Home / Pernikahan / Jeratan Mantan Suami / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Jeratan Mantan Suami: Chapter 231 - Chapter 240

554 Chapters

Bab 231

Di saat ada kesempatan, Zola berkata dengan suara dingin, “Tyara, seharusnya orang yang paling senang ketika aku mengajukan cerai adalah kamu, ‘kan?” Kenapa? Apa kamu nggak ingin menikah dengannya? Kalau begitu, aku bisa menarik kembali keputusanku. Tapi kamu jangan menyesal.”“Kamu berani?!” seru Tyara dengan mata terbelalak.Zola hanya tersenyum sinis dan berkata, “Jangan coba-coba memprovokasiku. Kalau nggak, aku juga nggak bisa menjamin apa yang akan aku lakukan. Kamu juga sudah lihat kalau dia yang nggak mau cerai. Jadi, menurutmu seberapa besar peluangmu untuk bersaing denganku?”Wajah Tyara membeku, tetapi dia tetap berusaha tenang sambil berkata, “Apa yang bisa kamu banggakan? Boris nggak setuju cerai denganmu karena ingin kamu melahirkan anak saja. kamu pikir kamu….”“Aaaa!” Tyara berteriak di lorong lift yang sepi. Ucapannya belum selesai diselesaikan, tetapi Zola tiba-tiba meraih kerahnya dan mendorongnya ke dinding. Dengan mata yang tampak dingin dia berkata, “Coba ulangi s
Read more

Bab 232

“Bu Tyara mengatakan beberapa hal yang nggak menyenangkan dan membuat Ibu marah sehingga memukulnya.”Meski Jesse tidak melihatnya secara langsung, dia juga bisa menebaknya. Mungkin karena dia sudah setahun mengenal Zola dan tahu bahwa perempuan itu tidak akan memulai konflik dengan tanpa alasan.“Apa dia terluka atau lumpuh?” tanya Boris dengan dingin.“Nggak, Ibu hanya memberikan peringatan pada Bu Tyara.”Ekspresi Boris semakin dingin dan berkata, “Mulai hari ini, kamu nggak perlu lagi melaporkan semua tentang Zola pada saya.”Kali ini Jesse dibuat tercengang. Namun, dia tetap mengangguk dan menjawab, “Baik, Pak.”Apakah benar-benar tidak perlu melaporkan apa pun lagi? Jesse merasa ragu tetapi pada akhirnya dia tidak berani bertanya dan langsung keluar dari ruangan.Karena keputusan Boris, kini perusahaan Zola dalam keadaan krisis. Karena proyek ini menarik perhatian banyak pihak. Kabar tentang Boris mengakhiri kerja sama karena Zola membuat situasi semakin tegang.Pemilik Stonerise
Read more

Bab 233

Suaranya begitu tajam tanpa sedikit pun nada untuk bernegosiasi. Bahkan Hartono sampai terbatuk-batuk. Dimas mengulurkan segelas air dan berkata, “Pa, marahnya pelan-pelan saja. Karena dia sudah kembali, Papa marah sampai puas.”Zola yang berdiri di ambang pintu ruang makan langsung tertegun. Wajahnya tampak kebingungan karena tidak tahu apakah dia harus maju atau mundur. Dia hanya bisa berdiri di sana tanpa bergerak. Dengan pelan dia berkata, “Kakek, Papa, Mama….”Lydia yang lebih dulu melihat Zola. Matanya membesar dan langsung bangkit berdiri menggandeng tangan perempuan itu.“Pa, Zola pulang,” ujarnya. Kemudian dia lanjut menjelaskan, “Zola, Kakek pikir Boris yang pulang. Kakek nggak memarahimu, kamu jangan memasukkannya ke hati.”Zola mengangguk pelan dan tersenyum sambil menjawab, “Bagaimana mungkin.”Hartono juga ikut tertegun, tetapi begitu melihat Zola dia langsung merasa iba. Lelaki tua itu melambaikan tangannya dan meminta Zola duduk di sisinya. Setelah itu dengan pelan dia
Read more

Bab 234

Waktu sudah pukul sebelas malam lewat. Wajahnya yang tampan memancarkan aura dingin dan membuat Zola bisa merasakannya dengan jelas. Kedua pasang bola mata itu saling berpandangan.Boris menyipitkan matanya dan bertanya, “Kenapa? Sekarang aku bahkan nggak diizinkan masuk?”Zola juga menjawab dengan nada yang sama, “Waktu sudah larut, kamu istirahat lebih awal saja.”“Jadi benar-benar nggak berencana membiarkanku masuk? Zola, jangan lupa kalau sekarang kita masih suami istri.”“Boris, pagi tadi kamu bilang nggak mau berurusan terlalu banyak denganku dan nggak mau melihatku. Sekarang kamu mau menarik ucapanmu sendiri?”“Zola, aku tanya sekali lagi. Kamu nggak mau membiarkanku masuk?”Boris berdiri tegak di depan pintu. Suaranya terdengar dingin dan penuh kemarahan, Zola menatapnya dan berkata, “Kalau aku nggak membiarkanmu masuk, apakah kamu akan membuat perusahaanku menghilang dari Kota Binru besok pagi?”“Bagaimana mungkin? Masih ada Kakek dan orang tuaku yang membelamu. Jadi apa yang
Read more

Bab 235

“Sebenarnya Boris nggak mencintai Zola. Pernikahan mereka hanya paksaan dari keluarga masing-masing. Sekarang di hadapan cinta sejatinya, dia sudah nggak peduli pada yang lainnya lagi.”“Kenapa nggak ada tanggapan? Apakah mereka mengakui perceraiannya?”“Pasti iya. Morrison Group nggak mengeluarkan pernyataan apa pun.”Berbagai komentar terus bermunculan. Baik Boris atau pun Morrison Group serta keluarga Morrison tidak memberikan respons apa pun. Zola menutup halaman tersebut dan dalam hatinya terus bertanya dengan maksud dari sikap Boris yang diam ini.Namun, sebelum dia mengerti maksud Boris, keluarga Leonarto sudah meledak. Belakangan ini mereka baru saja menikmati puncak popularitasnya. Namun tiba-tiba jatuh ke dalam krisis setelah berita perceraian tersebut tersebar. Perusahaan yang sebelumnya mendukung Leonarto Group kini berbalik mengecam dan membatalkan kerja sama.Orang tua Zola langsung menghubunginya dan meminta dia segera pulang ke rumah. Sebenarnya Zola tidak ingin pulang.
Read more

Bab 236

Tatapan mereka saling bertemu. Sorot lelaki itu tidak ada emosi sama sekali. Setelah itu, dia menoleh ke arah Dimas dan bertanya, “Ini sedang apa?”Dimas segera maju dan mempersilakannya duduk. Setelah itu dia menuangkan teh dan bersikap ramah.“Boris, memanggilmu di jam seperti ini seharusnya nggak mengganggumu, ‘kan?” tanya Dimas sambil tersenyum.Lelaki itu hanya berdeham dan Dimas mengangguk mendengar itu. Dia melanjutkan ucapannya, “Baguslah. Memanggilmu ke sini sebenarnya agar Zola minta maaf denganmu. Kejadian kali ini, kamu nggak pernah kasih jawaban. Papa rasa, sepertinya Zola berbuat salah dan membuatmu marah.”Boris tidak berbicara dan hanya menatap Zola. Pemandangan tersebut tentu saja membuat ayah dan ibu Zola merasa perempuan itu yang bersalah. Lydia berjalan ke sisi Zola dan berkata,“Zola, cepat minta maaf dengan Boris. kamu dan Boris itu suami istri. Kamu bersikap baik dan minta maaf, Boris nggak akan perhitungan denganmu.”Zola menatap orang tuanya dengan ekspresi dat
Read more

Bab 237

Lydia ikut berkata, “Zola, Papa dan Mama yang salah paham denganmu. Jangan dipikirkan, kami hanya terlalu khawatir denganmu makanya seperti ini.”Karena khawatir, mereka menyalahkan semuanya di diri Zola. Karena khawatir juga sehingga dia memaksa Zola meminta maaf dengan Boris. semua ini karena mereka terlalu khawatir.Apa pun yang dia lakukan dan katakan, pada akhirnya semua tanggung jawab diserahkan padanya dan menjadi kesalahannya. Zola hanya ingin tertawa saja, tetapi dia sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.Dia hanya tertawa dingin dalam hati dan berkata dengan datar, “Karena ini bukan urusanku, apakah aku bisa pergi sekarang?”Kedua orang tuanya menatap Boris secara bersamaan, tetapi lelaki itu tidak memberikan respons apa pun. Zola hanya bungkam dan berbalik pergi.Boris memicingkan matanya dan ikut bangkit. Jerico mencoba menahannya dan ingin membicarakan urusan perusahaan, tetapi lelaki itu tidak memberikannya kesempatan dan langsung berjalan keluar.Ketika Boris keluar,
Read more

Bab 238

Sesungguhnya dia ingin mendengar Boris membantahnya. Meski terdengar berlebihan, bukankah semua orang akan menjadi egois jika menyangkut cinta?Zola menatapnya datar dan tidak menjawab pertanyaan itu. Perempuan itu justru balik bertanya, “Apa yang diperlukan agar proyek yang dihentikan bisa berjalan? Jangan melibatkan Stonerise yang nggak bersalah dalam masalah kita, oke?”Boris terlihat tenang seperti air sungai yang dingin dan menusuk tulang. Nada bicaranya juga terdengar datar tetapi sorot matanya tersirat kilatan dingin dan tajam.“Selama kita nggak cerai, kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau.”“Apa pun?”“Tentu saja, karena kamu adalah Nyonya Morrison.” Zola tertawa.Dia berkata, “Boris, kamu masih nggak mengenalku. Aku nggak suka urusan pribadi dan pekerjaan dijadikan satu dan hanya bisa mengancamku dengan cara seperti ini. Meski aku merasa sayang dengan hubungan pernikahan ini, aku juga akan tetap cerai karena ancamanmu.”Boris menyipitkan matanya dan berkata dengan nada pe
Read more

Bab 239

“Secantik apa?” tanya Zola sambil tersenyum. Dia menatap Caca yang terlihat ingin tahu sambil tersenyum.Caca juga berpikir dengan serius dan berkata, “Nggak kelihatan muka dan pakai masker serta topi. Tapi aku melihat matanya. Seharusnya dia lumayan cantik. Tapi aku merasa suaranya sedikit familier. Sepertinya pernah dengar di suatu tempat. Apakah dia mungkin penanggung jawab dari salah satu perusahaan yang bekerja sama dengan kita?”“Kamu ingin tahu?”“Bu Zola tahu rahasianya? Boleh beri tahu aku? Aku janji nggak akan bilang sama orang lain. Aku pasti akan jaga rahasia,” ujar Caca sambil melebarkan mata antusias.“Kalau kamu begitu penasaran, kamu tanya saja langsung pada Pak Mahendra ketika dia kembali.”“Sepertinya itu nggak baik,” ujar Caca.Zola tersenyum tak berdaya dan berkata, “Cukup, cepat pergi kerja. Kalau masih gosip saya akan memotong gajimu.”Mendengar ancaman itu membuat Caca langsung merapatkan bibirnya dan kembali bekerja. Zola menahan senyum ketika melihat punggung p
Read more

Bab 240

Mahendra tersenyum tipis dan bertanya, “Benaran ingin tahu? Apakah kamu berharap aku segera mendapatkan kekasih?”“Tentu saja nggak,” jawab Zola karena khawatir lelaki itu salah paham. Dia bergegas menjelaskan, “Hanya perhatian denganmu. Kalau kamu merasa sekarang nggak berkenan, maka jangan membahasnya.”Zola tidak bertanya lagi karena bagaimana pun setiap orang membutuhkan privasi yang tidak ingin dibahas. Dia yang sudah melanggar batas. Mendadak suasana di sekitar mereka menjadi tenang.Mahendra terus menatap Zola dan berkata, “Zola, aku bukan nggak mau memberitahumu. Kamu seharusnya pernah bertemu dengannya tapi nggak familier. Tapi aku dan dia juga nggak ada kemungkinan, makanya aku merasa nggak perlu cerita.”“Oke, aku tahu.”Zola mengangguk dan mereka saling tersenyum. Mahendra bergegas mengalihkan pembicaraan dan berkata,“Stonerise sudah menghubungiku beberapa kali di pagi ini. Mereka terus menanyakan kapan proyek akan dilanjutkan. Zola, apa pendapatmu terkait perkembangan sek
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
56
DMCA.com Protection Status