Suaranya begitu tajam tanpa sedikit pun nada untuk bernegosiasi. Bahkan Hartono sampai terbatuk-batuk. Dimas mengulurkan segelas air dan berkata, “Pa, marahnya pelan-pelan saja. Karena dia sudah kembali, Papa marah sampai puas.”Zola yang berdiri di ambang pintu ruang makan langsung tertegun. Wajahnya tampak kebingungan karena tidak tahu apakah dia harus maju atau mundur. Dia hanya bisa berdiri di sana tanpa bergerak. Dengan pelan dia berkata, “Kakek, Papa, Mama….”Lydia yang lebih dulu melihat Zola. Matanya membesar dan langsung bangkit berdiri menggandeng tangan perempuan itu.“Pa, Zola pulang,” ujarnya. Kemudian dia lanjut menjelaskan, “Zola, Kakek pikir Boris yang pulang. Kakek nggak memarahimu, kamu jangan memasukkannya ke hati.”Zola mengangguk pelan dan tersenyum sambil menjawab, “Bagaimana mungkin.”Hartono juga ikut tertegun, tetapi begitu melihat Zola dia langsung merasa iba. Lelaki tua itu melambaikan tangannya dan meminta Zola duduk di sisinya. Setelah itu dengan pelan dia
Read more