Jeni mengangguk pelan dan menjawab, “Kamu tenang saja. Aku nggak akan melakukannya lagi. Oh ya, kakakku ada hubungi kamu, nggak?”“Ada, sekali. Dia mungkin nggak curiga, kamu nggak perlu khawatir.”Keduanya tengah mengobrol. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu di luar. Kemudian, terdengar suara Jesse berkata, “Bu Zola, Pak Tedy datang. Pak Tedy ingin bertemu dengan Bu Jeni.”Zola menatap Jeni. Jeni hanya memasang wajah datar dan sorot mata dingin. “Kamu gimana? Mau bertemu dengannya, nggak?” tanya Zola.Jeni terdiam sesaat. Beberapa detik kemudian, dia baru memaksakan seulas senyum di wajahnya. “Bukan soal mau bertemu atau nggak. Sepertinya aku dan dia harus bertemu. Ada beberapa hal yang kalau nggak kami bicarakan sampai jelas, dia mungkin akan gunakan cara yang sama terhadapku lagi. Sebenarnya aku sudah pikirkan banyak hal selama dua hari ini. Aku tahu, ada beberapa hal yang nggak akan bisa diselesaikan kalau aku terus menghindarinya.”Jeni memaksakan diri untuk tidak menghadapinya. Na
Baca selengkapnya