Share

Bab 335

Penulis: Jus Pir
Juan seperti kerasukan iblis. Dia mengangkat ponselnya untuk mengambil foto Zola. Setelah melihat Juan yang seperti itu, Zola tahu kalau Juan tidak main-main atau mencoba menakut-nakutinya. Pria itu benar-benar akan melakukannya.

Zola terus meronta, tapi tak berdaya melawan kekuatan dua pria. Dia hanya bisa terus berteriak, “Juan, aku akan telepon. Aku telepon Boris. Aku akan bujuk Boris.”

“Huh, bukannya tadi kamu bilang kamu nggak bisa apa-apa? Aku rasa kamu sengaja permainkan aku.”

Juan tidak mau berhenti. Zola pun semakin panik. Tiba-tiba ponsel Zola berdering. Mata semua orang tertuju pada benda berbentuk segi panjang yang tergeletak di atas meja itu. Juan melihat sekilas, lalu mengambil ponsel itu. “Telepon dari Pak Boris. Tapi sayang sekali, dia nggak tahu kalau kamu ada di sini,” kata Juan.

Kemudian, Boris langsung mematikan ponsel Zola. Pakaian Zola ditarik hingga memperlihatkan bahunya. Zola menggertakkan gigi dan berteriak panik, “Juan, kamu akan bayar harga atas semua perbua
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 336

    Juan dipukuli begitu keras oleh Boris sehingga tidak bisa melawan. Sedangkan kedua anak buahnya juga sudah dilumpuhkan oleh Jesse.Juan ingin meminta ampun, tapi Boris sama sekali tidak mau mendengarkannya, apalagi memberinya kessempatan. Pada akhirnya, Juan terbaring di lantai tak bergerak seperti orang mati.Boris keluar dari vila sambil menggendong Zola dan berkata dengan dingin, “Besok pagi aku mau lihat Stonerise menghilang dari Kota Binru. Kalau dia, cari alasan yang masuk akal untuk buat dia nggak bisa bangkit lagi selamanya.”Jesse menganggukkan kepala. “Mengerti.”Adapun alasannya, besok juga akan tahu.***Boris langsung membawa Zola ke rumah sakit. Saat sadarkan diri, Zola mendapati dirinya terbaring di ranjang rumah sakit. Ini sudah kedua kalinya dia masuk rumah sakit hanya dalam beberapa hari terakhir. Mungkin karena akhir-akhir ini dia sedang sial.Zola menoleh dan melihat Boris duduk di samping. Belum sempat dia berkata apa-apa, pria itu sudah bertanya dengan suara pelan

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 337

    Pikiran Tyara sedang kacau. Semakin memikirkannya semakin kacau. Dia mengerutkan kening, lalu duduk tegak dan menjauh sedikit dari Samuel.“Apa benar semua yang kamu katakan barusan? Kamu dengar dari siapa?” tanya Tyara dengan berbagai perasaan berkecamuk di dadanya.Awalnya Samuel juga hanya berniat menguji apakah Tyara benar-benar tidak tahu. Setelah memastikan perempuan itu memang tidak tahu, dia baru menjawab dengan jujur, “Boris langsung bawa Zola ke rumah sakit. Aku suruh orang cari info dan sudah dipastikan Zola lagi hamil. Selain itu, Boris jelas bukan baru tahu soal itu.”Tyara mengatupkan bibir rapat-rapat. Wajahnya sepucat kertas. Samuel berkata lagi, “Tyara, dia nggak akan nikahi kamu lagi. Jadi, kamu tetap mau terus tunggu dia? Kamu lihat saja, sekarang dia bahkan sudah punya anak dengan Zola. Ini sudah jelas kalau di hatinya nggak ada kamu. Untuk apa kamu masih tunggu dia?”Tyara menggertakkan giginya dengan keras. Seiring dengan ucapan yang terlontar dari mulut Samuel, s

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 338

    Mata Boris menatap Zola dengan dalam, tapi mulut berkata dengan acuh tak acuh, “Zola, kamu benar-benar nggak punya hati nurani.”Usai berkata, pria itu berdiri dan berjalan ke arah pintu, meninggalkan Zola yang masih terpelongo sendirian. Zola bertanya-tanya dalam hati, kenapa Boris mengatainya tidak punya hati nurani?Zola merasa tak berdaya. Namun, setelah apa yang terjadi tadi malam, dia harus lebih berhati-hati. Setidaknya begini lebih aman. Zola juga mempertimbangkan keselamatan anaknya.Setelah Boris pergi ke perusahaan, Zola sendirian di apartemen. Namun, masih ada bekas tamparan di pipinya. Jadi, dia mencari alasan untuk tidak pergi ke unit seberang menemani neneknya. Dia tidak ingin neneknya melihat bekas tamparan di wajahnya.Zola baring di sofa sambil memainkan ponselnya. Caca tiba-tiba mengirimkan beberapa hasil screenshot padanya. Zola hanya melihat sekilas. Belum sempat mengerti apa yang terjadi, ponselnya sudah berdering. Telepon dari Caca.“Bu Zola sudah lihat? Stoneris

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 339

    Zola menggelengkan kepala. “Nggak, kok. Mungkin karena telat makan siang. Jadi aku belum terlalu lapar.”Mahendra terdiam sejenak. Tatapannya menjadi kosong. Sesaat kemudian, dia baru bertanya dengan tenang, “Oh ya, gimana kamu dan Boris? Hubungan kalian jadi lebih baik, nggak?”“Masih sama seperti dulu.”“Jadi, kamu masih tetap mau cerai?”Kali ini, giliran Zola yang terdiam. Dia mengangkat wajahnya dan menatap Mahendra, tapi lebih terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.Zola tidak menjawab, Mahendra pun bertanya lagi, “Zola, aku nggak ada maksud mau desak kamu. Aku hanya ingin ingatkan kamu. Kalau kamu benar-benar ingin cerai, lebih baik cepat-cepat cerai. Mengingat sifat keluarga Morrison, kalau sampai kamu hamil, rasanya kamu akan sangat sulit untuk jauhkan diri dari mereka.”Zola tanpa sadar mengerutkan kening. Sebenarnya, bukan rahasia lagi kalau dia hamil. Awalnya dia memang merasa sudah seharusnya dia memberitahu Mahendra. Namun entah mengapa, ucapan Mahendra barusan membua

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 340

    Zola membuka mulut hendak menjelaskan. Namun, begitu kata-kata itu sudah berada di ujung bibirnya, dia mengubah apa yang ingin dia katakan.“Aku nggak ada maksud lain. Aku hanya merasa nggak terbiasa dengan perubahanmu yang mendadak begini. Sebenarnya, kita nggak perlu menjadi orang lain hanya demi anak.”Karena kebaikan Boris akan membuat Zola salah paham kalau pria itu mulai jatuh cinta padanya. Namun di saat yang sama, Zola tahu betul kalau hal itu tidak akan pernah terjadi. Baginya, pemikiran seperti itu sangat menyedihkan.Zola mengerutkan bibirnya sambil menatap mata Boris. Keduanya hanya saling memandang dalam diam. Pada akhirnya, tak ada yang bicara.Setelah kembali ke apartemen, Zola langsung pergi mandi dan ganti baju. Saat mematut dirinya di depan kaca, dia menyibakkan rambutnya, sengaja menutupi pipinya dengan rambut. Kemudian, dia baru pergi ke unit seberang menemui neneknya.Zola sama sekali tidak menyangka, neneknya akan terlihat seperti merasa risih ketika melihatnya da

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 341

    Zola merasa tidak pantas untuk tinggal lebih lama lagi di sana. Dia berdiri sambil menunjuk ke arah pintu, sebagai isyarat kepada Mahendra kalau dia akan keluar. Mahendra menganggukkan kepala dengan pelan, lalu melihat Zola pergi sekaligus menutup pintu ruangannya.Sepanjang proses, Mahendra tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia hanya diam dan mendengarkan semua ocehan Audy yang tidak masuk akal.Setelah Audy selesai bicara, Mahendra baru bertanya, “Audy, apa yang kamu janjikan padaku sebelum datang ke Kota Binru? Kalau kamu terus seperti ini, aku akan antar kamu pulang.”Audy segera berkata, “Aku tahu aku salah, Kak. Tapi apa yang aku lakukan juga demi kamu. Aku ....”“Sudah, aku mau kerja.”Mahendra langsung menutup telepon dan melempar ponselnya ke meja kerjanya. Raut wajahnya sangat dingin, terlihat sangat kesal dan frustrasi. Setelah menata kembali emosinya, Mahendra baru mengambil dokumen di atas mejanya dan pergi ke ruangan Zola. Dokumen itu berisi tentang proyek baru yang tad

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 342

    Zola langsung berbalik ketika mendengar suara mesin mobil yang keras. Kemudian, dia melihat sebuah mobil putih yang sedang melaju ke arahnya dengan cepat. Zola secara naluriah menghindar ke samping. Saat ini sedang jam istirahat kerja, ada banyak orang di sekitarnya. Perbuatan Audy menimbulkan kegemparan besar.Karena tidak berhasil menabrak Zola, Audy memutar setir mobilnya dan melaju ke arah Zola lagi. Dia benar-benar telah kehilangan akal sehatnya. Sekarang hanya ada satu hal di dalam pikirannya, yaitu membuat Zola menghilang dari dunia ini selamanya.Tepat saat ini, mobil Boris tiba. Di dalam mobil, dia melihat banyak orang di depan sana melarikan diri dengan panik. Dia pun bergegas keluar dari mobilnya. Pada detik berikutnya, dia menemukan Zola di tengah kerumunan.Boris berjalan cepat ke arah Zola, lalu memegang tangan Zola tepat ketika Zola tidak tahu harus berbuat apa. Zola spontan berteriak ketakutan, “Argh ....”“Ini aku.” Suara pria yang familiar seketika memberikan sedikit

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 343

    Audy langsung dibawa pergi oleh polisi. Mahendra berusaha menjelaskan kepada Boris. Namun, Boris hanya menanggapi dengan acuh tak acuh, “Tindakan adikmu barusan sudah merupakan tindakan melukai yang disengaja, bahkan ditujukan ke kamu juga. Jadi, Pak Mahendra ingin aku lepaskan dia atau ingin dia benar-benar dijatuhi hukuman sesuai tindakannya barusan?”Boris tersenyum sinis. Sorot mata Boris membuat wajah Mahendra seketika menjadi pucat. Keduanya saling memandang sesaat. Pada detik berikutnya, Boris meraih tangan Zola dan membawa Zola ke mobilnya.“Temukan saksi dan bukti rekaman CCTV. Serahkan semuanya ke polisi. Biar masalah ini ditangani sesuai aturan normal,” perintah Boris kepada Jesse.Jesse menganggukkan kepala lalu pergi. Boris baru melihat ke arah perempuan yang duduk di sampingnya dan bertanya, “Kenapa kamu nggak bicara?”Zola sadar dari lamunannya dan melihat ke arah Boris. Sejak tadi dia diam saja. Sebenarnya, bukan karena dia ingin diam saja, tapi dia tidak pernah dapat k

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status