Semua Bab Jeratan Mantan Suami: Bab 291 - Bab 300

554 Bab

Bab 291

“Jadi, sekarang kamu ingin aku bagaimana? Nggak jadi cerai denganmu? Atau kamu mau aku pertahankan pernikahan ini untuk tutupi hubunganmu dengan Tyara? Atau mungkin kamu ingin aku kasih kamu anak, lalu kamu akan jadikan dia anakmu dan Tyara?” tukas Zola.Emosi Zola juga sedikit di luar kendali. Dia menatap lurus ke arah Boris, ada sikap impulsif yang tidak terkendali terpancar di matanya.Namun, Boris tiba-tiba tertawa. Bibir tipisnya melengkung, lalu dia berkata dengan sinis, “Zola, kamu berani sekali provokasi aku, ya?”Jika bukan karena tatapan Boris yang dingin, tidak ada yang tahu kalau amarahnya sudah mencapai titik puncak saat ini. Seluruh tubuhnya juga memancarkan aura dingin.Zola menyipitkan mata dan berkata dengan tenang, “Aku hanya katakan yang sebenarnya.”“Huh! Sudah selesai bicaranya?”Zola terdiam, hanya menatap Boris. Pada detik berikutnya, pria itu berkata lagi, “Kalau kamu sudah selesai bicara, cepat menghilang dari pandanganku, oke?”Suara Boris yang berat dan ser
Baca selengkapnya

Bab 292

“Bicara soal apa? Katakan saja,” ujar pria itu.“Jeni ada di tempatmu?” Zola tidak berbasa-basi lagi. Sekarang dia telah menelepon pria itu, maka dia harus cari tahu sampai jelas.Tedy tertawa pelan. “Aku nggak mengerti apa yang kamu bicarakan.”“Nggak masalah kamu benar-benar nggak mengerti atau hanya pura-pura nggak mengerti.” Zola mengerutkan kening dan menarik napas dalam-dalam. “Kalau kamu terus halangi dia hubungi orang lain, aku rasa orang lain akan segera tahu hal ini. Kalau kamu hanya ingin balas dendam padanya, maka kamu sudah capai tujuanmu. Tapi kalau kamu lakukan hal ini karena kamu mencintainya, maka kamu akan berhasil menghancurkannya.”Setelah Zola selesai bicara, Tedy diam seribu bahasa. Namun, reaksinya sudah cukup untuk memastikan kalau dia yang membawa pergi Jeni. hanya dengan cara inilah Zola baru bisa merasa sedikit lega.Tanpa menunggu jawaban Tedy, Zola berkata lagi dengan tenang, “Nggak peduli apa yang terjadi di antara kalian, aku harap kamu bisa bicara baik-b
Baca selengkapnya

Bab 293

Jeni dikurung di kamar tidur ini. Dia dibawa pergi dari bandara dalam kondisi tidak sadar. Setelah sadar, dia sudah berada di kamar ini. Sejak itu, dia tidak pernah keluar dari kamar ini. Ada orang yang mengantarkan makanan untuknya tiga kali sehari. Jeni tidak bisa keluar, dia juga terlalu malas untuk mencari cara.Satu-satunya hal yang tidak bisa Jeni terima adalah Tedy yang “memperlakukan” dirinya seperti orang gila. Seperti sekarang, kata-kata Jeni berhasil membuat Tedy tertawa.“Kamu nggak tahu pria seperti apa aku ini? Karena sudah buat kamu jijik, kamu nggak akan keberatan jijik beberapa kali lagi, kan?”Usai berkata, pria itu tidak berhenti lagi. Jeni yang awalnya masih bicara sampai dia bahkan tidak bisa mengeluarkan suara lagi. Entah berapa lama waktu berlalu, Tedy baru menggendongnya ke kamar mandi. Selesai mandi, dia menggendong Jeni kembali ke tempat tidur. Setelah itu, dia langsung memeluk Jeni dari belakang dan siap-siap tidur.Tepat ketika Tedy hendak memejamkan mata, J
Baca selengkapnya

Bab 294

Jesse melihat jam tangannya sebentar, lalu berkata kepada Zola, “Kalau sekarang sepertinya Pak Boris nggak bisa. Pak Boris sedang ada klien penting.”“Nggak apa-apa, aku bisa tunggu di sini.”“Baik.”Zola mengikuti Jesse keluar dari ruang rapat. Zola menawarkan diri untuk menunggu di ruang tunggu kantor sekretaris. Keduanya pun berjalan ke kantor sekretaris. Saat ini, pintu kantor CEO terbuka. Seorang perempuan bertubuh tinggi dan seksi keluar dari dalam ruangan itu dan diikuti oleh Boris. Keduanya sama-sama tersenyum, tampaknya obrolan mereka sangat menyenangkan.Perempuan itu menatap Boris dengan penuh kekaguman di matanya dan berkata, “Kalau begitu sudah sepakat, ya. Malam ini kamu harus temani aku minum, berdua saja, oke?”Saat bicara, perempuan itu tanpa sadar mengangkat tangannya dan memegang lengan Boris. Boris pun tidak menepis tangan itu. Dia hanya menyipitkan mata dan tersenyum tipis. “Aku suruh orang antar kamu kembali ke hotel. Kalau soal minum kapan saja bisa, oke?”Peremp
Baca selengkapnya

Bab 295

Boris mendengus pelan dan berkata, “Kalau aku bilang nggak sempat, jadi kamu nggak akan bicara?”Zola tidak tahu kenapa Boris terlihat marah lagi. Padahal ini percakapan pertama mereka sejak Zola tiba di Morrison Group. Jadi, Boris tidak ingin mendengarnya bicara? Zola terdiam sesaat. Boris meliriknya dengan acuh tak acuh, lalu berjalan kembali ke ruangannya. Zola segera mengikutinya.Setelah keduanya sampai di kantor Boris, Zola baru berkata dengan suara pelan, “Kamu benar-benar sudah putuskan untuk keluarkan Stonerise dari proyek ini?”“Sejauh ini Stonerise belum memainkan peran apa pun dalam proyek ini. Mereka hanya ingin dapat bagian. Tapi sekarang mereka sudah dapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan. Sudah aturan wajar kalau selanjutnya proyek ini nggak ada hubungannya lagi dengan mereka.”Boris duduk di kursi kerjanya. Kemudian, dia menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya. Karena pria itu sedang merokok, Zola berdiri beberapa langkah dari meja dan tidak mendekat. Namun,
Baca selengkapnya

Bab 296

“Kenapa? Kamu nggak bisa? Kalau nggak bisa, kamu telepon dan ngomong sendiri sama Kakek.” Usai berkata, Boris berdiri dari kursinya. Dia mengambil kunci mobil dan melirik ke arah Zola yang masih berdiri diam. “Kalau kamu masih ingat kebaikan Kakek padamu, sekarang ikut aku pergi ke rumah sakit.”Zola hanya tercengang sejenak. Setelah itu, dia mengikuti Boris. Bukannya Zola tidak bisa, dia hanya merasa kaget. Bagaimana Hartono bisa tahu kalau sekarang dia sedang bersama Boris? Zola menggelengkan kepalanya. Tentu saja, dia tidak akan bertanya pada Boris.Setelah tiba di tempat parkir, Zola segera berkata pada Boris, “Aku bawa mobil sendiri ke rumah sakit. Nanti aku harus kembali ke perusahaan, jadi lebih gampang.”Raut wajah Boris menjadi dingin. Dia langsung berhenti dan menatap Zola. “Kalau begitu, untuk apa kamu ke rumah sakit? Kalau aku jadi kamu, aku langsung tolak saja. Aku nggak akan pura-pura jadi cucu menantu yang berbakti.”Zola menatap pria di depannya dengan ekspresi tidak pe
Baca selengkapnya

Bab 297

Ada lapisan emosi yang tak terlukiskan menyelimuti hati Zola. Rasa terharu, juga senang. Bahkan keluarga Leonarto tidak bisa melakukan hal seperti ini. Meskipun sang nenek dan Lydia tidak memiliki hubungan darah, mereka menjadi satu keluarga selama bertahun-tahun. Ditambah lagi, sang nenek membantu Lydia merawat Zola selama bertahun-tahun.Setiap kali memikirkan hal itu, Zola merasa sangat sedih. Dia juga akan merasa kesal karena Lydia terlalu kejam. Akan tetapi, dia tidak berani memberitahu neneknya. Mungkin neneknya sudah tahu, hanya tidak mau membicarakannya saja.Zola menundukkan kepala. Matanya berkaca-kaca dan sedikit memerah. “Terima kasih, Ma. Tapi sekarang Nenek lagi sakit. Aku juga nggak tahu dengan kondisinya bisa bawa dia keluar atau nggak. Bagaimana kalau aku coba tanya pendapatnya dulu? Atau tunggu Nenek habis melakukan pemeriksaan kesehatan, aku baru ngomong sama Nenek.”“Zola, kenapa kamu masih saja sungkan sama Mama? Kita satu keluarga, Sayang. Mulai sekarang kamu ngga
Baca selengkapnya

Bab 298

Rosita segera memahami maksud Boris. Dia tertawa pelan dan berkata, “Tentu saja mau. Kamu belikan buat Mama?”Boris tersenyum, “Tergantung.”Rosita langsung berhenti bicara. Dia hanya melirik putranya sekilas, lalu berbalik dan memegang lengan Zola. Kemudian, dia berkata dengan nada mengadu, “Zola, lihat dia. Dia bahkan nggak mau bantu aku puaskan hobi kecilku. Kamu istrinya, kamu harus bantu aku.”Zola tercengang, apalagi kata istri yang keluar dari mulut ibu mertuanya itu langsung membuat pipinya memerah.Zola mengatupkan bibirnya dan berkata, “Bagaimana mungkin? Boris hanya bercanda dengan Mama.”“Benar-benar hanya bercanda?”“Iya.”“Kalau begitu kamu tanyakan padanya dia akan belikan untukku, nggak. Dia akan dengar apa yang kamu katakan. Sebagai mamanya, aku nggak bisa atur-atur dia lagi. Sekarang dia suamimu, kamu yang atur dia.”Rosita bertingkah seperti seorang anak kecil. Selesai berkata, dia bahkan mendorong Zola ke depan Boris. Sebenarnya, baik Zola maupun Boris tahu apa yang
Baca selengkapnya

Bab 299

“Tentu saja nggak akan marah. Ayo cepat masuk.” Nenek menatapnya sambil tersenyum lembut dan ramah. Kemudian, dia berkata pada Zola, “Zola, pergi ambil air untuk Boris.”“Oke.” Zola langsung pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Saat keluar dari dapur, dia pun melihat neneknya dan Boris sedang mengobrol dengan gembira. Entah apa yang mereka obrolkan.Zola hanya mendengar Boris berkata, “Kalau begitu, dua hari lagi aku akan datang jemput Nenek. Ini nomor telepon aku. Aku sudah simpan di ponsel Nenek. Kalau ada apa-apa telepon aku saja. Aku akan segera datang.”“Hmm, aku sudah ingat. Maaf, sudah repotkan kamu.” Nenek tersenyum tipis sambil menatap Boris dengan tatapan yang tampak puas.Sikap Boris terhadap nenek Zola juga begitu baik. Tidak ada tanda-tanda kesal. Dia bahkan sangat serius dan berhati-hati dalam setiap tindakannya.Boris mengobrol lama dengan nenek Zola. Mereka juga makan siang bersama sang nenek. Zola sendiri yang menyiapkan makan siang. Setelah makan siang dan istira
Baca selengkapnya

Bab 300

Zola tidak menyangkal, hanya membalas tatapan pria itu. Namun, entah kenapa, hatinya sakit seperti digigit sesuatu. Boris pun tidak menunggu lebih lama lagi. Dia hanya menatap Zola dengan lekat, lalu melepaskan tangannya yang menahan pintu lift.Kali ini, pintu lift tidak terbuka lagi. Zola berdiri mematung di sana cukup lama. Dia baru sadar ketika melihat lampu indikator lantai menunjukkan lift sudah mencapai lantai pertama.Zola mengerutkan bibirnya. Wajahnya terlihat pucat. Entah sejak kapan, matanya sudah basah. Namun, dia tidak membiarkan air matanya jatuh. Zola terus berkata pada dirinya sendiri di dalam hati, “Cukupkan saja sampai di sini. Sejak awal sudah tahu nggak akan bertahan sampai akhir. Untuk apa bersikeras dan menyiksa satu sama lain?”Zola hanya merasa bersalah pada anak dalam kandungannya. Dia mengangkat tangan dan mengelus perutnya dengan lembut. “Maaf, Sayang.”Zola kembali ke apartemennya sendiri. Setelah mandi sebentar, dia mulai sibuk. Sebelumnya, dia harus menel
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2829303132
...
56
DMCA.com Protection Status