Home / Pernikahan / Jeratan Mantan Suami / Chapter 281 - Chapter 290

All Chapters of Jeratan Mantan Suami: Chapter 281 - Chapter 290

554 Chapters

Bab 281

Dimas hanya berkata, “Aku dikecam, jadi nggak bisa bantu kamu.”Boris hanya tersenyum tak berdaya. Pada akhirnya, dia tidak berkata apa-apa lagi. Dia hanya mendengar dengan tenang ibunya memarahinya. Namun, setiap ucapan ibunya tidak pernah lepas dari nama Zola. Sosok Zola juga otomatis muncul di hadapannya. Sebenarnya apa pesona yang dimiliki perempuan itu? Bisa-bisanya dia mengambil hati semua orang, membuat mereka memihak padanya?Zola menyipitkan matanya yang memancarkan aura dingin. Namun, ada sesuatu yang lain di matanya yang tidak bisa hilang.***Zola langsung ke perusahaan setelah meninggalkan rumah sakit. Boris tidak mau melepaskannya, juga telah menyatakan dengan jelas kalau dia akan melibatkan semua orang yang ada hubungannya dengan Zola.Meskipun hubungan Zola dan keluarga Leonarto kurang baik, bagaimanapun juga Zola tidak ingin urusannya melibatkan orang yang tidak bersalah. Namun, saat ini dia juga tidak berdaya. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi.Setibanya di perusaha
Read more

Bab 282

Namun, Zola sungguh tidak pernah tahu kalau Hartono berjanji akan memberinya saham Morrison Group. Kalau soal dipenuhi atau tidak, Zola sama sekali tidak peduli. Karena dibandingkan dengan keuntungan dan uang itu, dia lebih menyukai ketulusan mereka terhadapnya.Kalau sehari dua hari, semua orang bisa berpura-pura bersikap baik. Namun, kalau sudah setahun penuh, itu tidak mungkin hanya sekadar sandiwara. Oleh karena itu, keluarga Morrison benar-benar tulus memperlakukan Zola dengan baik.Zola hanya tertawa pelan dan berkata, “Papa ngomong ini sama aku karena berharap aku akan putuskan semua hubungan dengan keluarga Morrison setelah ambil sepotong kue dari keluarga Morrison?”Zola mengerutkan kening dan memasang raut wajah serius. Jerico menatapnya sebentar dan berkata, “Zola, bukannya Papa jahat sama kamu. Papa juga nggak punya pilihan lain. Selain itu, sampai sekarang kamu belum tahu kalau nenekmu bukan ibu kandung mamamu, kan? Aku dan mamamu sama-sama merasa karena kamu dibesarkan ne
Read more

Bab 283

Selama ini, Zola mengira neneknya bersedia merawatnya karena dia ibunya Lydia. Bagaimanapun juga, itu sama saja dengan membantu meringankan beban putrinya. Namun, sekarang Zola baru tahu ternyata bukan seperti itu.Dia mengerutkan bibirnya dan tersenyum getir. Sulit untuk tidak bertanya pada dirinya sendiri. “Kenapa seseorang yang nggak punya hubungan darah denganku justru bisa begitu menyayangi aku? Sedangkan orang tua kandungku justru nggak bisa sebaik itu padaku.”Zola menyipitkan matanya. Ekspresinya menjadi lebih dingin. Karena neneknya sangat sayang padanya, Zola harus membalas budinya berkali-kali lipat. Sore itu juga Zola menghubungi orang yang merawat neneknya dan menyuruh orang itu mengantar neneknya ke Kota Binru. Karena apartemennya terlalu kecil, juga takut neneknya akan merasa terlalu berisik, Zola menyewa unit lain di lantai yang sama. Tepat di depan unitnya yang sekarang. Dengan begitu, jadi lebih mudah untuk merawat neneknya.Dari mulut neneknya, Zola akhirnya tahu hub
Read more

Bab 284

Setelah menatap Jeni cukup lama, Zola baru berkata, “Tedy?”Jeni tampak kaget. Dia tidak berkata apa-apa lagi, tapi dari sikapnya dia sudah mengakui tebakan Zola benar.“Benar-benar dia?” tanya Zola dengan kaget.“Iya, dia. Tapi aku bohong padamu. Bukan aku yang campakkan dia. Dia akan bertunangan, jadi aku memilih pergi karena aku nggak mau jadi orang ketiga.”Zola hanya pernah mendengar sedikit tentang Tedy, tapi Zola tidak paham secara menyeluruh. Reaksi Jeni saat ini membuat Zola spontan bertanya, “Jadi dia tahu kamu datang ke sini?”“Iya, aku nggak tahu dia dapat dari mana nomorku. Dia bahkan tahu aku tinggal bersamamu. Jadi aku harus kembali ke Kota Jantera. Zola, aku sudah pesan tiket pesawat.”“Kapan?”“Dua jam lagi.”Zola terdiam sejenak setelah mendengar jawaban Jeni. Kemudian, dia berkata dengan tenang, “Kalau begitu ayo pergi. Aku antar kamu ke bandara. Nggak perlu kemas barang-barangmu. Nanti biar aku yang kemas dan kirim ke kamu.”Jeni mengangguk pelan. Keduanya langsung
Read more

Bab 285

“Kalau itu mudah bagiku, jadi aku harus setuju? Begitu? Sekarang kamu mau suruh-suruh aku?”“Aku nggak suruh-suruh kamu. Aku hanya minta kamu bantu aku.”“Kenapa aku harus bantu kamu?”Boris menyipitkan mata, wajah tampannya tampak dingin dan cuek. Zola tertegun dan terdiam. Benar, kenapa Boris harus membantunya? Pria itu bisa saja menolak.Pada detik berikutnya, Boris bertanya lagi, “Kita hanyalah pasangan suami istri yang akan segera bercerai. Malam-malam begini kamu masih datang ke sini cari aku. Zola, kalau kamu begini, sulit bagiku untuk nggak salah paham kalau kamu sengaja datang jam segini untuk tidur denganku. Atau kamu nggak tahu kalau pria dan perempuan bersamaan jam segini paling gampang terjadi sesuatu?”Boris berkata sambil mencondongkan tubuhnya sedikit ke arah Zola. Aroma khas pria itu sangat kuat. Zola spontan menghindar ke kiri. Bibir Boris seperti akan mendarat di wajah Zola, tapi pria itu tiba-tiba berhenti.Jarak keduanya begitu dekat, hampir hanya berjarak selembar
Read more

Bab 286

Zola mengerutkan bibir dan bertanya, “Apakah kamu akan setuju bantu aku kalau kita nggak bercerai?”Boris tertawa. Dia tertawa bukan karena apa yang Zola katakan persis dengan yang dia pikirkan. Lebih seperti sedang menertawakan Zola yang tidak tahu diri. Ada senyuman tipis di wajah tampannya, tapi tidak ada emosi apa pun di sorot matanya. Hanya ada aura dingin.“Zola, siapa aku bagimu?”Mata Zola kosong. Dia tidak bermaksud apa-apa, hanya syarat itu otomatis terbesit di dalam otaknya. Dia pun mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya dengan begitu saja.Zola diam seribu bahasa, sikap diamnya justru terlihat sebagai pengakuan di mata Boris. Pria itu pun bertanya dengan dingin, “Zola, kamu sungguh mengira aku nggak mau cerai? Demi Jeni, kamu bisa mengambil tindakan seperti membatalkan perceraian. Kamu benar-benar hebat.”Zola menatap wajah Boris yang sedingin es, lalu berkata dengan ringan, “Maaf, aku salah paham. Aku hanya ingin kamu lihat ketulusan aku dan harap kamu bisa mengerti be
Read more

Bab 287

“Hmm.” Boris hanya bergumam pelan, lalu tidak berkata apa-apa lagi.Pak Didin pun keluar dari ruangan dan menutup pintu. Setelah Pak Didin pergi, Boris bersandar di kursinya. Dia tidak fokus membaca dokumen di tangannya lagi. Dia mengambil ponselnya dan menelepon seseorang. Orang yang diteleponnya segera mengangkat telepon. Boris pun bertanya dengan santai, “Lagi apa?”“Ada apa?” tanya orang itu.“Jeni perempuan yang kamu campakkan itu?” Boris langsung ke topik pembicaraan. Dia menyipitkan mata, membuat raut wajahnya terlihat dingin.Tedy terdiam sejenak, lalu bertanya, “Kamu sudah tahu?”“Di mana dia? Di tempatmu?”“Hmm.”“Sebaiknya kamu nggak melakukan apa pun padanya,” kata Boris.“Zola cari kamu?”“Nggak ada hubungannya dengan Zola. Aku hanya kasih saran ke kamu. Kalau Jeni kehilangan kontak terlalu lama, kamu kira keluarganya akan diam saja?”Boris memberikan peringatan kepada Tedy. Seandainya Boris tahu tentang hubungan Jeni dan Tedy, apakah dia akan memberitahu Tedy lebih awal?”
Read more

Bab 288

Boris menatap Zola dengan lekat. Tanpa menunggu Boris bicara, Tyara langsung berkata, “Boris, masalah yang ingin aku bicarakan ada hubungannya dengan kejadian setahun yang lalu.”Boris spontan mengerutkan keningnya. Matanya yang seperti lubang tak berdasar itu menjadi kian gelap.“Kamu makan dulu.”Tentu saja, kalimat itu ditujukan kepada Zola. Kemudian, Boris berjalan ke ruang tamu. Tyara pun menatap Zola dengan tatapan provokatif. Ekspresinya itu seolah berkata, “Zola, kamu lihat sendiri, kan? Tetap saja aku yang menang. Kamu hanya akan selalu kalah.”Usai berkata, Tyara segera mengikuti Boris ke ruang tamu. Sedangkan Zola hanya berdiri diam di tempat. Dia melihat dua orang yang telah pergi ke ruang tamu. Zola sama sekali tidak penasaran dengan apa yang mereka bicarakan. Hanya saja ada perasaan yang tak terlukiskan di dalam hatinya. Seolah-olah ada suara yang memberitahunya. Lihat baik-baik, Zola. Kapan pun itu, Boris akan tetap memilih Tyara.Di ruang tamu, Boris berdiri tegak di de
Read more

Bab 289

“Kalau begitu aku minta maaf. Aku nggak bisa penuhi permintaanmu itu.”“Kenapa?”“Nggak ada alasan. Aku hanya merasa itu nggak perlu.” Kata-kata yang terlontar dari mulut Boris begitu dingin, juga tidak ada kehangatan lagi pada sorot kedua matanya.Sikap dingin dan cuek Boris membuat Tyara seketika terdiam. Satu kalimat tidak ada alasan, dia hanya merasa itu tidak perlu, cukup untuk membuat Tyara kehilangan kendali.Dia mengatupkan bibirnya. Air matanya berlinang membasahi wajahnya. “Boris, apakah kamu terus menunggu aku mengambil inisiatif untuk beritahu kamu kalau aku nggak akan ganggu kamu lagi? Apakah selama aku katakan kita nggak ada hubungan apa pun lagi, kamu pasti akan setuju tanpa ragu-ragu?”Boris tidak mengucapkan sepatah kata pun, hanya melihat Tyara yang sedang mengalami pergolakan emosi.“Boris, kenapa kamu nggak bisa kabulkan permintaanku? Kalau kamu nggak mencintai Zola, kenapa kamu nggak bisa ceraikan dia dan menikah denganku? Jelas-jelas kita sudah saling kenal lebih
Read more

Bab 290

“Boris, kalau nggak ada kejadian setahun yang lalu, sejak awal kamu sudah ingin putuskan hubungan denganku sepenuhnya, bukan?”Boris tidak menjawab, juga tidak memberikan tanggapan apa pun. Dia hanya menatap Tyara dengan tatapan dingin.Tyara menganggukkan kepala dan hati yang terluka. “Aku mengerti. Aku sudah tahu jawabanmu.”Tyara mengangkat tangan untuk menutup mulutnya, lalu berlari keluar sambil menangis. Boris tidak menghentikannya, apalagi mengejarnya. Wajahnya terlihat dingin. Setelah beberapa saat, dia baru berhasil menahan emosinya.Boris kembali ke ruang makan. Zola sudah duduk di meja makan. Begitu melihat Boris datang, Zola menatapnya sebentar. Pada detik berikutnya, dia berkata dengan santai, “Ayo makan, makanannya hampir dingin.”Tanpa menunggu Boris bicara, Zola sudah menundukkan kepala dan mulai makan. Boris duduk di hadapannya. Tak satu pun dari mereka yang mau mulai bicara lebih dulu. Keduanya tetap diam dalam suasana yang sunyi senyap ini. Hanya sesekali terdengar s
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
56
DMCA.com Protection Status