Semua Bab Jeratan Mantan Suami: Bab 261 - Bab 270

554 Bab

Bab 261

Jesse tidak bergerak dan hanya mengangguk kecil. Detik selanjutnya, pintu mobil di samping mereka terbuka. Boris tampak turun dari mobil tersebut. Dia menatap Zola dengan sorot tajam dan intens. Suaranya tetap tenang meski baru saja terjadi sesuatu di antara mereka. “Masuk, aku antar kalian pulang. Mobilmu biar Jesse yang bawa saja.” Zola mengerutkan kening dan berkata, “Nggak perlu repot. Aku bisa menyetir sendiri.” “Zola, kamu merasa dengan menolak permintaanku, aku akan membiarkanmu menyetir sendiri untuk pergi dari sini?” “Boris!” seru Zola dengan penuh emosi. Dia menatap lelaki itu dengan dingin dan berkata dengan penuh emosi, “Harus aku katakan berapa kali agar kamu mengerti? Kamu merasa aku benaran takut merepotkan? Aku hanya nggak mau kamu yang mengantarku! Sekarang apakah kamu sudah mengerti maksudku?” Boris terkekeh dan tampak tidak peduli. Lelaki itu justru memasang senyum nakal dan berkata, “Ternyata kau bukan robot yang dingin dan nggak berperasaan.” Perasaan lelaki
Baca selengkapnya

Bab 262

Kening perempuan itu berkerut. Boris melirik Jeni yang ada di samping mobil dan berkata dengan suara datar, “Nggak bicara berarti kamu berharap aku melanjutkan apa yang aku lakukan di lift rumah sakit tadi?” Wajah Zola seketika memerah. Alisnya menyatu dan dia menatap Boris dengan kemarahan yang begitu jelas. “Kamu benar-benar nggak tahu malu!”  “Jadi, apakah kamu akan menyiapkan hadiah untukku?” tanya Boris dengan suara rendah dan serak. “Kamu mengancamku dengan cara seperti ini untuk mendapatkan hadiah? Apakah itu akan membuatmu merasa bangga?” Zola benar-benar tidak habis pikir. Apakah demi sebuah hadiah, lelaki itu rela kehilangan harga dirinya? “Zola, kamu hanya perlu bilang sama aku apakah kamu menyiapkannya atau nggak? Apakah kamu akan peduli dengan aku yang merasa bangga atau nggak?” tanya Boris sambil tersenyum tipis. Matanya terlihat penuh arti dan seluruh tubuhnya seperti semakin mendekat ke arah Zola. Zola sedikit tersentak dan tatapannya menjadi penuh siaga. Napasnya
Baca selengkapnya

Bab 263

“Jeni!” Santo luar biasa marah. Nada suaranya terdengar tidak senang dan berkata, “Aku kasih kamu waktu dua hari, kalau nggak, aku yang jemput kamu sendiri!” “Terserahmu! Asalkan kamu nggak takut Chika tahu, kamu datang saja.” “Kamu merasa aku bakalan takut dengan Chika? Kamu mengancamku dengan dia maka aku nggak akan berani ke sana?” “Kamu nggak takut sama Chika, tapi kamu takut sama keluarga Senato.” Begitu Jeni menyelesaikan ucapannya, Santo tidak membalas lagi dan langsung mematikan sambungan telepon. Meski begitu, dia bisa merasakan dengan jelas emosi lelaki itu. Dia duduk di sofa dengan ekspresi muram dan datar. Namun, Jeni tidak menyesal mengatakan kalimat itu. Bagaimana pun, jika sesuatu yang tidak ada hasil maka lebih baik tidak perlu bermimpi untuk diharapkan. ***Dua hari kemudian, tepatnya tanggal 17 Oktober, hari ulang tahun Boris tiba seperti apa yang sudah dijadwalkan. Zola pagi-pagi sekali sudah dibangunkan oleh suara deringan ponsel. Suara Tedy terdengar dari sebe
Baca selengkapnya

Bab 264

Ucapan Zola membuat suasana menjadi tegang. Namun, semua orang hanya diam dan menatap Boris sambil berkata, “Boris, masih terlalu pagi. Bagaimana kalau kita main kartu?” Boris tidak menolak dan melangkahkan kaki bersiap untuk bergabung. Namun, pada saat itu Tyara mulai terisak. Dia menunduk dan berkata dengan pelan, “Boris, maafkan aku. Hari ini adalah ulang tahunmu dan seharusnya menjadi hari yang menyenangkan. Tapi ucapan Zola membuatku sedih. Aku nggak bermaksud begitu dan hanya ingin menyapanya. Aku nggak menyangka akan membuat Zola marah.” Beberapa lelaki di sana saling berpandangan sejenak tanpa ekspresi apa pun. Kedua perempuan itu juga saling berpandangan. Boris hanya mengerutkan kening dengan raut dingin, sedangkan Zola hanya diam saja. Tyara menarik napas dalam-dalam dan berkata, “Zola, kamu nggak senang karena Boris datang bersamaku? Kalau iya, aku minta maaf. Tapi hari ini ulang tahun Boris, aku harap kamu nggak marah sama dia. Kalau kamu masih marah, aku bisa langsung
Baca selengkapnya

Bab 265

Jeni dengan penasaran bertanya, “Berarti malam ini bukannya kamu sama Boris?” Zola membaca sekilas dan kemudian mematikan ponselnya. Dia bangkit berdiri untuk pergi ke kamar mandi. Suasana di ruang tamu cukup bagus sehingga setelah selesai dari kamar mandi, Zola tidak berencana untuk mengusik mereka.Dia berjalan keluar dan duduk di ayunan yang ada di taman. Dia memejamkan mata sambil menikmati angin sepoi-sepoi dan merasa sedikit mengantuk. Ketika dia tengah menikmati momen tersebut, Tyara mendekat secara perlahan dan menatap perempuan itu dengan lekat. Detik selanjutnya, Zola membuka matanya hingga kedua pasang bola mata itu saling berpandangan. Dia mengerutkan keningnya dan langsung turun dari ayunan untuk masuk ke rumah. Tyara segera menutupi jalannya dan berkata dengan dingin, “Zola, kenapa kamu masih punya malu untuk datang merayakan ulang tahun Boris? Memangnya kamu nggak mendengar ucapan di rumah sakit? Boris diam artinya mengakui kalau pernikahan ini hanya agar kamu melahir
Baca selengkapnya

Bab 266

“Aku nggak ada teman sepertimu. Kamu terlalu suka berkhayal, seharusnya kamu jadi penulis skenario, bukan penyanyi,” sahut Zola dengan datar. Kemudian dia menatap orang-orang sambil berkata, “Daging panggangnya enak, tapi dua hari ini temanku datang jadi aku makan banyak makanan pedas dan tenggorokanku sakit. Ini masalahku sendiri jadi kalian jangan merasa terganggu.” “Kejujuran Zola membuat Tedy mengerti dan berkata, “Nggak apa-apa. Kalau begitu, kamu makan yang lainnya. Makanan panggang memang bisa buat panas dalam.” Sandy juga ikut menimpali, “Ini hanya masalah kecil, jangan terlalu dipikirkan. Ayo kita bersulang untuk yang ulang tahun hari ini. Tyara yang tidak berhasil tampak tidak rela. Tatapannya pada Zola menjadi semakin dingin. Namun, dia tetap mengangkat gelasnya mengikuti ucapan Sandy. Setelah selesai makan, acara api unggun dimulai. Semua orang duduk melingkar dan berbincang sambil minum santai. Saat suasana sudah mulai meriah, mereka bahkan menari bersama. Semua orang
Baca selengkapnya

Bab 267

Zola juga kenal dengan Audy, adiknya lelaki itu. Dengan cepat dia berkata, “Oke, kalau begitu kamu pulang dan temani dia. Sudah lama nggak ketemu juga. Dia sudah mau wisuda, ‘kan?” “Iya, tahun depan sudah lulus. Aku berangkat besok pagi, urusan kantor aku serahkan padamu. Ada apa-apa, kamu telepon aku saja. aku paling lambat akan kembali dalam dua hari.” “Nggak apa-apa, kamu temani dia saja,” jawab Zola. Keduanya berbincang sedikit hal terkait perusahaan dan telepon terputus setelah lima menit kemudian. Zola memandangi bulan di luar sana dan berdecak kagum dengan pemandangan di tempat ini. Setelah itu, dia menyimpan ponselnya dan kembali ke ruang tamu. Tedy dan yang lainnya masih bermain kartu. Sedangkan dua orang perempuan tadi hanya menemani mereka. Tidak terlihat Boris dan Tyara. Keningnya berkerut dengan emosi yang mulai membuncah di dadanya. Zola mengeluarkan sebuah kotak kado dari dalam tasnya. Itu adalah kado ulang tahun yang dia siapkan untuk Boris. Zola tersenyum masam me
Baca selengkapnya

Bab 268

Tyara membuka mulutnya dan hendak berbicara, tetapi langsung dipotong oleh Boris yang berkata, “Tyara hanya kasih aku hadiah.” Tindakan lelaki itu membuat Tyara terkejut. Dia menatap lelaki itu tidak percaya. Apakah Boris tengah memberikan penjelasan pada Zola? Zola hanya meliriknya datar tanpa berkata apa pun. setelah itu dia berjalan mendekat dan memberikan hadiah di tangannya pada Boris sambil berkata, “Selamat ulang tahun.” Zola tidak menjawab kalimat Boris. Wajahnya yang putih juga tidak terlihat marah. Boris menatapnya lekat dan menerima hadiah tersebut. Kemudian dia langsung membukanya. Di dalamnya terdapat sebuah jam tangan hitam. Meski bukan barang mewah dan bermerek, tetapi dari tampilannya bisa terlihat bahwa jam ini dibuat dengan sangat rapi. Dari posisi Tyara, dia bisa dengan jelas melihat tanda “OH” yang terukir di permukaan jam tangan tersebut. “Ini jam rancangan OH?” OH adalah perancang jam tangan. Ada banyak sekali merk terkenal yang ingin bekerja sama dengannya.
Baca selengkapnya

Bab 269

Zola tidak berkata apa pun dan hanya menatap Boris dengan dingin. Setelah itu dia mendengar suara rendah lelaki itu yang berkata, “Tyara, kamu masuk dulu.” Tyara tersentak, tetapi dia tetap mengangguk dan menjawab, “Baik, kamu bicara dulu dengan Zola.” Boris diam dan tidak menjawab. Ketika dia melangkahkan satu kakinya, mendadak dia terpeleset dan langsung terjatuh dalam pelukan Boris. Secara otomatis, lelaki itu mengulurkan tangan dan menangkapnya. Posisi mereka menjadi sangat dekat. Zola memicingkan matanya dan amarahnya membuncah dalam hatinya. Detik itu juga, dia tidak ingin menahannya lagi. Zola menarik napas dengan perlahan dan menatap Tyara yang menjauh dari pelukan Boris seolah-olah dia tidak sengaja. Dengan wajah malu-malu dia meminta maaf, “Boris, maaf, ini karena aku nggak hati-hati.” Ekspresi Boris semakin menggelap. Tidak tahu apa yang lelaki itu pikirkan. Ketika matanya bertemu lagi dengan Zola, perempuan itu berkata, “Boris, sebaiknya kita cerai saja.” Boris menata
Baca selengkapnya

Bab 270

Boris langsung tersadar, keningnya berkerut dan dengan suara nada tidak menerima penolakan, dia berkata, “Zola, kamu nggak seharusnya memukul orang. Minta maaf sama Tyara!” Permintaan itu membuat Zola menyemburkan tawanya. “Kenapa aku harus minta maaf sama dia? Memukul dia karena dia terlalu banyak ikut campur, jadi aku nggak melakukan kesalahan.” “Zola, minta maaf!” “Nggak.” “Zola!” sentak Boris sambil menatapnya lekat. “Kalau aku minta maaf, kamu mau cerai?”Boris diam dna hanya menatap perempuan itu dengan dingin dan dalam. Dengan dingin, lelaki itu bertanya, “Zola, apakah bahkan di hari seperti ini, kamu nggak bisa melupakan kata itu?” Zola tertegun ketika teringat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Orang yang ada di dalam rumah segera keluar ketika mendengar keributan. Mereka mencoba memisahkan mereka, tetapi lelaki itu tidak bergerak dan terus menatapnya. Sesaat kemudian, dia berkata, “Zola, kamu benar-benar kejam.” Boris dibawa oleh Tedy dan yang lainnya ke ruma
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2526272829
...
56
DMCA.com Protection Status