu memang mau bersamanya, aku akan mendukungmu selama kamu bahagia. Aku ….”“Nggak akan, tenang saja,” potong Zola kemudian tersenyum sambil
Read more

Bab 245

“Pak Boris, apa kamu berpikir aku sedang membohongimu? Meski aku membohongimu, apakah kamu nggak merasa kalian harus menjaga jarak karena kalian berdua sudah mau cerai?”Ekspresi Boris seketika menggelap ketika mendengar kata “cerai”. Kedua bola matanya memancarkan sorot yang luar biasa dingin. Dia menatap Jeni dengan lekat dan berkata, “Ini urusanku dengan dia. Cerai hanya pengajuan sepihak dari dia dan aku nggak setuju.”“Pak Boris, karena kamu belum cerai tapi sudah menemukan pengganti dan sudah bertemu dengan orang tua, apakah itu sedikit melanggar hukum? Jika itu menurutmu, apakah Zola juga boleh mulai mencari pengganti?”Mata Boris menyipit dan mendadak menjadi nyalang. Ekspresi wajahnya terlihat sangat dingin. Jeni hanya berkata dengan datar, “Pak Boris, aku hanya mengatakan yang sejujurnya. Kamu nggak akan marah karena malu, ‘kan?”“Minta Zola keluar atau kamu yang minggir dan aku masuk.”“Nggak boleh. Aku sudah bilang Zola lagi mandi, sebaiknya kamu pergi saja.”“Kamu temannya
Read more

Bab 246

Zola menatap lelaki itu dan tanpa menunggu jawaban dari Zola, Jeni langsung menutup pintunya. Dia mengunci Boris di depan pintu begitu saja.“Pak Boris, sebaiknya kamu segera pergi. Kalau sampai masuk berita utama, Bu Tyara itu pasti akan diserang lagi.”Zola tidak bisa menahan tawanya. Jeni meliriknya dan menarik perempuan itu ke ruang tamu sambil berkata, “Semua orang sudah membicarakan kalau kalian berdua sudah cerai dan dia masih nggak mengerti untuk menjaga jarak.”“Di saat seperti ini masih mau tetap berhubungan dengan Tyara. Menurutmu, dia nggak mau cerai tetapi nggak mau melepaskan Tyara. Apakah dia sengaja ingin membuatmu marah?”“Apakah kamu nggak terbalik? Kamu nggak boleh memutar balikkan fakta karena kamu temanku. Jelas-jelas dia sengaja membuat Tyara marah dengan menggunakan aku.”Zola tersenyum masam dan tidak menyampaikan kepiluan hatinya. Jeni hanya menghela napas dan memeluk pundak teman baiknya itu dan bergumam, “Menangislah, setelah itu semuanya akan baik-baik saja.
Read more

Bab 247

Boris tidak mengeluarkan pendapat apa pun dan hanya berkata, “Kamu yakin ini hanya mau menagih bayarannya saja?”“Memangnya apa lagi?”“Cih! Asal kamu jangan terjebak dalam permainanmu sendiri.”“Boris, kamu boleh saja meremehkanku, tapi kamu nggak boleh meragukanku.”“Setelah menuntut keadilan? Mau menggunakan cara yang sama untuk meninggalkannya atau tetap menahannya di sisimu? Menurutmu, keluarga Jardi akan setuju?”“Tenang saja, aku tahu batasannya.”Boris hanya menatapnya penuh arti dan yakin suatu hari nanti Tedy akan terjebak. Topik tersebut tidak berlangsung lama. Tedy menuangkan setengah gelas lagi dan mengayunkan minumannya sambil bertanya,“Boris, ulang tahun sudah dekat, kamu berencana merayakannya seperti apa?”Lelaki itu melirik Tedy sekilas denagn sorot dingin dan datar. Pada akhirnya, dia tidak berkata apa-apa. Jika bukan Tedy yang mengingatkan ulang tahunnya, dia juga tidak akan tahu ulang tahunnya akan tiba.Tahun lalu ulang tahunnya disiapkan oleh Zola dan juga Tedy
Read more

Bab 248

Keesokan harinya, Zola dan Jeni bangun dan bersih-bersih. Setelah selesai sarapan, mereka berangkat ke kantor bersama.Jeni dan Zola memiliki penampilan yang sangat berbeda. Zola memiliki sikap lembut dan anggun serta bijak, tetapi di dalam dirinya tersembunyi sisi jahat yang hanya diketahui sedikit orang saja dan yang memiliki kekuatan batin besar.Kebalikannya dengan Jeni yang memberikan kesan pertama bahwa dia adalah wanita cantik yang lincah dan semangat. Namun, sebenarnya dia memiliki perasaan yang sensitif dan rapuh.Meski Jeni baru pertama kali ke kantor, dia sudah bisa langsung akrab dengan Caca dan yang lainnya. Hubungan mereka sangat harmonis dan semua orang sangat menyukainya. Satu-satunya kekurangan dia adalah terlalu banyak berbicara. Dia terus menarik orang untuk berbincang sehingga Zola hanya bisa menariknya ke dalam ruangan.“Kamu diamlah, orang-orang masih harus kerja. Karena kamu, mereka semua harus lembur.”“Bukannya aku mau buat mereka benar-benar setia denganmu.”“
Read more

Bab 249

“Jeni,” ujar Zola sambil mengernyitkan keningnya.“Iya, aku nggak bicara lagi,” ujar Jeni.Zola menatap Mahendra dan berkata, “Jeni nggak bermaksud apa-apa.”“Aku mengerti maksud Jeni, aku yang terlalu melebihi batas. Aku hanya berpikir, kalau kita adalah mitra kerja, maka semua urusan perusahaan harus ditanggung bersama juga. Bahkan jika posisinya dibalik, aku yakin kamu juga nggak akan membiarkan aku yang menanggung semuanya sendiri,” jawab Mahendra.Setelah Mahendra mengatakannya, Zola juga ikut mengangguk setuju. Lelaki itu juga tidak tinggal lebih lama. Dia meninggalkan ruangan itu dengan raut keruh.Zola dan Jeni saling berpandangan sejenak. Ada banyak emosi di kedua mata mereka. Jeni berkata dengan perlahan, “Aku mengatakan sesuatu yang salah?”“Baguslah kalau kau tahu,” sahut Zola sambil meliriknya. Kemudian dia kembali ke meja kerjanya. Tentu saja dia tidak benar-benar marah pada Jeni. Ada baiknya juga, setidaknya Mahendra bisa mengerti hubungan mereka hanya sebatas teman dan
Read more

Bab 250

Suara dingin lelaki itu dipenuhi amarah dan emosi. Zola tidak berbicara lagi dan langsung membuka pintu mobil. Suasana di dalam mobil terasa sunyi dan dingin. Udara yang dipenuhi aroma maskulin serta sedikit tembakau justru memberikan kesan unik yang hanya dimiliki olehnya sendiri.Suasana tersebut berlalu beberapa detik dalam keheningan. Lelaki itu menatapnya dengan penuh arti dan berkata, “Zola, kalau aku nggak bicara seperti, apakah kamu berniat untuk terus menghindar dariku?”“Bagaimana mungkin? Urusan perceraian perlu kedua belah pihak untuk hadir. Jadi mana mungkin aku nggak mungkin bertemu denganmu?”“Cih! Sekarang kamu selalu bahas perceraian setiap kali berbicara, ya?” Kening lelaki itu berkerut dan nadanya menjadi lebih berat tanpa dia sadari.“Boris, aku hanya menjawab sesuai dengan pertanyaanmu,” jawab Zola.“Kamu yakin mau berbicara denganku dengan sikap seperti ini terus?”“Aku nggak tahu harus bersikap seperti apa. Boris, kalau kamu tahu, bagaimana kalau kamu mengajariku
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
56
DMCA.com Protection Status