Semua Bab Jeratan Mantan Suami: Bab 301 - Bab 310

554 Bab

Bab 301

Meskipun mulut berkata begitu, ekspresi wajah perempuan itu tampak sedih dan tidak rela untuk pergi.Boris menatap Zola dengan wajah tanpa ekspresi, lalu berkata kepada perempuan itu sambil tersenyum tipis, “Nggak apa-apa. Istriku nggak akan keberatan. Bukankah begitu, Zola?”Zola mengerutkan bibirnya. Kedua matanya menatap lurus manik hitam milik Boris. “Yang penting kamu senang,” kata Zola.“Kamu dengar, kan? Istriku sangat pengertian dan perhatian. Jadi kamu nggak perlu pergi. Kamu duduk saja. Tunggu aku selesai kerja, kita makan siang bareng, oke?”“Oke.” Perempuan itu langsung tersenyum lebar. Matanya melirik ke arah Zola, lalu dia berjalan ke arah sofa dan duduk di sana.Pada saat tatapan Boris kembali tertuju ke arah Zola, raut wajahnya seketika menjadi sedingin es. Bibir tipisnya terkatup rapat hingga membentuk sebuah garis lurus. “Bukannya kamu ingin bahas soal proyek? Ayo!”Perlakuan Boris yang berbeda membuat Zola mengerutkan bibirnya erat-erat. Raut wajahnya yang tenang han
Baca selengkapnya

Bab 302

“Kamu sudah boleh pergi.” Boris menatapnya dengan dingin. Suaranya juga menjadi begitu dingin, sama sekali tidak ada kehangatan. Seolah-olah Boris yang sekarang dan Boris beberapa saat yang lalu adalah dua orang yang berbeda. Nada bicaranya begitu tegas, tidak ingin dibantah.Perempuan itu hanya mengerutkan bibirnya, lalu berkata, “Kalau begitu, perihal yang Pak Boris janjikan ke saya ....”“Langsung cari Jesse. Dia akan aturkan untukmu.” Boris menarik kembali tatapannya, tidak melihat perempuan itu lagi. Kemudian, dia menutup matanya dan bersandar di kursi kulitnya. Sedangkan perempuan itu juga langsung meninggalkan ruang tanpa berlama-lama lagi.Perempuan itu adalah selebritas yang cukup terkenal di kalangan media sosial. Manajernya yang menyuruhnya datang ke Morrison Group pagi-pagi untuk bertemu dengan Boris. Kemudian, terjadilah adegan barusan. Perempuan itu tidak berani berangan terlalu tinggi. Dia hanya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk masuk ke dalam industri hiburan.Set
Baca selengkapnya

Bab 303

“Nggak bisa bicara di kantor saja? Lagi pula sekarang sudah jam makan siang. Aku ....”“Bu Zola, sebaiknya Bu Zola datang sebentar ke sini. Nanti sore Pak Boris ada urusan lain. Jadi nggak bisa luangkan waktu.”Zola langsung terdiam. Jesse yang berada di sisi lainnya melirik pria berwajah dingin di sampingnya, membuat Jesse berkeringat dingin.Setelah diam sejenak, Zola baru berkata, “Oke, aku mengerti.”Jesse baru menghela napas lega. Setelah mengakhiri telepon, dia menatap Boris dan berkata, “Pak Boris, Bu Zola bilang sekarang juga dia datang ke sini.”Boris diam seribu bahasa. Wajah tampannya tidak menunjukkan emosi apa pun. Di dalam ruang VIP, Boris sudah duduk di dalam ruangan ketika Zola datang. Di ruangan yang begitu besar hanya ada Boris dan seorang model bernama Elsa. Elsa juara dalam kompetisi model tahun ini. Jadi Zola mengenalinya.Zola berdiri di depan pintu, melihat perempuan yang duduk di samping Boris tersenyum dan berkata, “Bukannya Pak Boris bilang hanya akan makan be
Baca selengkapnya

Bab 304

Zola mengerutkan kening dan bertanya balik, “Kamu tanya aku dengan status apa?”“Huh, Zola, kamu ingin bilang kalau kamu istri Boris? Tapi sekarang kamu lihat sendiri apakah dia masih anggap kamu sebagai istrinya. Kalau aku jadi kamu, mending cepat-cepat pergi. Berikan posisimu ke orang lain karena kamu sudah nggak bisa urus suami kamu sendiri.”“Berikan posisi ke kamu?” Zola tertawa sinis. “Aku mau-mau saja, sih. Tapi tetap saja harus ada persetujuan Boris dulu, kamu baru bisa gantikan aku, kan?”“Kamu ... apa yang mau kamu sombongkan? Sekarang kamu juga harus bersabar lihat dia dekat dengan perempuan lain!”“Tyara, kamu nggak sakit hati ngomong seperti itu? Dia lebih memilih dekat dengan perempuan lain daripada bertemu denganmu. Kamu nggak tahu alasannya?”Beberapa kata singkat dari Zola membuat Tyara langsung bungkam. Zola tidak ingin membuang-buang waktu bicara dengan Tyara lebih lama. Usai berkata, dia langsung menutup telepon. Zola menyipitkan mata. Raut wajahnya tampak dingin. S
Baca selengkapnya

Bab 305

Zola keluar dari Restoran Yirna dan masuk ke mobilnya. Saat duduk di dalam mobil, dia merasa sangat tertekan. Dia sudah tidak tahu berapa kali pertemuannya dengan Boris berakhir dengan cara tidak menyenangkan. Sejujurnya, Zola merasa sangat lelah. Lelah fisik dan batin.Jika bisa, Zola sungguh lebih memilih Boris berkata langsung kepadanya, “Zola, aku nggak akan bantu kamu cari Jeni. Aku juga nggak akan bantu kamu bicara di depan Tedy. Kamu menyerah saja.”Dengan begitu, Zola tidak akan menaruh harapan lagi. Dia juga tidak perlu seperti sekarang, selalu merasa Boris akan setuju membantunya selama Zola bisa memuaskan pria itu.Zola menggelengkan kepalanya tak berdaya, dengan senyum getir di bibirnya. Kemudian, dia memacu mobilnya kembali ke perusahaan. Tidak disangka, Juan dari Stonerise dan Zola tiba hampir bersamaan.Juan tampak sangat tidak senang. Nada bicaranya juga begitu ketus. “Zola, aku ingin tahu kenapa kamu masih bisa melanjutkan kontrak sedangkan Stonerise ditendang keluar d
Baca selengkapnya

Bab 306

Begitu mendengar suara Boris, Zola menoleh ke arah datangnya suara. Wajah tampan pria itu tampak muram dan dingin. Sorot mata pria itu juga membuat hati Zola mencelos.Zola bertanya dengan suara pelan, “Ke mana? Ada apa?”Boris hanya berkata, “Kita pergi dulu, oke?”Di luar hujan masih turun dengan deras. Zola mengerutkan bibirnya dan tidak berkata apa-apa. Dia ikut Boris keluar dari rumah. Tetesan air hujan membuat pakaiannya basah. Setelah masuk ke mobil, baru saja Zola memasang sabuk pengaman, Boris sudah menginjak pedal gas. Mobil pun melaju dengan sangat cepat keluar dari halaman Bansan Mansion.Zola mengerutkan kening dan bertanya, “Boris, bisa pelan-pelan nggak? Bahaya ngebut saat hujan deras begini.”Boris tidak berkata apa-apa. Dia hanya memegang setir mobil dengan kedua tangannya. Namun, kecepatan mobil tidak berkurang. Hal ini membuat Zola spontan menjadi khawatir. Ada apa sebenarnya?Setengah jam kemudian, mobil berhenti di depan sebuah vila mewah. Sudah ada orang yang menu
Baca selengkapnya

Bab 307

Sekarang mereka harus menunggu balasan dari polisi. Jadi mereka bertiga duduk diam di ruang tamu. Tidak ada yang bersuara.Tedy ingin merokok. Jadi, dia berdiri dan berjalan ke teras. Boris ikut Tedy ke teras, lalu berkata dengan wajah muram, “Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa di saat seperti ini dia bisa kabur dari balkon kamar?”“Aku nggak tahu.” Tedy mengerutkan kening. Berbagai perasaan berkecamuk di dadanya, ekspresi wajahnya muram dan menakutkan.“Kamu nggak pukul dia, kan?” tanya Boris.“Nggak ....”“Sebaiknya kamu nggak pukul dia. Kalau nggak, Zola nggak akan ampuni kamu,” kata Boris sambil melihat ke arah perempuan yang duduk diam di ruang tamu. Ada rasa kesal dalam nada bicara Boris, “Gara-gara kamu, dia salahkan aku juga.”Tedy menghela napas panjang, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Namun, dia terlihat sangat frustrasi.Dua jam berlalu. Saat ini sudah hampir pukul sebelas. Karena Tedy bahkan tidak makan malam, pelayan di rumah menyiapkan camilan untuknya.“Pak Tedy bel
Baca selengkapnya

Bab 308

Zola tertawa sinis. Tanpa menunggu Tedy menjawab, dia pun lanjut berkata, “Bagaimana mungkin kamu bisa menyesal? Tentu saja kamu nggak akan menyesal. Bagaimanapun juga, kamu hanya ingin balas dendam padanya karena sudah meninggalkan kamu, kan? Tapi apa kamu tahu? Dia pergi karena kamu sudah punya tunangan, tapi kamu masih saja ganggu dia. Kalau dipikir-pikir, Jeni sama sekali nggak bersalah. Salah kamu yang terlalu serakah. Karena kamu nggak bisa berikan kebahagiaan, kenapa kamu nggak mau lepaskan dia? Hanya demi harga dirimu sebagai seorang pria, kamu lukai dia sampai seperti itu. Kamu rasa dia akan maafkan kamu?”Setelah Zola selesai bicara, ekspresi Tedy menjadi semakin muram. Dia tertawa, lalu berkata, “Zola, kamu benar-benar bermulut tajam, bisa menusuk hati orang dengan kata-kata yang kamu ucapkan. Sudah cukup sindir aku? Kalau sudah, bisa nggak kamu kasih aku kesempatan untuk temukan dia lebih cepat?”“Aku hanya ngomong sebentar, kamu sudah nggak sanggup dengar lagi?” Zola memas
Baca selengkapnya

Bab 309

Tedy tak kuasa menyelesaikan kalimatnya. Suaranya semakin pelan hingga tidak terdengar apa-apa lagi. wajahnya dipenuhi amarah.Boris mengambil kembali ponselnya dan berkata kepada Jesse dengan tenang, “Temukan orang itu secepat mungkin. Kalau sudah ketemu, langsung hubungi aku.”“Baik, Pak Boris.”Panggilan telepon berakhir. Ruang tamu kembali menjadi sunyi. Zola tiba-tiba berteriak, “Tedy, kalau sampai terjadi sesuatu pada Jeni, aku dan keluarganya nggak akan ampuni kamu.”Seiring kata-kata kejam terlontar dari mulut Zola, atmosfer di ruang tamu menjadi semakin berat. Boris melirik Tedy sekilas. Dia pun mengerutkan kening dan berbisik pada Zola, “Jeni akan baik-baik saja. Aku sudah atur orang cari dia. Kamu harus tenang, oke?”“Tenang? Gimana aku bisa tenang? Dia bukan temanmu, nggak ada hubungan apa pun denganmu. Tentu saja kamu nggak merasakan apa pun.”Zola berdiri dan meninggalkan sofa. Dia tidak ingin tinggal di sini lebih lama lagi. Melihat Tedy dan Boris hanya membuatnya semaki
Baca selengkapnya

Bab 310

Tedy yang sedang duduk di sofa juga melihat adegan tersebut. Dia spontan mengerutkan alisnya. Raut wajahnya menjadi lebih serius.Dibandingkan dengan reaksi Tedy, Boris justru tampak tidak peduli. Dia tetap mencengkeram tangan Zola, tak berniat melepaskannya. Pupil matanya sedikit menyusut. Sesaat kemudian, dia berkata dengan tenang, “Aku nggak berpikir seperti itu. Siapa pun nggak berharap seseorang mengalami hal seperti ini. Tapi karena semua telah terjadi, bukankah yang harus kita lakukan adalah meminimalisir luka yang akan dialami Jeni? Aku nggak peduli bagaimana sikapmu terhadapku sekarang. Tapi kamu yakin mau alihkan perhatian yang seharusnya bisa aku gunakan untuk cari Jeni ke kamu?”Zola menyipitkan mata dan tidak berkata apa-apa. Panas di telapak tangannya masih jelas terasa. Tamparannya yang terlalu keras meninggalkan rasa panas itu. Dia menundukkan kepala, entah apa yang dia pikirkan. Perasaan khawatir dan frustrasi tersembunyi di wajahnya yang tertunduk.Boris menatapnya d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2930313233
...
56
DMCA.com Protection Status