Zola menggelengkan kepala. “Nggak, kok. Mungkin karena telat makan siang. Jadi aku belum terlalu lapar.”Mahendra terdiam sejenak. Tatapannya menjadi kosong. Sesaat kemudian, dia baru bertanya dengan tenang, “Oh ya, gimana kamu dan Boris? Hubungan kalian jadi lebih baik, nggak?”“Masih sama seperti dulu.”“Jadi, kamu masih tetap mau cerai?”Kali ini, giliran Zola yang terdiam. Dia mengangkat wajahnya dan menatap Mahendra, tapi lebih terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.Zola tidak menjawab, Mahendra pun bertanya lagi, “Zola, aku nggak ada maksud mau desak kamu. Aku hanya ingin ingatkan kamu. Kalau kamu benar-benar ingin cerai, lebih baik cepat-cepat cerai. Mengingat sifat keluarga Morrison, kalau sampai kamu hamil, rasanya kamu akan sangat sulit untuk jauhkan diri dari mereka.”Zola tanpa sadar mengerutkan kening. Sebenarnya, bukan rahasia lagi kalau dia hamil. Awalnya dia memang merasa sudah seharusnya dia memberitahu Mahendra. Namun entah mengapa, ucapan Mahendra barusan membua
Read more