Semua Bab Jeratan Mantan Suami: Bab 271 - Bab 280

554 Bab

Bab 271

Caca mengatakan yang sebenarnya. Pihak Stonerise ingin terus mencari masalah. Mereka bahkan sampai menelepon bos mereka, Juan, dan menyampaikan perkataan Zola kepada Juan. Juan tidak memberikan komentar apa pun setelah mendengar itu. Dia hanya menyuruh mereka kembali ke perusahaan dulu.Untuk saat ini, Juan tidak berani terlalu menyudutkan Zola. Karena Zola adalah istri Boris. Sampai sekarang Juan masih belum begitu mengerti apa yang dilakukan pasangan suami istri itu. Sebelum memahami semuanya dengan jelas, Juan tidak berani bertindak gegabah. Kalau sampai dia menyinggung orang yang tidak boleh disinggung, dia tidak berani membayangkan konsekuensinya.Setelah Zola dan Caca selesai bicara di telepon, Zola baru masuk ke apartemen. Sesaat kemudian, Caca mengirimkan pesan, mengabarkan kalau orang-orang dari Stonerise sudah pergi. Namun, masalah ini belum terselesaikan sepenuhnya.Saat Zola kembali ke apartemennya, Jeni masih tidur. Zola mengeluarkan ponselnya dan berjalan ke balkon. Kemud
Baca selengkapnya

Bab 272

“Bu Zola? Ini saya, Jesse.” Jesse sedikit terkejut. Dia tidak menyangka Zola akan menelepon kantor sekretaris.Zola juga sedikit kaget, tapi rasa kaget itu segera menghilang. Dia pun menyampaikan tujuannya menelepon. “Iya, ini aku. Pihak Stonerise ingin tanya pada Pak Boris soal proyek. Pak Boris lagi sempat untuk bicara, nggak?”Nada bicara Zola yang profesional, Jesse pun segera memahami maksudnya dan berkata, “Bu Zola, saya nggak bisa memberikan jawaban soal proyek untuk saat ini. Karena Pak Boris sedang melakukan perjalanan bisnis.”“Perjalanan bisnis? Kapan?” tanya Zola terkejut.“Kemarin pagi naik mobil langsung dari resor ke Kota Tambau. Sesuai jadwal perusahaan, Pak Boris dua hari lagi baru bisa kembali ke Kota Binru. Jadi ....”“Oke, aku mengerti.” Zola menyipitkan matanya lalu langsung memotong perkataan Jesse.Setelah mengakhiri panggilan, Zola melihat penanggung jawab proyek Stonerise. Dia pun berkata dengan ekspresi acuh tak acuh, “Kamu dengar sendiri, kan. Bukannya aku ng
Baca selengkapnya

Bab 273

Zola sudah menghubungi Lucia ketika dia sedang dalam perjalanan ke rumah sakit. Sesampainya di sana, dia menjelaskan situasinya, lalu dokter melakukan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan seharusnya setengah jam lagi baru keluar, tapi karena ada Lucia, dokter segera memberitahu hasil begitu pemeriksaannya selesai.Semuanya baik-baik saja. Anak di dalam kandungan Zola sangat kuat, hanya ada sedikit trauma karena benturan. Zola hanya perlu berhati-hati selama beberapa hari ke depan. Kalau setelah tiga hari tidak ada masalah, maka semuanya akan baik-baik saja.Setelah mendengar hasil pemeriksaan, Zola baru bisa menghela napas lega. Namun, kejadian ini sangat mengganggu pikirannya. Sebenarnya siapa orang yang mengikutinya?Lucia juga sangat khawatir. “Kenapa kamu bawa mobil nggak hati-hati?”Lucia tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala. “Mungkin aku kangen kamu, jadi ingin datang ke sini cari kamu.”“Lain kali jangan seperti ini lagi. Kalau kangen aku tinggal ajak aku makan, kamu yang trakt
Baca selengkapnya

Bab 274

Setelah Rosita selesai bicara, tanpa menunggu Zola memberikan penjelasan, suara Hartono terdengar di telepon. “Zola, kamu tunggu di depan rumah sakit. Aku sudah suruh sopir untuk jemput kamu. Pulang ke sini dan temani aku ngobrol, oke?”Zola tercengang sejenak, tapi dia tetap mengiyakan permintaan sang kakek. Zola tidak menyangka kabar dia ke rumah sakit akan tersebar ke rumah keluarga Morrison, bahkan sampai kakek dan orang tua Boris tahu.Setibanya Zola di rumah itu, dia masuk ke dalam rumah. Rosita yang melihatnya masuk segera menghampirinya. “Ada yang terluka, nggak? Kamu ini benar-benar, ya. Kenapa nggak beritahu orang rumah kalau kamu tabrakan?”Kata-kata Rosita penuh kekhawatiran dan perhatian. Zola hanya tersenyum tipis dan berkata untuk menenangkan ibu mertuanya. “Aku nggak apa-apa, hanya tabrakan ringan.”Hartono terus menatap Zola dengan lekat. “Zola, temani aku jalan-jalan di halaman luar sebentar, ya?”“Oke.” Zola langsung meletakkan tasnya dan segera pergi membantu Harton
Baca selengkapnya

Bab 275

“Nggak apa-apa kamu bicarakan rencanamu itu di depanku. Jangan pernah kamu ungkit di depan Zola. Kalau nggak, Zola mungkin bahkan nggak akan mau ke sini lagi.”Rosita spontan membelalakkan matanya karena terkejut. Dimas pun menimpali, “Biarkan mereka urus masalah mereka sendiri. Sebagai orang tua, kita nggak bisa atur-atur mereka selamanya.”Hartono mengerutkan keningnya sedikit. Sorot matanya yang keruh menjadi serius. Setelah diam cukup lama, dia baru berkata, “Seandainya mereka benar-benar bercerai, bocah tengik itu nggak boleh injakkan kaki di rumah ini lagi.”Kata-kata Hartono membuat Dimas dan Rosita sangat terkejut. Karena mereka tahu jelas betapa Hartono menyayangi Boris. Hartono pasti memiliki alasannya sendiri sehingga bisa membuat keputusan seperti itu.Setelah kembali ke kamar, Rosita masih merasa gelisah. Dia terus berpikir, hingga akhirnya dia memutuskan untuk menelepon Boris yang sedang dalam perjalanan bisnis di Kota Tambau.Di sisi lain, Boris baru saja kembali ke hote
Baca selengkapnya

Bab 276

Zola diam seribu bahasa. Seketika dia jadi tidak tahu harus menjawab apa. Dua atau tiga detik kemudian, dia mendengar pertanyaan Boris yang akhirnya memecahkan keheningan yang terasa mencekam ini.“Apakah kamu yang diam-diam bilang ke Kakek, Papa dan Mama kalau kamu ingin cerai denganku juga bukan masalah besar?” tanya Boris.Zola mengerutkan kening tanda tak mengerti. “Aku nggak mengerti maksud kamu.”“Kamu nggak mengerti atau memang nggak mau mengerti?” Bibir tipis Boris sedikit melengkung, membentuk seulas senyum sinis. Matanya yang dingin menyipit. “Zola, kamu benar-benar sudah nggak sabar mau cerai?”Zola tidak menjawab. Dia hanya mengerutkan bibir dan memilih tetap diam. Boris pun bertanya lagi, “Jawab aku, Zola. Apakah kamu sudah nggak sabar mau cerai denganku?”Zola tidak tahu mengapa Boris tiba-tiba menelepon dan menanyakan pertanyaan seperti itu padanya. Apakah karena kakek atau orang tuanya telah mengatakan sesuatu padanya?Zola berpikir sebentar. Pada akhirnya, dia merasa k
Baca selengkapnya

Bab 277

“Pak Boris minta saya antarkan surat pernyataan cerai ke Bu Zola untuk ditandatangani.” Jesse tidak ragu-ragu lagi. Dia pun langsung menjelaskan kepada Zola.Zola sedikit tercengang. Bulu matanya bergetar. Kemudian, dia bertanya, “Dia sudah tandatangan?”“Masih belum. Tadi malam Pak Boris baru suruh saya siapkan. Jadi ....”“Ya sudha, kamu bawa ke sini saja. Aku lagi di perusahaan.” Zola langsung memotong perkataan Jesse.Zola mengira surat pernyataan cerai itu adalah salinan yang dia kirim ke Morrison Group sebelumnya. Kalau itu salinannya, Zola sudah tandatangan. Jadi hanya perlu ditandatangani oleh Boris. Akan tetapi, karena Boris sudah buat yang baru, Zola tinggal menandatanganinya lagi.Selesai bicara dengan Jesse di telepon, Zola duduk diam di kursinya. Tanpa sadar dia meletakkan tangannya di perutnya, lalu berkata dengan suara pelan, “Sayang, Mama dan Papa benar-benar akan berpisah. Mulai sekarang, Mama hanya punya kamu.”Setelah mendapat balasan Zola, Jesse segera menghubungi B
Baca selengkapnya

Bab 278

Namun, Zola tidak langsung menanggapi perkataan Jesse. Dia hanya berkata, “Pak Jesse, mulai sekarang nggak perlu bersikap padaku seperti ini lagi. Toh, aku sudah tandatangani surat pernyataan cerai. Aku bukan istri atasanmu lagi.”Jawaban Zola secara tidak langsung telah menjawab pertanyaan Jesse sebelumnya. Jesse menganggukkan kepala. Setelah itu, dia baru mengambil surat pernyataan cerai yang sudah ditandatangani oleh Zola dan meninggalkan ruangan itu.Agar dirinya tidak berpikiran macam-macam, Zola mengambil kertas sketsa dan mulai menggambar. Dulu, tidak peduli ada masalah apa, satu-satunya hal yang bisa menenangkannya adalah menggambar. Namun sekarang, menggambar pun tidak ada gunanya lagi. Tidak ada cara untuk menenangkan pikirannya.Zola mengerutkan bibirnya, sulit untuk mengendalikan perasaannya saat ini. Namun, suasana hati Zola tidak bertahan lama. Karena Boris tidak memberinya kesempatan untuk bersantai.Kurang dari setengah jam setelah Zola menandatangani surat pernyataan c
Baca selengkapnya

Bab 279

Begitu naik pitam, napas Hartono terengah-engah. Dia bahkan terbatuk-batuk hingga wajahnya memerah.Begitu Zola melihatnya, Zola segera mendekat dan menepuk punggung Hartono dengan lembut sambil memenangkannya. “Kakek, jangan marah. Kesehatan Kakek lebih penting.”Hartono meraih tangan Zola dan menepuknya dengan lembut. “Zola, Kakek minta maaf padamu, sudah buat kamu menderita.”“Kenapa Kakek yang minta maaf? Ini nggak ada hubungannya sama Kakek ....”Bagaimanapun juga, Zola yang mau cerai. Meskipun awalnya Boris yang mengusulkannya lebih dulu, pada akhirnya Zola yang bersikeras untuk cerai. Oleh karena itu, baik dia maupun Boris tidak bisa disalahkan atas kejadian ini. Hanya saja, Zola tidak menyangka Boris akan sekejam ini.Zola melihat Hartono yang marah sampai masuk rumah sakit. Makanya dia tidak ingin bicara soal itu lagi dengan Hartono. Kalau tidak, Hartono akan semakin marah.Namun, Hartono justru berjanji, “Zola, jangan khawatir. Aku pasti akan berikan penjelasan pada keluargam
Baca selengkapnya

Bab 280

Boris menatap Zola dengan dingin. Suaranya juga tidak memiliki kehangatan sama sekali. “Kamu merasa aku sedang bertindak kejam?”“Memangnya bukan begitu?”“Zola, kamu merasa aku rela bayar harga begitu mahal hanya demi kamu?” tukas Boris sambil terkekeh dengan suara rendah yang justru terdengar sangat menyindir.Zola menatap Boris dalam diam. Boris juga membalas tatapan Zola. Kemudian, Boris berkata dengan nada yang lebih dingin, “Aku hanya merasa kalau kita benar-benar cerai, maka harus putuskan semua hubungan. Bagaimanapun juga, setelah cerai, aku nggak ingin lihat kamu atau apa pun yang berhubungan dengan kamu. Apa yang aku lakukan sekarang hanyalah untuk singkirkan segala sesuatu yang berhubungan denganmu. Jadi aku bertindak kejam?”Boris masih menatap Zola dengan tatapan dingin. Samar-samar ada sarkasme di sorot matanya. Tatapan itu seperti sedang memberitahu Zola kalau Zola tidak penting baginya sampai bisa membuat Boris bisa melakukan apa pun.Zola mengatupkan bibirnya erat-erat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2627282930
...
56
DMCA.com Protection Status